Share

Chapter 17 : "Jangan Keluar."

Celindia beranjak bangun dengan malas saat mendengar sebuah ketukan pintu dari luar. 

"Masuk," pintahnya dengan suara serak. 

Tak lama pintu terbuka menampilkan Meri dengan satu pelayan, wanita itu tersenyum menyapa nona-nya. Sedangkan pelayan yang satunya melangkah ke kamar mandi, Celindia hanya membiarkan. 

Pelayan yang hanya berbeda sekitar dua tahun dengannya itu pasti akan menyiapkan air hangat untuk ia berendam, kegiatan yang selalu ia lakukan saat memasuki kamar Celindia bersama Meri. 

"Selamat pagi, nona," sapa Meri dengan sopan. 

"Pagi, bibi." Celindia membalas dengan senyuman tipis. 

Meri tahu suasana hati nona-nya masih terbawa oleh keadaan yang semalam, ia ingat dengan jelas bagaimana raut kecewa yang tergambar di wajah cantik nona-nya. Wanita itu membuka tirai tinggi menggunakan remot elektronik, ia lalu kembali berdiri di samping ranjang Celindia. 

"Bagaimana dengan tidur nona? Apa nyen

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status