Beranda / Romansa / Dinikahi Calon Adik Ipar / Bab 101. Aura Balikan?

Share

Bab 101. Aura Balikan?

Penulis: Sekarani
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-28 20:39:09

“Sejak kapan Mas Mada jadi suka pakai kekerasan begini? Kalau ada masalah, omongin baik-baik, bukannya datang-datang langsung nonjok kayak begitu.”

“Aku paham Mas Mada mungkin marah banget sama Mas Sena, tapi nggak harus sampai bikin dia babak belur juga, Mas. Kasian suamiku, Mas. Nggak enak juga sama pelanggan lain. Kalau ada yang ngerekam, terus sengaja viralin …”

Mada menjauhkan ponsel dari telinganya. Kesal rasanya karena Kanya malah sebegitunya membela Sena.

“Suruh istrimu diam,” tuturnya sambil menyodorkan ponselnya ke Sena.

Sena menurut saja, lalu menerima ponsel yang disodorkan sang kakak ipar padanya.

“Masalahnya bisa makin rumit kalau orang-orang tahu Mas Sena dipukuli sama Mas Mada yang notabene kakak iparnya. Bakal makin banyak spekulasi liar soal hubungan kami, Mas.”

Kanya masih marah-marah di seberang sana tanpa sadar jika lawan bicaranya sudah berubah. Bukan kakaknya lagi, melainkan suaminya.

“Aku nggak suka kalau Mas Mada kasar begini. Lain kali, Mas harus …”

“Sayang,”
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Dinikahi Calon Adik Ipar   Bab 114. Naik Level

    Kanya ingat ada seorang pria yang tampak ragu-ragu menyapanya saat ia baru saja memesan makanan di restoran kemarin siang. Pria itu bertanya apakah pekerjaan Kanya menulis buku. Sebab, wajah Kanya mirip dengan potret penulis di halaman biografi buku yang tengah dia baca.Begitu melihat buku yang dibawa pria itu, Kanya pun membenarkan bahwa dirinya adalah penulis buku tersebut. Bukan rilisan terbaru, tetapi memang termasuk karya terlaris.“Kami ngobrol sebentar. Dia juga minta aku tanda tangan di buku yang dia bawa.”Si pria juga sempat minta foto bareng, tetapi urung terwujud karena makanan pesanan Kanya sudah datang. Pria itu mengaku tidak enak karena Kanya ternyata belum makan siang, padahal hari sudah beranjak sore.“Sebenarnya aku nggak masalah. Foto-foto paling cuma beberapa detik, jadi nggak apa-apa banget kalau aku makannya setelah foto bareng dia. Cuma dia tetap nggak mau, katanya nggak enak ganggu waktu makanku. Jadi, akhirnya dia pamit.”Seingat Kanya, pria itu masih ada di

  • Dinikahi Calon Adik Ipar   Bab 113. Pelan-Pelan, Sayang!

    Kekuatan tonjokan Mada benar-benar tidak bisa diremehkan. Pagi ini, memar di wajah Sena masih lumayan kentara. Lebamnya tak lantas memudar meski sudah diobati.“Pelan-pelan, Sayang”Sena meringis kecil saat Kanya mengoleskan salep ke pipinya. Bekas pukulan berwarna ungu kehijauan itu terasa nyeri karena ujung jemari Kanya tak sengaja menekannya.Mendengar rengekan manja Sena, Kanya cuma mendesah pelan. Dia menarik tangannya, berhenti mengobati luka memar di wajah suaminya.Kanya cuma diam, menatap Sena dengan sorot mata tajam. Dalam hitungan detik, Sena langsung paham maksudnya. Pria itu seolah bisa mendengar Kanya berkata, “Nggak usah banyak protes kalau lukanya mau aku obati!”Nyali Sena sebelumnya tidak seciut ini. Dia tak pernah membiarkan Kanya membuatnya merasa terintimidasi. Namun, kini segalanya telah berubah. Tatapan jengkel Kanya sekarang begitu cepat membuatnya kicep.“Maaf,” lirih Sena sambil menundukkan kepala.“Jangan nunduk, Mas. Susah ngobatinnya,” tutur Kanya lembut.

  • Dinikahi Calon Adik Ipar   Bab 112. Perhatian Bos Misterius

    Malam semakin larut kala temaram pendar lampu tidur menghadirkan kehangatan yang memeluk Sena dan Kanya dalam keheningan intim. Berbaring nyaman di atas ranjang, keduanya saling memandang dengan tatapan penuh cinta. Jarak yang ada dihapus perlahan hingga hidung mereka bersentuhan, menciptakan kilatan friksi pengundang hasrat.Tangan besar Sena mendarat lembut di pipi Kanya. Sentuhan hangat itu membuat Kanya memejamkan mata, tersenyum membiarkan jemari sang suami membelai bibir bawahnya.Sena menjauhkan wajahnya sejenak, memandangi paras cantik Kanya yang kini menatapnya sayu. Ketika sejoli ini kembali saling mengunci pandang, Sena berbicara dengan sorot matanya, meminta izin tanpa suara.Seutas senyuman menjelma jawaban yang diharapkan. Tatapan Sena seketika beralih pada bibir Kanya lagi, siap menjemput ciuman yang begitu ia nantikan malam ini.“Tapi, Mas ….”Sepersekian detik sebelum Sena berhasil memagut bibir manis yang didambakannya itu, Kanya tiba-tiba mendorong dadanya menjauh.

  • Dinikahi Calon Adik Ipar   Bab 111. Nyalinya Gede Banget

    Pada akhirnya, barangkali memang Jingga yang membuat Sena bisa melupakan Kanya. Luka yang ditorehkan Kanya perlahan sembuh berkat Jingga yang tak pernah menyerah mengejarnya.Selama empat tahun, Sena tidak pernah mendorong Jingga menjauh. Dia takut penolakan yang terlalu tegas bisa sangat menyakiti perasaan Jingga. Dia tak mau membuat Jingga merasa tidak diharapkan lagi. Bagaimana jika Jingga berusaha mengakhiri hidupnya sendiri seperti saat mereka bertemu pertama kali? Jangan sampai!Biarpun begitu, Sena sungguh tidak menjanjikan apa pun sebelum memastikan cintanya pada Kanya telah terkubur dalam-dalam. Dia ingin membalas cinta Jingga tanpa bayang-bayang kisah cinta sepihaknya itu.Hanya saja, Sena juga tidak pernah mengungkapkan sebab utamanya belum bisa menerima cinta Jingga. Alih-alih jujur tentang Kanya, Sena memilih alasan lain yang menurutnya lebih aman meski terkesan klise bukan main.Memanfaatkan beda usia dua tahun, Sena mengaku hanya menyayangi Jingga sebagaimana seorang ka

  • Dinikahi Calon Adik Ipar   Bab 110. Susah Luluh

    Sena berjanji akan menjawab semua pertanyaan Kanya. Namun, dia memohon agar Kanya setidaknya menunggu sampai makan malam selesai. Setelah menikmati semua yang Sena siapkan untuknya, barulah Kanya boleh bertanya tentang apa pun yang berkaitan dengan masa lalunya. Alasannya sederhana. Sena sungguh cuma tidak ingin ada yang mengganggu momen romantis mereka malam ini.Kanya pun setuju untuk menahan rasa ingin tahunya sementara waktu. Dia bersedia menunggu sesuai apa yang Sena mau.“Menurutku, pertanyaan terbuka lebih bagus. Kalau menurut Mas Sena, gimana?”Kembang api terakhir telah melesat. Para karyawan maupun tamu hotel yang ikut menikmati keindahannya masih asyik bersorak sampai parade percikan cahaya warna-warni di langit benar-benar habis.Mereka yang bersiaga di sekitar gazebo pun belum rampung dengan euforia pesta kembang api dadakan. Masih ikutan baper juga gara-gara melihat Sena dan Kanya yang berciuman mesra tanpa peduli dengan sekitarnya.Semua orang boleh dibilang masih tamp

  • Dinikahi Calon Adik Ipar   Bab 109. Bertaut Lembut

    Sena menyesal karena memilih gazebo yang sama untuk makan malam bersama Kanya. Dari sekian banyak sudut di hotel, mengapa pilihannya jatuh pada bangunan yang semalam jadi tempat pertemuannya dengan Jingga?“Kata Sarah sama Yuna, semalam Mas Sena sama Jingga pelukannya di situ,” ucap Kanya sambil menunjuk ke luar gazebo.“Tempat ini udah identik banget sama adegan pelukannya kalian, Mas. Harusnya nggak apa-apa, dong, kalau obrolan kita nyerempet sedikit soal perempuan yang kamu peluk itu.”Cara bicara Kanya terlalu tenang untuk seorang istri yang cemburu. Pikir Sena, kenapa tidak marah-marah saja? Dia siap mendengar omelan Kanya sepanjang malam, dibentak-bentak di depan umum pun tidak masalah.Sena juga bakal menyiapkan energi sebanyak-banyaknya untuk menghadapi Kanya yang pundungan. Sena yakin dirinya sanggup melakukan apa saja demi membujuk Kanya agar mau berbaikan dengannya.Namun, Sena tidak mempersiapkan diri untuk menanggapi Kanya yang cemburunya sekalem ini. Aneh rasanya melihat

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status