Share

Bab. 83

Author: Ufaira Putri
last update Last Updated: 2025-07-27 17:04:08

“Dia di ruangannya?”

Nayla menatap pelayan dengan mata yang berbinar-binar, seolah ingin memastikan kabar itu benar. Pelayan itu mengangguk pelan, tanpa kata. Senyum Nayla langsung merekah, penuh semangat yang tak terbendung.

“Evan!” seru Nayla.

Langkahnya ringan saat dia menyusup masuk ke ruang Evan. Di dalam, Evan yang sedang duduk terkejut mendengar suara itu, cepat menoleh ke arah Nayla.

“Nayla.” Suara Evan pelan. Namun, raut wajahnya penuh keterkejutan.

Senyum Nayla merekah sesaat, lalu mengendur perlahan ketika melihat Evan meraba wajahnya tanpa bisa melihat. Dia tahu, tak ada gunanya menunjukkan ekspresinya sekarang.

“Sayang, kamu sudah pulang?” tanya Evan.

Tangannya meraba-raba mencoba mencari tangan Nayla.

Nayla mendekat, menggenggam tangan suaminya dengan lembut.

“Iya, aku sudah pulang, Evan,” ucap Nayla.

Dia membimbing Evan kembali ke kursi dengan hati-hati. Mata Evan tetap menelusuri ruang di sekitar mereka.

“Bagaimana kata dokter Viranda? Apa semuanya baik-baik s
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Dimanja Suami Pura-pura Buta   Bab. 85

    “Evan, bagaimana kalau setelah ini, kita liburan?”Nayla mengusulkan dengan suara bersemangat yang hampir tak bisa disembunyikan. Matanya berbinar penuh harap, seolah membayangkan kebahagiaan yang akan mereka petik bersama. Evan membalas dengan senyum tipis, penuh kehangatan yang jarang tampak di wajahnya. Perlahan, tangannya menyentuh pinggang Nayla, menariknya lebih dekat hingga tubuh mereka bersatu dalam pelukan hangat. Dan Evan menatap dalam mata Nayla dengan penuh hasrat.“Apa kamu ingin kita merencanakan bulan madu, Nayla? Emmc ….”Kalimat Evan terhenti saat Nayla tiba-tiba mendorong dadanya dengan lembut tapi tegas, membebaskan Nayla dari pelukan yang mulai membuat istrinya itu merasa malu. Pipi Nayla memerah, tatapannya melirik ke sekelilingnya, menyadari keberadaan beberapa pasang mata yang diam-diam mengamati mereka. “Evan, mereka melihat ke arah kita!” bisik Nayla pelan, suaranya sedikit bergetar karena menahan rasa malu. Nayla menundukkan kepala sejenak, menarik napas d

  • Dimanja Suami Pura-pura Buta   Bab. 84

    “Maaf. Aku tidak bermaksud ….”Kalimat Evan menggantung, mencerminkan ketidaknyamanannya atas kesalahannya sendiri. Dia lalu menoleh pada Nayla, raut wajahnya menunjukkan penyesalan yang mendalam.“Maaf, Nay. Aku salah bicara,” kata Evan mengulangi.Dia tahu kalau perkataannya tadi memang kurang tepat, dan telah melukai perasaan Nayla dan Vania.Vania menghela napas panjang. Tatapannya dalam dan penuh kasih kepada Evan, diiringi dengan suaranya yang mengalun lembut.“Evan, jangan merasa rendah diri. Nenek mohon!” kata Vania, suaranya sedikit bergetar namun penuh penekanan. “Kamu harus ingat, Nayla tidak akan sampai bisa di titik ini, tanpa dukunganmu, suaminya.”Vania menghela napas panjang, dan menjeda kata-katanya sejenak. Tatapannya semakin dalam, sebelum dia akhirnya melanjutkan lagi.“Justru, Nenek sangat bersyukur karena Nayla mendapatkan sosok suami sebaik kamu?” lanjut Vania, senyum dan tatapannya tulus, memancarkan rasa terima kasih pada Evan.Nayla ikut menyambung. “Benar it

  • Dimanja Suami Pura-pura Buta   Bab. 83

    “Dia di ruangannya?” Nayla menatap pelayan dengan mata yang berbinar-binar, seolah ingin memastikan kabar itu benar. Pelayan itu mengangguk pelan, tanpa kata. Senyum Nayla langsung merekah, penuh semangat yang tak terbendung. “Evan!” seru Nayla.Langkahnya ringan saat dia menyusup masuk ke ruang Evan. Di dalam, Evan yang sedang duduk terkejut mendengar suara itu, cepat menoleh ke arah Nayla. “Nayla.” Suara Evan pelan. Namun, raut wajahnya penuh keterkejutan.Senyum Nayla merekah sesaat, lalu mengendur perlahan ketika melihat Evan meraba wajahnya tanpa bisa melihat. Dia tahu, tak ada gunanya menunjukkan ekspresinya sekarang. “Sayang, kamu sudah pulang?” tanya Evan.Tangannya meraba-raba mencoba mencari tangan Nayla. Nayla mendekat, menggenggam tangan suaminya dengan lembut. “Iya, aku sudah pulang, Evan,” ucap Nayla.Dia membimbing Evan kembali ke kursi dengan hati-hati. Mata Evan tetap menelusuri ruang di sekitar mereka.“Bagaimana kata dokter Viranda? Apa semuanya baik-baik s

  • Dimanja Suami Pura-pura Buta   Bab. 82

    “Evan … kamu ….”“Syuutt … kamu istirahat saja, Nay. Jangan bergerak dulu.”Evan duduk di samping tempat tidur Nayla, jari-jarinya perlahan menyisir rambut yang terbungkus perban tebal. Matanya menatap tajam tapi penuh lembut, seolah ingin menyuntikkan kekuatan lewat tatapannya. “Nay ...” Evan kembali bersuara dengan nada pelan, seolah takut membuyarkan suasana tenang di ruang rawat itu. Nayla mengerang pelan, suara seraknya pecah. “Bagaimana operasinya?” tanya Nayla.Tersirat kecemasan yang tersimpan di balik kelopak mata yang mulai berkaca. Evan tersenyum tipis, senyum yang jarang tampak, kini terlihat jelas dan lebih ramah, lebih hangat dari biasanya. “Tenang saja, Nay. Operasinya lancar. Semua akan baik-baik saja,” ujar Evan, nada suaranya mengalir lembut.Nayla menarik napas panjang, matanya berkaca-kaca, seolah beban di dadanya sedikit terangkat. Dia menatap langit-langit putih yang dingin, tubuhnya masih terikat perban, tapi hatinya mulai merasakan harapan.Evan mengan

  • Dimanja Suami Pura-pura Buta   Bab. 81

    “Baiklah, lakukan saja, Dokter!”Evan mengangguk setuju, raut wajahnya begitu antusias. Lalu, dia melirik pada Nayla, dan kembali menganggukkan kepalanya. Nayla pun membalas anggukkan kepala.Hari berikutnya tiba dengan cepat. Nayla, dengan hati berdebar-debar, bersiap untuk operasi ulang, untuk perbaikan wajahnya. Kali ini, bukan Vania yang setia mendampinginya, melainkan Evan. Tangan Evan menggenggam erat tangan Nayla, mencoba memberikannya dukungan. Hingga akhirnya, Nayla memasuki ruang operasi setelah dibuat tidak sadar menggunakan obat bius. Suasana tegang menyelimuti ruangan operasi, hanya diselingi suara monitor detak jantung yang berdetak teratur.“Kita mulai sekarang,” kata Viranda sambil mengangguk mantap.Dia ditemani dengan tim medisnya yang handal, memulai operasi. Dengan ketelitian dan keahliannya, Viranda memeriksa kembali luka bekas cengkraman Auliana. Luka tersebut ternyata lebih dalam daripada yang terlihat sebelumnya, menyebabkan kerusakan jaringan yang cukup signif

  • Dimanja Suami Pura-pura Buta   Bab. 80

    “Evan!”“Evan!”“Kamu tidak bisa memperlakukan bibi seperti ini, Evan!”Auliana menjerit histeris, saat dia diseret keluar ruangan dengan paksa oleh Tommy. Nayla meringis ngeri, mendengar jeritan Auliana. Namun, dia sedikit merasa lega, karena Auliana dijauhkan darinya.“Evan!”Jeritan Auliana masih terdengar nyaring, sekalipun pintu ruangan sudah tertutup rapat.Nayla langsung menatap Evan dengan khawatir. “Evan, apa semuanya akan baik-baik saja? Aku khawatir, masalah akan tambah besar, kalau kamu memperlakukan bibi Auliana seperti itu.Evan menghela napas panjang, rahangnya mengeras. Tatapannya masih tertuju pada pintu yang tertutup rapat, tempat jeritan Auliana masih samar-samar terdengar. Dia tahu, tindakannya barusan terlalu keras. Tapi, kesabarannya sudah habis. Auliana, dengan segala drama dan manipulasinya, telah melewati batas.“Aku tahu, Nayla,” jawab Evan, suaranya berat. “Tapi aku tidak bisa terus membiarkannya. Dia sudah sangat keterlaluan! Apalagi, dia berani menyakitimu

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status