Share

223. Belum Membaik

Author: ReyNotes
last update Last Updated: 2025-07-08 16:45:15

"Yeaayyy."

Clara dan Reino berjingkrak-jingkrak. Teriakan kedua bocah lima tahun itu membuat orang dewasa di sekitar mereka tersenyum.

"Araa... kita kaya raya."

"Iyaa... kita banyak uang."

Celotehan Reino dan Clara kali ini bikin orang tuanya menggeleng. Padahal mereka janji seluruh penghasilan yang mereka dapat akan disumbangkan ke anak-anak tidak mampu.

"Dari sebelum kalian masih di dalam perut, kalian tuh sudah kaya." Linda akhirnya berkomentar.

"Yang kaya kan Uncle Lano dan Daddy." Reino menyahut.

"Bapaknya kaya, uangnya kan buat anaknya juga." Linda membalas.

"Tapi, lebih enak punya uang sendiri. Iya, kan, Rein? Nanti bisa belanja pake uang kita."

Reino mengangguk-angguk membenarkan pernyataan Clara. Hingga akhirnya, Dylan menghampiri mereka.

"Bukannya uang kalian mau disumbangkan? Kalian lupa janjinya?"

Clara dan Reino saling bertatapan. Mereka lalu terlihat berbisik-bisik dan mengangguk-angguk.

"Ehm!" Reino maju ke depan sang uncle. "Tapi, kami kan belum digaji sama Uncle Lano.
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
au nom de lalun
Dylan Cepet sehat, cepat pulih, tetap semangat, ingat Ara, Kean dan Kael. jangan malas makan..... atau cobain resep dokter Zaidul Akbar
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Penguasa Tak Terkalahkan   240. Solusi Sementara

    Esok harinya, tim dokter kembali datang. Mereka melaporkan hasil tes darah Dylan. Perkembangan yang baik di dapat dengan data sel – sel sehat yang berkembang lebih banyak.“Jadi, boleh dibilang terapi pengobatan yang anda jalani cukup berhasil, Tuan.”Dylan mendengus pelan. “Lalu, gejala kemarin itu bagaimana?”“Sepertinya, sel-sel baru itu masih beradaptasi dan menimbulkan efek yang berbeda.”“Maksudku apa ada cara untuk menahan atau mengetahui serangannya?” Dylan tampak tidak puas dengan jawaban dokter.“Kami belum dapat memberikan solusi terbaik selain tidur setelah menjalani pengobatan, Tuan.”“Bagus!” Dylan memicingkan mata pada dokter lalu bertepuk tangan kencang. “Solusi kalian persis seperti yang aku pikirkan kemarin dan hasilnya, jika istriku tidak tau aku pingsan, aku akan mati, bukan?”Para dokter terdiam dan menunduk sedikit mendengar kalimat sarkas Dylan. Tampak sekali lelaki itu kesal.“Dan jika aku tidak menemukan bagaimana tubuhku ini memberi alarm bahaya, aku bisa pin

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Penguasa Tak Terkalahkan   239. Efek Pengobatan Baru

    “Tolooong!!”Vina membuka pintu lebar-lebar sambil berjalan ke satu sisi kamar. Juan masuk tergopoh dan menatap ranjang.“Ada apa, Nyonya? Kenapa Tuan Lano?”“Dylan pingsan. Tolong cek nadi!” titah Vina.Beberapa detik kemudian, Vina naik kembali ke ranjang membawa satu botol kecil aromaterapi. Botol yang terbuka itu ia dekatkan ke hidung Dylan.Vina menepuk-nepuk sisi pipi suaminya. “Sayang? Dylan! Bangun!”“Nadinya lemah, Nyonya.” Juan memberi laporan, lalu merogoh saku mengambil ponsel. “Saya telepon dokter.”“Apa kita langsung bawa ke rumah sakit saja?” Vina mulai panik.Tapi, kemudian terdengar erangan Dylan. Lelaki itu siuman. Vina lalu kembali mengajak suaminya bicara.“Sayang? Kamu bisa dengar aku? Bisa buka mata?” Dengan nada khawatir, Vina memanggil-manggil sang suami.“Dokter dalam perjalanan, Nyonya. Beliau bilang sebaiknya Tuan jangan dipindahkan dalam keadaan seperti ini.”“Lalu, bagaimana? Aku nggak mau nunggu mereka datang. Apa yang harus aku lakukan sekarang?”Mata Dy

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Penguasa Tak Terkalahkan   238. Menerima Tawaran

    “Kamu mau aku tampil di konser finalmu?”Erick mengangguk tegas. “Kita nyanyikan lagu yang kamu ciptakan untukku. Ayolah, untuk mengenang masa-masa kita masih bisa berkarya bersama.”Dylan menoleh pada Marcel yang saat ini menjadi managernya. Kakak Dylan itu tampak berpikir.“Kamu memang tidak ada kegiatan karena sedang pemulihan. Tetapi, kamu sendiri bagaimana? Bisa tampil di panggung?”Tentu saja maksud Marcel berkaitan dengan kesehatan Dylan. Meskipun suara Dylan tidak berubah, tetapi fisiknya belum tentu kuat untuk suatu pertunjukan.“Iya, Kak Marcel benar. Aku bahkan sepertinya belum bisa bermain piano penuh satu lagu itu.”“Nyanyi saja. Aku yang main piano.” Erick tetap memaksa.Kini, Dylan menatap istrinya. “Bagaimana, Chagiya?”Belum sempat Vina menjawab, Erick sudah merayu kembali.“Kalian bisa bawa semua keluarga. Aku yang siapkan resortnya. Panorama Resort akan aku booking untuk kalian.”“Hah? Panorama Resort? Mauuu!” Terdengar Reino berteriak histeris.Resort yang sedang d

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Penguasa Tak Terkalahkan   237. Semangat Sembuh

    Esok paginya, dengan pakaian gombrong dan masker, Dylan masuk ke ruang pengobatan rumah sakit. Sengaja Vina tidak pergi berbarengan agar tidak menimbulkan perhatian.Halaman rumah sakit masih banyak wartawan yang berkumpul. Beberapa juga sibuk mondar-mandir di lobi.Setelah jeda satu jam, Vina masuk ke rumah sakit namun menuju ruang perawatan Reino. Ia membuka maskernya saat telah berada di dalam.“Haii, anak ganteng.” Vina menghampiri Reino dan mencium dahinya.“Ara nggak ikut, Auntie? Sekolah, ya?” Reino terlihat kecewa karena sepupunya tidak ikut.“Iya. Sebentar lagi, Reino juga bisa sekolah, ya.”Kepala anak lelaki itu mengangguk-angguk. Matanya menatap layar nintendo dan kembali sibuk bermain. Vina menghampiri Linda.“Kak, aku ke ruang pengobatan Dylan, ya. Tadi sengaja ke sini dulu biar nggak kelihatan wartawan.”“Kenapa takut? Aku sudah ancam mereka kalau sampai beritain gosip nggak bener, aku black list medianya.” Dengan emosi, Linda membalas.“Sabar, Kak.” Vina terkekeh dan m

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Penguasa Tak Terkalahkan   236. Berita di Televisi

    Vina tampak serius mendengarkan wartawan melaporkan situasi di rumah sakit. Sementara Dylan dan Tamara hanya bisa saling melirik tanpa berkomentar apa pun.Tentu saja Vina tidak percaya dengan gosip yang dibawa wartawan mengenai hubungan Dylan dengan Genia. Ia hanya menatap tayangan di mana Clara terlihat sangat tidak nyaman berada di kerumunan.“Sudahlah. Nggak usah nonton-nonton berita begini.” Dylan meraih remote, namun dicegah Vina yang menunjuk ke layar televisi.“Tunggu, tunggu. Itu ada Kak Linda.”Linda tampil dengan kaca mata hitam. Wanita cantik itu terlihat datar namun mendengarkan pertanyaan-pertanyaan para wartawan yang mengerubunginya.“Anakku dirawat karena demam berdarah. Hati-hati untuk semua karena musim ini memang sedang banyak nyamuk demam berdarah berkembang.”“Itu sebabnya keluarga berkumpul barusan. Bukan karena Lano mau menjenguk Genia seperti gosip kalian!” Linda mengakhiri kalimatnya dengan ketus.“Sekali lagi, jangan hubungkan adik iparku itu dengan Genia. Ka

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Penguasa Tak Terkalahkan   235. Diserbu Wartawan

    “Kamu coba saja biar merasakan sendiri bagaimana perbedaannya.” Vina terkekeh.Siapa sangka, ucapan bercandanya malah dianggap serius oleh Dylan. Begitu sampai di penthouse, lelaki itu dengan santainya mencoba mengisap dot susu.Vina melongo melihat kelakuan sang suami. Baru akan berkomentar, Dylan sudah menunjukkan ekspresi tak sukanya dengan menggeleng-geleng.“Teksturnya enakan yang asli, Chagiya.”“Ngawur banget sih pake beneran dicoba.” Vina mendengus geli.“Lho kan biar tau bedanya.”Vina mengambil dot dari tangan Dylan. Mencuci dan mensterilnya kembali.“Tapi, banyak juga bayi yang memilih dot dibanding puting ibunya. Karena dengan menggunakan dot, susu lebih mudah keluar sementara melalui puting, mereka harus mengisap lebih kuat.”“Ooh begitu. Makanya jadi bingung dan akhirnya mereka memilih salah satu saja, ya?”Vina mengangguk. Meski lebih mudah menyusui dengan botol, Vina merasa kedekatannya dengan bayi berkurang hingga tetap ingin menyusui si kembar secara langsung saja.“

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status