Share

3. Hari yang Sial

Author: NingrumAza
last update Last Updated: 2024-03-20 14:50:18

P.O.V Misyka

Sialan. Aku dikerjain sama wanita udik itu. Bisa-bisanya dia menyuruhku untuk menjadi babu di rumah ini.

Padahal niat awal aku ke sini untuk sekedar mencari perhatian pada atasan sekaligus pemilik perusahaan tempat di mana aku bekerja sekarang.

Malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih. Bukan perhatian yang aku dapat, tetapi kesialan yang menimpa.

Semua ini gara-gara si Salsa udik itu.

Alasan lemasnya itu pasti cuma akal-akalannya saja supaya bisa membalas perlakuan kasar ku sebelumnya pada dia.

Aku pikir, Pak Zein pergi bersama istrinya, sehingga mengira bahwa Salsa itu babu di sini. Namun, ternyata dia sendirilah istri dari bosku itu.

Bukan salah aku dong mengira dia babu, karena penampilannya yang udik dan kumel itu.

Lagian, orang kaya kok pakainya daster murahan. Mana muka kucel, lusuh, jelek begitu. Sungguh tidak pantas bersanding dengan Pak Zein yang tampan, berwibawa, kaya, cool, sempurna 'lah pokoknya.

Pantasnya, orang seperti Pak Zein itu, bersanding denganku yang cantik, suple, pintar, berpendidikan tinggi, rapih, rajin, wangi. Dan yang terpenting, aku pasti bisa memuaskan Pak Zein di atas ranjang.

Apa saat Pak Zein menikahi wanita itu matanya sedang sakit? Sehingga tidak bisa melihat dengan jelas seperti apa wajah dan rupa wanita itu. Atau mungkin selera Pak Zein yang rendah sehingga tidak bisa membedakan mana wanita berkelas, dengan wanita kampungan. Atau ... Bisa saja wanita udik itu memakai pelet untuk menjerat Pak Zein.

Ya, asumsi terakhirku pastilah yang benar.

Tidak mungkin Pak Zein menikahi wanita kampungan model itu dengan cinta dan suka rela jika tidak dibantu hal-hal mistis.

Tenanglah Pak, aku akan membebaskan Anda dari jeratan manusia udik itu, dan hidup bahagia bersamaku selamanya.

---

Setelah kedua manusia itu menghilang dibalik tembok, tak lama aku pun menyusul mereka ke dalam, tetapi bukan untuk ikut istirahat apalagi ke kamar. Melainkan untuk mencari dapur di mana wastafel tempat piring kotor berada.

Area dapur yang letaknya bersebelahan dengan ruang tengah ini, membuatku dengan mudah menemukannya.

Mataku terbelalak melihat pemandangan dapur yang mencolok mata. Bagaimana tidak, dapur yang mewah dengan meja mahal serta pernak pernik mahalnya, berubah menjadi gudang perabotan kotor. Parahnya, lantai serta meja dapur sangat berantakan, lengket dan berminyak.

Ternyata selain udik, wanita itu juga jorok dan pemalas. Sungguh malang nasibmu, Pak Zein.

Aku mendengus. Mau tak mau mengerjakan pekerjaan yang sama sekali belum pernah aku kerjakan ini.

"Kalau bukan karena Pak Zein, tak sudi aku mengerjakan semua ini."

"Kalau bukan karena ingin mendekatinya, aku pasti sudah membuat surat pengunduran diri karena telah direndahkan begini." Aku terus saja menggerutu sambil mengusap satu persatu piring kotor dengan spons yang berbusa.

Sial, benar-benar sialan si Salsa itu. Awas saja. Aku pastikan dalam waktu dekat posisi ratu yang dia banggakan itu akan berhasil aku lengserkan. Akulah yang akan menggantikan singgasananya di istana ini.

Dan jika saat itu tiba, kamu akan kubuat seperti hidup di neraka.

Tepat setelah aku selesai mengelap meja dapur, suara khas anak kecil terdengar dari belakangku.

"Tante lagi ngapain? Bunda sama Ayah mana?"

Aku menoleh untuk memastikan kalau itu suara anak Pak Zein. Dan tentu saja benar, anak yang bertanya padaku itu adalah Naura, sebab dialah satu-satunya anak kecil di rumah ini.

Aku mengukir senyum setelah benar-benar melihat sosok cantik dan lucu tengah memandangiku. Terbesit sebuah ide untuk langkah awal masuk ke dalam kehidupan Pak Zein.

Jika aku berhasil mendekati anak ini, besar kemungkinan aku juga bisa dengan mudah mendapatkan ayahnya.

Benar-benar ide yang cemerlang bukan? Kamu memang brilian Misyka.

"Tante ..." Panggilnya membuatku tersadar dari lamunan.

Aku berjongkok mensejajari bocah perempuan yang usianya mungkin sekitar 6 tahun itu.

"Kenapa, Sayang?"

"Ayah sama bunda mana, Tante?"

"Kamu gak tahu di mana ayah dan bunda? Owh, kasihannya Naura cantik, pasti kamu diabaikan sama mereka," kataku dengan nada dibuat nelangsa sambil merangkulnya.

Tapi sayang, gadis kecil itu menepis tanganku yang bahkan belum menempel di pundaknya sama sekali.

"Enggak, kok. Bunda kan lagi hamil adiknya Naura, jadi harus banyak istirahat. Ayah pasti lagi temenin bunda di kamar."

'Kalau sudah tahu, ngapain tadi nanya ke aku? Dasar bocil!' batinku menggerutu.

"Iya, mereka lagi asik bermain di kamar, melupakan anak cantik di depan Tante ini." Aku masih berusaha sabar merayunya.

"Kalau gitu, Tante temenin Naura main, ya?" pintanya dengan mengerlingkan mata polosnya.

'Giliran ada maunya sok manis, tadi aja, tanganku di tepis.' tentu saja itu cuma kuucapkan dalam hati.

"Siap tuan putri. Tante yang cantik ini akan menemani putri cantik bermain."

"Hore ...!" sahutnya girang.

Kemudian aku berdiri. "Lestgo ..." ajakku bersemangat.

Tapi Naura hanya diam.

"Kenapa?" tanyaku heran.

"Tapi lantainya kotor, Tante. Mainnya nanti aja ya kalau Tante udah selesai ngepel."

Aku terperangah mendengar penuturan bocah kecil yang bermakna perintah itu.

Jadi maunya apa sebenarnya datang ke sini? Mengajak bermain atau menjadi pengawas pekerjaanku?

Kuputar bola mata malas. Menghadapi bocil emang ngeselin. Makanya aku gak pernah suka sama anak kecil sejak dulu.

"Ya sudah, Tante nyapu ngepel dulu, kamu duduk di sofa sambil nonton TV, ya!"

"Iya, Tante."

Setelah berhasil menemukan channel kesukaan Naura, aku bergegas mengambil alat bersih-bersih di belakang.

Aku harus segera menyelesaikan pekerjaan ini sebelum Pak Zein keluar dari kamarnya.

Akan aku tunjukkan pada Pak Zein, bahwa selain cantik, pintar dengan urusan kantor, aku juga rajin dan pandai dalam mengurus rumah dan anak.

Supaya si udik itu juga sadar kalau dia bukanlah tandingan berat bagiku.

Aku tahu alasan dia meminta bantuanku hanyalah untuk mengerjaiku. Tetapi sayangnya, aku jauh lebih cerdas darinya. Justru karena ulahnya itulah, Pak Zein akan semakin terpesona dengan Misyka.

Kau hanya wanita kampung yang udik Salsa. Kau bukanlah tandingan Misyka sang brilian.

----

Hampir satu jam aku menyelesaikan pekerjaan rumah yang cukup besar ini. Meskipun hanya menyapu dan mengepel saja, tetapi hal itu sudah sangat menyiksaku. Belum lagi rengekan Naura yang terus menerus meminta ku segera menyelesaikan pekerjaan supaya bisa bermain dengannya.

Meskipun aku terlahir di keluarga yang tidak mempunyai pembantu, akan tetapi aku tidak pernah melakukan pekerjaan kasar macam ini. Biasanya selalu mamaku yang menyelesaikan pekerjaan rumah sendirian.

Habis ini aku harus melakukan perawatan untuk kulit dan kukuku supaya tidak kasar.

Ya Tuhan ... Kenapa berat sekali ujian mendekati suami orang.

"Tante ...."

Sepertinya Naura memanggilku lagi.

Aku sedang mengistirahatkan diri di dapur dengan sebotol air mineral yang aku ambil di dalam kulkas.

"Iyaa, Sayang. Tante di dapur," sahutku setengah berteriak.

Tak lama kemudian, gadis cilik itu muncul.

"Katanya cuma sebentar terus mau main sama Naura? Kok Tante lama, sih?" ungkapnya pelan.

Aku mendengus sebal. 'Gak lihat apa, aku habis ngapain!' sungutku dalam hati.

"Iya, ini bentar lagi, ya."

"Sekarang Tante ...." Dia mulai merengek lagi.

Dari pada dia menangis mengundang perhatian Pak Zein, tak ayal, aku pun menurutinya meski badanku masih sangat capek.

"Ya udah, ayo ... Mau main apa?"

"Main kuda-kudaan ya, Tante. Udah lama Naura gak main itu sama bunda."

Apa! Kuda-kudaan?

Ya Tuhan ... Apalagi ini!!!

Ingin sekali aku menjerit dan berubah menjadi reog sekarang!

Salsa ... Awas kamu!

.

.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
for you
kayak ga ada laki laki lain aja di dunia novel ini perempuan selalu jadi jalang suami orang
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Dikira Babu Ternyata Ratu    48. Baby Ivana Keysha (Ending)

    "Ya sudah kalau Mas Zein keberatan. Aku akan memberikan bayi itu pada panti asuhan saja. Tapi, aku boleh mengunjunginya setiap waktu 'kan Mas?"Melihat wajah datar dan dingin suaminya, Salsa pada akhirnya memutuskan untuk mengaihkan pengasuhan bayi itu pada sebuah panti. Meski begitu ia akan tetap memantau perkembangan bayi itu. Ia tak ingin egois. Berusaha memaklumi jika suaminya berat menerima bayi wanita yang secara terang-terangan menghancurkan impiannya mempunyai banyak anak.Ya, rencana Zein mempunyai 5 atau 6 anak dari Salsa harus kandas karena ulah mereka yang membenci Zein. Dan melalui Misyka semua kebahagiaan yang dirasakan Zein dengan keluarga kecilnya menjadi porak-poranda."Sebaiknya kita istirahat saja dulu, Sayang. Mungkin suami kamu masih capek. Kamu juga sepertinya kelelahan, lihat matamu sudah seperti mata panda saja." Mama Rita mencoba mencairkan suasana. Sebagai orang yang paling tua dia lebih bijak.Mama Rita dapat melihat sebuah keinginan besar di dalam diri Sal

  • Dikira Babu Ternyata Ratu    47. Izin Merawat Bayi Misyka

    "Tidak ...!!!"Tepat ketika Danu menekan pelatuk senjatanya, Risa berlari kencang memasang badan di depan Zein sehingga mau tidak mau timah panas itu menancap pada perutnya."Risaaa ...." Tangan Danu gemetar, senjatanya jatuh begitu saja saat mendapati kenyataan bahwa pelurunya justru mengenai anak kandungnya sendiri."Tidak. Tidak, tidak mungkin." Danu terus bergumam sembari matanya nanar memandang telapak tangan yang selalu mengasihi dan membelai anaknya, justru kini tangan itulah yang melukai buah hati tercintanya.Darah berceceran pada lantai keramik putih di mana kini Risa terkapar dalam pangkuan Zein dengan nafas tersengal."Zein. Maafkan ayahku," ucap Risa lemah.Satu tangannya memegangi luka dan satunya lagi menggapai-gapai wajah Zein."Bertahanlah, Ris. Bantuan akan segera datang." Zein berusaha menguatkan sembari menggenggam erat tangan Risa."Tidak Zein. Aku tidak kuat. Tapi, aku sudah cukup bahagia jika harus pergi dalam keadaan berada di pangkuanmu. Maafkan Aku yang tidak

  • Dikira Babu Ternyata Ratu    47. Danu sang Dalangnya

    Di sisi lain, Zein saat ini tengah beradu kekuatan dengan beberapa anak buah yang berjaga di bangunan penyekapan Mama Rita.Dibantu oleh Bima, Santos dan anak buahnya, Zein berhasil menerobos masuk ruangan itu.Begitu pintu terbuka lebar, Zein dapat melihat dengan jelas mamanya kini tengah terikat pada kursi dengan mulut tersumpal lakban. Di sampingnya berdiri seorang pria yang begitu dia kenal memegang senjata api tengah menyeringai padanya."Selamat datang, Zein Mahardika yang terhormat. Apa kabar? Saya tidak menyangka loh Anda bisa sampai di sini," ucap Danu congkak."Katakan, apa maumu? brengsek!" sergah Zein."Ini yang aku tunggu. Kamu ingin tahu apa mauku? Baiklah akan ku beritahu."Zain hanya memberi tatapan menghunus. Dia ingin segera tahu apa maksud semua rencana ini. Apa tujuan dari rekan bisnisnya ingin menghancurkan dirinya beserta keluarganya."Tanda tangani kertas ini sekarang," perintah Danu sambil menyodorkan map hijau di tangannya."Apa itu?" tanya Zain.Danu melirik

  • Dikira Babu Ternyata Ratu    46. Misyka Meninggal

    Salsa tak ingin peduli dengan apapun yang terjadi pada Misyka yang kini sudah dibawa ke rumah sakit oleh pihak hotel setempat. Tetapi bayangan bayi dalam perut perempuan itu terbayang-bayang dalam benak Salsa.Jika terjadi apa-apa dengan Misyka, bagaimana dengan nasib bayi itu. Bunda dari Naura itu berjalan bolak-balik tak tenang dalam kamarnya.Waktu sudah larut, Naura sudah tertidur lelap, tapi Zein belum juga pulang. Bukannya mengkhawatirkan Zain yang belum ada kabar, Salsa justru mengkhawatirkan keadaan Misyka dan bayinya. Hatinya merasa bersalah karena dialah yang menyebabkan semua itu terjadi.Tak bisa tenang, akhirnya Salsa memutuskan untuk menyusul Misyka ke rumah sakit. Dia meminta bantuan pada anak buah Santos untuk menjaga Naura. Beruntung salah satu dari orang kepercayaan Santos itu ada yang seorang wanita, sehingga Salsa mengizinkan penjaga wanita itu untuk masuk ke dalam kamar di mana Naura tengah tidur lelap.Diantar oleh anak buah Santos yang satunya lagi, Salsa menuj

  • Dikira Babu Ternyata Ratu    45. Tragedi

    Pov authorMalam harinya Bu Clara memutuskan untuk bersedia bertemu dengan Salsa, setelah beberapa waktu lalu dirinya melihat foto suaminya dengan perempuan bergandeng mesra di sebuah minimarket, yang dikirim oleh Salsa.Derap langkah high heels istri dari pengacara Aldo itu menggema di lobby hotel tempat Salsa menginap, lalu menghubungi Salsa."Saya sudah di lobby Anda di mana?" ucapnya melalui ponsel."Baik, tunggu sebentar. Saya segera turun," sahut Salsa.Bergegas Ibu dari Naura itu memakai hijab instannya. Sebelumnya iya meyakinkan Naura terlebih dahulu untuk tetap di kamarnya selama ia belum kembali. Naura pun mengiyakan. di samping karena memang dia sudah mengantuk.Agar lebih aman Salsa mengunci kamar hotelnya dari luar. Lalu berjalan menemui Clara di bawah, tak lupa masker penutup wajahnya ia kenakan."Halo, Bu Clara." Salsa langsung menyapa saat melihat wanita persis seperti di foto profil nomor yang baru saja menghubunginya.Wanita yang lebih tua dari Salsa itu memicingkan

  • Dikira Babu Ternyata Ratu    44. Bertemu Misyka

    Usai pelepasan, aku masih menempel pada dada bidang suamiku sebagai sandaran. Dan Mas Zein mengelus kepalaku dengan sayang."Mas," panggilku."Hmmm," sahutnya."Bagaimana keadaan Mama Rita sekarang? Semalam mama menemui beberapa orang yang membuat keributan, dan setelah itu aku tidak tahu apa yang terjadi. Aku membawa Naura pergi dan meninggalkan mama begitu saja." Aku mengencangkan pelukan pada Mas Zein sekedar menghilangkan rasa bersalah yang menghinggapi."Mas sedang berusaha mencari tahu, Sayang. Tenanglah, berdoa saja semoga Mama tidak kenapa-kenapa.""Kita lapor polisi saja Mas, supaya mama segera ditemukan.""Tidak semudah itu, Sayang. Kita harus menunggu 24 jam terlebih dahulu baru laporannya akan diterima. Bima dan orang-orangnya sudah mengetahui di mana Mama berada. Tinggal menunggu waktu yang tepat, Mas akan menjemput mama. Kamu tenang dan jangan banyak pikiran, ya.""Benarkah? Alhamdulillah kalau begitu. Memangnya apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa mereka membawa mama?"Ak

  • Dikira Babu Ternyata Ratu    43. Memadu Kasih

    Setelah panggilan terputus, aku mulai sedikit menata barang-barang yang berantakan di kamar. Menumpuk baju-baju yang keluar dari lemari dengan asal di keranjang, dan juga mengumpulkan beberapa barang lainnya yang juga berserakan di lantai. Semua aku jadikan satu dalam sebuah wadah kotak yang aku ambil dari gudang. Biarlah nanti setelah keadaan membaik aku suruh orang untuk merapikan lagi semua ini.Tak berselang lama decitan mobil terdengar di halaman rumah. Pasti itu suara mobil Mas Zein yang terburu-buru."Sayang ... Bunda, Naura, kalian di mana?"Benar saja itu suara Mas Zein yang berteriak memanggil namaku dan Naura."Ayah ..." sahut Naura tak kalah kencang.Sejurus kemudian derap langkah seperti berlari terdengar menuju kamar di mana aku dan Naura berada. Pintu yang sedikit terbuka memudahkan Mas Zain menerobos masuk."Salsa, Naura! Alhamdulillah ya Allah ..." Mas Zain berseru gembira ketika mendapatiku dan Naura dalam keadaan baik-baik saja.Dia berlari merengkuhku dan Naura sec

  • Dikira Babu Ternyata Ratu    42. Salsa Selamat

    POV SalsaAku baru saja selesai melaksanakan sholat isya ketika suara keributan terdengar dari luar. Entah kenapa perasaanku mengatakan ini tidak baik-baik saja.Gegas aku keluar kamar untuk mencari Naura dan mama."Ma ...!" panggilku.Mama Rita langsung muncul dari dari kamarnya. Tak berbeda denganku, wajah mama juga terlihat panik."Salsa," sahut Mama. "Suara gaduh Apa itu, ya, Sal?" sambungnya."Salsa nggak tahu, Ma. Tapi perasaan Salsa gak enak. Naura di mana?""Naura di kamarnya sama Rini. Kamu pergilah ke kamar Naura. Biar mama yang lihat suara gaduh itu di luar."Aku pun mengangguk patuh, lalu kita sama-sama berjalan ke arah yang berlawanan.Tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, aku langsung menerobos masuk ke kamar Naura."Bu Salsa! Ibu sudah sembuh?" Rini terlihat kaget ketika melihatku.Sementara Naura, Dia terlihat sudah memejamkan matanya."Nanti saya jelaskan. Sekarang kamu keluar bantu Mama Rita. Saya akan menjaga Naura di sini," perintahku memaksa."Memangnya ada apa, B

  • Dikira Babu Ternyata Ratu    41. Terkecoh

    Aku mendekat pada pintu untuk sedikit menghilangkan penasaran.Samar-samar aku seperti mendengar suara Santos berbicara."Silakan masuk kalau kalian ingin berurusan dengan polisi karena membuat gaduh di rumah orang."Polisi? Jadi Santos bawa-bawa nama aparat? Pantas mereka tak berkutik.Baiklah. Aku juga harus bisa melakukan sesuatu.Sejurus kemudian aku memutuskan untuk keluar. Pasti semua ini sudah terencana. Menarik napas panjang, sebelum akhirnya aku membuka pintu perlahan.Saat aku muncul, semua mata beralih tertuju padaku."Nah! Itu dia orangnya. Ayo kita seret saja dia. Bisa-bisa penduduk sini terkena sialnya kalau tetap dibiarkan!" Salah satu dari mereka berseru padaku."Memangnya apa yang sudah saya perbuat?" ucapku santai."Halah! Tidak usah berkelit kamu! Kita semua tahu kalau ternyata kamu itu bukan suami perempuan itu. Hampir setiap hari kamu datang ke sini. Apa lagi kalau bukan untuk berbuat mesum. Pasti wanita itu sedang hamil anak haram kamu 'kan?!" sentaknya lagi.Ka

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status