Share

2. Janji Andi

Bab 2

'Aku akan menjadi orang kaya? Apakah ini semua nyata? Kuharap ini adalah nyata.' batin Andi termenung melihat kesebuah kertas secara menerawang. Pikirannya berkelana, disana sini memikirkan situasi yang sedang dihadapinya yang terlihat sangat membingungkan dan juga sangat sulit untuk dicerna oleh akal sehatnya.

Tiba-tiba asisten lelaki tua itu membangunkannya dari lamunan panjangnya.

"Heyy, apa yang sedang kau pikirkan, apa kau masih tidak mempercayainya?" Suara berat asisten lelaki tua itu terdengar, hingga memecah khayalan Andi.

 Andi yang masih ragu. Ingin mecari tahu, mengapa lelaki tua itu melakukan hal itu.

'Pasti nih orang ada maksud terselubung, nggak mungkin dia ingin memberikan hartanya secara cuma-cuma. Aku harus lebih waspada lagi.'

Asisten lelaki tua itu melihat Andi yang menatap wajah majikannnya dengan menyimpan berjuta kecurigaan yang terbentuk dari mimik wajahnya yang berubah-ubah.

"Tak usah banyak berpikir, kau hanya harus menjawab. Apa kau bersedia menerima semua harta ini?" 

"Untuk apa? Sungguh yah Pak, saya memang seseorang yang menyukai uang, saya tidak bisa berbohong soal itu. tetapi tidak, jika harta itu akan membawa saya kepada jalan yang salah. Mungkin saja harta itu adalah hasil curian, penggelapan atau apapun itu. 

"Karena, tidak mungkin seseorang akan memberikan hartanya secara cuma-cuma kepada seseorang yang tidak dikenalnya kan?"

Lelaki tua itu berucap, " Tidak Nak, kau mungkin tidak mengenalku, tapi aku mengenalmu, kau salah satu orang-orang terbaikku di perusahaan. karena apa? Karena kau sangat jujur dan berani. Disaat yang lain hanya melihat suatu kekejian dihadapan mereka, lain hal nya dengan dirimu, kau berani melawan dan melaporkan sesuatu apapaun yang menurutmu tidak sesuai dengan yang sebenarnya. Itulah yang membuat saya sangat mengenalmu dan semalam kau baru saja menolongku, itulah mengapa saya sangat yakin," ucap lelaki tua itu dengan sedikit ia paksakan,walau ia terlihat masih sanagt lemah. bagaimanapun hari ini ia harus meyakinkan Andi karena ia tidak tahu sampai kapan ia akan bertahan, rasanya tubuhnya tidak akan lagi bisa kembali sehat, dan mungkin ia akan segera mati.

Andi sudah sedikit yakin dengan ucapan lelaki tua itu.

"Jadii... maksudnya kau ingin memberikannya secara cuma-cuma padaku. mengapa?"

Asisten lelaki tua itu langsung menjelaskan segalanya, mengenai kedua anaknya yang ingin menghabisi tuannya karena ingin menguasai semua harta itu.

dan dengan satu permintaan, jika Andi bersedia ia harus menikahi putri bungsu lelaki itu yang sudah menghilang selama setahun, ia harus menemukannya dan menikahinya maka setelah itu, harta itu akan menjadi miliknya seutuhnya.

"Jadi maksudnya, saya menerima harta ini dengan syarat saya harus menikahi putri bungsu Bapak?"

"Bukan seperti itu, saya sangat senang jika kau bersedia untuk menjaga harta ini untuknya. Tetapi jika kau bersedia menikahi putri bungsuku, harta ini semuanya akan jatuh ketanganmu seutuhnya, tetapi jika kau tidak menikahinya, saya hanya ingin kau menjaga harta itu untuk putri bungsuku, sampai kau menemukannya, dan mengembalikan semua harta itu kepada putri bungsuku, dan semuanya sudah tertulis di surat pengalihan harta itu. Saya tahu kau adalah orang yang baik, maka itulah saya berani memberikan putriku kepada kamu sebagai calon suaminya."

"Lalu bagaimana jika saya tidak bisa menemukannya?"

"Kalau kau tidak menemukannya, maka harta itu akan tetap kau nikmati sampai saat kau menikah dengan seseorang, maka saat itulah harta itu juga akan terlepas darimu, dan secara otomatis akan menjadi milik sumbangan, di panti-panti asuhan, dalam artian kau akan kembali kehidupmu seperti semula." ucap asisten lelaki tua itu.

Andi masih berpikir keras tentang keputusan apa yang harus diambilnya, ia merasa bingung dan cemas, jika keputusan yang diambilnya salah.

Dari cerita lelaki tua itu, sebenarnya tak ada salahnya jika ia menandatangani surat pengalihan itu, karena dengan begitu ia bisa membantu lelaki tua itu agar terbebas dari kejaran kedua anaknya, yang terus mengejar hartanya. Dasar anak tak tahu balas budi, fikirannya telah terisi banyak iblis yang membuatnya berani ingin menghabisi ayahnya sendiri hanya untuk sebuah harta.

Juga, dengan begitu, ia bisa memenuhi impiannya, yang hanya selalu menjadi angan-angannya saat ia sedang membersihkan kaca jendela dengan hayalan konyolnya, yang sebentar lagi akan menjadi kenyataan, hanya tinggal menunggu keputusannya.

'Kring... kringg... kring'

Tiba tiba, ponsel Andi berbunyi yang menunjukan ada panggilan masuk di ponselnya. Andi langsung mengangkat ponselnya, sesaat ia melihat panggilan dari ibunya.

"Ndi... adik kamu Ndi, bapakmu menyiksanya lagi. Ia meminta uang lagi Ndi hiks.. hiks... apa yang harus ibu lakukan Ndi. Apakah kau sudah memiliki uang?"

Detik itu juga Andi terdiam, dan langsung mendapat jawaban dari semua kebingungannya, mungkin ini memang jalannya untuk ia bisa mengubah nasib mereka.

"Ndi.. kok kamu diam Nak? Apa kamu tidak punya uang? Nggak apa apa Nak, kamu nggak usah pikirin yah, nanti ibu yang akan ngadepin bapa'mu, assalamualaikum." 

'Tut..tut...tut' sambungan mereka telah terputus.

Mungkin ia memang harus menerima harta itu, ini demi kebaikan adiknya dan juga ibunya, ini bukan hanya tentang masalah dirinya seorang.

"Jadi bagaimana? Apa kau bersedia?" tanya lelaki tua itu.

Andi menarik napas dalam, sebelum berucap. 

"Yahh, saya akan menandatanganinya."

"Lalu bagaimana dengan putriku? Apa kau bersedia menikahinya?"

"Emm, se_" ucapan Andi terputus oleh ucapan lelaki tua  itu.

"Kumohon, hanya kau satu-satunya yang aku percayai sebelum aku mati, untuk menjaga putri bungsuku! Dia sanagt baik jadi aku tidak ingin dia menderita karenaku, jadi kumohon!"

Andi merasa iba dengan lelaki tua dihadapannya. Ia sanagt melihat kasih sayang seorang ayah yang terpancar dari mata sayu lelaki itu. Maka tanpa pikir panjang ia langsung meng'iakan ucapan lelaki itu.

"yah, saya akan menikahinya."

"Berjanjilah nak, kau akan selalu menjaganya."

"Yah saya berjanji untukmu."

***

Setelah selesai dengan semua urusan itu, disinilah Andi, di tempat dimana ia meninggalkan motor Tino semalaman.

"Ohh Tuhan, aku masih tidak mempercayai ini semua, dalam semalam hidupku langsung berubah secara mendadak."

Saat ini ia adalah seorang milioner,bukan lagi Andi si O-B, melainkan seorang yang kaya raya,  seorang milioner

Jika Andi adalah turunan dari seorang keluarga kaya, mungkin ia tidak akan sekaget ini. tetapi ia hanyalah lelaki miskin tanpa ada garis keturunan seorang bangsawan atau sejenisnya dan secara mendadak ia menjadi seorang milioner. Sungguh sebuah kejutan hidup yang indah.

Dibilang senang? Yah, Andi sanagt senang, bagaimanapun impiannya selama ini telah terkabul, dan hanya dalam waktu semalam.

Andi mengendarai sepeda motornya dengan kecepatan rata rata sambil berrteriak didalam hatinya

'Huuuff, akuu orang kaya!!'

"Aku menjadi orang kaya!'

'Heyy, semuanya aku orang kaya'

'Aku seorang milioner!!'

Andi hanya bisa mengatakannya didalam hatinya, karena asisten lelaki tua itu mengatakan bahwa ia harus menyembunyikan identitasnya, karena jika orang-orang mengetahuinya, maka hidupnya dan orang orang terdekatnya dalam bahaya.

Dan sekarang ia harus menjalankan misinya, yaitu mencari putri bungsu lelaki itu, yang ia ketahui bernama Laras.

'Laras aku akan menemukanmu dan menikahimu!'

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status