Share

Bab 162 Nasehat sang ibu

Penulis: Piemar
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-20 10:24:44

Malam itu, kamar Dipta sunyi seperti biasa. Hanya lampu meja belajar yang menyala redup, menemani setumpuk berkas pasien yang sebenarnya belum ia sentuh sejak tadi. Ia sedang berada di rumah ke dua orang tuanya.

Pikirannya malah kembali ke percakapan singkatnya dengan Zayn waktu itu, saat menjemput Naura pulang.

“Dari kecil, Nana tuh sering ngomong… katanya kalau besar pengen nikah sama Didi.”

Zayn terkekeh waktu itu, seakan mengingat lelucon masa kecil.

Dipta terdiam, tak tahu harus membalas apa.

Kini, memori itu kembali terputar. Tanpa sadar, bibirnya melengkung membentuk senyum kecil.

“Naura kecil…” gumamnya pelan, suaranya nyaris hilang ditelan sunyi. “Jadi selama ini… dia memang—” Ia terhenti, lalu terkekeh lirih.

Kepingan demi kepingan momen indah bersamanya sewaktu kecil berkelebat. Ia masih ingat wajah anak itu yang ceria dan selalu mengekorinya. Tubuhnya gemuk tak beda jauh dengannya sewaktu itu. Rambutnya dikepang dua dan terlihat menggemaskan.

Mereka berpisah sejak Dipta p
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Eti Mulyati
Hayoooo.... Gass.... Didi.... majuu
goodnovel comment avatar
shanty shansay
gooo dipta ayo maju ayo maju maju,semagat authot
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Paman Miliardernya   Bab 163 Dua hati yang mulai menerima

    Sore itu, bertepatan hari minggu, langit mulai merona jingga. Dipta menurunkan masker dari wajahnya begitu memasuki pekarangan rumah keluarga Naura.Rumah sederhana bercat putih itu terasa hangat, berbeda jauh dari dinginnya bangsal rumah sakit tempat mereka biasa bertemu.Di taman samping rumah, di bawah rindangnya pohon mangga, Dipta melihat sosok yang familiar. Naura duduk di bangku kayu, jilbabnya sedikit miring karena tertiup angin. Di pangkuannya terbuka sebuah buku tebal, namun kepalanya terkulai. Nafasnya teratur ketiduran.Dipta berdiri terpaku. Ada sesuatu yang menohok dadanya. Begitu polos, begitu rapuh… tapi juga begitu damai.Namun alih-alih tersenyum lembut, ekspresinya tetap datar.Perlahan ia mela

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Paman Miliardernya   Bab 162 Nasehat sang ibu

    Malam itu, kamar Dipta sunyi seperti biasa. Hanya lampu meja belajar yang menyala redup, menemani setumpuk berkas pasien yang sebenarnya belum ia sentuh sejak tadi. Ia sedang berada di rumah ke dua orang tuanya.Pikirannya malah kembali ke percakapan singkatnya dengan Zayn waktu itu, saat menjemput Naura pulang.“Dari kecil, Nana tuh sering ngomong… katanya kalau besar pengen nikah sama Didi.” Zayn terkekeh waktu itu, seakan mengingat lelucon masa kecil.Dipta terdiam, tak tahu harus membalas apa.Kini, memori itu kembali terputar. Tanpa sadar, bibirnya melengkung membentuk senyum kecil.“Naura kecil…” gumamnya pelan, suaranya nyaris hilang ditelan sunyi. “Jadi selama ini… dia memang—” Ia terhenti, lalu terkekeh lirih.Kepingan demi kepingan momen indah bersamanya sewaktu kecil berkelebat. Ia masih ingat wajah anak itu yang ceria dan selalu mengekorinya. Tubuhnya gemuk tak beda jauh dengannya sewaktu itu. Rambutnya dikepang dua dan terlihat menggemaskan.Mereka berpisah sejak Dipta p

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Paman Miliardernya   Bab 161 Salah memilih lawan

    Dipta sempat kaget dan entahlah kenapa bisa kesal melihat ada cowok yang gendong Naura. Ternyata pria itu adalah kakak ke dua Naura. Kini giliran dr Dipta yang menanggung malu sampai ke ubun-ubun.Namun seperti biasa, dengan begitu mudah, ia bisa menormalkan perasaannya. Seolah tidak terjadi apa-apa barusan.Naura pun berbisik pada Zayn untuk menurunkannya. Pria berkulit eksotis mirip pemeran Jacob di Twilight itu mengikuti perintah adiknya. Dengan hati-hati ia membantu adiknya turun. Ia juga merapikan jaket yang dikenakan oleh adiknya.Sebuah pemandangan yang membuat para adik perempuan menjerit melihatnya. Dari ke tiga abangnya, Zayn adalah kakak yang begitu memanjakannya. Sebaliknya, ke dua kakaknya yang lain lebih senang menjahilinya.“Muhammad Zayn Hidayat,&rd

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Paman Miliardernya   Bab 160 Ada yang cemburu

    Dr Tantri menghampiri para dokter yang sedang menggosipkan Naura. Menampakkan wajah penuh khawatir yang dibuat-buat.“Gimana kondisinya?” tanyanya dengan suara tinggi, seakan paling peduli.Vina yang benar-benar cemas langsung menegurnya. “Kamu jangan sok pura-pura peduli, deh. Semua orang lihat kok kamu semalam yang marah-marah di halaman. Jangan kira bisa cuci tangan begitu aja, Dok.”Gadis itu memang pemberani, ia tak segan menegus siapapun. Beruntungnya ia tidak berada di bawah bimbingan dokter muda itu.Beberapa orang menoleh kaget. Suasana makin tegang.Tantri menggertakkan giginya. “Hei, jangan sembarangan nuduh. Aku nggak pernah dorong dia. Kalau jatuh ya salah dia sendiri, nggak hati-hati.”Suara pintu ruang observasi terbuka. Dipta keluar dengan wajah dingin. Tatapannya menyapu semua orang di lorong, terutama berhenti di wajah Tantri.“Cukup,” suaranya rendah tapi tegas. “Kalau ada yang coba menjatuhkan anak bimbinganku, berarti berhadapan langsung dengan saya.”Lorong langs

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Paman Miliardernya   Bab 159 I love you

    Setelah satu jam penuh keringat dingin dan tatapan horor dari para dosen penguji, Andini akhirnya keluar ruangan. Nafasnya masih ngos-ngosan, rambutnya agak berantakan, dan tangannya gemetaran memegang kertas nilai.Di depan pintu, Dewa sudah berdiri dengan gaya super dramatis, mengenakan kacamata hitam, pegang buket bunga mawar putih ukuran jumbo dengan kartu lumayan besar bertuliskan “GO GO ANDINI, MY QUEEN!”.“Andiniii!” teriaknya heboh sampai semua orang di lorong menoleh. “Aku bangga banget sama kamu!”Andini membeku di tempat. “Mas…” bisiknya pelan, “ini kampus, bukan stadion bola.”Tapi Dewa tak peduli. Ia hanya spontan saja euforia melihat istrinya bisa melewati sidang skripsi. Dia langsung berlari kecil mendekat, menyerahkan buket bunga itu dengan senyum lebarnya.“Mas, kenapa bunganya besar banget ih? Ini mah karangan bunga buat orang meninggoy atau grand opening toko ih,” cicit Andini sambil menahan tawa.“Gak apa-apa, Sayang. Ini menandakan kalau cinta Mas-mu itu sangat b

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Paman Miliardernya   Bab 158 Jangan pura-pura, Naura!

    Pagi harinya, sinar matahari menembus tirai tipis ruang rawat. Naura membuka mata perlahan. Kepalanya masih terasa berat, tapi kesadarannya mulai pulih. Ia merasakan hangatnya selimut rumah sakit yang menutupi tubuhnya rapat.Begitu matanya terbuka penuh, Naura langsung tersentak. Di sekelilingnya ada tiga orang sekaligus ibunya, dr. Salwa dan… Dipta sendiri, yang duduk santai di kursi dengan wajah lelah tapi tetap sigap.Naura refleks meraba jilbabnya untung masih terpasang rapi, hanya sedikit miring karena semalaman tidur. Sontak, ia juga mengusap wajahnya khawatir ada air liur. Wajahnya memanas sampai ubun-ubun.“Ibu? Mami?” suaranya parau.dr Neng Mas langsung menunduk, tersenyum penuh lega. Diusapnya kepala putrinya dengan lembut. “Alhamdulillah, kamu sadar juga, Nak. Mami semalam khawatir sekali.”Naura menelan saliva, buru-buru menghindari tatapan Dipta. Tapi justru dr. Salwa yang mendekat, menggenggam tangannya dengan hangat. “Naura, kamu bikin semua orang cemas. Untung ada Di

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status