Share

Keluarga Bahuwirya

Author: Zii_Alpheratz
last update Last Updated: 2024-05-22 20:00:51

Akasha kecil mengerutkan kening lembutnya saat melihat Eleena, menatap wanita itu dengan tatapan penuh dengan kewaspadaan.

"Tante istli balunya papa, yah?" tanya Akasha dengan suara cadelnya.

Eleena tersenyum dan mengangguk. Eleena kurang suka pada anak kecil karena anak kecil yang dia temui biasanya nakal seperti beruang, akan tetapi melihat Akasha yang terlihat putih dan lembut seperti pangsit, orang yang tidak suka dengan anak kecil pun pasti akan meleleh melihatnya.

"Tante di sini mau jemput Akasha turun ke bawah buat ketemu papah, Akasha mau, kan?" Eleena bertanya dengan lembut.

Bibir Akasha cemberut, jemari gemuk dan kecilnya saling bertaut. "Tapi papah enggak suka liat Akasha."

"Papah suka kok sama Akasha, papah sendiri yang bilang sama tante," ucap Eleena, meyakinkan anak itu.

Eleena tidak tahu dari mana anak sekecil Akasha bisa menyimpulkan apakah ayahnya menyukainya atau tidak.

Akasha tampak termenung, dia lalu beringsut turun dari tempat tidur. Eleena dengan hati-hati membantunya. "Ayo Tante!" ajak anak itu.

"Mau Tante gendong?" tanya Eleena, menawarkan.

"Enggak mau, Akasha udah gede!" Dia menggeleng, lalu melenggang pergi mendahului Eleena.

Ketika keduanya turun ke lantai bawah, Eleena melihat Abimanyu yang sedang fokus pada iPad di tangannya. Pria itu jelas sedang membaca sesuatu.

"Den," panggil Sutri ketika melihat Akasha yang turun bersama Eleena.

Eleena menatap Akasha, tidak menyangka jika anak itu akan memegang tangannya secara tiba-tiba saat Sutri memanggilnya. Akasha juga menyusut di belakang Eleena.

"Kenapa Akasha?" tanya Eleena dengan kening berkerut.

"Den Akasha sama Bibi, yuk!" Wanita setengah baya itu mengulurkan tangan, mencoba meraih Akasha.

"Akasha mau sama Tante," ucap anak itu dengan suara yang sangat pelan.

"Tapi—"

"Akasha biar sama saya," Eleena menyela ucapan Sutri. "Ayo samperin papah!" ajak Wanita itu.

Akasha mengangguk, mengikuti Eleena bertemu Abimanyu. Sutri yang melihat Akasha lebih memilih mengikuti Eleena mengutuk dalam hati, "Dasar anak sialan!"

Di sisi lain, Eleena duduk di sebelah Abimanyu yang terlihat sibuk. "Bapak lagi ngapain?" tanya Eleena.

"Saya sedang melihat beberapa pekerjaan." Tatapan Abimanyu jatuh pada Akasha yang berdiri di depan Eleena. "Akasha, duduk di sini!" titah Abimanyu dengan suara tegas.

Kening Eleena berkerut melihat bagaimana Abimanyu berbicara dengan Akasha yang masih berusia tiga tahun. Anak itu terus menunduk sejak Eleena mengajaknya bertemu dengan Abimanyu. Ketika mendengar Abimanyu yang menyuruhnya, dia buru-buru berjalan ke sofa dan duduk dengan susah payah.

"Akasha masih kecil, kenapa Bapak ngomong sekeras itu sama dia?" Eleena menegur.

"Hah? Kenapa?" tanya Abimanyu, dia sama sekali tidak merasa ada yang salah dengan caranya berbicara pada Akasha.

Manik mata Eleena berputar malas. "Liat, tuh, anak Bapak takut!" Eleena menunjuk Akasha yang menunduk.

Abimanyu juga menoleh mengikuti arah yang Eleena tunjuk. Dia melihat putranya yang sedang duduk diam di atas sofa. Sebelumnya Abimanyu tidak pernah menyadari jika Akasha ketakutan hanya karena cara bicaranya.

"Akasha, sini duduk sama Tante!" Tangan Eleena melambai pada Akasha.

Akasha menatap Eleena dengan mata bulat seperti buah anggur, lalu dengan takut-takut menatap Abimanyu seolah dia sedang meminta persetujuan pria itu. Abimanyu yang melihatnya hanya mengangguk tanpa mengatakan apa pun.

Anak itu turun dari sofa, berjalan dengan kaki pendeknya pada Eleena. Eleena tersenyum, mengangkat Akasha dan mendudukkannya di pangkuan.

"Pak, gimana kalau kita jalan-jalan?" Eleena menatap Abimanyu.

"Enggak," Abimanyu menggelengkan kepalanya. "Habis ini kita harus pergi ke rumah utama Bahuwirya, bukannya kamu ingin kita menikah secepat mungkin?"

"Ah, iya, sih." Eleena baru ingat jika Abimanyu juga pasti punya keluarga yang harus tahu pernikahan mereka.

"Akasha ikut," ucap anak itu dengan suara kecil.

"Hah?" Eleena menatap Akasha, tidak mendengar apa yang anak itu katakan.

"Pengen ikut," bisik Akasha lagi, kali ini suaranya sedikit lebih keras.

"Kamu enggak boleh ikut," sela Abimanyu ketika Eleena hendak membalas. "Kasih Akasha ke pengasuhnya, kita berangkat sekarang!" titah pria itu.

"Pak, ajak aja," ujar Eleena, dia tidak tega melihat Akasha yang tampak menunduk sedih. Anak itu tidak lagi berani membuka suara jika Abimanyu sudah melarangnya.

"Enggak. Dia harus di sini."

Abimanyu bangkit berdiri, merapihkan jas yang dia kenakan, lalu melenggang pergi dari sana. Eleena hendak mengikuti Abimanyu, namun dia merasa Akasha memegang sudut pakaiannya dengan sangat erat.

"Kenapa Akasha?" Eleena berjongkok, menyamakan tinggi badannya dengan tinggi anak berusia tiga tahun itu.

"Akasha pengen ikut sama Tante," bisik Akasha.

Dengan bingung Eleena melihat Abimanyu yang ternyata telah pergi. Dia menatap Akasha lagi, merasa bahwa anak itu sangat menyedihkan.

"Ya udah, ayo ikut!" Eleena meraih tangan kecil Akasha, membawanya ke luar rumah.

Ketika Eleena keluar, dia melihat Abimanyu yang sedang berdiri di pinggir mobil, tampak seperti menunggunya. Kening Abimanyu berkerut saat melihat Akasha bersama dengan Eleena.

"Akasha ajak, ya, Pak." Eleena membantu anak itu masuk ke dalam mobil tanpa menunggu jawaban Abimanyu.

Abimanyu hanya menghela nafas tidak berdaya, dia tidak menyangka jika Akasha akan langsung akrab dengan Eleena yang baru pertama kali ditemuinya. Padahal selama ini Akasha sama sekali tidak akrab dengannya, ayahnya sendiri.

***

Kediaman Bahuwirya terletak di sebuah bukit, jauh di pinggiran kota. Tempatnya sangat asri, jalanan yang mulus dan pohon-pohon berbunga indah di pinggiran jalannya.

Bak sebuah istana, bangunan itu berdiri kokoh di tengah bukit. Sangat besar hingga Eleena tidak bisa untuk tidak menatapnya lagi dan lagi. Dia benar-benar tidak menyangka jika rumah seperti itu ada di dunia nyata.

"Selamat siang, Tuan, Tuan muda, Nona!" sapa seorang pria yang menjaga gerbang besar rumah itu.

Abimanyu mengangguk, lalu melajukan mobilnya masuk ke dalam gerbang. Akasha tampak pendiam di sepanjang perjalanan.

"Ayo turun!" ajak Abimanyu pada Eleena dan Akasha.

Seorang satpam datang, membukakan pintu untuk Abimanyu dan Eleena.

"Selamat siang, Pak Abi!" sapanya.

Abimanyu menganggukkan kepala sebagai jawaban. "Parkiran mobilnya!" titah Abimanyu, memberikan kunci mobilnya pada satpam itu. Tatapan Abimanyu lalu beralih pada Eleena yang sedang memegang Akasha. "Ayo!"

Eleena mengangguk, sambil menuntun Akasha yang memegang jarinya begitu erat, dia melangkah mengikuti Abimanyu masuk ke dalam rumah.

Ketika mereka masuk ke dalam, seorang pria parubaya berdiri di depan pintu menyambut kedatangan mereka, ada sekitar lima belas wanita dan pria berpakaian pelayan yang berjejer di belakangnya.

"Tuan Abi!" sapa pria parubaya yang merupakan kepala pelayan itu.

Abimanyu hanya mengangguk.

"Abimanyu, kita sudah menunggu kamu!" seorang pria berusia sekitar 50 tahun keluar dari dalam, nada bicaranya tampak menyindir karena Abimanyu membuatnya menunggu.

"Sebagai pemimpin dari Bahuwirya group, saya punya banyak pekerjaan," balas Abimanyu.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Dinikahi CEO Tampan Pembawa Sial   Rencana

    "Mas Abi belum tidur?" tanya Eleena ketika dia yang sudah tertidur, terbangun di tengah malam.Melihat sang suami yang sedang duduk sambil bersandar pada kepala ranjang sambil sibuk dengan sesuatu di laptopnya. Wanita itu mengusap matanya dengan pelan."Ada beberapa pekerjaan yang belum selesai, kamu lanjut tidur lagi!" titah Abimanyu."Lengan Mas luka, apa enggak sakit ngetik kaya gitu?" Eleena enggan melihat suaminya bekerja di tengah malam.Tersenyum, satu lengan Abimanyu yang tidak terluka terulur, mengelus kening Eleena dengan lembut. "Enggak terlalu sakit, ini pekerjaan yang harus diselesaikan sekarang."Eleena menghela nafas, merasa bahwa bos di sebuah perusahaan sangat sulit. Di novel dan film yang Eleena tahu, bos-bos biasanya bisa cuti dan melakukan semua hal sesuka mereka, tidak sesibuk Abimanyu.***"Abimanyu ada di Singapura untuk dua minggu, kamu tahu?" Abram berbicara dengan seseorang di seberang telepon.

  • Dinikahi CEO Tampan Pembawa Sial   Kapan?

    Eleena terkejut mendengar panggilan yang Akasha tunjukan untuknya. Matanya menatap anak yang juga menatapnya dengan tatapan polos dan malu. Sudut bibir Eleena tertarik ke atas, membentuk sebuah senyum lembut. Eleena mengulurkan lengannya pada Akasha, memberi isyarat agar Akasha mendekati dia."Akasha mah eskrim rasa apa?" tanya Eleena dengan lembut. Satu tangannya mengelus pipi anak itu."Esklim coklat, Mah," jawab Akasha, masih malu-malu ketika dia menyebut Eleena dengan panggilan Mamah."Okey, ayo kita beli es krim coklat!" Eleena lalu memesan pada si penjual.Di sepanjang perjalanan, Akasha terus tersenyum, mata bulatnya menyipit, membentuk bulan sabit. Anak itu menggenggam tangan Eleena, berjalan sambil bersenandung sebuah lagi yang Eleena tidak mengerti apa yang Akasha nyanyikan.***"Mamah! Mamah! Mamah! Mamah!"Kembali ke hotel, Abimanyu tertegun mendengar suara seruan Akasha yang memanggil 'mamah' entah pada siap

  • Dinikahi CEO Tampan Pembawa Sial   Mamah, Mau Eskrim

    Puas menatap, Celine mengalihkan tatapannya lada sang suami. "Lagi ngapain?" Dia tidak menjawab pertanyaan Hendra tadi dan malah mengajukan pertanyaan lain."Liat ikan. Bukannya kemarin kamu bilang pengen makan ikan?" Hendra menunjuk pada bak yang tadi dia lihat, di dalamnya banyak ikan dengan ukuran besar dan kecil berenang mengitari bak.Celine juga melihatnya, lalu mengangguk. "Kalau gitu beli!"Pak RT dan bu RT masuk ke dalam rumah mengambil kantung plastik untuk wadah ikan yang akan Hendra bawa. Hani diam-diam menatap Hendra dan Celine bergantian."A Hendra, besok bisa, kan?" Gadis itu bertanya dengan nada yang sangat lembut.Celine menatap Hendra, ingin bertanya apa yang dibicarakan oleh gadis bernama Hani itu. Dia dengan sebal mencubit pinggang suaminya, membuat Hendra mendesis kesakitan."Enggak bisa, Neng. Kalau mau ke pasar mendingan kamu bareng sama mobil sayur aja," Hendra menjawab sesuai keinginan Celine, lalu untuk

  • Dinikahi CEO Tampan Pembawa Sial   Hani, si Gadis Desa

    Eleena tiba-tiba bangkit dari duduknya, dia berjalan ke arah walk in closet, membungkuk untuk membuka bagian paling bawah dari lemari kayu, mengambil sebuah koper dari dalam sana. Eleena membuka lemari pakaiannya, memilih beberapa dan memasukannya ke dalam koper.Abimanyu menatap istrinya dengan heran. "Kenapa kamu masukin baju ke dalam koper?" tanya Abimanyu dengan heran."Aku mau ke Singapura," jawab Eleena sambil terus memilah pakaiannya."Hah?" Abimanyu menatap Eleena dengan tatapan tidak mengerti."Aku mau ikut Mas ke Singapura, kenapa? Memangnya enggak boleh?"Pria itu mendadak terdiam, tidak menyangka Eleena akan meminta untuk ikut. Abimanyu benar-benar dibuat kehilangan kata-kata oleh istrinya. "Kamu mau ikut?""Enggak boleh?" Eleena menatap sang suami dengan tatapan curiga. "Mas beneran ada perjalanan bisnis, kan? Bukan jenguk istri ke dua?""El, aku beneran ada perlu di sana." Abimanyu menghela nafas atas tuduh

  • Dinikahi CEO Tampan Pembawa Sial   Perjalanan Bisnis

    "MAS!" Jesica berteriak pada Dedi yang sedang duduk bersantai di sofa sambil menonton tayangan televisi begitu dia memasuki pintu rumahnya.Dedi mendongak, melihat anak dan istrinya yang kembali dnegan raut wajah kesal. "Ada apa?" tanya Dedi."Kamu harus kasih Eleena pelajaran!" Jesica duduk di samping Dedi, mengeluh pada sang suami.Viona juga melakukan hal yang sama, dia duduk di samping ayahnya. "Aku di dorong sampe jatuh sama Eleena, Pah! Tapi dia malah maki-maki aku sama Mamah!"Dedi menegakkan punggungnya ketika mendengar hal itu. "Kenapa Eleena mendorong kamu?" tanya Dedi dengan alis berkerut."Bukan itu intinya, Mas!" Tegur Jesica dengan kesal. "Eleena itu semakin menjadi-jadi sekarang! Dia sama sekali enggak mengormati aku sebagai ibunya. Bahkan dia udah berani main tangan sama Viona.""Kalian tenang dulu, cerita apa yang terjadi sebenarnya!"Jesica jelas semakin kesal mendengar pertanyaan Dedi. Dia merasa Dedi

  • Dinikahi CEO Tampan Pembawa Sial   Seperti anak-anak lainnya

    Kehidupan rumah tangganya bersama dengan Abimanyu sangat damai akhir-akhir ini hingga Eleena hampir lupa jika masih ada Viona dan Jesica yang tidak akan rela melihatnya hidup dengan tenang.Hari itu, Eleena mengajak Akasha untuk keluar jalan-jalan, belum sempat dia keduanya bahagia, Eleena melihat Jesica dan Viona yang sedang berdiri di depan gerbang rumahnya dengan raut wajah kesal karena satpam tidak mengizinkannya masuk."Eleena!" teriak Jesica ketika melihat Eleena yang keluar dari rumah.Kening Eleena berkerut tidak suka melihat ibu dan anak itu berada di depan rumahnya. Pada akhirnya dia tidak berbalik pergi, akan tetap tetap berjalan keluar dari gerbang rumah. Saat Eleena menyuruh satpam membuka gerbang, Viona dan Jesica senang karena berpikir jika Eleena menuruti mereka. Tetapi saat keduanya hendak melangkah masuk, Eleena menutup kembali gerbang."Mau ke mana?" tanya Eleena yang sudah berada di luar sambil menuntun Akasha."Eleena

  • Dinikahi CEO Tampan Pembawa Sial   Aku, Bukan Saya

    "Ini dia, makan malam spesial untuk anak ganteng kita, Akasha!" Eleena membawa sebuah piring besar berisikan satu ekor ayam goreng utuh, dia meletakkannya di atas meja makan.Akasha, anak yang di sebutkan bertepuk tangan dengan gembira. Melihat ayam goreng di atas meja, anak itu menatapnya dengan tatapan serakah.Eleena tersenyum, lalu kembali berkata, "Karena ini spesial, jadi yang pertama dapat bagian adalah Akasha!" Eleena dengan hati-hati hendak merobek bagian paha atas ayam itu, namun dia tidak menyangka jika ayam di atas piring masih sangat panas. Eleena kembali menarik tangannya."Masih panas, jangan pegang!" Abimanyu tiba-tiba angkat bicara, dia membungkukkan tubuh, merobek bagian paha atas ayam tanpa merasa kepanasan sekalipun. Lalu paha ayam sebesar lengan bayi itu di letakan di atas piring milik Akasha.Melihat apa yang Abimanyu lakukan, dia tidak menyangka jika Abimanyu akan membantunya. Hati Eleena menghangat, dia tersenyum lembut. "M

  • Dinikahi CEO Tampan Pembawa Sial   Tawa

    Abimanyu tanpa basa-basi langsung menggendong Akasha, membawanya masuk ke dalam gedung perusahaan. Leon yang berada di belakang bosnya langsung mengambil botol dot yang terjatuh ke dalam kolam, lalu setelah itu dia mengikuti Abimanyu.Di bawah tatapan para karyawan yang lelah berlarian mencari anak bos mereka, mereka berpura-pura tidak melihat ketika Abimanyu memancarkan aura yang begitu menakutkan. Wajahnya tampak datar tanpa ekspresi, Akasha di pelukannya mengamuk, meminta untuk diturunkan."Huhuhu, pulang! Pulang! Akasha mau pulang!" Anak itu merengek, mencoba melepaskan diri dari sang ayah.Abimanyu tidak menanggapi, dia terus berjalan tanpa menghiraukan tangisan putranya."Tante! Akasha mau ke tante! Huaaa." Terisak-isak, Akasha yang menangis penuh dengan air mata dan ingus."AKASHA!" bentak Abimanyu lagi, kepalanya pusing mendengar tangisan putranya.Dia tidak bisa membayangkan jika menjadi Eleena yang bersama dengan Akasha

  • Dinikahi CEO Tampan Pembawa Sial   Hilang

    Para karyawan perusahaan Bahuwirya group tercengang ketika melihat bos mereka, Abimanyu Cakra Bahuwirya, membawa seorang anak laki-laki di pelukannya. Bukan karena mereka tidak tahu jika Abimanyu sudan memiliki seorang putra, mereka tercengang karena itu adalah kali pertama Abimanyu membawanya, terakhir kali mereka melihat putra Abimanyu di bawa ke perusahaan adalah ketika ibu bos mereka datang. Kaki jenjang Abimanyu berjalan dengan langkah lebar di ikuti oleh sekretarisnya, Leon. Satu lengan Abimanyu dia gunakan untuk menggendong Akasha, sedangkan lengan lainnya sedang membawa tas gendong bergambar robot yang berisikan segala kebutuhan Akasha. Akasha tampak berbaring dengan raut wajah sedih di bahu ayahnya, dia sedih karena harus ikut dengan sang ayah padahal Akasha ingin di rumah bersama Eleena. "Sumpah, ganteng banget pak Abi!" "Sugar daddy banget vibes nya!" "Ahh!! Andai gue yang jadi istri pak Abimanyu!"

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status