Share

2

Author: Alfylla
last update Last Updated: 2025-12-01 11:31:44

Mengetahui tentang Xavier yang tak ada kabar sejak kemarin, akhirnya Nathan mengajak ayahnya untuk segera menemui keluarga Xavier. Orang yang pertama mereka temui adalah ibu kandung Xavier.

Dari cerita Savira, orang tua Xavier memang sudah bercerai sejak 12 tahun yang lalu. Ketika orang tuanya bercerai, Xavier memilih untuk tinggal bersama dengan ibunya. Karena itulah, ibu kandung Xavier menjadi orang pertama yang Nathan dan ayahnya cari.

Sesampainya di rumah yang selama ini mereka tahu sebagai tempat tinggal Xavier, mereka berhasil bertemu dengan ibu kandung Xavier yang bernama Wanda. Nathan dan ayahnya datang dengan niat menanyakan keberadaan dan keadaan Xavier. Mereka juga bicara dengan baik-baik pada Wanda. Namun, jawaban yang mereka terima dari Wanda berhasil membuat emosi mendidih.

"Pak Chandra, sejak awal Xavier tidak siap untuk menikah. Tapi sayang sekali anak Anda memaksa dan mendesak anak saya untuk segera menikahinya. Lebih baik batalkan saja pernikahannya. Lagi pula, Savira juga salah karena terlalu berharap pada Xavier."

Jawaban yang di berikan Wanda berhasil memancing emosi Chandra, ayah kandung Savira. Ingin sekali rasanya Chandra dan Nathan memaki Wanda yang dengan enteng berbicara seperti itu. Namun, tak sopan rasanya jika mereka mengamuk di rumah orang yang bisa saja jadi salah paham para tetangga nantinya. Akhirnya, Chandra dan Nathan pergi dari rumah Wanda.

Setelah dari rumah Wanda, Chandra bersama Nathan akhirnya memutuskan menemui ayah kandung Xavier. Mereka berharap ayah kandung Xavier mengetahui di mana keberadaan laki-laki itu sekarang. Namun, jawaban yang mereka terima dari ayah Xavier juga mengecewakan.

"Saya memohon maaf yang sebesar-besarnya. Saya benar-benar tidak tahu di mana keberadaan Xavier. Saya pikir dia bersama ibunya dan sedang sibuk dengan persiapan pernikahannya."

Jawaban yang mereka dapat dari ayah kandung Xavier benar-benar membuat tubuh lemas seketika.

"Pak Abian, hari pernikahan mereka akan dilangsungkan dua hari lagi tapi Xavier malah menghilang. Saya tidak mau tahu, Anda harus bertanggung jawab atas kejadian ini. Tolong cari anak Anda secepat mungkin. Jika dia tak muncul sampai hari pernikahan, maka keluarga saya dan keluarga Anda juga yang akan menanggung malu. Tak peduli apa yang akan terjadi setelahnya, yang penting Xavier harus ada di hari pernikahan nanti."

Chandra berusaha keras menahan emosinya yang sudah di ubun-ubun. Melihat raut wajah Abian sekarang, sepertinya pria itu memang tidak mengetahui tentang Xavier yang pergi entah kemana. Namun, Chandra tak bisa percaya begitu saja. Karena sejatinya, orang tua akan selalu berusaha melindungi anak mereka.

"Sekali lagi saya meminta maaf, Pak Chandra. Saya janji akan mencari anak saya dan menemukannya sebelum hari pernikahan tiba." Abian tak henti meminta maaf pada Chandra dan Nathan. Selesai bicara pada Abian, Chandra dan Nathan pun memutuskan untuk pulang. Sementara Abian sendiri kebingungan dengan informasi yang baru saja dia dapatkan. Kemana anaknya pergi?

***

Abian Pratama, seorang pengusaha kaya yang berstatus duda dan memiliki satu anak, yaitu Xavier.

Saat resmi menjadi duda, Abian mendapatkan hak asuh Xavier. Namun saat Xavier beranjak remaja, putranya tersebut membuat pilihan sendiri dan memilih untuk tinggal bersama dengan Wanda, mantan istri Abian.

Semenjak Xavier tinggal dengan Wanda, Abian kesulitan untuk menghubungi anaknya sendiri. Xavier datang padanya hanya saat butuh uang saja, dan tak pernah bertanya tentang kabar ayahnya tersebut. Hingga akhirnya Abian merasa Xavier membatasi interaksi dengannya.

Bahkan saat mendengar kabar Xavier akan menikah, Abian tidak dilibatkan sedikit pun. Abian ingin membantu persiapan pernikahan anaknya tersebut, namun Wanda dan Xavier sendiri berkata kalau sebaiknya Abian diam saja dan tidak ikut campur.

Saat Chandra datang menemuinya, jelas Abian heran. Dan dia tak bisa untuk tak merasa terkejut saat mendengar anaknya hilang kabar. Abian memiliki firasat, kalau kepergian Xavier pasti ada hubungannya dengan Wanda. Karena pemikirannya itulah yang membuat Abian sekarang berhadapan dengan mantan istrinya tersebut.

Setelah ditemui oleh Chandra dan Nathan, Wanda bahkan masih bisa terlihat santai dan tenang-tenang saja. Melihat reaksi Wanda sekarang, Abian sangat yakin kalau mantan istrinya itu tahu kemana Xavier pergi.

"Aku yakin kamu tahu kemana Xavier pergi, Wanda." Abian berkata dengan mata memicing tajam ke arah Wanda. Wanda yang semula sibuk memperhatikan kukunya akhirnya menatap Abian yang duduk di depannya.

"Apa kamu akan mendukung mereka untuk memaksa Xavier menikahi Savira?" Wanda melontarkan sebuah pertanyaan.

"Wanda, hari pernikahan mereka sudah ditentukan. Kita tak bisa membiarkan mereka menanggung malu jika sampai Xavier tidak hadir di hari pernikahannya sendiri," ujar Abian dengan sedikit emosi. Wanda tersenyum mengejek saat mendengar itu.

"Pantas saja Xavier memilih tinggal bersamaku. Ternyata memang benar kalau kamu selalu memaksakan kehendak pada Xavier sejak dulu. Bahkan sekarang kamu masih tidak mau memahami apa keinginan anakmu yang sebenarnya." Wanda berucap. Abian menarik nafas panjang dan berusaha untuk tidak terpancing emosi.

"Pernikahan ini direncanakan jelas karena dia setuju. Jika dia menolak sejak awal, aku yakin pihak perempuan juga tidak akan memaksa."

"Kamu tahu apa, Abian? Sejak awal Xavier sudah berkata kalau dia belum siap untuk menikah. Tapi perempuan itu mendesak agar Xavier segera menikahinya dengan alasan-alasan yang tak masuk akal. Salah dia sendiri kenapa dia tak bisa memahami keinginan Xavier yang sebenarnya. Harusnya dia sadar kalau Xavier masih dalam masa ingin kebebasan."

Abian terdiam mendengar perkataan Wanda. Jelas Abian tidak setuju dengan setiap kata yang mantan istrinya tersebut lontarkan. Inilah salah satu alasan kenapa mereka bercerai dulu. Perbedaan cara berpikir mereka terlalu jauh yang setiap harinya selalu menimbulkan perselisihan.

"Katakan padaku di mana Xavier sekarang." Abian menekankan setiap kata yang dia ucapkan. Namun melihat respon Wanda, Abian yakin kalau wanita tersebut tidak akan memberikan jawaban.

"Xavier sedang bersenang-senang ditempat yang jauh bersama dengan perempuan yang mampu memahami segala keinginannya. Kamu mungkin bisa menemukan keberadaannya, tapi kamu tidak akan berhasil secepat itu. Jika kamu sangat khawatir tentang malu yang akan ditanggung mereka, kenapa tidak kamu saja yang nikahi perempuan itu? Tenang saja, Xavier tidak akan marah. Karena sejak awal Savira hanya pelampiasan saja. Salahnya juga yang terlalu berharap banyak pada Xavier."

Sungguh, Abian merasa kalau kata-kata Wanda sangatlah tidak pantas untuk diucapkan. Abian tak merasa heran kenapa anaknya semakin bebal sekarang. Karena Xavier terlalu dibebaskan oleh Wanda.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Dinikahi Calon Mertua   8

    Savira menatap sekeliling kamar di rumah Abian yang mulai hari ini akan dia tempati. Kamar tersebut sangat luas menurut Savira, dan didominasi warna putih. Ada ranjang berukuran king size di tengah-tengah ruangan, lalu sebuah sofa panjang berwarna cream di dekat jendela, dan ada juga sebuah televisi berukuran besar yang dipasang berhadapan langsung dengan ranjang. Kamar tersebut, cocok untuk melakukan segala aktivitas, bukan hanya untuk sekedar tidur saja. Savira tersenyum, merasa suka dengan warna cat dan juga segala interiornya. Sepertinya, dia akan mudah beradaptasi. Savira membawa dua koper pakaian, dan dia sudah menyimpan semua pakaiannya ke dalam lemari. Dia juga sudah membereskan tas, buku, sepatu, dan barang-barangnya yang lain di tempat yang sudah disediakan. Sebelum meninggalkan Savira tadi, Abian sempat menawarkan untuk cat ulang dinding kamar jika Savira merasa kurang suka dengan warnanya sekarang. Namun, Savira menyukai suasana yang cerah dan tenang di kamar tersebut.

  • Dinikahi Calon Mertua   7

    Setelah mengatakan kalimat tak terduga dan mengejutkan, jelas Savira langsung disidang oleh keluarganya sendiri, sementara Abian hanya bisa menunggu dengan perasaan bingung di ruang tamu. "Apa maksud perkataanmu tadi, Savira?" Chandra bertanya dengan serius. Savira diam dengan kepala sedikit menunduk. Entahlah, dia sendiri tak begitu paham kenapa kata-kata tadi bisa keluar dengan mudah dari mulutnya. "Kamu ingin mencoba menjalani hubungan dengan Abian? Kerasukan apa kamu Savira?" Nina bertanya dengan nada tak percaya. Jelas mereka heran, karena mereka ingat kemarin Savira masih menangisi Xavier. "Ini keputusanku," jawab Savira singkat. Chandra dan Nina saling bertatapan saat mendengar itu. Sementara Nathan dan Trisha, hanya bisa menyaksikan saat Savira ditanyai. "Savira, pikirkan lagi. Jangan mengambil keputusan yang gegabah. Ini untuk kelanjutan hidupmu." Chandra berucap. Savira menghela nafas pelan mendengarnya. Dia sudah bisa menebak kalau keluarganya pasti akan memberikan resp

  • Dinikahi Calon Mertua   6

    Savira duduk termenung di pinggir ranjang. Matanya melihat sekeliling, pada kamarnya yang sudah didekorasi dengan indah. Seulas senyum miris terukir di bibirnya, tak menyangka kalau nasibnya akan semenyedihkan ini. Savira sudah selesai membersihkan tubuh dan kini memakai piyama polos berwarna biru muda. Dia tak tahu apa yang harus dilakukan sekarang, yang jelas Savira memikirkan nasibnya ke depan. Abian memakai namanya sendiri saat akad tadi, bukan memakai nama Xavier. Dan itu berarti, pernikahan dia dan Abian sah di mata agama. Yang berarti juga, sekarang Savira sudah sah menjadi istri Abian. Savira memejamkan mata dengan erat. Kepalanya tiba-tiba terasa pusing lagi sekarang. Mungkin, dia butuh istirahat malam ini. Masalah status dia dan Abian, bisalah dipikirkan lagi besok. Savira menaikkan kedua kakinya ke atas ranjang lalu menarik selimut tebal miliknya yang hangat. Saat hendak membaringkan tubuh, ponselnya yang berada di atas laci bergetar pelan. Karena penasaran, Savira menga

  • Dinikahi Calon Mertua   5

    Dua hari berturut-turut, Savira terus menangis dan merenung. Hal tersebut membuat keadaannya jadi kurang baik ketika hari pernikahan tiba. Selama dirias, Savira merasakan sakit di kepala. Mungkin hal tersebut karena dia terus saja menangis, masih belum sepenuhnya menerima kenyataan tentang Xavier yang meninggalkannya. Keadaannya yang kurang sehat bisa dilihat oleh MUA yang meriasnya. "Sepertinya keadaan calon pengantin kurang baik." Asisten MUA menginfokan hal tersebut pada keluarga. Chandra dan Nina bergegas melihat keadaan Savira yang masih di rias oleh MUA. Savira terlihat memaksakan senyuman walau kepalanya terasa sangat berat sekarang. "Aku baik-baik saja. Hanya sedikit pusing," ucap Savira, berusaha untuk tidak membuat keluarganya khawatir. Akhirnya Nina pun memberikan obat pada Savira. "Mas, mungkin seharusnya kita tidak memaksakan keadaan. Kondisi Savira jauh dari kata baik." Nina berkata pada suaminya. Semua orang sudah berdandan rapi untuk ikut merayakan pernikahan Savir

  • Dinikahi Calon Mertua   4

    Savira duduk merenung di kamarnya. Dia tak sendirian, karena sekarang ada sang nenek yang sedang menemaninya. Savira masih memikirkan perkataan Abian tadi tentang pria itu yang memilih untuk menjadi pengganti Xavier di hari pernikahan nanti. "Kamu masih kepikiran?" Nenek Savira yang bernama Mia bertanya seraya menyentuh lembut baju Savira. "Bagaimana mungkin aku gak kepikiran, Nek?" tanya Savira dengan suara pelan dan serak. Mia tersenyum kecil mendengar itu. "Jelas kamu kepikiran. Tapi, tak ada untungnya juga kamu memikirkan semua ini terus-menerus. Kamu harus percaya saja kalau semua yang terjadi adalah takdir dari Tuhan." Mia berucap. Tangan keriputnya bergerak meraih telapak tangan Savira dan menggenggamnya dengan lembut. "Sematang apapun rencana yang sudah kita buat, tetap tak akan terjadi jika Tuhan tak memberikan izin. Mungkin, memang sudah takdir dari Tuhan juga kalau kamu dan Xavier tidak berjodoh." Mia berkata dengan nada suara yang lembut. Savira semakin menundukkan kep

  • Dinikahi Calon Mertua   3

    Perkataan Wanda sebenarnya cukup mengganggu bagi Abian. Karena itu, Abian berusaha keras menemukan keberadaan Xavier. Keluarganya yang sudah tahu tentang kaburnya Xavier ikut panik dan khawatir. Mereka jelas akan menanggung malu jika sampai pernikahan Xavier dan Savira batal. Rani, ibu kandung Abian pun terus mendesak anaknya tersebut untuk segera menemukan Xavier sebelum hari pernikahan tiba. Namun, yang dikatakan Wanda ternyata benar. Abian akan kesulitan menemukan di mana Xavier berada. Karena kepergian Xavier di bantu oleh Wanda sendiri. Mengetahui fakta tentang Wanda yang tak menyukai Savira pasti membuat Wanda mengerahkan segala yang dia bisa untuk menyembunyikan keberadaan Xavier sekarang. Abian tak paham kebebasan apa yang ingin Wanda berikan pada Xavier. Membiarkan Xavier pergi dengan wanita lain menjelang hari pernikahannya bersama Savira? Hal tersebut bukanlah tindakan yang bijak. Jika memang tak mau, harusnya Wanda bukan membantu Xavier kabur. Tapi memberikan pengertian

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status