Share

Bab 7. Ragu

"Maaf Pak, maaf! Saya gak sengaja."

Bagaikan orang bodoh, aku gegas mendudukan diri syok karena baru sadar kalau aku tengah mempermalukan diri sendiri. Bisa-bisanya, tubuhku yang agak bongsor ini jatuh tepat di ujung sepatunya Athar.

Ih najong! Mending sosor yang punyanya ya, kan? Eh, astaghfirullah.

Oh ya Allah! Ingin rasanya aku menghilang saja di telan bumi atau masuk ke kantong Doraemon jika begini ceritanya.

Namun, Athar anehnya gak marah, pria itu malah terlihat mengulum senyumnya. "Sudah gak apa-apa, Mbak. Tapi sebenarnya kamu ada perlu apa sampai ada di depan ruangan saya?" tanya Athar seraya membantuku berdiri disaksikan Tiara yang menatap sinis dan duo racun yang melongo bego.

"Anu Pak, ehm ... anu saya tadi lagi ... aw!"

Aku meringis menahan lututku yang tiba-tiba sakit kala mencoba bangun. Heran, entah kenapa tubuhku tiba-tiba limbung akibat rasa ngilu yang menjangkiti, ini pasti terjadi gara-gara aku terjatuh dan kakiku bersilaturahim dengan lantai.

Athar yang tadinya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status