Share

Bab 6. Satya Marah

Penulis: Putri Arhea
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-04 22:25:59

Suasana menjadi tegang ketika Satya tiba-tiba meluapkan kemarahannya kepada Andri, mantan suami Rika, yang sudah mengabaikannya bahkan berkata tidak sopan pada Rika. Satya bicara dengan suara keras memecah keheningan, hingga teriakkannya menghentikan langkah Andri.

“Hey! Apa maksud perkataanmu?” teriak Satya lantang. Andri berbalik dan menatap Satya dengan tatapan dingin. “Ah, ini bukan urusanmu. Kamu nggak tahu apa-apa. Jadi, nggak usah ikut campur!” balas Andri dengan suara tinggi. Ucapan Andri memancing emosi Satya.

“Aku tidak peduli! Yang jelas kamu tidak memiliki hak untuk menyakiti perasaan Rika dengan kata-kata kasar seperti itu!” bentak Satya tegas. Andri mengangkat bahunya. “Asal anda tahu. Rika, nggak bisa menerima kenyataan, kenapa aku mencari wanita lain,” ejeknya dengan senyuman miring. Terlihat senyuman mengejek, terukir di bibir Riana.

“Justru, Rika tahu. Melepaskanmu, adalah cara terbaik untuk memperbaiki hidupnya!” Satya meninggikan suaranya. Meski Rika tidak menceritakan tentang kisah hidupnya, Satya sudah menyelidiki semua yang berhubungan dengan Rika.

Andri tersenyum sinis. “Oh, bukankah kamu nggak tahu apa yang terjadi di antara kami berdua?” tanyanya dengan tatapan merendahkan. “Iya, jangan sampai terjebak dengan, Mbak Rika yang berpura-pura polos dan menarik perhatian laki-laki dengan menjual kesedihan,” sela Riana.

Satya menajamkan tatapannya. Dia menatap Andri dan Riana bergantian. Lalu, melangkah mendekat. Tangannya mengepal dengan wajah yang penuh kemarahan. “Aku cukup tahu siapa kamu. Aku tahu kamu kecewa, karena Rika tidak lagi mengikuti maumu, tapi bukan berarti kamu boleh menyakiti perasaannya dengan kata-kata kotor!” ucap Satya tegas.

Tatapan Andri acuh, dengan senyuman menyeringai. “Kamu bisa mempertahankan Rika sebaik yang kamu mau. Nanti, kamu akan tahu kalau Rika bukan wanita yang bisa membuatmu bahagia.” Andri berkata meyakinkan. Satya mengernyitkan keningnya.

“Apa definisi bahagia buatmu?” tanya Satya sinis. Andri mengangkat salah satu sudut bibirnya. “Kamu harus tahu, Rika nggak akan bisa memuaskanmu di ranjang!” bisik Andri dengan tatapan mengejek.

Satya menggertakkan giginya, tangannya mengepal dengan dada bergemuruh. Satya melirik Dinda, andai Dinda tidak berada di sana pastilah kepalan tangannya sudah mendarat di pipi laki-laki tidak punya malu yang berdiri di hadapannya.

“Kamu benar-benar memalukan! Apa kamu tahu siapa aku?” tanya Satya dengan nada mengancam. “Aku nggak tahu siapa kamu, tapi aku hanya ingin memperingatkanmu. Kamu nggak bisa mengubah kenyataan, bahwa kamu hanya membela seseorang yang nggak pantas, kamu pasti akan menyesal!”

Satya merasa kesal. Rika yang melihat Andri menyulut kemarahan Satya, berusaha langsung melerai. Rika menatap Riana tajam. “Riana! Cepat bawa calon suamimu pergi dari rumahku. Urusan kalian sudah selesai. Semua barang yang katanya menjadi milik kalian, sudah diangkut. Jadi, pergilah!” usir Rika menajamkan tatapannya ke arah Andri dan Riana. Satya menatap takjub dengan ketegasan Rika.

“Hey! Kamu nggak usah usir kami. Aku juga akan pergi dari sini. Aku sudah muak denganmu. Setiap hari bersamamu dan harus berpura-pura baik-baik saja, melihatmu berpakaian lusuh.  Nggak pernah memakai riasan. Benar-benar, nggak bisa membuatku bergairah. Aku yakin, siapapun laki-laki yang bersamamu pasti akan menyesal!” hina Andri ketus.

 “Cukup, Mas. Pergi dari sini!” teriak Rika dengan sorot mata penuh kebencian. Andri tersenyum menyeringai. “Nggak usah berteriak, Mbak. Kita juga akan pergi kok. Seharusnya, Mbak itu bisa introspeksi diri, agar nanti mendapatkan laki-laki yang menyayangi, Mbak dan nggak ditinggalkan lagi,” sela Riana tanpa rasa bersalah.

Hembusan nafas keluar dari mulut Rika, jemarinya meremas ujung bajunya. Tatapan mata Rika nyalang penuh amarah yang berusaha ditahannya.

 “Ayo, Sayang,” ajak Andri menggandeng mesra lengan Riana. Riana mengangguk dan tersenyum penuh kemenangan. Mereka berdua melangkah keluar dari rumah. Rika menatap mereka berdua dengan mata yang memancarkan kebencian yang mendalam. Kebencian yang membakar di dalam dirinya seperti bara api yang tak kunjung padam.

 “Tante, laki-laki itu pastilah sangat bodoh. Tante lebih cantik daripada wanita tadi, kenapa dia memilihnya?” celetuk Dinda. Satya dan Rika terkejut mendengar ucapan Dinda, mereka saling berpandangan. Hembusan nafas keluar dari mulut Satya. Dia lupa kalau ada Dinda di sana, yang sudah bisa memahami situasi yang terjadi.

“Sayang, keharmonisan hubungan antara laki-laki dan perempuan itu, bukan hanya melihat soal parasnya saja. Namun, semua karena hati, Sayang. Mungkin, mantan suami Tante sudah tidak mencintai Tante lagi. Jadi, dia nggak bisa melihat kebaikan ataupun kecantikan pasangannya lagi, kamu mengerti?”  Rika menjelaskan dengan lembut.

“Oh, berarti saat … saat mamaku meninggalkan Papa, dia sudah nggak mencintai Papa lagi.? Itulah sebabnya, dia nggak bisa melihat kebaikan papaku. Benar, ‘kan?” tanya Dinda dengan tatapan sendu, menyimpulkan ucapan Rika.  Mata Satya  mendelik mendengar komentar Dinda. Rika menarik nafas dalam-dalam berusaha menjelaskan.

“Sayang, masalah orang dewasa itu, tidak sesederhana yang kamu pikirkan, setiap pasangan memiliki masalah yang berbeda. Mungkin, mamamu bukan tidak mencintai papamu lagi. Hanya saja, dia perlu waktu untuk berpikir yang terbaik untuk hidupnya.” Rika berusaha memberi pengertian.

“Lalu, kenapa harus meninggalkanku?” protes Dinda dengan ekspresi wajah kesal. “Hmm, Tante yakin. Mamamu, pasti mempunyai alasan kuat untuk itu. Kenapa, dia meninggalkanmu. Mungkin saja, dia ingin melihatmu menjadi seorang wanita yang mandiri. Wanita kuat yang nggak manja,” jelas Rika mencoba menjaga perasaan Dinda dari kekecewaan.

 Dinda mengernyitkan keningnya, dia tampak berpikir dan mencerna ucapan Rika. Namun, seketika senyuman terbit di wajahnya. “Tante, benar. Mungkin, mama ingin aku menjadi wanita kuat dan nggak manja.” Rika mengembangkan senyum, seraya mengelus rambut panjang Dinda dengan penuh kasih sayang. Satya menatap Rika dengan kagum sembari mengulum senyum.

“Oh iya, silakan duduk. Aku sampai lupa mempersilakan kalian duduk,” Rika mempersilakan Dinda dan Satya duduk di ruang tamu. “Sebentar ya,Tante ambil minuman dulu.” Baru saja, Rika hendak melangkah. Ketika tangannya dicekal  Dinda. Spontan, Rika berbalik.

 “Ada apa, Sayang?” tanya Rika lembut. Dinda mendongak menatap Rika. “Tante, sekarang Tante hanya tinggal sendirian, ‘kan?” tanya Dinda penuh harap. “Iya, Sayang. Tante tinggal sendiri. Tapi, ada di Tina yang datang setiap pagi untuk membantu pekerjaan rumah di sini.”

 “Apa, Tante nggak takut sendirian?” tanya Dinda heran. Rika tertawa kecil mendengar pertanyaan Dinda. “Tentu saja, Tante nggak takut, Sayang,” balas Rika mengembangkan senyum.

Dinda mengalihkan pandangan pada papanya “Papa, bolehkah aku menginap di rumah Tante Rika?” tanya Dinda tiba-tiba, menatap Satya penuh harap. “Apa? Menginap di sini?” Satya mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan rumah Rika, yang tentu saja jauh berbeda dengan kediaman Satya.

“Jadi, bagaimana, Pah. Boleh, ya,” rajuk Dinda  manja dengan tatapan iba memohon. Satya menatap putrinya dengan tatapan lembut penuh kasih sayang. “Boleh, ya, Pah?” desaknya lagi penuh harap.

Putri Arhea

Halo, kakak terima kasih sudah mampir dan mendukung karyaku. Yuk tinggalkan komentarnya agar aku semangat. Happy reading.

| Sukai
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Dikhianati Suami, Dicintai Duda CEO   Bab 54. Sandiwara Keluarga Andri

    Terdengar suara langkah kaki yang makin lama makin mendekat. Semua menatap ke ambang pintu, melihat siapa yang datang."Riana!" teriak Nia. Riana yang berdiri di ambang pintu menatap ke arah Raisa dan Maharani bergantian. "Aduh maaf aku datang ke sini nggak bilang-bilang Ibu, ternyata Ibu sedang ada tamu. Aku menunggu di dalam saja ya, " ujar Riana sambil tersenyum."Eh nggak apa-apa, ayo sini masuk. Ibu Maharani, kenalkan ini menantu saya Riana namanya. Dia baru menikah dengan Andri, satu bulan yang lalu." Nia memperkenalkan Riana kepada Maharani, dengan harapan akan mendukung ceritanya tentang kejelekan Rika. Raisa tersenyum menyeringai melihat sandiwara yang sudah diaturnya berhasil. Raisa memang sengaja menyuruh Nia untuk memperlengkap cerita, menjelekkan Rika dengan kedatangan Riana.Riana menghampiri Maharani dan Raisa sambil tersenyum dan mengulurkan tangannya. Maharani berdiri dan menyambut uluran tangan dari Riana sambil memperkenalkan diri. "Riana sini duduklah dekat ibu." N

  • Dikhianati Suami, Dicintai Duda CEO   Bab 53. Maharani Mencari Informasi Soal Rika

    Keesokan paginya, sinar matahari mulai menerangi rumah mewah keluarga Mahendra. Nyonya Maharani duduk di meja makan, menikmati secangkir the setelah mereka sarapan bersama. "Sudah siap berangkat, Satya dan Papa?" tanya Nyonya Maharani, senyum tipis terukir di bibirnya.Satya mengangguk, "Ya, Ma. Aku akan berangkat sekarang. Sampai nanti." Satya mencium Dinda yang masih duduk di meja makan. Hari itu Satya dan Richard memang ada meeting pagi hari, jadi dia tidak mau terlambat karena terjebak kemacetan jalanan.Dengan senyum hangat, Nyonya Maharani melambaikan tangan pada Satya dan suaminya yang melangkah keluar rumah. Dinda pun berpamitan untuk berangkat ke sekolah.“Oma, aku juga berangkat sekolah dulu, ya,” ujar Dinda sambil menggendong tas sekolahnya. Rika membantu Dinda membetulkan tasnya dan melangkah keluar rumah bersama Dinda, karena hari itu Rika ada perlu bertemu orang penerbitan.“Iya, hati-hatilah.” Maharani tersenyum melepas kepergian cucunya. Begitu mereka pergi dan tak te

  • Dikhianati Suami, Dicintai Duda CEO   Bab 52. Rencana Raisa

    “Nggak, Sayang. Papamu nggak tahu, kalau Tante datang. Tante sengaja nggak memberitahunya karena Tante datang untuk menyapa Oma dan Opamu,” sahut Raisa lembut. Dinda mengernyitkan keningnya.“Bukankah, papaku nggak suka kalau Tante datang ke sini? Lalu, kenapa masih datang?” Dinda menajamkan tatapannya. Mendengar ucapan Dinda membuat Raisa kesal, namun terlihat jelas dia berusaha menguasai amarahnya.“Dinda, Sayang. Mungkin Tante Raisa ingin menyapa Oma, bukan bertemu papamu,” bela Maharani tidak mau suasana semakin memanas. Meski dia juga tidak suka Raisa datang, namun Maharani tidak mau kalau cucunya berkata tidak sopan. Dinda tertunduk merasa bersalah akan teguran omanya.“Baiklah, silahkan lanjutkan ngobrolnya. Aku juga mau kerjakan PR sekolahku bersama Tante Rika.” Dinda menatap Raisa kesal, lalu pergi menuju kamarnya.“Hemm, sepertinya Dinda tidak menyukaimu,” desis Maharani tajam. Raisa memaksakan senyumannya. “Iya, itu pasti karena hasutan Rika,” tuduhnya dengan tatapan sinis.

  • Dikhianati Suami, Dicintai Duda CEO   Bab 51. Raisa Menghasut

    “Halo, apa kabar, Tante?” sapanya ramah, dengan senyuman mengembang. "Raisa," ucapnya pelan, suaranya tersirat dengan rasa takut dan kekecewaan. Raisa tersenyum lembut, seperti biasa, seakan dia tidak membawa beban masa lalu yang rumit."Hai, Tante Maharani. Maaf datang tanpa pemberitahuan sebelumnya," katanya sopan sambil tersenyum menatap Maharani. Maharani hanya mengangguk pelan, dia mencoba menahan kecanggungan yang melanda hatinya. Kekesalannya pada Raisa akan kejadian masa lalu, muncul kembali."Nggak masalah. Silakan duduk," ucapnya singkat, mencoba menunjukkan kesopanan meski hatinya terusik oleh kehadiran Raisa. Dia ingat siapa Raisa, wanita yang pernah menolak Satya ketika Satya ingin menikahinya. Padahal saat itu mereka menjalin hubungan.Raisa duduk di hadapannya, menatap Maharani dengan penuh pengertian. "Terima kasih, Tante," ucapnya. "Aku tahu kehadiranku mungkin mengejutkan Tante. Tapi aku ingin bicara tentang Satya." Raisa berkata lantang.Maharani menegangkan dirinya

  • Dikhianati Suami, Dicintai Duda CEO   Bab 50. Diperhatikan Calon Mertua

    “Iya, Oma udah ketemu dengannya. Apakah dia benar-benar baik padamu, Sayang?” tanya oma penuh penekanan seakan ingin meyakinkan dirinya. "Iya, Oma. Tante Rika sangat membantu Dinda dalam tugas-tugas sekolah dan selalu mengawasiku," ungkap Dinda dengan bangga.Oma tersenyum lega. "Itu bagus. Oma senang kalau tante Rika selalu baik padamu." Namun, tatapan Oma tiba-tiba berubah menjadi serius. "Tapi, Dinda, apakah kamu tahu kalau tante Rika itu akan menjadi calon Mama Dinda?"Dinda terkejut mendengarnya. "Eh, Oma udah tahu?" Oma mengangguk perlahan. "Iya, Sayang. Papamu memberitahu kalau dia mencintai Rika. Dia ingin menikahinya."Dinda terdiam sejenak, kemudian, dia tersenyum cerah. "Dinda tahu, Oma. Bahkan, Dinda yang meminta Papa untuk menikah dengan tante Rika." Oma mengernyitkan keningnya terkejut mendengarnya. "Oh, benarkah? Kenapa, Sayang?""Dinda sangat menyayangi tante Rika, Oma. Dia selalu baik padaku dan selalu ada untukku. Dinda ingin tante Rika menjadi bagian dari keluarga k

  • Dikhianati Suami, Dicintai Duda CEO   Bab 49. Diberi Kesempatan

    "Kamu tahu, Satya, asal-usul Rika nggak jelas. Kita juga nggak tahu apakah dia benar-benar wanita yang baik-baik. Papa hanya ingin yang terbaik untukmu dan Dinda," ucap Richard dengan tatapan tajam. "Aku paham, Pap. Tapi aku yakin, Papa pasti sudah menyelidiki Rika, bukan?" Satya menekankan ucapannya. Papanya mengangguk pelan, "Tentu saja. Tapi itu bukanlah jaminan. Papa belum tahu siapa orang tuanya." "Bagiku, yang terpenting bukanlah dari mana asal Rika. Bagiku, yang penting adalah Rika mencintai dan menyayangi Dinda dengan tulus. Dan yang tak kalah pentingnya, aku mencintainya," ujar Satya dengan tegas. “Lalu, bagaimana jika suatu saat keluarganya muncul? Bagaimana kalau dia terlahir dari orang tua yang berbuat kriminal? Bukankah itu akan jadi masalah buat kita? Kamu harus berpikir jauh ke depan Satya!” bentak Richard mengingatkan. Satya tersenyum lembut, "Untukku, siapa pun orang tua Rika bukanlah hal yang penting. Yang penting adalah aku akan menjalani hidup bersamanya. Aku p

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status