Share

Dinikahi Bos Tampan, Setelah Diduakan
Dinikahi Bos Tampan, Setelah Diduakan
Author: Aksara Ocean

1. Tuntutan Sang Mertua

Author: Aksara Ocean
last update Huling Na-update: 2024-06-06 00:07:20

Bab 1 Tuntutan Sang Mertua

“Heba, mama minta uang dong!” ujar Ratih dari ambang pintu.

Heba yang baru saja memasukkan food prep ke dalam lemari es dua pintu itu terhenyak. Mama mertuanya sepagi ini sudah teriak-teriak di ambang pintu rumahnya.

“Heba! Kamu dengerin saya nggak, sih! Kamu dimana?” Ratih memanggil dengan suara yang lebih lantang.

“Sebentar, ma,” ujar Heba dengan suara lirih.

Sebelum Mama mertuanya itu masuk ke dalam. Heba buru-buru melangkah untuk menyambut di depan.

“Masuk dulu, Ma, maaf tadi Heba di belakang. Ada perlu apa ya, Ma?” ajak Heba.

“Pake nanya lagi! Kan Mama tadi sudah bilang, Heba! Mama lagi butuh uang. Jadi, mama mau kamu minta uang sama Mamamu. Penting banget ini!"

Heba menghela nafasnya. “Maaf, Ma. Tapi buat apa, ya?” lanjut Heba dengan seulas senyum tipis.

“Ada perlu pokoknya! Mama butuh uang besar buat Kakak iparmu itu! Diana kan suka banget tuh, beli-beli baju di marketplace. Nah, dari pada dia buang-buang duit terus, mending kan buka butik sekalian. Biar ada pemasukan juga,” jawab Ratih–mertua Heba.

“Maaf, Ma. Tapi untuk sekarang, aku lagi nggak ada uang. Bagaimana kalau pakai uang Mama saja dulu?” ujar Heba. Dengan wajah takut-takut dia berusaha menolak permintaan dari Ratih. 

“Ya, karena Mama nggak punya uang! Kalau Mama ada uang, udah pasti Mama nggak akan minta tolong sama kamu. Mamamu kan banyak uang, Heba. Suami Mama kamu itu … alias Papa tiri kamu kan pengusaha hebat, jadi nggak ada salahnya kan kalau kamu minta sama mereka, kan?” Ratih semakin memperjelas keinginannya.

Hampir saja Heba membulatkan kedua bola matanya karena reaksi terkejut. Heba berpikir bahwa Ratih tadi hanya bercanda saja, namun ternyata serius. Heba meneguk ludah dengan susah payah. 

“Iya aku tau, Ma ....” Heba mulai menarik napas. “Tapi maaf banget, Ma. aku nggak bisa ... aku nggak mau merepotkan mereka.” Wanita berhijab itu sedikit merasa tak enak.

Ratih melotot kesal. “Kamu bisanya cuma minta maaf doang?! Dasar menantu nggak berguna!" Ratih menunjuk wajah Heba dengan wajah garang, hingga membuat Heba pun terdiam. Ada sedikit rasa nyeri dalam hatinya. 

Heba berusaha tak mendengarkan, dia ingin melangkah ke dapur sampai suara pria yang dikenalnya, berhasil menghentikannya.

“Heba, ada apa ini?”

Heba sedikit terkejut, saat melihat suami, dan kakak tirinya sudah berdiri di samping pintu.

“Kok, pada kumpul di sini? Lagi pada ngobrolin apa sih?” Tiba-tiba Nathan muncul dan sudah bergabung di ruang tamu.

“Mas Nathan? Apa ada yang tertinggal, Mas?” tanya Heba, sembari melirik ke arah kakak tirinya yang sedang tersenyum.

Heba membalas senyuman Anya. Meskipun sebenarnya hubungan mereka kurang baik, tetapi mereka tak pernah benar-benar menunjukkannya di hadapan siapapun. 

Nathan mengangguk. “Iya, aku mau ambil file yang tertinggal. Sebentar aja kok, terus balik lagi. Ada apa ini, kok tumben ngumpul tanpa bilang-bilang?” 

“Ini istri kamu, Than! Mama lagi nasehatin istri kamu ini!” Ratih masih terlihat bersungut-sungut. 

“Memangnya ada apa, Tante?” Anya terlihat sangat serius. “Apa ada masalah dengan adikku?”

Heba menghela napas panjang. Di depan yang lain selalu saja Anya bersikap lembut dan memperlakukan Heba seperti saudara. Namun jika sedang berdua, Anya menganggap Heba saingannya. 

Dan tak pernah sekalipun bersikap manis padanya. 

“Begini, Nya … ini karena Tante sedang butuh bantuan, tapi Heba menolak untuk membantu.”

Semenjak Ratih tau kalau Anya merupakan atasan Nathan di kantor sekaligus putri  kandung dari pemilik perusahaan, berbeda dengan Heba yang hanya anak tiri. Ratih mencari banyak cara untuk menarik simpati Anya, bahkan hingga berkhayal kenapa bukan Anya saja yang menjadi menantunya?

Anya tersenyum lagi. “Kalau begitu, coba katakan saja. Siapa tau Anya bisa bantu.”

Sembari memasang wajah serius, Ratih menatap wajah Anya. “Masalahnya cukup sensitif, Nak. Ah, Tante sih, berharap banget … andai saja ada malaikat tak bersayap yang mau bantu, pasti Tante seneng banget!” 

Heba menatap ibu mertuanya, dan berkata, “Ma … Sebaiknya jangan libatkan orang luar.”

Ratih melotot, sambil mengibaskan tangannya. “Lihat istrimu, Nathan! Kurang ajar sekali dia. Didiklah dengan benar!”

Heba melihat suaminya yang tampak mengetatkan rahangnya, namun tak mengatakan apapun kepada sang ibu. 

Ratih segera melembutkan ekspresinya ketika menatap Anya. “Tante lagi butuh uang buat modal Diana bikin butik, percuma Tante minta sama Heba. Kebetulan ada kamu di sini, jadi ya, nggak ada salahnya kan kalau Tante minta bantuan sama kamu, kan?”

Heba tertegun, mertuanya sungguh berani. Heba melirik ke arah Nathan dan suaminya itu juga terdiam. Sementara Anya cuma tersenyum. Perasaan Heba jadi tiba-tiba tak enak.

“Bagaimana, Nak? Kok, malah cuma dijawab senyum? Pasti bisa kan? Tante berharap banget kamu bisa bantu, Tante mohon!” Ratih memasang wajah iba.

“Tenang aja, Tante. Bisa kok, kalau soal uang sih … itu urusan kecil!” Anya mengedipkan sebelah mata.

“Baik banget kamu, astaga! Makasih ya!” ujar Ratih dengan mata berbinar.

“Tapi ini nggak gratis ya, Tante! Aku kasih Tante modal dengan akad pinjam, alias utang. Gimana?”

Meskipun kaget karena Anya ternyata menawarkan pinjaman, Ratih tetap saja mau. Setidaknya Anya masih berbaik hati mau meminjamkan dana tanpa bunga atau syarat lainnya.

“Boleh, nggak papa. Itu juga Tante sudah berterima kasih sama kamu. Padahal kamu orang lain ya, tapi baiknya nggak ketulungan. Eh menantu Tante sendiri malah nggak bisa diandalkan!” kata Ratih seraya melirik ke arah Heba.

Heba hanya bisa menghela napasnya perlahan. 

“Oke, Tante butuh berapa? Nanti aku buatkan cek, Tante bisa ambil uangnya di Bank,” kata Anya dengan santai.

“Nya, kamu nggak perlu deh, repot-repot begini. Ini berlebihan!” Nathan akhirnya bersuara, setelah dari tadi terdiam.

“Udah lah, Mas, nggak papa! Santai, cuma segitu doang aku nggak repot kok.” Seperti biasa, Anya mulai mengeluarkan senyuman mautnya. 

Heba menatap Anya dan Nathan bergantian, meskipun dia yakin tak ada apapun di antara mereka. Namun, kedekatan keduanya memang terlihat agak tidak wajar di mata Heba. 

Ada apa dengan Mas Nathan dan Kak Anya?”

*********

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
Nala Sitinjak
saya suka cerita ya
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Dinikahi Bos Tampan, Setelah Diduakan   134 (TAMAT)

    Bab 134Memaafkan dan memilih melanjutkan hidup, adalah pilihan terbaik bagi Heba dan Noah. Semenjak datang ke rumah Anisa dua bulan lalu, hubungan mereka sudah semakin membaik. Perlahan tapi pasti, Luqman juga sudah bersedia untuk ditemui, meski pertemuan itu sendiri harus selalu diadakan di rumahnya.Soal Anya dan Nathan, mereka belum resmi bercerai. Anya yang sudah mendapatkan kewarasannya, mengatakan kalau ia memang sangat mencintai Nathan dan tak bisa melepaskan lelaki itu, meski Nathan sudah menghujaninya dengan berbagai macam pengkhianatan.Tak ada satu pun yang bisa membuat Anya berubah pikiran, termasuk Heba yang sempat datang ke rumah sakit jiwa untuk menjenguk kakak tirinya. Di sana, Anya malah berkata kalau Heba tak boleh mengurusi hidupnya. Maka dari itu, Heba tak pernah menemui Anya secara langsung, dan hanya menanyakan bagaimana kondisi perempuan itu melalui perawat.Sementara untuk rumah tangga Heba sendiri, semuanya berjalan lancar. Heba tengah menikmati hari-hari men

  • Dinikahi Bos Tampan, Setelah Diduakan   133

    Bab 133"Kita ke rumah Mama Anisa sekarang," ucap Noah setelah Heba menceritakan ulang apa yang dikatakan oleh Anisa barusan."Tapi, Mas, gimana sama kita berdua?" tanya Heba bingung dan tak enak hati.Bukan hal yang aneh bagus kalau mereka sampai keluar dari hotel tengah malam begini. Apa kata orang? Semua orang yang melihat keduanya meninggalkan hotel dengan langkah tergesa, pasti akan berpikir macam-macam. Heba tak mau keluarga suaminya mendapatkan pandangan buruk karena masalah yang tengah dihadapi oleh Anisa."Masih ada malam-malam selanjutnya untuk kita berdua," jawab Noah dengan senyum.Noah berlalu, mengambilkan baju hangat serta sehelai kerudung untuk dikenakan oleh sang istri. Sementara itu, Heba masih diam di tempat. Ia tak mau merepotkan, tetapi mustahil juga andai dirinya pergi seorang diri ke rumah Anisa untuk melihat apa yang terjadi di sana."Ayo, Sayang," ajak Noah menggenggam hangat tangan sang istri, sehingga Heba mengangguk dan mengikuti langkah suaminya.Berjalan

  • Dinikahi Bos Tampan, Setelah Diduakan   132

    Bab 132Kebaya putih gading yang dilengkapi dengan kerudung serta untaian bunga melati, berhasil membuat penampilan Heba begitu memukau. Heba tampil sangat cantik dan manglingi, membuat Kamila tak henti memotret sahabatnya dari berbagai sudut."Udahlah, Mil, aku malu," gumam Heba seraya menatap ke sekeliling yang diisi oleh seorang fotografer dan dua staf wedding organizer, serta seorang MUA yang memang disewa oleh Heba untuk mempercantik dirinya di hari paling membahagiakan ini."Sorry, Ba, aku gak bisa berhenti, habisnya kamu cantik banget!" Kamila kembali mengangkat layar ponselnya dan mengarahkan benda tersebut ke wajah Heba, kemudian kembali memotretnya.Jika disimak lebih jauh, Kamila ini memang sangat heboh dan tampak lebih sibuk dari sang fotografer. Heba sampai menggelengkan kepala. Kendati sudah meminta agar Kamila duduk saja, tetapi sahabatnya itu tak mendengar sama sekali.Kamila baru bisa duduk dengan tenang, saat pembawa acara di ballroom hotel meminta Noah untuk duduk d

  • Dinikahi Bos Tampan, Setelah Diduakan   131

    Bab 131Suara tangis bayi mengakhiri perjuangan Anya yang sejak tadi mengikuti instruksi dari dokter yang membantu persalinannya. Perempuan itu memejamkan mata, merasakan lelah luar biasa karena ia telah melalui proses persalinan secara normal.Ya, Anya sejak awal kehamilan, Anya sudah bersikeras ingin melahirkan bayinya dengan cara normal, lantaran ia berpikir dirinya bisa dianggap sebagai seorang ibu sepenuhnya, jika menempuh cara tersebut. Padahal, proses apa pun yang dilalui oleh seorang ibu, tak bisa dibandingkan satu sama lain. Baik normal maupun caesar, keduanya sama-sama mempertaruhkan nyawa.Sementara di luar ruangan, Nathan sudah menunggu dengan perasaan sangat cemas. Ia tak bisa masuk ke dalam lantaran tak akan kuasa melihat banyak darah. Lelaki itu hanya menunggu seorang diri dengan sedikit rasa kesal, lantaran Ratih dan kedua saudaranya tak kunjung datang ke rumah sakit.Nathan telah berdiri. Ia ingin melihat bagaimana anaknya yang baru saja lahir. Sejenak ia mengintip, d

  • Dinikahi Bos Tampan, Setelah Diduakan   130

    Bab 130Tinggal di sebuah rumah besar adalah kebahagiaan untuk Ratih dan keluarganya. Harapan mereka menjadi kenyataan. Berkat naiknya Nathan menjadi pemegang perusahaan, kehidupan mereka pun berubah secara drastis.Sekarang, Ratih dan dua anaknya tinggal di sebuah rumah yang letaknya berada di perumahan elit. Tak ada tetangga julid, tak ada tatapan iri, dan itu membuat Ratih semakin jumawa."Hari ini aku mau ke luar kota, Ma," ucap Diana pada sang ibu."Mau ngapain lagi? Kamu baru aja pulang," sahut Ratih menatap curiga pada putri sulungnya.Diana sering mengatakan kalau ia tengah mencoba untuk menjalin bisnis dengan temannya yang kaya raya. Sudah berbulan-bulan Diana sering pergi ke luar kota dengan alasan serupa, tetapi tak ada satu pun hasil yang terlihat dari kerja kerasnya itu.Ya, Diana membohongi ibunya. Ia tak pergi ke luar kota, melainkan malah bergabung dengan teman-teman barunya di sebuah klub malam. Di sana, Diana menghamburkan uangnya demi menyenangkan beberapa lelaki ya

  • Dinikahi Bos Tampan, Setelah Diduakan   129

    Bab 129Seorang perempuan melihat datar kepergian Noah dan keluarganya dari rumah Anisa. Perempuan itu kemudian menutup kasar gorden panjang nan tebal, menyebabkan kamarnya menjadi temaram, padahal hari masih sore dan matahari masih menampakkan cahaya di atas langit."Heba udah bahagia," gumamnya seakan tak terima atas lamaran adik tirinya.Semua hantaran yang dibawa oleh orang tua Noah, jelas membuat Anya merasa iri. Dulu saat Nathan melamar dirinya, lelaki itu memang membawa banyak sekali barang mahal, tetapi uangnya berasal dari kantong Anya."Kenapa nasib Heba bisa jauh lebih baik daripada aku?" tanya Anya seraya hilir mudik di kamarnya.Tak seorang pun yang tahu, kalau rumah tangganya dengan Nathan kerap diterpa oleh ujian yang tak ada habisnya. Di awal pernikahan, sikap Nathan sangat baik dan lembut. Lelaki itu memenuhi semua keinginan Anya tanpa terkecuali.Akan tetapi, setelah Nathan memegang penuh perusahaan milik Luqman, suaminya itu menjadi dingin dan ketus. Nathan juga ser

  • Dinikahi Bos Tampan, Setelah Diduakan   128

    Bab 128Shanti dan Pratama kebingungan melihat putra semata wayang mereka terus mengukir senyum sejak masuk ke dalam rumah. Dua paruh baya itu sampai saling pandang dan sama-sama mengerutkan kening."Aku punya kabar bahagia," ucap Noah setelah duduk di depan kedua orang tuanya.Gambaran bahagia itu memang terlihat jelas dan mampu mengalihkan semua kebiasaan Noah. Anak lelaki mereka tiba-tiba duduk tanpa mengucap salam atau mencium tangan, membuat Shanti dan Pratama kembali saling pandang."Kabar bahagia apa? Soal perusahaan?" tanya Pratama penasaran."Bukan, Pa," jawab Noah tak langsung menjelaskan semuanya, karena ia malah tertawa salah tingkah."Kenapa, sih? Jangan bikin Mama sama Papa penasaran," tegur Shanti sambil berdecak tak sabaran."Heba suka sama aku, dan dia bilang mau nikah sama aku," ungkap Noah, benar-benar tak bisa menghentikan senyum di bibirnya."Kamu serius?" Shanti adalah orang pertama yang memberikan reaksi terkejut. Perempuan paruh baya itu sampai terkesima dan be

  • Dinikahi Bos Tampan, Setelah Diduakan   127

    Bab 127Tawaran dari Noah berhasil membuat jantung Heba seakan hendak meledak. Perempuan itu mendadak diam, tetapi kedua matanya melirik Noah sesekali.Menikah? Tawaran itu bukan sesuatu yang mudah untuk diangguki dalam hitungan detik. Sebelumnya, Heba punya pengalaman buruk soal pernikahan. Perempuan itu tentu tak mau sembarangan lagi. Semuanya harus dipikirkan baik-baik."Maaf, Pak, apa boleh saya kasih jawaban nanti?" tanya Heba takut-takut."Boleh," jawab Noah seraya mengangguk lagi, kemudian lelaki itu kembali mengemudikan mobilnya.Noah mengantar Heba dengan selamat sampai ke rumah. Turun dari mobil usai berpamitan dan mengucapkan terima kasih, lebih dulu Heba memastikan mobil Noah menjauh dari area rumahnya. Barulah setelah itu, ia masuk ke dalam rumah dengan langkah tergesa."Aku harus kasih tau Kamila!" ucap Heba terburu-buru mengambil ponselnya di dalam tas, dan menghubungi Kamila saat itu juga."Mil!" panggilnya setelah panggilan mereka terhubung.Di toko yang masih ramai o

  • Dinikahi Bos Tampan, Setelah Diduakan   126

    Bab 126Noah menghentikan langkah. Barusan itu, kalimat yang keluar dari mulut Kamila terdengar oleh kedua telinganya. Noah mematung, mulai bertanya-tanya mengapa ia tak tahu kalau Heba sempat merasa cemburu pada perempuan yang datang kepadanya?Tatapan lelaki itu tertuju lurus, dan Heba sadar akan hal tersebut. Heba mengeluh, dan menoleh pada Kamila seraya melayangkan tatapan protes. Dari tatapannya itu, harusnya Kamila sadar, kalau saat ini Heba tengah kesal padanya.Akan tetapi, Kamila malah mengangkat bahu seolah-olah ia tak salah. Kamila tak bermaksud bicara di depan Noah tentang semuanya. Namun, kalau sampai atasan mereka mendengar, ya itu namanya sudah takdir."Gara-gara kamu, nih!" Heba berkata tanpa suara.Heba berdeham dan menarik senyum saat Noah berdiri di hadapannya dan Kamila. Sebisa mungkin Heba bersikap seolah tak ada sesuatu yang terjadi di antara mereka."Siang, Pak, gimana pendapat Bapak soal toko saya sama Kamila?" tanya perempuan itu, benar-benar berusaha mengalih

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status