Home / Romansa / Dinikahi CEO Cuek / Bab 3 Perihal Suka

Share

Bab 3 Perihal Suka

Author: Han
last update Last Updated: 2022-02-09 13:26:45

Uncle!”

Pintu yang terbuka dengan teriakan anak kecil membuat Elive serta Zavian segera bangun dari tempat duduknya.

“Oh! Kakak cantik yang tadi pagi! Halo, Kakak. Apa tangan Kakak sudah diobati?” tanya anak tersebut.

“Halo, sudah. Tangan kakak sudah diobati dan baik-baik saja. Kamu baik-baik saja?” Elive merendahkan tubuhnya agar sejajar dengan anak tersebut.

“Sudah. Yuan tidak terluka. Tadi Yuan makan es krim dan pizza, jadi sudah sembuh!” Anak itu bercerita dengan semangat.

“Pintar.” Elive mencubit pelan pipi anak lelaki bernama Yuan tersebut.

“Yuan, kenapa kamu masih di sini? Kakek belum pulang?” tanya Zavian dan dibalas gelengan oleh anak tersebut.

“Kakak cantik, nama Kakak siapa?” tanya Yuan.

“Nama Kakak Elive,” jawab Elive sembari tersenyum.

“Oke, Kak Eli!”

Elive kembali tersenyum. Gadis itu tidak sadar bahwa sedari tadi Zavian memperhatikannya. Tidak melepas pandangannya kala gadis itu tersenyum. Meskipun wajahnya tetap datar tanpa ekspresi.

“Apa masih ada yang harus saya lakukan Tuan Zavian? Jika tidak, saya pamit pulang,” ucap Elive.

“Pulang dengan saya.”

“Eh? Tapi,” kaget Elive.

“Tidak ada tapi. Cukup diam dan ambil barang-barang kamu. Tunggu di depan kantor, saya akan mengambil mobil saya terlebih dahulu.” Zavian berlalu dari hadapan Elive tanpa menunggu jawaban gadis itu. Sementara Elive hanya menatap kaget, sampai akhirnya ia sadar dan segera berlari ke ruangannya untuk mengambil tas miliknya.

Gadis itu berlari ke depan kantor. Beruntunglah suasana kantor sudah sepi, sebab kalau masih ada orang, dipastikan akan banyak gunjingan tentang dia.

Elive meremat tali tas tangan miliknya. Gadis itu gugup dan khawatir namun juga bingung dengan sikap Zavian yang sangat tiba-tiba. Berbagai pertanyaan muncul di kepalanya. Menebak-nebak apakah Zavian memang orang yang demikian atau sikapnya tersebut dilakukan karena rasa bersalah dan bentuk terima kasih.

Elive terlonjak saat mendengar suara klakson kendaraan. Gadis itu bergegas menuju mobil Zavian dan hendak duduk di belakang sebelum suara Zavian menginterupsi.

“Kamu pikir saya supir? Duduk di depan.”

“Baik, Tuan,” jawab Elive gugup.

Gadis itu duduk di samping Zavian. Ia menahan napas dan mencoba menenangkan jantungnya yang berdebar kencang.

“Kamu tinggal di mana?” tanya Zavian.

“Di gang pertama setelah supermarket, Tuan. Nanti dari halte lurus saja dan belok kiri,” jelas Elive yang dianggukki oleh Zavian.

Tidak ada obrolan selama di perjalanan. Zavian sibuk mengemudi sementara Elive memilih menatap jalanan sore kota tersebut. Gadis itu tidak lupa menunjukan arah menuju tempat tinggalnya supaya Zavian tidak terlewat. Hingga kurang dari 10 menit, keduanya akhirnya sampai.

Elive tinggal di sebuah apartemen kecil daerah tersebut. Lingkungannya tampak tenang dan bersih.

“Terima kasih, Tuan Zavian,” ucap Elive. Namun, saat gadis itu hendak turun dari mobil milik Zavian, pria itu lebih dulu bersuara.

“Kamu jalan kaki ke kantor?”

“Benar, Tuan. Jaraknya cukup dekat dengan kantor. Hanya butuh 20-30 menit untuk tiba di kantor,” jawab Elive.

“Mulai besok, berangkat dengan saya.”

“Mulai besok, berangkat dengan saya.”

Elive terkejut di tempatnya. Gadis itu menatap heran ke arah Zavian, sementara pria itu memandang datar wajah kebingungan karyawannya tersebut.

“Tidak apa, Tuan Zavian. Saya biasa berjalan kaki,” tolak Elive.

“Jangan membantah,” tegas Zavian.

Menghela napas pelan, Elive mengangguk kecil, tidak ingin berdebat dengan atasannya tersebut atau pekerjaannya yang jadi taruhan. Lebihbaik Elive cari aman dengan menurut pada Zavian, entah bagaimana kedepannya nanti.

Gadis itu bahkan sudah memperkirakan kalau akan ada gosip yang menyebar dengan cepat saat ada yang melihat Elive berangkat dengan Zavian besok pagi.

“Kalau begitu saya masuk dulu, Tuan,” ucap Elive lagi dan dianggukki oleh Zavian.

Gadis itu menatap kepergian mobil pria itu sebelum masuk ke dalam tempat tinggalnya. Menyalakan lampu dan segera membersihkan diri.

Hari ini cukup melelahkan untuknya. Belum lagi, badannya terasa sakit karena menolong Yuan tadi. Luka di lengannya juga mulai terasa perih, padahal sebelumnya ia tidak merasakan apa pun.

Gadis itu merebahkan diri setelah selesai mandi dan mengobati lukanya. Memikirkan perkataan Zavian dan menganggap bahwa ucapan bosnya hanya karena rasa bersalah. Tidak ada yang spesial, jadi Elive tidak perlu merasa dirinya spesial.

Memejamkan mata, Elive berharap hari esok akan lebih baik.

***

Keesokan paginya, Elive dibuat terkejut karena Zavian sudah berdiri di depan mobilnya yang terparkir tepat di depan gerbang rumah Elive. Gadis itu menghampiri Zavian dan menatap pria itu sekilas.

“Tuan sudah lama ada di sini?” tanya Elive.

“Sudah dan aku belum sarapan,” ucap Zavian dingin.

“Mau saya buatkan sarapan terlebih dahulu? Kita masih punya waktu sebelum berangkat,” tawar Elive.

“Bagus kalau begitu. Cepat buatkan aku sarapan. Aku terburu-buru karena menjemputmu,” oceh Zavian.

“Lagipula siapa yang memintamu menjemputku,” gumam Elive.

“Apa katamu?” tanya Zavian yang segera dibalas gelengan oleh Elive.

Gadis itu mengajak Zavian masuk ke dalam rumahnya, kemudian menyiapkan roti isi dengan susu untuk dimakan atasannya tersebut.

Elive membiarkan Zavian melihat-lihat tempat tinggalnya. Pria itu menyentuh tiap figura berisi foto milik Elive, kemudian beralih pada meja kerja gadis itu. Rumah dengan tipe studio tersebut membuat Zavian lebih mudah melihat seluruh isi rumah gadis itu hanya dengan sekali pandang. Hanya kamarnya saja yang memiliki sekat. Selebihnya, ruang kerja, dapur kecil, ruang tamu, dan kamar mandi berada di satu ruangan tanpa sekat utuh.

"Elive, mau tinggal denganku saja?"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Dinikahi CEO Cuek   Bab 23 I’m Brave

    Elive menatap wanita di depannya dengan berani, tidak gentar meski tatapan tajam seolah menghunus dadanya.“Sombong sekali kamu. Awas saja, aku pastikan kamu menangis darah, menyesal karena sudah melawanku hari ini.” Wanita itu meninggalkan kursinya, termasuk Elive yang hanya menatap punggungnya.Jika boleh jujur, badan Elive sekarang bergetar takut. Ia tidak seberani itu melawan orang-orang kaya. Elive jelas tau kekuatan orang-orang berada itu.Berkali-kali menghembuskan napas, Elive meremat kedua tangannya, meninggalkan kafetaria. Sengaja berjalan perlahan, menikmati suasana sore. Isi kepala Elive kembali teringat ucapan wanita berambut pendek yang masih belum ia ketahui namanya. Jika benar Zavian dan wanita itu akan menikah, seharusnya Zavian tidak masuk dan memaksa membuka pintu yang Elive tutup sejak lama.Menatap langit sore, Elive mengeratkan genggaman tangannya pada tas tangan miliknya. Elive merasa tidak

  • Dinikahi CEO Cuek   Bab 22 I Still the Winner

    Elive menghela napas lelah. Emosinya benar-benar diuji, ia tetap harus menjaga batasannya atau nama baiknya akan semakin dipertaruhkan. Belum lagi statusnya sebagai kepala divisi menambah beban tersendiri untuknya. Rasanya, Elive ingin berteriak kencang, mengumpati seluruh karyawan yang berbicara dibelakang soal dirinya. Namun, Elive cukup sadar bahwa tindakan itu akan menjadi hal bodoh yang menyerangnya di masa depan.Memejamkan mata sejenak, Elive menarik dan menghembuskan napas, kemudian berlalu menuju rest room untuk membuat kopi. Tidak peduli kalau asam lambungnya akan naik, Elive butuh sesuatu untuk menenangkannya.Melamun, Elive tidak sadar jika air dalam gelasnya tumpah dan berhasil mengenai tangannya, menyadarkan Elive dari lamunannya. Ia meringis kecil, dalam hati berteriak kesal pada dirinya sendiri. Akhirnya, Elive batal menikmati secangkir kopi panas, ia memilih mengambil minuman bersoda dari lemari pendingin.Wanita itu duduk sambil menyesap soda di tangannya, mengabaika

  • Dinikahi CEO Cuek   Bab 21 Be Brave

    Zavian tersenyum ke arah Elive yang sedikit terkejut melihat kedatangannya. Wanita itu memiringkan kepala, tampak lugu dan lucu hingga Zavian menjerit dalam hatinya. Jika tidak ingat saat ini dirinya berada di luar ruangan, Zavian ingin berteriak kencang, mengatakan pada siapapun tentang luar biasanya perempuan yang dirinya cintai.Menghampiri Elive, Zavian menuntun wanita itu menuju mobilnya dan mereka meninggalkan pelataran rumah Elive setelahnya.Seperti biasa, tidak ada yang bersuara dari keduanya. Elive sibuk menatap ke luar jendela, sedangkan Zavian sesekali melirik, memperhatikan gerak-gerik Elive. Wanita itu terlihat ingin mengatakan sesuatu, tapi tertahan. Hingga Zavian bertanya pada Elive dan hanya hela napas panjang jawabannya.Mencoba mengingat-ingat yang terjadi, Zavian seperti melewatkan sesuatu. Pria itu menautkan dua alisnya, menciptakan kerutan dalam pada dahinya. Ia memaksa kepalanya agar mengingat kebodohan apa yang sudah dirinya lakukan.Saat mengingatnya, mata pri

  • Dinikahi CEO Cuek   Bab 20 Know Your Place

    “Zavian!” teriakkan Tuan Lee membuat meja makan seketika hening. Namun, Zavian tdak gentar. Ia menatap ayahnya tidak kalah datar, tidak takut sama sekali atas ancaman pria paruh baya itu.Zavian dengan sopan menyelesaikan makanannya kemudian mengajak Yuan beranjak lebih dulu dari meja makan. Sementara, Vanesia merasa harga dirinya direndahkan. Ia tidak terbiasa dengan penolakkan. Semua orang menginginkannya, tapi Zavian justru menolaknya dan Vanesia tahu hal ini karena wanita itu.Zavian masuk ke kamarnya, sibuk menunggui Yuan yang sedang bermain game dari ponselnya. Pria itu menatap kosong tembok di depannya, hingga tidak lama setelahnya, Jully ikut masuk ke dalam kamar adiknya tersebut. Ibu satu anak itu menatap adiknya kemudian menghela napas panjang.“Tempo hari, aku bertemu dengan Elive. Dia perempuan yang sangat ramah dan apa adanya. Aku suka saat dia mengeluarkan energi positif, sangat menenangkan,” ucap Jully, membuat Zavian terkejut. Ia baru tahu kalau kakaknya tersebut sudah

  • Dinikahi CEO Cuek   Bab 19 Your Existence is Important

    Zavian mengusap kepala Elive yang saat ini merebahkan tubuhnya di sofa dengan pahanya sebagai bantal. Wanita itu memejamkan mata, entah tidur atau tidak, avian hanya berusaha menenangkan wanita itu. Elive masih tidak mau bicara apapun dan Zavian tidak akan tinggal dam untuk tidak tahu menahu soal perempuan yang ia cintai.Saat merasa Elive sudah tertidur, Zavian mengangkat tubuh wanita itu perlahan dan memindahkannya ke kamar. Menutup pintu kamar kemudian merogoh saku pakaiannya. Zavian menghubungi sekretarisnya, memintanya mencari informasi yang terjadi hari ini. Begitu mendengar cerita sekretarisnya, Zavian menggenggam ponselnya erat. Ia benar-benar tidak bisa meremehkan Vanesia. Wanita itu mengincar Elive dan bukan dirinya. Vanesia pasti tahu bahwa tidak mudah mengalahkan Zavian. Jadi, wanita itu menyerang Elive yang dianggapnya lemah.“Kau salah memilih lawan, Vanes.”Zavian beranjak dari tempat duduknya saat mendengar suara dari kamar Elive. Wanita itu terbangun, menatap Zavian d

  • Dinikahi CEO Cuek   Bab 18 Always Beside You

    Elive berangkat ke kantor seperti biasa. Ia hendak ke ruangan miliknya saat tiba-tiba beberapa orang melihat ke arahnya. Hal itu membuat Elive heran dan segera mendekat ke arah papan pengumuman. Matanya membelalak kaget saat melihat foto-foto dirinya tampak diantar pulang oleh Zavian. Dalam foto itu terlhat seolah dirinya memaksa pria itu dan membuat semua oran melihat sinis ke arahnya.Elive mencabut foto-foto itu dengan cepat, mengabaikan para karyawan yang sudah menggunjingnya terang-terangan. Wanita itu memilih menuju ruangannya, walau ia tahu kalau hal itu tidak akan cukup membantu. Semua orang tampak menghakiminya dan Elive tidak suka. Ia bahkan belum memuai hubungannya dengan Zavian, tapi semua orang sudah ikut campur.Menghela napas panjang, Elive membiarkan karyawan lain menyindirnya. Mengatakan bahwa dirnya tidak pantas, mencurigai bahwa posisinya sekarang berkat menggoda atasan, bahkan menyimpulkan sesukanya kalau Elive masuk ke perusahaan karena bantuan orang dalam.Ia sak

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status