Share

Bab 6

Author: Piemar
last update Huling Na-update: 2025-05-06 22:28:14

Kini Andini terduduk di pinggir ranjang, tangannya terikat di belakang, bibirnya gemetar. Ia menggigit sudut lidahnya agar tak menjerit, hanya bisa menatap pria tambun yang berdiri di depannya dengan senyum menjijikkan.

Pria itu menyeringai. “Tenang saja, cantik. Kamu hanya perlu diam, dan semuanya akan cepat berlalu. Aku akan mengajakmu ke tempat yang indah,”

Langkah kakinya berat, napasnya memburu seperti binatang lapar. Andini menunduk, tubuhnya gemetar hebat, namun matanya tetap mencari jalan keluar.

Dalam hati Andini berdoa. Semoga saja ada pertolongan datang. 

Sebuah keajaiban datang di waktu yang tepat.

BRAAAK!

Saat pria itu hendak meraih wajahnya, pintu terlempar terbuka hingga membentur dinding. Suara keras menggelegar disusul langkah berat yang memasuki kamar.

Dewa datang untuk menyelamatkan Andini. “Sentuh dia satu milimeter lagi, dan kamu akan kehilangan tanganmu.”

Pria tambun itu berbalik, terkejut.

Dewa tak menunggu jawaban. Tinju keras menghantam rahangnya, membuat pria itu terpental menabrak meja kecil hingga kaca lampu berhamburan.

Pria itu merintih lalu berkata. “Siapa... siapa kamu?!”

Dewa tidak menjawab. Matanya terlihat bengis melihat pria itu. Tanpa tedeng aling-aling ia menarik tubuh pria itu lagi dan menghajarnya tanpa ampun. 

Andini berusaha bersuara, tapi hanya air mata yang jatuh lebih dulu. Tubuhnya lemas dan kepala pening karena tali yang mengikat tangannya terlalu lama. 

Setelah memastikan pria itu tak bergerak, Dewa berbalik. Nafasnya terengah, tapi matanya penuh amarah dan kekhawatiran.

Ia berlutut, melepaskan ikatan di tangan Andini dengan cepat. Saat tangannya menyentuh pergelangan Andini yang memerah, ia terlihat seperti hendak menghancurkan dunia.

“Om,” lirih Andini menatap Dewa dengan perasaan yang terluka. Jika Dewa tidak datang ia sudah dieksekusi olehnya. 

 Dewa menatap Andini lalu segera mengangkat tubuhnya perlahan dan hati-hati. 

 Arabella mengerjapkan matanya. Ia tahu tubuhnya lemah namun ia merasa malu jika harus digendong segala. Apalagi ala bridal seperti di drama romantis.

 Air mata Andini jatuh dalam diam. Ia merasa terharu.

 Kini Andini sudah berada di dalam mobil mewah Dewa. 

 “Om Dewa, terima kasih sudah menolongku,” ucap Andini tulus dari dalam hati yang terdalam. Kemudian ia melanjutkan kalimatnya. “Om, bagaimana bisa tahu aku berada di hotel?”

Dewa menoleh ke arah Andini lalu menjawab. “Kamu yang bilang mau kembali ke hotel,”

“Ah, ya, benar,” cicit Andini dengan nyengir kuda. 

Sisi lain, Dewa menyandarkan punggung, matanya menatap langit-langit mobil.

“Aku ingin Om bantu aku membalas perbuatan Bima,” seru Andini setelah merasa lebih baik. Ia tidak pernah mengira jika Bima dan keluarganya bisa setega itu padanya. Hidupnya nyaris hancur dalam hitungan singkat. 

Dewa mendesah pelan lalu bersuara. “Oke. Aku bantu. Kita bikin kesepakatan. Kamu mau balas dendam? Aku bantu. Tapi kamu juga bantu aku.”

Andini mengerutkan keningnya lalu menghela nafas pelan. “Aku mau jadi kekasih bayaran Om!”

Dewa menatap Andini lalu mengangguk. “Aku akan bayar kamu 5 miliar sebagai kompensasi.”

Pria itu memang agak absurd, tapi tawarannya masuk akal.

Andini menatap Dewa dengan tatapan serius. “Deal. Tapi jangan jatuh cinta beneran ya.” 

Dewa mengangkat alisnya. “Deal!”

Andini tidak tahu jika keputusannya akan mengubah hidupnya secara drastis.

Yang jelas, dia setuju menjadi kekasih bayarannya. Malam itu bahkan Andini menginap di apartemen Dewa sebab tak mungkin jika ia pulang ke rumah ke dua orang tuanya. 

Beberapa kali sang ayah menghubunginya, namun ia abaikan. Ia marah pada keadaan dan keluarganya. 

Siang itu Andini menatap pantulan dirinya di cermin mobil sebelum turun. Kacamata tebal bertengger di hidungnya, rambutnya ia biarkan tergerai sederhana. Tidak ada gaun mewah, tidak ada riasan mencolok. 

Namun Dewa, pria yang kini duduk di sampingnya tidak terlalu mempermasalahkannya. Lagipula, Andini menolak pergi ke salon. Ia hanya berdandan seadanya namun tetap terlihat cantik dan manis.

“Siap?” tanya Dewa pelan.

“Tidak,” jawab Andini jujur, suaranya nyaris seperti bisikan. “Aku masih belum paham kenapa Om membawaku ke sini ...”

Dewa hanya tersenyum. “Kamu akan paham nanti.”

Setengah jam kemudian mereka tiba di kediaman keluarga besar Dewa—sebuah rumah mewah berarsitektur kolonial, dikelilingi taman rapi dan penjagaan ketat. Di ruang makan yang luas dan dingin karena pendingin ruangan, meja panjang telah tertata rapi. Lilin-lilin putih menyala, menambah suasana formal yang kaku.

Andini melangkah di belakang Dewa. Langkahnya ragu, sementara tangan pria itu menggenggamnya erat.

Surya, sang kepala keluarga, menyambut mereka dengan penuh keramah tamahan. Senyumnya tidak lebar, namun cukup untuk mencairkan suasana. “Selamat datang, Nak. Senang bertemu denganmu.”

Andini membungkuk sedikit, sopan. “Terima kasih, Pak.”

Namun tidak demikian dengan Ratih, ibunda Dewa. Ia memandangi Andini dari atas ke bawah. Tidak ada senyum di wajahnya. Tidak ada sambutan hangat, hanya anggukan kecil yang terlalu singkat untuk disebut ramah.

Tatapan Ratih menyiratkan kekecewaan yang dalam, meski ia tidak mengucapkannya. Harapannya runtuh begitu melihat perempuan itu—sederhana, berkacamata tebal, tidak punya latar belakang istimewa. Bukan tipikal calon menantu keluarganya.

Namun, demi menjaga nama baik dan perasaan putra bungsunya yang baru kembali dari Eropa, Ratih menahan diri. Ia menyembunyikan kecewa di balik formalitas.

“Ayah dan Ibu...” Dewa membuka suara. “Hari ini aku bawa Andini ke sini bukan sekadar sebagai rekan kerja atau sekretaris ya... tapi sebagai kekasihku.”

Ruang makan hening seketika.

Para sepupu dan kerabat yang hadir menoleh, seolah menunggu drama dimulai.

Andini merasa tubuhnya menegang. Ia tahu peran ini hanya sementara—hanya kontrak, sebuah kesepakatan. Namun mengapa kini dada ini terasa sesak? Mengapa tatapan Dewa begitu tulus saat menggenggam tangannya di depan semua orang?

Surya hanya mengangguk. “Kalau itu keputusanmu, kami terima. Tapi kalian harus tahu, keputusan besar datang dengan tanggung jawab besar.”

Ratih tak berkata apa-apa. Namun sorot matanya penuh tanya.

Apa hubungan mereka sungguh nyata?

Andini tahu, makan siang ini baru permulaan. 

Apalagi beberapa anggota keluarga lain baru saja ikut bergabung. 

Sial! 

Mengapa ada Bima dan Amanda di sana?

“Selamat siang semua,” kata Bima sembari menggandeng lengan Amanda lalu tersenyum melihat keluarga Hadinata. Tapi senyumnya hilang saat melihat seorang wanita yang dikenalnya duduk di samping Dewa, pamannya yang sudah lama tidak ia temui.

Begitu juga Andini langsung tertuju pemilik suara, Bima lalu beralih pada Dewa dengan tatapan ingin tahu.

“Om Dewa, kenapa ada mereka di sini?” tanya Andini setengah berbisik. 

“Aku ini... pamannya Bima.”

Hening. Udara seperti membeku.

“Paman?” ulang Andini pelan, dengan nada yang tidak yakin antara mau tertawa atau kabur.

Dewa hanya mengangkat alis. “Well, secara teknis, aku anak bungsu keluarga Surya Hadinata. Bima anak Mbak Rania, kakakku. Jadi dia keponakanku.”

Seketika tenggorokan Andini tercekat, mengetahui fakta yang mencengangkan itu! Jadi, ia menjadi kekasih paman mantan tunangannya?

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Kaugnay na kabanata

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Paman Miliardernya   Bab 7

    “Selamat siang semua,” ujar Bima sambil tersenyum, melangkah mantap ke dalam ruangan sembari menggandeng lengan istrinya, Amanda. Matanya menyapu wajah-wajah yang dikenalnya. Ada Surya, duduk tegap dengan tongkat di pangkuannya, dan Ratih yang langsung menyambutnya dengan senyum ramah.“Bima, akhirnya kamu datang juga,” sambut Ratih hangat. “Pengàntin baru, sini Sayang!”Ratih merentangkan ke dua tangannya, menyambut kedatangan cucu kesayangannya. “Maaf terlambat, tadi sempat terjebak macet,” jawab Bima, kemudian menghampiri Surya.“Maafkan Eyang sudah melewatkan acara pernikahan kalian,” imbuh Surya sembari memeluk Bima dengan penuh kehangatan. “Gak apa-apa, Eyang. Kesehatan Eyang lebih utama,” ujar Bima menatap Surya dengan lekat. Lalu memeluk Ratih bergantian. Ia justru bersyukur mereka tidak hadir karena acara pesta pernikahannya berantakan akibat dirusak oleh Andini. Beruntung, sang ibu berhasil kembali menangani acara pesta hingga kembali normal dan selesai. Namun naasnya ki

    Huling Na-update : 2025-05-09
  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Paman Miliardernya   Bab 8

    Andini berdiri di halaman mansion keluarga Surya Hadinata, mencoba mengatur napasnya yang terasa sesak. Pertemuan barusan masih bergema di kepalanya. Namun sebelum ia bisa menenangkan diri, seseorang menarik lengannya dengan kasar.“Kita perlu bicara.”Suara Bima dingin, tajam seperti pisau. Ia menyeret Andini ke sisi mansion yang sepi, di antara semak dan tembok pagar yang menjulang tinggi.“Andini,” katanya sambil melepaskan lengannya dengan kasar, “apa yang kamu cari sebenarnya?”“Apa yang aku cari? Bukan urusanmu!” salak Andini dengan mata yang terasa panas. Teringat foto-foto perselingkuhan Bima dan Amanda. Lebih parah lagi, mereka bahkan melangsungkan pernikahan tanpa sepengetahuannya.Hati wanita mana yang merasa sakit mendapati kenyataan yang begitu pahit itu? Bima mengepalkan ke dua tangannya. Ia menuntut penjelasan Andini. “Dengar, kamu harus segera akhiri hubunganmu dengan Om Dewa! Aku gak mau tau,”Andini spontan menggelengkan kepalanya dengan mantap. Mungkin dulu ia tak

    Huling Na-update : 2025-05-09
  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Paman Miliardernya   Bab 1

    “Oh, jadi kamu beneran datang juga, Mbak Andin,” suara Amanda melengking nyaring dari pelaminan, cukup keras untuk membuat seluruh penghuni ballroom menoleh. Ia tersenyum tipis namun sinis.“Andaikan aku tahu kamu akan datang,” lanjutnya, “mungkin aku harus menyiapkan kursi khusus di belakang. Kursi untuk mantan.”Beberapa tamu mulai saling berbisik. Mata-mata menyorot ke arah pintu utama ballroom, tempat seorang wanita berdiri dengan gaun hitam sederhana namun elegan, Andini.Suasana ballroom Hotel Sun Shine yang sebelumnya romantis—dengan musik lembut dan gemerlap lampu gantung kristal—mendadak menjadi seperti panggung drama. Kehadiran Andini mengusik kebahagiaan pesta.Andini baru saja kembali dari Malaysia. Dan kini, apa yang dikhawatirkan selama ini terbukti benar. Sahabatnya tak berbohong, tunangannya, Bima, pria yang pernah bersumpah takkan meninggalkannya, kini berdiri gagah di pelaminan. Bersanding dengan Amanda, adik tiri yang selama ini pura-pura lugu.“Kukira kamu sibuk de

    Huling Na-update : 2025-03-18
  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Paman Miliardernya   Bab 2

    Andini berlari secepat yang ia bisa, menghindari kejaran para pengawal yang berusaha menangkapnya. Ia tidak tahu ke mana harus pergi, tetapi yang jelas, ia harus menjauh dari tempat ini. Sayangnya, gaun warna hitam yang dikenakannya terlihat mencolok sehingga membuatnya semakin mudah dikenali oleh para pengawal.Pengawal-pengawal suruhan keluarga Hadinata terus mengejarnya. Tanpa mengambil jeda, Andini mencoba masuk ke dalam lift, tapi tombolnya terlalu lambat merespons mirip siput. Ia pun menoleh ke lorong di sebelah kirinya. “Berhenti di situ, Nona Andini!” teriak salah satu pengawal berbadan besar sambil menunjuk ke arah Andini. “Kalau aku berhenti, aku pasti jadi tumisan kalian!” gerutu Andini sambil melangkah mundur dengan panik. Ia harus segera melarikan diri jika ingin selamat dari mereka.Tiba-tiba, seorang pria berpostur tubuh tinggi berdiri di hadapannya. Matanya tampak dingin dan wajahnya tertutup masker hitam.Mengenakan setelan mahal armani, ia terlihat seperti CEO

    Huling Na-update : 2025-04-07
  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Paman Miliardernya   Bab 3

    Kini, Andini menatap sekelilingnya melalui jendela mobil.Sejauh mata memandang, ia hanya bisa melihat gedung-gedung menjulang tinggi. Entah akan dibawa kemana dirinya oleh pria yang bernama Dewa itu.Namun, matanya melebar tatkala menangkap sebuah tulisan pada signboard, Apartemen COSMIC. Berbagai fantasi liar muncul di kepalanya. Apakah mungkin pria itu akan mengeksekusi dirinya? Namun, sedetik kemudian gadis itu berusaha tenang. Otaknya mulai berpikir keras. Ia sedang mencari cara bagaimana ia bisa melarikan diri dari pria misterius bernama Dewa. “Om Dewa, kenapa bawa aku ke mari?”Meskipun suaranya tenang, namun Andini bertanya dengan wajah yang patut dikasihani. Ia terlihat letih setelah berlari dari kejaran para pengawal keluarga Hadinata. Ia khawatir jika Dewa akan meminta imbalan karena sudah menolongnya.“Keluar!” Dewa mengetuk jendela mobil samping Andini. Suaranya yang bariton membuatnya merinding hebat. Andini menggeleng pelan dengan kedua tangannya sudah mencengkram

    Huling Na-update : 2025-04-08
  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Paman Miliardernya   Bab 4

    “Aku sudah bilang, Om Dewa. Aku nggak tertarik dengan sandiwara. Aku bukan figuran sinetron. Hidupku sudah cukup kayak FTV pagi,” ujar Andini dengan nada tegas. Ia menolak permintàan Dewa yang memintanya menjadi kekasih bayarannya.Matanya menatap Dewa seolah pria itu adalah sepiring nasi goreng tanpa kerupuk—mengecewakan.“Satu miliar, sebagai bonus menjadi kekasihku di depan keluargaku. Bagaimana?” imbuh Dewa bernada serius. Ia pikir gadis miskin seperti Andini pasti akan langsung menyetujuinya. Dari penampilannya, Dewa bisa langsung menyimpulkan jika Andini bukan berasal dari kalangan sosialita. “Kalau bersedia, saya kasih DP seratus juta sekarang,”Andini menganga mendengar permintàan Dewa. Bagaimana bisa pria itu dengan begitu mudah mengeluarkan uang miliaran hanya untuk hal semacam itu.Andini diam. Tentu saja, ia manusia normal. Dengan uang sebanyak itu ia bisa melanjutkan kuliah ke jenjang lebih tinggi. Atau, ia bisa mengambil Fakultas kedokteran. “5 miliar, bagaimana?” seru

    Huling Na-update : 2025-04-19
  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Paman Miliardernya   Bab 5

    Tanpa sàdar, air mata Andini menetes perlahan. Ia merasa dikhianati oleh keluarganya, tidak hanya Bima.Hanya saja, Andini mendadak teringat ibu asuhnya–seorang pelayan paruh baya yang merawatnya setelah ibu kandungnya meninggal dunia. Mungkin, dia dapat menginap di sana?“Terlalu jauh.” Andini menggelengkan kepala kala mengingat lokasinya di daerah pedesaan. Sepertinya, pilihan yang paling tepat adalah pergi ke indekos sahabatnya untuk sementara waktu sampai situasi terkendali.Andini pun mengeluarkan ponselnya. Ia akan menghubungi sahabatnya, Naura.Baru saja ia hendak membuka ponsel untuk menelepon Naura, layar ponselnya bergetar. Nomor tak dikenal.Andini mengerutkan kening, lalu menerima telepon itu dengan hati-hati.[Halo?]Suaranya berat dan dingin. Seketika bulu roma Andini meremang mendengar suaranya. [Nona Andini Raharja. Kami tahu kamu lari. Tapi kamu tidak bisa lari selamanya.]Andini menegakkan duduknya. [Oke, Mas. Tapi ini bukan call center ya? Nggak usah dramatis ama

    Huling Na-update : 2025-04-20

Pinakabagong kabanata

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Paman Miliardernya   Bab 8

    Andini berdiri di halaman mansion keluarga Surya Hadinata, mencoba mengatur napasnya yang terasa sesak. Pertemuan barusan masih bergema di kepalanya. Namun sebelum ia bisa menenangkan diri, seseorang menarik lengannya dengan kasar.“Kita perlu bicara.”Suara Bima dingin, tajam seperti pisau. Ia menyeret Andini ke sisi mansion yang sepi, di antara semak dan tembok pagar yang menjulang tinggi.“Andini,” katanya sambil melepaskan lengannya dengan kasar, “apa yang kamu cari sebenarnya?”“Apa yang aku cari? Bukan urusanmu!” salak Andini dengan mata yang terasa panas. Teringat foto-foto perselingkuhan Bima dan Amanda. Lebih parah lagi, mereka bahkan melangsungkan pernikahan tanpa sepengetahuannya.Hati wanita mana yang merasa sakit mendapati kenyataan yang begitu pahit itu? Bima mengepalkan ke dua tangannya. Ia menuntut penjelasan Andini. “Dengar, kamu harus segera akhiri hubunganmu dengan Om Dewa! Aku gak mau tau,”Andini spontan menggelengkan kepalanya dengan mantap. Mungkin dulu ia tak

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Paman Miliardernya   Bab 7

    “Selamat siang semua,” ujar Bima sambil tersenyum, melangkah mantap ke dalam ruangan sembari menggandeng lengan istrinya, Amanda. Matanya menyapu wajah-wajah yang dikenalnya. Ada Surya, duduk tegap dengan tongkat di pangkuannya, dan Ratih yang langsung menyambutnya dengan senyum ramah.“Bima, akhirnya kamu datang juga,” sambut Ratih hangat. “Pengàntin baru, sini Sayang!”Ratih merentangkan ke dua tangannya, menyambut kedatangan cucu kesayangannya. “Maaf terlambat, tadi sempat terjebak macet,” jawab Bima, kemudian menghampiri Surya.“Maafkan Eyang sudah melewatkan acara pernikahan kalian,” imbuh Surya sembari memeluk Bima dengan penuh kehangatan. “Gak apa-apa, Eyang. Kesehatan Eyang lebih utama,” ujar Bima menatap Surya dengan lekat. Lalu memeluk Ratih bergantian. Ia justru bersyukur mereka tidak hadir karena acara pesta pernikahannya berantakan akibat dirusak oleh Andini. Beruntung, sang ibu berhasil kembali menangani acara pesta hingga kembali normal dan selesai. Namun naasnya ki

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Paman Miliardernya   Bab 6

    Kini Andini terduduk di pinggir ranjang, tangannya terikat di belakang, bibirnya gemetar. Ia menggigit sudut lidahnya agar tak menjerit, hanya bisa menatap pria tambun yang berdiri di depannya dengan senyum menjijikkan.Pria itu menyeringai. “Tenang saja, cantik. Kamu hanya perlu diam, dan semuanya akan cepat berlalu. Aku akan mengajakmu ke tempat yang indah,”Langkah kakinya berat, napasnya memburu seperti binatang lapar. Andini menunduk, tubuhnya gemetar hebat, namun matanya tetap mencari jalan keluar.Dalam hati Andini berdoa. Semoga saja ada pertolongan datang. Sebuah keajaiban datang di waktu yang tepat.BRAAAK!Saat pria itu hendak meraih wajahnya, pintu terlempar terbuka hingga membentur dinding. Suara keras menggelegar disusul langkah berat yang memasuki kamar.Dewa datang untuk menyelamatkan Andini. “Sentuh dia satu milimeter lagi, dan kamu akan kehilangan tanganmu.”Pria tambun itu berbalik, terkejut.Dewa tak menunggu jawaban. Tinju keras menghantam rahangnya, membuat pria

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Paman Miliardernya   Bab 5

    Tanpa sàdar, air mata Andini menetes perlahan. Ia merasa dikhianati oleh keluarganya, tidak hanya Bima.Hanya saja, Andini mendadak teringat ibu asuhnya–seorang pelayan paruh baya yang merawatnya setelah ibu kandungnya meninggal dunia. Mungkin, dia dapat menginap di sana?“Terlalu jauh.” Andini menggelengkan kepala kala mengingat lokasinya di daerah pedesaan. Sepertinya, pilihan yang paling tepat adalah pergi ke indekos sahabatnya untuk sementara waktu sampai situasi terkendali.Andini pun mengeluarkan ponselnya. Ia akan menghubungi sahabatnya, Naura.Baru saja ia hendak membuka ponsel untuk menelepon Naura, layar ponselnya bergetar. Nomor tak dikenal.Andini mengerutkan kening, lalu menerima telepon itu dengan hati-hati.[Halo?]Suaranya berat dan dingin. Seketika bulu roma Andini meremang mendengar suaranya. [Nona Andini Raharja. Kami tahu kamu lari. Tapi kamu tidak bisa lari selamanya.]Andini menegakkan duduknya. [Oke, Mas. Tapi ini bukan call center ya? Nggak usah dramatis ama

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Paman Miliardernya   Bab 4

    “Aku sudah bilang, Om Dewa. Aku nggak tertarik dengan sandiwara. Aku bukan figuran sinetron. Hidupku sudah cukup kayak FTV pagi,” ujar Andini dengan nada tegas. Ia menolak permintàan Dewa yang memintanya menjadi kekasih bayarannya.Matanya menatap Dewa seolah pria itu adalah sepiring nasi goreng tanpa kerupuk—mengecewakan.“Satu miliar, sebagai bonus menjadi kekasihku di depan keluargaku. Bagaimana?” imbuh Dewa bernada serius. Ia pikir gadis miskin seperti Andini pasti akan langsung menyetujuinya. Dari penampilannya, Dewa bisa langsung menyimpulkan jika Andini bukan berasal dari kalangan sosialita. “Kalau bersedia, saya kasih DP seratus juta sekarang,”Andini menganga mendengar permintàan Dewa. Bagaimana bisa pria itu dengan begitu mudah mengeluarkan uang miliaran hanya untuk hal semacam itu.Andini diam. Tentu saja, ia manusia normal. Dengan uang sebanyak itu ia bisa melanjutkan kuliah ke jenjang lebih tinggi. Atau, ia bisa mengambil Fakultas kedokteran. “5 miliar, bagaimana?” seru

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Paman Miliardernya   Bab 3

    Kini, Andini menatap sekelilingnya melalui jendela mobil.Sejauh mata memandang, ia hanya bisa melihat gedung-gedung menjulang tinggi. Entah akan dibawa kemana dirinya oleh pria yang bernama Dewa itu.Namun, matanya melebar tatkala menangkap sebuah tulisan pada signboard, Apartemen COSMIC. Berbagai fantasi liar muncul di kepalanya. Apakah mungkin pria itu akan mengeksekusi dirinya? Namun, sedetik kemudian gadis itu berusaha tenang. Otaknya mulai berpikir keras. Ia sedang mencari cara bagaimana ia bisa melarikan diri dari pria misterius bernama Dewa. “Om Dewa, kenapa bawa aku ke mari?”Meskipun suaranya tenang, namun Andini bertanya dengan wajah yang patut dikasihani. Ia terlihat letih setelah berlari dari kejaran para pengawal keluarga Hadinata. Ia khawatir jika Dewa akan meminta imbalan karena sudah menolongnya.“Keluar!” Dewa mengetuk jendela mobil samping Andini. Suaranya yang bariton membuatnya merinding hebat. Andini menggeleng pelan dengan kedua tangannya sudah mencengkram

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Paman Miliardernya   Bab 2

    Andini berlari secepat yang ia bisa, menghindari kejaran para pengawal yang berusaha menangkapnya. Ia tidak tahu ke mana harus pergi, tetapi yang jelas, ia harus menjauh dari tempat ini. Sayangnya, gaun warna hitam yang dikenakannya terlihat mencolok sehingga membuatnya semakin mudah dikenali oleh para pengawal.Pengawal-pengawal suruhan keluarga Hadinata terus mengejarnya. Tanpa mengambil jeda, Andini mencoba masuk ke dalam lift, tapi tombolnya terlalu lambat merespons mirip siput. Ia pun menoleh ke lorong di sebelah kirinya. “Berhenti di situ, Nona Andini!” teriak salah satu pengawal berbadan besar sambil menunjuk ke arah Andini. “Kalau aku berhenti, aku pasti jadi tumisan kalian!” gerutu Andini sambil melangkah mundur dengan panik. Ia harus segera melarikan diri jika ingin selamat dari mereka.Tiba-tiba, seorang pria berpostur tubuh tinggi berdiri di hadapannya. Matanya tampak dingin dan wajahnya tertutup masker hitam.Mengenakan setelan mahal armani, ia terlihat seperti CEO

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Paman Miliardernya   Bab 1

    “Oh, jadi kamu beneran datang juga, Mbak Andin,” suara Amanda melengking nyaring dari pelaminan, cukup keras untuk membuat seluruh penghuni ballroom menoleh. Ia tersenyum tipis namun sinis.“Andaikan aku tahu kamu akan datang,” lanjutnya, “mungkin aku harus menyiapkan kursi khusus di belakang. Kursi untuk mantan.”Beberapa tamu mulai saling berbisik. Mata-mata menyorot ke arah pintu utama ballroom, tempat seorang wanita berdiri dengan gaun hitam sederhana namun elegan, Andini.Suasana ballroom Hotel Sun Shine yang sebelumnya romantis—dengan musik lembut dan gemerlap lampu gantung kristal—mendadak menjadi seperti panggung drama. Kehadiran Andini mengusik kebahagiaan pesta.Andini baru saja kembali dari Malaysia. Dan kini, apa yang dikhawatirkan selama ini terbukti benar. Sahabatnya tak berbohong, tunangannya, Bima, pria yang pernah bersumpah takkan meninggalkannya, kini berdiri gagah di pelaminan. Bersanding dengan Amanda, adik tiri yang selama ini pura-pura lugu.“Kukira kamu sibuk de

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status