Share

106. Duda

Nawa terpejam, menitikkan air mata di samping pusara Agung. Setelah dari makam sang ibu, seperti biasa ia menyempatkan diri singgah di makam abdi negara ini.

“Aku tuh egois, Mas. Saat bahagia sama Sir Brama, aku nggak mikirin kamu. Tapi kalau lagi sedih gini, kamu orang pertama yang kuingat. Aku jahat banget ya.” Nawa tertawa sumbang.

Dari belakang, Brama menatap cemburu. Meskipun Agung sudah tiada, Brama justru melihat dari sudut berbeda. Keduanya berhadapan, Agung sedang menatap dan menikmati kecantikan istrinya. Atau bahkan mengelus wajah cantik Nawa. Brama menggeleng, mengusir pikiran gila itu. Ia pun mendekat.

“Aku kangen sama kamu.” Ucapan Nawa terlontar ketika Brama tepat berada di belakangnya.

Pria itu ingin mengelus kepala Nawa, tetapi urung. Kata kangen yang diucapkan istrinya itu untuk siapa? Ah, jelas bukan untuknya.

Nawa terisak-isak. Ia sampai tidak menyadari ada suami yang berdiri di belakangnya.

“Saat sekarat kemarin, aku lihat kamu sama ibu. Aku berpikir, mungkin aku
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Nissa Salsabila
emng udah pernah jadi mantu nya buk nurul nawa nya? bukan nya masih calon ya? bahkan belum lamaran. masih bakal calan dong
goodnovel comment avatar
permata eka
waspada bram
goodnovel comment avatar
Kuripa Jeh
wkwkwkw.........bisa aja jokes nawa wat sir brama.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status