Dinikahi Bos Tampan, Setelah Diduakan

Dinikahi Bos Tampan, Setelah Diduakan

last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-19
Oleh:  Aksara OceanTamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel12goodnovel
10
2 Peringkat. 2 Ulasan-ulasan
134Bab
3.0KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Heba dikhianati oleh suaminya, dan yang lebih parahnya pelakor di dalam rumah tangganya ternyata adalah kakaknya sendiri. Dia merasa hancur, sebab dia rela melepaskan karirnya demi Nathan. Dan inilah balasan dari laki-laki itu. Heba tidak mau larut dalam keterpurukan, dia bangkit dan menerima uluran tangan Noah yang merupakan anak dari Bos tempatnya bekerja dulu. Dia akan membuktikan, dia yang ditindas dan dikhianati bisa bangkit dan melawan.

Lihat lebih banyak

Bab 1

1. Tuntutan Sang Mertua

Bab 1 Tuntutan Sang Mertua

“Heba, mama minta uang dong!” ujar Ratih dari ambang pintu.

Heba yang baru saja memasukkan food prep ke dalam lemari es dua pintu itu terhenyak. Mama mertuanya sepagi ini sudah teriak-teriak di ambang pintu rumahnya.

“Heba! Kamu dengerin saya nggak, sih! Kamu dimana?” Ratih memanggil dengan suara yang lebih lantang.

“Sebentar, ma,” ujar Heba dengan suara lirih.

Sebelum Mama mertuanya itu masuk ke dalam. Heba buru-buru melangkah untuk menyambut di depan.

“Masuk dulu, Ma, maaf tadi Heba di belakang. Ada perlu apa ya, Ma?” ajak Heba.

“Pake nanya lagi! Kan Mama tadi sudah bilang, Heba! Mama lagi butuh uang. Jadi, mama mau kamu minta uang sama Mamamu. Penting banget ini!"

Heba menghela nafasnya. “Maaf, Ma. Tapi buat apa, ya?” lanjut Heba dengan seulas senyum tipis.

“Ada perlu pokoknya! Mama butuh uang besar buat Kakak iparmu itu! Diana kan suka banget tuh, beli-beli baju di marketplace. Nah, dari pada dia buang-buang duit terus, mending kan buka butik sekalian. Biar ada pemasukan juga,” jawab Ratih–mertua Heba.

“Maaf, Ma. Tapi untuk sekarang, aku lagi nggak ada uang. Bagaimana kalau pakai uang Mama saja dulu?” ujar Heba. Dengan wajah takut-takut dia berusaha menolak permintaan dari Ratih. 

“Ya, karena Mama nggak punya uang! Kalau Mama ada uang, udah pasti Mama nggak akan minta tolong sama kamu. Mamamu kan banyak uang, Heba. Suami Mama kamu itu … alias Papa tiri kamu kan pengusaha hebat, jadi nggak ada salahnya kan kalau kamu minta sama mereka, kan?” Ratih semakin memperjelas keinginannya.

Hampir saja Heba membulatkan kedua bola matanya karena reaksi terkejut. Heba berpikir bahwa Ratih tadi hanya bercanda saja, namun ternyata serius. Heba meneguk ludah dengan susah payah. 

“Iya aku tau, Ma ....” Heba mulai menarik napas. “Tapi maaf banget, Ma. aku nggak bisa ... aku nggak mau merepotkan mereka.” Wanita berhijab itu sedikit merasa tak enak.

Ratih melotot kesal. “Kamu bisanya cuma minta maaf doang?! Dasar menantu nggak berguna!" Ratih menunjuk wajah Heba dengan wajah garang, hingga membuat Heba pun terdiam. Ada sedikit rasa nyeri dalam hatinya. 

Heba berusaha tak mendengarkan, dia ingin melangkah ke dapur sampai suara pria yang dikenalnya, berhasil menghentikannya.

“Heba, ada apa ini?”

Heba sedikit terkejut, saat melihat suami, dan kakak tirinya sudah berdiri di samping pintu.

“Kok, pada kumpul di sini? Lagi pada ngobrolin apa sih?” Tiba-tiba Nathan muncul dan sudah bergabung di ruang tamu.

“Mas Nathan? Apa ada yang tertinggal, Mas?” tanya Heba, sembari melirik ke arah kakak tirinya yang sedang tersenyum.

Heba membalas senyuman Anya. Meskipun sebenarnya hubungan mereka kurang baik, tetapi mereka tak pernah benar-benar menunjukkannya di hadapan siapapun. 

Nathan mengangguk. “Iya, aku mau ambil file yang tertinggal. Sebentar aja kok, terus balik lagi. Ada apa ini, kok tumben ngumpul tanpa bilang-bilang?” 

“Ini istri kamu, Than! Mama lagi nasehatin istri kamu ini!” Ratih masih terlihat bersungut-sungut. 

“Memangnya ada apa, Tante?” Anya terlihat sangat serius. “Apa ada masalah dengan adikku?”

Heba menghela napas panjang. Di depan yang lain selalu saja Anya bersikap lembut dan memperlakukan Heba seperti saudara. Namun jika sedang berdua, Anya menganggap Heba saingannya. 

Dan tak pernah sekalipun bersikap manis padanya. 

“Begini, Nya … ini karena Tante sedang butuh bantuan, tapi Heba menolak untuk membantu.”

Semenjak Ratih tau kalau Anya merupakan atasan Nathan di kantor sekaligus putri  kandung dari pemilik perusahaan, berbeda dengan Heba yang hanya anak tiri. Ratih mencari banyak cara untuk menarik simpati Anya, bahkan hingga berkhayal kenapa bukan Anya saja yang menjadi menantunya?

Anya tersenyum lagi. “Kalau begitu, coba katakan saja. Siapa tau Anya bisa bantu.”

Sembari memasang wajah serius, Ratih menatap wajah Anya. “Masalahnya cukup sensitif, Nak. Ah, Tante sih, berharap banget … andai saja ada malaikat tak bersayap yang mau bantu, pasti Tante seneng banget!” 

Heba menatap ibu mertuanya, dan berkata, “Ma … Sebaiknya jangan libatkan orang luar.”

Ratih melotot, sambil mengibaskan tangannya. “Lihat istrimu, Nathan! Kurang ajar sekali dia. Didiklah dengan benar!”

Heba melihat suaminya yang tampak mengetatkan rahangnya, namun tak mengatakan apapun kepada sang ibu. 

Ratih segera melembutkan ekspresinya ketika menatap Anya. “Tante lagi butuh uang buat modal Diana bikin butik, percuma Tante minta sama Heba. Kebetulan ada kamu di sini, jadi ya, nggak ada salahnya kan kalau Tante minta bantuan sama kamu, kan?”

Heba tertegun, mertuanya sungguh berani. Heba melirik ke arah Nathan dan suaminya itu juga terdiam. Sementara Anya cuma tersenyum. Perasaan Heba jadi tiba-tiba tak enak.

“Bagaimana, Nak? Kok, malah cuma dijawab senyum? Pasti bisa kan? Tante berharap banget kamu bisa bantu, Tante mohon!” Ratih memasang wajah iba.

“Tenang aja, Tante. Bisa kok, kalau soal uang sih … itu urusan kecil!” Anya mengedipkan sebelah mata.

“Baik banget kamu, astaga! Makasih ya!” ujar Ratih dengan mata berbinar.

“Tapi ini nggak gratis ya, Tante! Aku kasih Tante modal dengan akad pinjam, alias utang. Gimana?”

Meskipun kaget karena Anya ternyata menawarkan pinjaman, Ratih tetap saja mau. Setidaknya Anya masih berbaik hati mau meminjamkan dana tanpa bunga atau syarat lainnya.

“Boleh, nggak papa. Itu juga Tante sudah berterima kasih sama kamu. Padahal kamu orang lain ya, tapi baiknya nggak ketulungan. Eh menantu Tante sendiri malah nggak bisa diandalkan!” kata Ratih seraya melirik ke arah Heba.

Heba hanya bisa menghela napasnya perlahan. 

“Oke, Tante butuh berapa? Nanti aku buatkan cek, Tante bisa ambil uangnya di Bank,” kata Anya dengan santai.

“Nya, kamu nggak perlu deh, repot-repot begini. Ini berlebihan!” Nathan akhirnya bersuara, setelah dari tadi terdiam.

“Udah lah, Mas, nggak papa! Santai, cuma segitu doang aku nggak repot kok.” Seperti biasa, Anya mulai mengeluarkan senyuman mautnya. 

Heba menatap Anya dan Nathan bergantian, meskipun dia yakin tak ada apapun di antara mereka. Namun, kedekatan keduanya memang terlihat agak tidak wajar di mata Heba. 

Ada apa dengan Mas Nathan dan Kak Anya?”

*********

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
Aksara Ocean
Silahkan dibaca dan jangan lupa berikan ulasan serta komentar, teman-teman. ...️...️
2024-06-13 23:44:39
1
user avatar
Dom Kang
Suka banget sama cerita ini!
2024-06-13 23:43:14
0
134 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status