Share

Bab 4

Author: Piemar
last update Last Updated: 2025-04-19 10:21:02

“Aku sudah bilang, Om Dewa. Aku nggak tertarik dengan sandiwara. Aku bukan figuran sinetron. Hidupku sudah cukup kayak FTV pagi,” ujar Andini dengan nada tegas. 

Ia menolak permintàan Dewa yang memintanya menjadi kekasih bayarannya.

Matanya menatap Dewa seolah pria itu adalah sepiring nasi goreng tanpa kerupuk—mengecewakan.

“Satu miliar, sebagai bonus menjadi kekasihku di depan keluargaku. Bagaimana?” imbuh Dewa bernada serius. Ia pikir gadis miskin seperti Andini pasti akan langsung menyetujuinya. Dari penampilannya, Dewa bisa langsung menyimpulkan jika Andini bukan berasal dari kalangan sosialita. “Kalau bersedia, saya kasih DP seratus juta sekarang,”

Andini menganga mendengar permintàan Dewa. Bagaimana bisa pria itu dengan begitu mudah mengeluarkan uang miliaran hanya untuk hal semacam itu.

Andini diam. Tentu saja, ia manusia normal. Dengan uang sebanyak itu ia bisa melanjutkan kuliah ke jenjang lebih tinggi. Atau, ia bisa mengambil Fakultas kedokteran. 

“5 miliar, bagaimana?” seru Dewa memberikan penawaran yang lebih fantastis. Gadis bodoh mana yang menolak uang sebanyak itu hanya untuk bersandiwara menjadi kekasihnya?

“No! Gak usah Om! Aku gak makan gaji buta. Serius, aku gak mau aja,” jawab Andini tanpa pikir panjang.

‘Andini memang gadis bodoh!’ batin Dewa dengan kesal. 

Sial, ia tak bisa mencari gadis lain selain Andini!

Meskipun kecewa namun Dewa tidak terlalu menunjukan ekspresinya. Ia pandai mengendalikan emosi di wajahnya. Ia duduk santai di atas sofa, hanya menaikkan satu alis. Ia memutar rokok di jari-jarinya, meskipun tak kunjung dinyalakan. 

“Tidakkah kamu sadar? Kamu telah membuat dosa besar di keluarga Hadinata. Mereka nggak akan diam. Percaya padaku, perhitungan mereka sangat rumit, dan biasanya dibayar kontan.”

Andini mengangkat dagunya penuh gaya. “Kalau dosa besar, kasih saya kalkulator, Om. Saya hitung cicilan ke neraka mulai sekarang.”

Sungguh, dalam hati Andini merasa tegang mendengar perkataan Dewa. Keluarga Hadinata terkenal sebagai keluarga yang tegas dan kejam kecuali Bima.

Bima yang dulu ternyata manipulatif. Ia selalu tampil sebagai pria cemerlang dengan segala ketampanan dan keramahtamahannya. Ternyata, jauh panggang dari api, Bima sama seperti anggota keluarga yang lainnya. 

Dewa nyaris menjitak kepalanya sendiri. “Gadis aneh!”

“Aku serius, Andini,” desisnya, setengah frustasi.

“Dan aku serius mau pulang,” balas Andini dengan mantap.

Dengan gerakan cepat seperti orang yang kebelet, ia meraih tasnya dan membetulkan kacamata yang melorot di hidung mancritnya, lalu berbalik hendak pergi.

Dewa menyentuh lengannya. “Andini, ini bukan permainan.”

Andini menatap tangan Dewa, lalu menatap matanya. “Betul. Kalau ini permainan, saya pasti udah game over dari babak pertama.”

Dengan gaya drama Korea yang gagal total, Andini mengibaskan tangan Dewa dan melesat menuju pintu.

Adegan dramatis berubah kacau total saat ia malah nyasar ke ruang laundry. Karena kurang fokus, Andini seperti orang linglung.

“Astaghfirullah. Ini bukan pintu keluar! Mana pula tumpukan kaos kaki sebanyak ini?” gerutunya, lalu berlari keluar lagi dan tersesat ke ruang penyimpanan barang.

Dewa hanya diam, menyaksikan gadis yang dianggap ‘bodoh’ itu mondar-mandir mirip setrika.

Akhirnya, setelah sempat kebingungan, Andini menemukan pintu keluar. Ia berjalan terburu-buru menuju pintu lift. 

Senyum lebar terbit di wajahnya.

“Hah... bebas!” serunya dengan dramatis, mengangkat kedua tangannya seperti baru lolos dari penjara. Ia sudah tiba di lantai bawah apartemen. Ia akan segera pergi dari sana.

Naasnya, tanpa ia duga, sebuah mobil hitam berhenti mendadak tepat di depannya, membuat debu beterbangan. Dua pria berbaju necis keluar dari dalam mobil. Wajah mereka setegang saldo rekening saat tanggal tua.

Terlalu cepat!

“Nona Andini,” ucap pria berkacamata gelap, senyumnya sinis seperti sales yang gagal menjual barang dagangannya. “Kita ketemu lagi.”

Andini melongo. “Sial…”

Para pengawal keluarga Hadinata tidak menyerah, mengejarnya hingga ke sana?

Satu langkah... dua langkah… 

Andini mundur pelan-pelan. Ia memutar badannya dan lari sekencang-kencangnya seperti atlet maraton.

“KEJAR!” teriak pria berbaju necis yang tadi sok cool.

Andini menjerit tertahan. Sepatunya tertinggal sebelah. Ia sempat ragu mau mengambilnya, tapi melihat dua pria di belakangnya yang begitu bersemangat mengejarnya, ia terus berlari.

Andini berbelok tajam ke gang sempit di samping toko fotokopi. Sayangnya, gang itu ternyata bukan jalan keluar, melainkan lorong dipenuhi oleh barang-barang yang sudah tidak dipakai; kardus, kursi reyot dan motor rusak.

“Ya Allah, kenapa nasibku kayak karakter utama sinetron Indosiar?” gerutu Andini merutuki takdirnya. Ia panik. Matanya bergerak liar mencari ide penyelamatan. 

Pucuk dicinta, ulam pun tiba. Seperti dapat wahyu dari langit, matanya tertumbuk pada satu pintu tua yang tampak terbuka sedikit. Di luar logika waras, Andini mendorong pintu itu dan masuk begitu saja untuk sembunyi.

Setelah memastikan para pengawal sudah pergi, Andini keluar dari tempat sembunyinya. Ia mengganti sepatunya dengan sandal pinjaman. Ukurannya dua kali lebih besar. Baginya tak masalah. 

Yang terpenting, ia sekarang tengah duduk di halte bus dengan perasaan yang lebih lega.

“Alhamdulillah... masih hidup,” gumamnya sambil menyeka keringat dengan punggung tangannya. Sejenak ia termangu.

Ke manakah ia akan pulang? 

Jika ia pulang ke rumah ke dua orang tuanya, tentu saja, keluarganya dengan senang hati pasti menyerahkannya pada keluarga Hadinata. 

Apakah meminta bantuan Dewa?

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Paman Miliardernya   Bab 233 - Vonis dr Tantri

    Jantung Naura berdegup kencang mendengar pertanyaan Dipta. Maksudnya siap untuk apa? Untuk ikut internship? Siap untuk menjadi dokter umum? Atau … siap untuk malam pertama mereka eh.Dipta membelai pipi Naura dengan lembut dan sopan. Meskipun hasratnya besar saat melihat wanita yang dicintainya kini telah halal menjadi miliknya, ia ingin melakukan malam pertama itu dengan tanpa keraguan, tenang dan hati yang ikhlas. Dipta segera menormalkan perasaannya. “Kamu gugup banget, Na. Kamu udah siap kan jadi istri dokter Dipta?” Naura mengerjap, menahan tawa. Oh istri toh? “Um, anu, aku kira … kamu mau ngajak aku anu–” beo Naura dengan suara yang nyaris tenggelam. Wajahnya sudah memerah seperti kepiting rebus. “Malam pertama?” ulang Dipta, tatapannya tak lepas dari wajah istrinya yang terlihat lugu, natural dan menyejukan hatinya. Ia menghela napas pendek. “Enggak lah, Na. Aku gak akan minta itu sekarang. Tapi, aku pengen minta satu hal malam ini?”Naura mengangkat mata. Tatapan mereka be

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Paman Miliardernya   Bab 232 - First Kiss

    Mendengar suara panggilan Dipta, Naura menoleh perlahan. Jantungnya nyaris meledak ketika melihat Dipta berada dalam jarak yang begitu dekat. Apalagi … Dipta menatapnya tanpa berkedip. Naura menelan salivanya, merasa gugup sekali. “Hum, a-apa?” tanya Naura memutar tubuhnya hingga kini mereka berhadapan, menyamping.Dipta mengulum senyum, menelusuri wajah yang selama ini ia kenali. Baru pertama kalinya melihat Naura tidak memakai penutup kepala. Dia terlihat cantik sekali! Rambutnya hitam legam dan berkilau. Persis seperti iklan shampo. Wajahnya tampak berbeda!Dipta bersyukur karena hanya dia seorang yang bisa melihat aurat Naura.Naura menghela napas pelan. “Didi kenapa menatapku seperti itu sih? Naura jadi takut,” katanya polos, membuat Dipta terkekeh rendah.“Kenapa malah tertawa sih? Didi? Kamu kecewa ya, karena aku gak secantik yang kamu pikir,” beo Naura dengan bibir yang mencucuk lucu. Rasanya ingin sekali mencium bibir yang cerewet itu. Argh, apakah Naura sudah siap? Batin

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Paman Miliardernya   Bab 231 - Malam pertama canggung!

    Malam itu udara di mansion terasa sunyi. Pun, AC di dalam kamar terasa menggigit. Naura duduk dengan canggung di tepi ranjang, masih mengenakan gamis bekas akad dan kerudung yang menutupi helaian rambutnya. Kakinya masih diperban, masih terasa sakit. Dipta sudah mengobatinya. Tangannya sibuk memainkan ujung pakaiannya. Ia masih merasa asing berada di sebuah kamar seorang pria–yang kini adalah berstatus suaminya. Ya, meskipun mereka adalah sahabat masa kecil.Naura mengamati seluruh sudut ruangan dengan penuh penasaran. Kamar tidur itu mewah seperti kamar hotel dengan warna yang didominasi oleh warna abu-abu dan hitam. Jangan tanyakan ukurannya, mungkin tiga kali lipat kamar miliknya. Sebuah kamar yang menampilkan sisi maskulin dan sangat rapi sang empunya. Ruangan itu terdiri satu ranjang besar sekali, sepertinya cukup untuk empat orang, sofa panjang dilengkapi meja kecil dan ada pintu kecil di dekat kamar mandi, sebuah closet, mungkin. Tidak ada banyak barang di dalamnya. Argh, in

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Paman Miliardernya   Bab 230 - Diboyong ke rumah mertua

    “Vina?” Naura menatap gadis itu dengan tatapan kaget. Mengapa gadis itu tiba-tiba berada di sana? Apa jangan-jangan dia berniat buruk ingin merusak pernikahan mereka?“Masuklah, Nak!” dr Neng Mas menyambut kedatangan gadis itu dengan senyum yang hangat khas seorang ibu. Semua orang menoleh ke arah mereka. “Kamu bisa ikut kok. Kamu doain biar pernikahan Dokter Dipta sakinah, mawadah dan warohmahh.” dr Neng Mas merangkul pundak Vina. Vina mencium punggung tangannya. “Terima kasih Tante sudah mengijinkan aku datang,”Sebelumnya, Vina memang berusaha menelpon Dipta tetapi tidak angkat. Akhitnya, malam itu mencari nomor telpon dr Neng Mas dari RS di mana ia bekerja. Alhasil, Vina menceritakan apa yang terjadi pada Naura. Ia bahkan melaporkan padanya bahwa aksi penculikan tersebut adalah rencana dr Tantri. Kini dr Tantri dan orang suruhannya-para penculik sudah ditangkap dan ditahan di Polsek. Pihak berwajib sedang mengumpulkan bukti kejahatan mereka selain dari bukti rekaman suara yang

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Paman Miliardernya   Bab 229 - Sah!

    MAS Siang itu, suasana balai desa yang awalnya riuh kini mendadak hening. Untuk membersihkan nama ke dua calon pengantin, pihak keluarga sudah sepakat akan menikahkan mereka secara agama terlebih dahulu. Selain itu keputusan itu juga atas persetujuan ke dua belah pihak antara Dipta dan Naura. Pada awalnya, Naura sempat merasa gamang, ingin menolak permintaan Dipta yang meminta padanya untuk menikah sekarang. Namun setelah ia berpikir keras, menikah sekarang ataupun beberapa minggu yang akan datang juga tetap menikah. Sama saja!Suasana haru memenuhi balai desa. Syarat sah nikah sudah terpenuhi. Ada penghulu, wali, ke dua calon pengantin, mas kawain dan saksi. Acara walimah sederhana akan segera dilaksanakan. Beruntung dr Salwa sudah mempersiapkan segalanya. Meskipun acara walimah tersebut dilaksanakan di balai desa, ia sudah menyiapkan mahar untuk Naura. Sebuah cincin emas putih 24 karat dari rumah. Perhiasan tersebut merupakan salah satu koleksi perhiasan miliknya.Mengenakan pakai

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Paman Miliardernya   Bab 228 - Mendadak nikah!

    Naura nyengir. Pak RW ngomong apa sih? Tatapannya tertuju pada Dipta, seolah ingin meminta bantuan. Do something begitu!Dipta hanya menghela nafas pelan. Ia bahkan tidak bisa berpikir jernih karena pria itu tidak tidur semalaman hanya demi menjaga Naura. Naura baru sadar, melihat penampilan Dipta yang terlihat kusut masai. Wajahnya pucat pasi apalagi kulitnya sangat putih melebihi warna kulit miliknya. Ada lingkaran hitam di bawah ke dua matanya. Dan, penampilannya membuat siapapun salah paham. “Kalian harus mempertanggungjawabkan apa yang kalian lakukan dengan cara menikah!” Pak RW mengulangi kata-katanya. Begitu juga dengan warga lainnya, mengangguk setuju!Dipta mulai tersulut emosi. “Maaf, Bapak-bapak sekalian, saya harus klarifikasi di sini. Tunangan saya diculik, saya semalam menyelamatkannya. Cuman … kami tersesat dan terjebak hujan. Ponsel saya mati dan mobil saya mogok. Jika tidak percaya, saya minta ijin telepon keluarga saya sekarang termasuk pihak kepolisian dan detekt

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status