Share

49. Malam Pertama

Penulis: Rin Rien
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-24 20:29:35

"Selamat malam juga, Bi Narti. Apakah Shanum dan Arsen ada di dalam? Kami ingin bertemu dengan mereka." Tanpa basa-basi lagi, Juwita langsung mengatakan maksud kedatangannya.

"Maaf, Bu Juwi ... bu Shanum sedang tidak ada di rumah. Begitu juga dengan dedek Arsen. Sudah seminggu mereka pergi," jawab pelayan.

Kening Juwita sontak mengerut. Kedua alis wanita itu tampak saling bertautan.

"Kemana mereka pergi? Kenapa Shanum tidak mengatakan apapun padaku sebelum pergi? Bahkan sampai saat ini ponselnya tidak dapat dihubungi," cecar Juwita dengan pertanyaan-pertanyaan yang bersarang di kepalanya.

"Saya tidak tahu dimana sekarang bu Shanum dan dedek Arsen berada. Bu Shanum juga tidak mengatakan pada saya kemana mereka pergi." balas Narti.

"Benarkah Bi Narti tidak tahu apa-apa?" Juwita bertanya dengan tatapan curiga.

"Sungguh, saya tidak tahu, Bu." Narti coba meyakinkan Juwita.

"Katakan dengan jujur ... apakah Shanum yang sudah meminta Bi Narti untuk berbohong dan merahasiakan keberadaannya?"
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Dikhianati Suami, Dicintai Sahabat   50. Kecemasan Arya

    Perlahan Arya memajukan wajahnya dengan mata yang semakin meredup. Begitu pula Evita, yang perlahan memejamkan kedua matanya, menunggu Arya untuk menyatukan bibir mereka berdua.Belum sempat bibir keduanya menyatu, tiba-tiba terdengar suara dering ponsel dari atas nakas. Membuat Arya merasa kesal dan merutuki kelalaiannya yang lupa mematikan ponsel sebelum masuk ke dalam kamar."Ar, ada yang menghubungimu. Apakah kamu tidak ingin menjawabnya lebih dulu?" tanya Evita yang terusik dengan suara dering posel."Biarkan saja. Pasti itu telepon dari klien atau teman-teman yang mengajakku untuk main golf besok pagi," ujar Arya yang terkadang mendapatkan ajakan dari teman-teman sesama pengusaha, untuk melakukan olahraga golf di hari Minggu.Suara dering ponsel berhenti. Arya pun menghembuskan nafas lega. Lalu pria itu kembali mendekatkan wajahnya pada wajah Evita. Tapi suara ponsel kembali berdering, di waktu yang tidak tidak tepat.Arya menggeretakkan giginya dan menutup kelopak matanya kuat-

  • Dikhianati Suami, Dicintai Sahabat   49. Malam Pertama

    "Selamat malam juga, Bi Narti. Apakah Shanum dan Arsen ada di dalam? Kami ingin bertemu dengan mereka." Tanpa basa-basi lagi, Juwita langsung mengatakan maksud kedatangannya."Maaf, Bu Juwi ... bu Shanum sedang tidak ada di rumah. Begitu juga dengan dedek Arsen. Sudah seminggu mereka pergi," jawab pelayan.Kening Juwita sontak mengerut. Kedua alis wanita itu tampak saling bertautan."Kemana mereka pergi? Kenapa Shanum tidak mengatakan apapun padaku sebelum pergi? Bahkan sampai saat ini ponselnya tidak dapat dihubungi," cecar Juwita dengan pertanyaan-pertanyaan yang bersarang di kepalanya."Saya tidak tahu dimana sekarang bu Shanum dan dedek Arsen berada. Bu Shanum juga tidak mengatakan pada saya kemana mereka pergi." balas Narti."Benarkah Bi Narti tidak tahu apa-apa?" Juwita bertanya dengan tatapan curiga."Sungguh, saya tidak tahu, Bu." Narti coba meyakinkan Juwita. "Katakan dengan jujur ... apakah Shanum yang sudah meminta Bi Narti untuk berbohong dan merahasiakan keberadaannya?"

  • Dikhianati Suami, Dicintai Sahabat   48. Mencari Shanum

    "Apa?! Kalian berdua akan menikah diam-diam dan merahasiakannya dari semua orang?!" Tiba-tiba terdengar suara seorang wanita dari belakang punggung Arya dan Evita.Sontak Arya dan Evita menoleh ke arah suara. Di belakang mereka berdua kini tampak Shanum, yang berdiri dengan dengan tatapan nyalang."Itu bukan urusanmu!" tukas Arya yang membalas tatapan Shanum dengan sorot mata tajam."Tentu saja ini urusanku! Mama Juwi sudah berjanji padaku, untuk membuat kita kembali rujuk," sahut Shanum yang merasa tidak terima dengan keputusan Arya yang ingin menikahi Evita."Mamaku yang berjanji padamu, bukan aku! Jika kamu ingin menagih, tagih lah padanya. Jangan harap aku mau kembali padamu!" sungut Arya. Pria itu sudah merasa lelah menjadi bidak catur yang hidupnya dikendalikan oleh orang lain."Aku akan mengatakan rencanamu ini pada mama Juwi. Kita lihat saja nanti, apakah jantungnya bisa kuat mendengarkan berita ini." Shanum berkata dengan nada mengancam.Mendengar ancaman Shanum, Arya merasa

  • Dikhianati Suami, Dicintai Sahabat   47. Menikah Diam-diam

    Kening Evita seketika mengerut. Diperhatikannya berkas yang diletakkan oleh Arya di atas meja. "Apa itu?" Evita bertanya dengan tatapan yang tertuju pada berkas."Aku sudah meminta pengacaraku untuk mengurus pernikahan kita. Karena itu aku membutuhkan tanda tanganmu dan juga beberapa persyaratan nikah lainnya," jelas Arya.Mendengar penjelasan Arya, raut wajah Evita tiba-tiba terlihat ragu. Wanita itu mengambil berkas yang berada di atas meja. Dibukanya berkas tersebut, lalu membaca perlahan tulisan yang tertera di dalamnya."Semalaman aku tidak bisa tidur memikirkan hal ini." Evita berkata sembari meletakkan kembali berkas ke atas meja."Memangnya apa lagi yang kamu pikirkan? Bukankah kamu sudah setuju untuk menikah denganku?" cecar Arya yang tidak mengerti dengan jalan pikiran Evita."Aku tahu, kita sudah sepakat untuk menikah. Tapi kemudian aku teringat dengan mamamu. Saat ini kondisi tante Juwi tidak begitu sehat. Aku takut sesuatu akan terjadi padanya, jika dia mendengar tentang

  • Dikhianati Suami, Dicintai Sahabat   46. Ancaman Shanum

    Sontak Shanum terkejut dan membalikkan tubuhnya. Dilihatnya Rianti yang menatapnya dengan tatapan nyalang. Terlihat jelas kebencian di mata mantan adik iparnya itu. "Apa yang kamu inginkan? Mempermalukan aku di depan mama?" salak Shanum seraya menarik paksa lengannya dari cekalan Rianti."Bukan aku yang mempermalukan Kak Shanum. Kakak sendiri yang sudah mempermalukan diri sendiri! Mengemis cinta pada pria yang sudah tidak mencintai Kak Shanum lagi!" balas Rianti sambil menunjuk dada Shanum dengan jari telunjuknya."Memangnya apa yang sudah aku lakukan? Apakah aku sudah mendatangi Arya dan merayunya untuk kembali padaku?" sarkas Shanum dengan senyuman mengejek."Kak Shanum memang tidak terang-terangan merayu bang Arya. Tapi Kak Shanum sudah berusaha mempengaruhi mama, agar memaksa bang Arya rujuk lagi dengan Kakak. Sebab Kak Shanum tahu, jika bang Arya akan selalu menuruti keinginan mama!" kata Rianti yang mulai meradang, karena Shanum menggunakan Juwita, yang merupakan kelemahan Arya

  • Dikhianati Suami, Dicintai Sahabat   45. Egois

    "Vita ... mari kita menikah," ucap Arya tanpa keraguan sedikit pun dari sorot matanya. Sontak Evita terkejut mendengar ucapan Arya. Wanita itu tidak mengerti, apa yang sudah merasuki hati Arya, hingga tiba-tiba saja mengajaknya untuk menikah."Ar ... apakah kamu sadar dengan apa yang baru saja kamu katakan?" Evita bertanya dengan sorot mata tajam, tepat ke kedua netra Arya."Aku tidak pernah seyakin ini dalam hidupku," sahut Arya tanpa memutuskan tautan mata keduanya."Kenapa mendadak kamu ingin menikah? Bukankah kita sudah sepakat untuk menikah, setelah mendapatkan restu dari tante Juwi." Evita mencoba mengingatkan Arya akan kesepakatan mereka berdua."Aku lelah, Vit. Aku lelah hidup seperti boneka yang selalu dipermainkan dan harus menuruti keinginan semua orang. Aku lelah harus terus menjadi orang yang selalu membuat hidup semua orang bahagia, tanpa pernah ditanya apakah aku juga bahagia," tutur Arya dengan rasa sakit dan lelah yang terpancar dari sorot kedua matanya.Evita terdia

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status