Share

89. Sebuah paket

Penulis: ZuniaZuny
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-22 02:12:10

"Nyonya Yura, silahkan Anda maju dan beri kesaksian."

"Baik."

Yura berdiri di ruang sidang dengan pakaian hitamnya yang sederhana, rambutnya dikuncir rapi. Matanya sembab, menandakan berapa banyak air mata yang telah tumpah sepanjang malam sebelumnya. Dia merasa bersyukur dan bahagia ketika mengetahui bahwa Dony, tidak menghadiri sidang yang sangat penting ini. Hakim yang berwibawa dengan kacamata di ujung hidungnya melihat Yura dengan tatapan simpati sebelum memutuskan untuk menunda sidang.

"Kita akan menunda sidang hingga dua minggu lagi, dan saya harap Tuan Dony dapat hadir untuk mediasi," ucap hakim dengan suara tegas dan penuh pertimbangan.

Yura mengangguk lemah, seraya memandang sayu seorang Damian. Suasana di ruang sidang terasa begitu berat, tekanan emosional yang dialami Yura tampak jelas. Dia merasa seperti berada di sebuah teater tragis di mana dia adalah aktor utama yang tidak pernah menginginkan peran ini.

Saat berjalan meninggalkan ruang sidang, langkahnya terasa sangat
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Dikhianati Suami, dimanja CEO Tampan   93. Semakin rumit

    "Aku sudah mengetahui dalang dibalik semua ini. Dia adalah … Luhan."“Apa?”“Luhan? Maksudmu, Ayah Luhan?”Damian menganggukan kepala, pamannya itu memang tidak tahu apa-apa.Andy, dengan keputusan dari Damian yang tegas, mengambil alih jalannya rapat. Dengan beberapa ketukan tegas di atas meja, dia mengumumkan bahwa rapat dianggap cukup dan semua bisa meninggalkan ruangan. Satu demi satu, para eksekutif berdiri dan pergi, meninggalkan ruangan yang kini hanya dihuni oleh Damian dan pamannya, Ferdy.Damian, dengan raut wajah serius dan tekad yang kuat, menoleh kepada pamannya. "Aku akan menemui Luhan hari ini," ujarnya dengan nada yang mengandung keputusan yang tidak bisa diganggu gugat.Ferdy, mendengarkan dengan ekspresi yang mendukung, mengangguk perlahan. "Aku akan memberikan ultimatum padanya," lanjut Damian. "Jika dia tidak mengakui bahwa dialah yang menggunakan namaku untuk pinjaman tersebut, aku tidak akan segan-segan membawa masalah ini ke jalur hukum. Aku bahkan siap untuk me

  • Dikhianati Suami, dimanja CEO Tampan   92. Ide briliant seorang Damian

    "Katakan, siapa dalang di balik semua ini. Cepat!""Luhan! Kakek Luhan, orangnya."Damian melepas cengkraman tangan dan beralih. Tiba-tiba, dengan kekuatan penuh, Damian menghantam meja kerjanya.Blamb!Suara keras terdengar memecah keheningan ruangan itu. Lelaki yang berdiri di depannya itu, Ali, seketika menunduk, matanya tidak berani menatap Damian. "Maaf, Tuan Damian, saya tidak punya pilihan," suaranya bergetar. "Luhan mengancam akan menyakiti keluarga saya jika saya tidak membocorkan rahasia perusahaan."Damian menghela napas berat, mencoba meredakan api kemarahannya. Walaupun ia marah, ia juga tahu bahwa Ali berada dalam situasi yang sulit. "Kamu tahu ini bisa merusak segalanya. Perusahaan ini bukan hanya tentang uang, tapi juga tentang kepercayaan banyak orang yang bekerja di sini," ucap Damian dengan nada yang lebih tenang namun masih terasa tegas. Ali hanya bisa mengangguk lemah, menyesali perbuatannya. Damian melihat ke dalam mata Ali, mencoba menimbang apa yang harus dilak

  • Dikhianati Suami, dimanja CEO Tampan   91. Masalah perusahaan

    "Jadi sekarang kamu memutuskan untuk memanggilku dengan gelar resmi itu lagi?"Andy hanya bisa tersenyum pahit, mengangguk perlahan, meski tahu Damian tak bisa melihatnya."Baiklah, keheninganmu cukup menjelaskan semuanya." Damian menghela nafas, suaranya menyeruak dengan kekecewaan yang nyata. "Jadi, mulai detik ini, jangan sekali-sekali kau sebut nama ku lagi, mengerti?""Ok," jawab Andy, kata-katanya tercekat, seolah setiap suku kata itu berat untuk diucapkan. Dalam hatinya, kehancuran mendalam mulai memakan hati, meninggalkan rasa hampa yang tak terukur.Setelah menutup telepon, Andy langsung menghubungi beberapa teman peretas yang dia kenal. Wajahnya tampak cemas, matanya bergerak cepat membaca pesan di layar komputer. Jam di dinding seolah bergerak lebih cepat dari biasanya, meningkatkan ketegangan dalam ruangan.Dengan bantuan peretas, informasi mulai mengalir. Layar komputer Andy dipenuhi dengan angka, grafik, dan dokumen yang terus menerus diperbarui. Dia mencatat setiap det

  • Dikhianati Suami, dimanja CEO Tampan   90. Ada yang perlu diurus

    "Ada paket untuk Anda.""Paket?!"Wajah Yura memerah, kebingungan tergambar jelas di matanya saat ia memegang paket misterius itu. "Damian, ini kamu yang kirim?" tanyanya dengan nada suara yang penuh kecurigaan.Damian, yang duduk di sofa, langsung menggelengkan kepalanya dengan tegas. "Tidak, Yura, bukan aku. Aku tidak mengirim apapun. Lagipula, aku kan selalu bersamamu, buat apa aku mengirim paket? Lebih baik aku berikan langsung." Ucapnya, matanya menatap Yura dengan serius dan penuh kelembutan.Yura menarik napas, rasa bingungnya perlahan berganti menjadi rasa terharu. Melihat Damian yang selalu logis dan dewasa dalam menjelaskan segala hal, hatinya terasa hangat. Damian selalu tahu bagaimana cara menenangkan hatinya di saat-saat seperti ini."Maaf, aku hanya... bingung," ujar Yura sambil menghela napas lega, merasa bersalah telah menuduh Damian.Damian tersenyum, berjalan dan mengulurkan tangan untuk menyentuh tangan Yura. "Tidak apa-apa, aku mengerti kok. Ayo buka paket itu bers

  • Dikhianati Suami, dimanja CEO Tampan   89. Sebuah paket

    "Nyonya Yura, silahkan Anda maju dan beri kesaksian.""Baik."Yura berdiri di ruang sidang dengan pakaian hitamnya yang sederhana, rambutnya dikuncir rapi. Matanya sembab, menandakan berapa banyak air mata yang telah tumpah sepanjang malam sebelumnya. Dia merasa bersyukur dan bahagia ketika mengetahui bahwa Dony, tidak menghadiri sidang yang sangat penting ini. Hakim yang berwibawa dengan kacamata di ujung hidungnya melihat Yura dengan tatapan simpati sebelum memutuskan untuk menunda sidang."Kita akan menunda sidang hingga dua minggu lagi, dan saya harap Tuan Dony dapat hadir untuk mediasi," ucap hakim dengan suara tegas dan penuh pertimbangan.Yura mengangguk lemah, seraya memandang sayu seorang Damian. Suasana di ruang sidang terasa begitu berat, tekanan emosional yang dialami Yura tampak jelas. Dia merasa seperti berada di sebuah teater tragis di mana dia adalah aktor utama yang tidak pernah menginginkan peran ini.Saat berjalan meninggalkan ruang sidang, langkahnya terasa sangat

  • Dikhianati Suami, dimanja CEO Tampan   88. Lelaki bermasker di persidangan

    "Ada apa?" Dony terheran-heran, menatap Sindy yang terlihat gelisah sambil mengacak-acak isi lemari pakaian mereka. "Kakek Luhan menitipkan sesuatu," Sindy berkata sambil mengacak acak pakaian, suaranya terdengar cemas. "Sebuah map coklat, di mana ya bisa letaknya?"Dony menggeser tubuh untuk mendekati nakas, tangannya meraih sesuatu. "Map ini, bukan?" tanyanya sambil menunjukkan sebuah map berwarna coklat tua. Mendadak, Sindy menoleh dengan cepat, raut mukanya berubah menjadi terang. "Ah, benar itu! Kakek memang menitipkannya untukmu," katanya sambil menghela napas lega, namun tetap dengan perasaan yang bercampur antara keterkejutan dan kegembiraan.Dony yang penasaran segera membuka map coklat itu, mengeluarkan beberapa lembar kertas dari dalam sana. Sindy mendekat dan ikut membaca isi dari lembaran lembaran itu. Seketika ke empat bola mata itu melotot tajam. "Apa?""Jadi, Yura menuntut perceraian darimu?" tanya Sindy, memastikan kebenaran dari berkas di tangan.Dony masih terpaku,

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status