แชร์

Kau Dipecat!

ผู้เขียน: Atieckha
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2023-05-17 16:12:13

"Nona tidurlah di ranjang. Saya akan tidur di sofa. Saya tidak akan memaksa Anda kalau Anda belum siap Nona," ucap Arga dengan tatapan keraguan.

Setelah pernikahan ekpress itu, kini keduanya berada di dalam kamar dengan status pengantin baru.

Maria lantas menatap lekat wajah Arga.

'Sepertinya, pria ini tidak jahat,' pikirnya.

Perempuan itu pun tersenyum dan berucap pelan, "Terima kasih."

Seketika Arga merasa iba dengan calon istrinya itu. Perlahan, ia pun tersenyum. "Anda jangan takut, Nona. Saya tidak akan menyakiti Anda. Saya akan menjaga Anda dengan sangat baik. Maaf kalau saya belum bisa membawa Anda pergi dari rumah ini karena Tuan Askara tidak mengizinkan kita pergi," ucap Arga.

Maria mengangguk lemah, wanita itu pun memilih untuk masuk ke dalam selimut, sedang Arga menuju ke sofa.

Tubuhnya sudah sangat lelah dengan drama hari ini.

****

Esok harinya, Arga yang sudah rapi bersiap untuk menjalankan aktivitasnya.

Namun, dia dibuat kaget karena ada orang asing di rumah itu, dan sepertinya usianya tak jauh berbeda dari Arga.

"Ah kebetulan kau turun Arga, ada yang mau aku bicarakan denganmu," ucap Tuan Askara.

Arga pun mendekati majikannya. Di sana, ada juga ada Nyonya Askara dan Tantenya Maria.

"Iya Tuan, ada apa ya?" tanya Arga.

Dia sudah memiliki firasat tak baik, melihat kedatangan pria lain di rumah itu dengan menggunakan pakaian rapi ala sopir pribadi.

"Begini Arga, mulai sekarang tugasmu akan digantikan oleh Bambang. Kau lakukan saja tugasmu dengan baik," ucapnya.

"Apaaa Tuan? Saya dipecat?" tanya Arga kaget.

Tuan Askara hanya tersenyum santai. "Bisa dibilang begitu."

"Tapi, kenapa Tuan? Anda kan tahu saya harus membiayai hidup orang tua saya di kampung."

"Terserah aku dong mau mempekerjakan siapa," sahut Tuan Askara, membuat Arga kesal.

"Sekarang kembalilah ke atas, temani adikku sarapan," imbuhnya lagi.

"Baiklah Tuan, kalau Anda memang sudah tidak membutuhkan saya, saya akan mencari kerja di tempat lain. Saya pamit dulu," ujar Arga menahan emosi.

Pria itu lalu melangkah menjauhi anggota keluarga Askara yang selalu menghina status sosialnya itu.

"Bisa apa kau huh, mau mencari kerja di tempat lain? Sudah tinggal saja di rumah, dan cepat berikan yang aku mau agar kau bisa keluar dari rumah ini!" seru Tuan Askara.

"Kalau Anda berkenan, izinkan saya mengajak Nona Maria untuk tinggal bersama saya," ucap Arga.

"Saya berjanji akan menghidupi beliau secara layak," tambah Arga lagi.

Mendengar itu, Tuan Askara lantas memberi kode pada Bambang untuk pergi dari sana. Dia tak ingin pembicaraannya didengar oleh sopir barunya.

Tuan Askara segera berdiri, lalu mendekati Arga. Ia menatap lekat pria yang sudah sah menjadi adik iparnya.

"Mau kau kasih makan apa adikku di luar, huh? Batu?" cercanya.

Tanpa perasaan, Tuan Askara menghina Arga, hingga dua wanita beda usia itu pun ikut tergelak.

"Hahahaha, sudah enak hidupmu tinggal di sini! Masih mau banyak tingkah? Cih, dasar orang miskin tak tahu diri!" sambar Nyonya Askara yang selalu bersemangat menghina Arga.

Entah apa salah Arga, hingga membuat dua wanita ini begitu membencinya.

"Kau memang suami dari keponakanku, tapi hanya suami SEMENTARA!" Dahlia ikut menyudutkan Arga.

Tangan Arga mengepal.

Sepertinya, dia harus segera mencari tahu fakta tentang dirinya agar bisa membalas dendam pada orang-orang sombong ini.

Untungnya, emosi Arga bisa tertahan karena sang kepala pelayan mendekat ke arah mereka.

"Tuan Arga, Nona Maria menunggu Anda untuk sarapan," ucap sang pelayan.

"Tuan Arga?"

Tiga orang bermulut kejam itu membeo.

"Bi, dia hanya sampah dan orang miskin. Meski dia adalah suami Maria, tapi di mata kami dia tetap sampah," ucap sang Nyonya kejam.

Dada Arga bergemuruh hebat. Ingin rasanya dia menampar wanita bermulut kejam yang selalu menghinanya.

Namun, Arga tahu dia tak pantas melakukan itu. Arga lantas memilih naik ke lantai dua, tanpa membalas hinaan majikannya.

"Awalnya, aku tak berharap menjadi anak pria kaya itu. Tapi, jika itu benar, kupastikan kalian menderita," batinnya dalam hati.

*****

Siang harinya, Arga kembali bertemu di rumah sakit.

Dengan kecanggihan alat di rumah sakit itu, akhirnya hasil tes DNA itu pun keluar.

Jantung Arga berdetak sangat kencang. Meski tadi sesaat ia mengharapkan menjadi anak orang kaya, hati kecilnya berharap bahwa dirinya adalah anak kandung dari ayah dan ibunya.

Merekalah yang sudah membesarkan Arga walau di tengah kekuarangan.

"Sebelum Tuan Muda membuka hasil tes DNA itu, sebaiknya Anda lihat dulu video ini Tuan," ucap asisten Tuan Gavin mendadak.

Pria bertubuh kekar itu segera menyerahkan ponselnya kepada Arga.

"Arga memang bukan anak kandung kami," ucap ayahnya berusaha tegar.

Sang Ibu pun menduduk. "Wa--waktu itu, kami menemukan Arga di pinggir jalan."

Setelah mengucapkan itu, kedua orang tua Arga memperlihatkan barang-barang Arga sewaktu pertama kali ditemukan.

Mata Arga pun membelalak dan berkaca-kaca saat melihat rekaman video berdurasi sepuluh menit itu.

Bahkan, tanpa disadarinya, air mata pun lolos. Kenyataan ini sungguh menyakitkan.

Harusnya, Arga bahagia dengan kenyataan bahwa dirinya anak dari konglomerat nomor satu di Ibukota, kan? Tapi, kenapa rasanya sesakit ini?!

Tak menunggu lama, Arga pun membuka amplop coklat dari rumah sakit yang masih tersegel.

[ Probabilitas DNA antara Arga dan Gavin Dewantara adalah 99,99% ]

Dia mulai membaca kesimpulan akhir tes tersebut dan benar saja, Tuan Gavin Dewantara adalah Ayah biologis Arga.

Arga menangis, sementara Tuan Gavin segera memeluk anaknya itu dengan erat. "Bertahun-tahun, Papa mencari keberadaanmu," lirihnya, "bahkan, semua orang menganggapmu sudah meninggal, tapi Papa yakin kau masih hidup."

"Sampai akhirnya Papa mencoba untuk ikhlas, Tuhan malah mempertemukan kita Nak."

Wajah Tuan Gavin memerah. Ada banyak emosi di wajah pria paruh baya itu.

Hanya saja, Arga masih menunduk, hingga Tuan Gavin menyadarinya.

Pria paruh baya itu pun terdiam dan berlutut untuk menatap mata putra yang selama ini dicarinya.

"Kembalilah, Nak. Hanya kau satu-satunya ahli waris seluruh kekayaan keluarga Dewantara."

อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
ความคิดเห็น (15)
goodnovel comment avatar
Sobron Van Persie
buka kuncinya woe, kalo gak dibuka gw hapus nie aplikasi.
goodnovel comment avatar
Yudiyanto Yusuf
bangsaaaaat, nyesaal q dh dowload
goodnovel comment avatar
made wiyarta
anjing mau baca aja bayar. taek
ดูความคิดเห็นทั้งหมด

บทล่าสุด

  • Dikira Sopir Melarat, Ternyata Konglomerat   TAMAT

    Dua puluh menit berikutnya, mereka tiba di depan hotel terbaik di kota Cappadocia. Cessa mematung melihat kedua orang tua Leo, ada Mama dan Papa, juga Arjuna dan adik sepupu Cessa serta Grandpa Arga dan Grandma Maria sedang tersenyum ke arahnya.Kenapa bisa begini? Sejak kapan mereka di sini? Lalu kenapa sang Mama dan Mamanya Leo juga Grandma Maria tampak akrab? Siapa yang membuat kejutan ini untuknya? Untuk apa?Air mata mulai membasahi wajah cantik Cessa."Papaaaaaaaaaaaa …..!" teriak si kembar kompak, lalu berhamburan berlari ke arah Arjuna. Mereka sangat merindukan Arjuna yang selalu dipanggil Papa.Meskipun sudah ada Leonard mengambil alih tugas Arjuna selama ini, tapi posisi Arjuna di hatinya tidak akan pernah berubah. Arjuna, masih menjadi pria yang terbaik yang ada untuk hidup Ratu dan Rani."Honeyyyyyy ……!" balas Arjuna.Pria itu berjongkok, lalu merentangkan kedua tangannya memeluk si kembar yang sudah ia anggap seperti darah dagingnya sendiri."Kami benar-benar tak dianggap

  • Dikira Sopir Melarat, Ternyata Konglomerat   Bab 293

    Si sulung bersungut-sungut kesal karena perdebatan kedua orang tuanya tidak akan pernah berakhir.Setiap kali Cessa menatap tajam ke arah Leonard, si kembar tahu kalau sang Mommy sedang marah, dan mereka diminta untuk mengerti keadaan yang ada. Tapi nyatanya tak bisa."Iya benar, kalau Mommy gara-garanya kita ketinggalan pesawat, kita seruduk Mommy," Rani menimpali. Rani ikut menghentak-hentakkan kakinya berjalan mendekati pintu keluar."Kalian ya, mulai nggak nurut sama Mommy," kata Cessa kesal."Kabuuuuurrrrrrrrr!" teriak si kembar kompak lalu berlari ke arah mobil."Tunggu kalian," teriak Cessa, ikut mengejar kedua anak nya ke dalam mobil. Hati Leo menghangat melihat tingkah anak kembarnya dan Cessa, 'aku akan memperjuangkan kalian,' batin Leo berujar demikian.Tak bisa Leonard bayangkan bagaimana dulu ketika Cessa hamil si kembar tanpa ada dirinya mendampingi sebagai suami.Apa mungkin Arjuna selalu siap siaga ketika Cessa muntah? Apa mungkin Arjuna yang menjaga Cessa sepenuhnya?

  • Dikira Sopir Melarat, Ternyata Konglomerat   Bab 292

    Hari ini hari pertama si kembar libur sekolah sejak keduanya merengek minta liburan hanya bersama kedua orang tuanya saja. Mereka libur sekolah selama 1 bulan dan sudah berkali-kali berbicara pada Leo untuk mengajak mereka liburan.Sang Daddy sangat setuju, kemanapun si kembar mau akan dikabulkan olehnya, dan soal pekerjaan ia bisa serahkan pada Jeki.Akan tetapi, seperti biasa yang masih menolak mengabulkan permintaan si kembar adalah Cessa, wanita itu masih sangat membenci Leonard, dan rasanya begitu mudah pria itu mendapatkan hati kedua anaknya.Cessa juga menyesali, kenapa mereka harus ke Dubai, sehingga membuat Leo bertemu dengan kedua putrinya tersebut.Tapi, kembali lagi kedua orang tuanya selalu mengingatkan Cessa, agar tidak terlalu berlebihan menanggapi masalah ini.Inilah takdir yang memang harus Cessa alami, bahkan hingga detik ini wanita itu masih sering merasakan sakit kepala yang luar biasa, yang biasanya hanya ia tahan sendiri dengan mengkonsumsi obat. Jujur saja Ces

  • Dikira Sopir Melarat, Ternyata Konglomerat   Bab 291

    ****Flash Back"Ayo sayang! Loh mana Rani?" tanya Cessa, yang tiba-tiba Rani tak ada di dekatnya."Mom Rani Huaaaaa huaaaaa," Ratu menangis menunjuk ke arah adik kembarnya. Cessa membelalak melihat ke arah yang ditunjuk oleh Ratu."Rani jangaaaaaaaaan," Cessa berteriak sambil menangis histeris.Bruggghhhh "Raniiiiiiiiiiiiiiii," teriak Cessa sambil berlari bangunan tembok di tempat Rani berdiri roboh. Cessa yakin salah satu anak kembarnya ada di bawah reruntuhan itu. Ratu tak kalah histeris melihat sang Mommy menangis kencang, padahal Ratu tidak pernah tahu apa yang sedang terjadi. Arjuna yang melihat dari lantai enam berhamburan berlari sekencang mungkin.Bahkan ia sempat terjungkal dari lantai atas. Keningnya mengeluarkan darah dan ia abaikan. Demi apapun Arjuna tak sanggup menerima kemungkinan terburuk yang keponakannya itu. Nenek dan Kaka dari Ratu dan Rani kakinya tiba-tiba melemas, hatinya mencelos bagai agar-agar, jantungnya seperti terperosok ke dasar perut, tanpa disadar

  • Dikira Sopir Melarat, Ternyata Konglomerat   Bab 290

    Setelah menempuh perjalanan selama 32 jam, mereka tiba di kediaman Dewantara.Petugas keamanan di kediaman keluarga Dewantara masih mengenali Leo sebagai pria yang pernah menghancurkan Cessa. Tapi mereka masih bersikap ramah terhadap Leo dan juga sang papa."Selamat sore, Tuan. Ada yang bisa kami bantu?" tanya petugas keamanan tersebut, saat sudah mendekati mobil yang ditumpangi Leo dan sang papa."Selamat sore juga, Pak. Kami ingin menemui Tuan Dewantara," ucap Leo. "Tapi ngomong-ngomong, kenapa ramai sekali ya Pak?" imbuh Leo lagi, dengan rasa penasaran karena melihat banyaknya mobil yang berjajar di halaman depan rumah keluarga Dewantara."Oh ini keluarga besar sedang berkumpul. Tapi, hanya keluarga Dewantara dan keluarga Askara saja. Mereka merayakan hari ulang tahun Nona Ratu dan Nona Rani," ungkapnya "Apaaaaaa ja–jadi mereka ada di Jakarta?" tanya Leo terbata."Iya benar, Tuan. Beliau baru tiba dua hari yang lalu di Jakarta. Saya coba tanyakan dulu pada Tuan Besar ya, Tuan.

  • Dikira Sopir Melarat, Ternyata Konglomerat   Bab 289

    "Papa, Leo mau bicara," ucap Leo pada sang papa. Hubungannya dengan pria paruh baya tersebut tidak terlalu baik-baik saja, semenjak Arjuna memutuskan secara sepihak untuk membatalkan pernikahan Cessa dan Leo."Apa yang ingin kau bicarakan sama Papa, dan untuk apa jauh-jauh pulang ke Amerika? Apakah hal itu sangat penting sekali?" Tidak hanya satu, tapi tiga pertanyaan sekaligus diucapkan oleh sang papa kepada Leo.Leo menghembuskan nafas kasar, merasa Papanya selalu menyalahkan Leo atas batalnya pernikahannya dengan Cessa."Ternyata Cessa membohongi kita. Dia sudah melahirkan anak kembar dan anak itu adalah anak kandung Leo.""Apaaaa?" sang papa tersentak."Cessa melahirkan anak kami Pa, mereka kembar," ulang Leo."Apa kau bilang? Kau sedang tidak bercanda kan?" tanya sang papa, tak percaya akan pendengarannya.Leo menggeleng, sebagai jawaban atas pertanyaan Papanya tersebut."Leo sungguh-sungguh, Pa. Ternyata kami tak sengaja bertemu di Dubai. Ada dua anak yang persis wajahnya sepe

  • Dikira Sopir Melarat, Ternyata Konglomerat   Bab 288

    Dua hari berikutnya, keluarganya dari Jakarta tiba di Dubai. Lagi dan lagi ketika mereka makan siang malah bertemu dengan Leo.Leo yang hendak kembali menyentuh Ratu dan Rani, terhalang oleh Cessa. Cessa melayangkan tendangan maut ke bagian inti Leo hingga pria itu merasa sakit luar biasa di bagian intinya. Tapi Leo tidak akan pernah melawan Cessa."Ingat sampai mati pun tak ku biarkan-mu berani menyentuh anakku!" Bugh Satu kali tendangan lagi di bagian inti milik Leo, hingga pria itu tersungkur di atas lantai.Leo merasa tubuhnya terbelah, sakit dan wajah sudah sangat mengenaskan. Jeki hanya diam mematung saat melihat bos nya teraniaya."Auwwwwwwww!" Leo kembali berteriak, ketika Cessa berhasil menginjak kakinya, lalu pergi dari tempat itu, meninggalkan Leo yang kesakitan."Tu–Tuan, Ayo kita masuk ke dalam mobil," ucap Jeki terbata.Demi apapun Jeki, sangat kasihan melihat bosnya kesakitan seperti itu. Ternyata wanita mungil yang disangkanya lemah, memiliki kekuatan yang dahsyat.B

  • Dikira Sopir Melarat, Ternyata Konglomerat   Bab 287

    lSelama ini Cessa memiliki butik yang cukup besar tapi karena dirinya memiliki dua anak yang tidak bisa ditinggalkan, Cessa mempercayakan butik yang tersebut pada Veronica. Cessa memang bukan perancang busana terkenal, akan tetapi banyak orang penting yang datang ke butiknya untuk memesan gaun pada Cessa. Cessa memang sudah berencana di Dubai akan membeli beberapa bahan untuk rancangan terbarunya.Tiba-tiba ponsel Cessa berdering menampilkan nama Veronica wanita yang dipercaya mengelola butiknya. Kening Cessa berkerut, sebab tak biasanya sang asisten menghubunginya seperti ini. "Siapa yang nelp?" Tanya Arjuna sebab sang adik kembar tak mengangkat panggilan di ponselnya."Veronica, ada apa ya dia nelp Cessa, Arjuna?" Cessa tiba-tiba menjadi bodoh. Otak cerdasnya tak berfungsi baik, sudah nyata yang nelp sang tangan kanan eh dia malah nanya pada Arjuna yang jelas-jelas ada di sampingnya. Arjuna tergelak melihat wajah polos adiknya, terlebih saat Cessa malah bertanya ada apa se

  • Dikira Sopir Melarat, Ternyata Konglomerat   Bab 286

    ****Flash Back On"Alma, aku minta uang lagi dong," ucap Juwita."Cessa sudah pergi, aku tak membutuhkan bantuanmu lagi!" kata Alma ketus."Tidak bisa begitu dong, Kau kan sudah janji untuk tetap membiayai kuliah aku di sini," Juwita mulai menuntut. Wanita itu tidak terima Alma mengingkari janjinya."Kau mau memerasku ya!" sentak Alma."Ada apa ini, kenapa kalian ribut di rumah Leo? Nanti suamiku mendengarnya, habis kalian! Apa sih yang kalian perdebatkan?" tanya Mamanya Leo. "Juwita mau memerasku Tan," adunya pada Mamanya Leo. Alma begitu disayangi oleh Rosiana sehingga apapun yang wanita itu katakan. Mama dari Leo pasti akan mendukung dan membenarkannya."Benar begitu?" tanya Mamanya Leo kepada Juwita."Tentu saja benar nyonya, karena memang Alma sudah berjanji pada saya untuk membiayai kuliah saya hingga tamat di Perancis, lalu sekarang ketika SPP saya belum dibayar olehnya, apa saya salah datang ke sini untuk meminta uang lelah saya?" adunya pada Rosiana."Kita sudah tidak membu

สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status