Share

Bab 20. Mila Hamil

Penulis: Anggrek Bulan
last update Terakhir Diperbarui: 2025-09-30 08:04:48

Bab 20

"Jadi Ratih juga bilang begitu ke kamu?" tanya ibunya, Bu Desi, yang duduk di samping Lila. "Sama seperti yang dikatakan Pak Darno?"

"Iya, Bu," jawab Lila pelan. "Ratih bilang Mas Imam kelihatan kayak orang halusinasi. Mondar-mandir, ngomong sendiri, kadang ketawa, kadang nangis. Terus dia tanya apa Imam punya riwayat gangguan jiwa."

Bu Desi menarik napas panjang, lalu mengelus punggung tangan Lila. "Kamu tahu apa yang bikin Ibu sedih, Lila? Semua ini seharusnya nggak akan sampai separah ini kalau dulu kamu mau dengerin Ibu dari awal."

Lila menunduk. Ia tahu maksud ibunya adalah soal Mila. Tentang penolakan ibunya dulu saat Dia memaksa menerima Mila di rumahnya. Tentang intuisi seorang ibu yang sering benar tapi sering pula diabaikan anaknya.

"Sekarang sudah kejadian, Bu," kata Lila lirih. "Dan rasanya aku nggak sanggup lagi buat perbaiki apa pun."

Bu Desi tak langsung menjawab. Ia meraih ponsel yang sejak tadi tergeletak di meja. Dengan gerakan santai, ia membuka WhatsApp.

Lil
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Dikhianati Suami, Dinikahi Mantan Pacar Tajir   Bab 23. Hidup Baru

    BAB 23Pagi itu terasa berbeda bagi Lila. Tidak ada lagi tangisan, teriakan, atau amarah yang biasa memenuhi hari-harinya beberapa waktu terakhir. Rumah mungil itu kini berisi suara cericit burung dan langkah kecil Raka yang terburu-buru mencari seragam sekolahnya."Bu, ini kaos kakinya di mana?" suara Raka memecah kesibukan Lila yang sedang mengutak atik laptopnya untuk mencari informasi pekerjaan. Sejak memutuskan bercerai Lila bertekad membangun hidup baru. Ia tidak lagi mau tenggelam dalam luka masa lalu. Dia berusaha mencari pekerjaan untuk menyambung hidup. Sementara untuk uang sekolah dan biaya hidup selama ini, diambil dari tabungannya yang lumayan jumlahnya."Di lemari bawah, Nak. Yang rak warna biru," sahut Lila sambil tetap fokus pada layar.Raka berlari-lari kecil, dan beberapa menit kemudian sudah muncul lagi di depan pintu. "Bu, Raka sudah siap berangkat!"Lila menutup laptopnya, mengambil tas sekolah Raka, dan mengantarkan anaknya itu. Jalan menuju sekolah Raka cukup r

  • Dikhianati Suami, Dinikahi Mantan Pacar Tajir   Bab 22. Ditemani Ibu

    BAB 22Semenjak kejadian Imam itu, Bu Desi memilih untuk tinggal bersama dengan Lila dan Raka. Karena khawatir dengan Imam yang mungkin akan datang lagi dengan hal yang lebih gila.Pagi ini Lila baru saja membersihkan meja setelah sarapan pagi tadi. Ia yang sedang membereskan piring di dapur buru-buru mengelap tangannya dengan celemek, ketika terdengar panggilan dari ponselnya."Assalamu’alaikum." Suara seorang pria terdengar dari seberang."Wa’alaikum salam … Mas Bayu?" Lila menyandarkan ponselnya di telinga, sedikit ragu."Iya, Mbak, maaf ganggu. Rafi dari kemarin nyariin Raka, katanya sudah lama nggak main bareng," suara Bayu terdengar di ujung sana, lembut tapi agak kaku seperti orang yang sedang menahan sesuatu.Lila tersenyum samar. "Oh… Raka juga sering nyebut-nyebut Rafi. Kemarin-kemarin memang kami di rumah Ibu. Sekarang Ibu lagi di rumahku.""Oh, pantes… soalnya kemarin aku lewat depan rumahmu, sepi. Kirain kamu kemana," Bayu menjawab pelan.Lila tertawa kecil, berusaha menc

  • Dikhianati Suami, Dinikahi Mantan Pacar Tajir   Bab 21. Kebohongan Besar Lagi

    BAB 21"Lila. Warga sudah memulangkan Imam ke rumah orang tuanya," suara Ratih di ujung telepon terdengar tergesa.Lila yang sedang melipat baju di ruang tengah rumah ibunya, langsung menghentikan gerakannya. "Hah? Maksudnya gimana, Mbak? Dipulangkan ke rumah orangtuanya Mas Imam? Kenapa nggak dibawa ke rumah sakit, Mbak?""Iya, tapi ternyata ... astaga, aku juga kaget, Lil. Keluarga Imam sendiri yang minta dia dibawa pulang. Katanya, Imam memang ada riwayat ... gangguan jiwa. Aku juga baru tahu. Warga nggak mau ambil risiko, takut nanti dia kambuh di sini. Jadi ya udah, diserahkan ke keluarganya."Kata-kata yang diucapkan Ratih itu membuat dada Lila serasa diremas. Gangguan jiwa? Imam? Selama bertahun-tahun menikah, tak sekalipun pria itu atau keluarganya pernah jujur soal ini. Lila hanya bisa mematung, ponsel di tangannya tetiba terasa dingin."Lila? Halo? Kamu masih di situ?" suara Ratih memecah lamunan."Iya, Mbak ... aku masih di sini," suara Lila bergetar, hampir tak terdengar.

  • Dikhianati Suami, Dinikahi Mantan Pacar Tajir   Bab 20. Mila Hamil

    Bab 20"Jadi Ratih juga bilang begitu ke kamu?" tanya ibunya, Bu Desi, yang duduk di samping Lila. "Sama seperti yang dikatakan Pak Darno?""Iya, Bu," jawab Lila pelan. "Ratih bilang Mas Imam kelihatan kayak orang halusinasi. Mondar-mandir, ngomong sendiri, kadang ketawa, kadang nangis. Terus dia tanya apa Imam punya riwayat gangguan jiwa."Bu Desi menarik napas panjang, lalu mengelus punggung tangan Lila. "Kamu tahu apa yang bikin Ibu sedih, Lila? Semua ini seharusnya nggak akan sampai separah ini kalau dulu kamu mau dengerin Ibu dari awal."Lila menunduk. Ia tahu maksud ibunya adalah soal Mila. Tentang penolakan ibunya dulu saat Dia memaksa menerima Mila di rumahnya. Tentang intuisi seorang ibu yang sering benar tapi sering pula diabaikan anaknya."Sekarang sudah kejadian, Bu," kata Lila lirih. "Dan rasanya aku nggak sanggup lagi buat perbaiki apa pun."Bu Desi tak langsung menjawab. Ia meraih ponsel yang sejak tadi tergeletak di meja. Dengan gerakan santai, ia membuka WhatsApp.Lil

  • Dikhianati Suami, Dinikahi Mantan Pacar Tajir   Bab 19. ODGJ?

    Bab 19"Bu, tolong suruh Lila pulang. Imam ini sudah nggak bisa diajak ngomong waras lagi," suara Pak Darno, tetangga sebelah rumah, terdengar tergesa-gesa di ujung telepon.Lila yang duduk di kursi ruang tamu ibunya langsung menoleh cepat. Telepon itu diterima ibunya, tapi dari nada suara yang keluar, ia sudah bisa menebak kalau ini pasti tentang Imam lagi."Memangnya Imam ngapain, Pak?" tanya Bu Desi, berusaha tenang."Dia… dia mondar-mandir depan rumah, teriak-teriak manggil nama Lila. Kadang ketawa sendiri, kadang nangis. Warga sampai takut. Lila harus pulang, Bu. Ini bukan Imam yang biasa," suara Pak Darno terdengar panik.Lila memejamkan mata, menghela napas panjang. Ia tahu cepat atau lambat kabar ini akan datang. Sejak semalam pesan WhatsApp dari Pak Darno sudah beberapa kali masuk. Tapi Lila sengaja tak membalas."Aku nggak akan pulang, Bu," ucap Lila lirih tapi tegas.Ibunya menoleh, menatap Lila dengan sorot mata campuran antara iba dan bingung. "Tapi, Nak, dia itu masih su

  • Dikhianati Suami, Dinikahi Mantan Pacar Tajir   Bab 18. Rayuanmu Basi, Mas!

    Bab 18Lila memandangi layar ponselnya dengan wajah datar. Chat dari Rika muncul bertubi-tubi, namun tak satu pun ia balas. Ia tahu, wanita itu pasti sedang tak terima dengan pesan yang ia kirim tadi, pesan yang menurutnya sudah benar-benar sesuai dengan kenyataan.Tapi, ya begitulah. Mana ada maling yang mau mengakui perbuatannya? Sekalipun sudah ketahuan secara nyata, mereka akan tetap beralibi, menyusun cerita sedemikian rupa, seolah-olah semua yang mereka lakukan itu benar.Lila menghela napas panjang."Capek," gumamnya pelan, jari-jarinya menutup percakapan itu tanpa rasa bersalah. Ia sudah tak peduli lagi dengan semua ocehan Rika.Perhatian Lila beralih pada satu hal yang sejak tadi mengganggu pikirannya. Ia membuka daftar kontak. Mila. Biasanya, si gadis itu selalu rajin mengunggah status atau setidaknya meninggalkan komentar di salah satu postingannya. Tapi sejak kejadian itu, Mila seakan hilang tak ada kabar."Jangan-jangan dia sudah ngeblokir aku?" pikir Lila, alisnya bertau

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status