Share

3

Author: Alfylla
last update Last Updated: 2025-12-01 11:32:20

Perkataan Wanda sebenarnya cukup mengganggu bagi Abian. Karena itu, Abian berusaha keras menemukan keberadaan Xavier. Keluarganya yang sudah tahu tentang kaburnya Xavier ikut panik dan khawatir. Mereka jelas akan menanggung malu jika sampai pernikahan Xavier dan Savira batal. Rani, ibu kandung Abian pun terus mendesak anaknya tersebut untuk segera menemukan Xavier sebelum hari pernikahan tiba.

Namun, yang dikatakan Wanda ternyata benar. Abian akan kesulitan menemukan di mana Xavier berada. Karena kepergian Xavier di bantu oleh Wanda sendiri. Mengetahui fakta tentang Wanda yang tak menyukai Savira pasti membuat Wanda mengerahkan segala yang dia bisa untuk menyembunyikan keberadaan Xavier sekarang.

Abian tak paham kebebasan apa yang ingin Wanda berikan pada Xavier. Membiarkan Xavier pergi dengan wanita lain menjelang hari pernikahannya bersama Savira? Hal tersebut bukanlah tindakan yang bijak. Jika memang tak mau, harusnya Wanda bukan membantu Xavier kabur. Tapi memberikan pengertian pada Xavier tentang sebuah tanggung jawab dan tentang keberanian menolak sejak awal. Sekarang, Abian yang pusing harus melakukan apa menjelang hari pernikahan anaknya sendiri. Dia di desak oleh calon besannya juga oleh keluarganya sendiri.

"Kak, menurutku sebaiknya Kakak cari saja pengganti Xavier untuk di hari pernikahan nanti. Seandainya Kakak berhasil menemukan Xavier pun, belum tentu dia mau pulang ke sini." Ana, adik kandung Abian memberikan sebuah saran pada kakaknya tersebut yang terlihat sangat kalut sekarang.

"Siapa? Siapa yang mau menggantikan posisi Xavier? Keluarga pihak perempuan juga belum tentu setuju," balas Abian seraya mengacak rambutnya dengan kesal. Ana menghela nafas pelan mendengar itu.

"Mungkin ada teman Xavier yang mau menggantikannya. Hanya untuk di hari pernikahan saja." Ana memberikan jawaban. Abian termenung mendengar itu. Saat beranjak remaja, Xavier memilih tinggal dengan Wanda dan membatasi komunikasi dengannya. Abian tahu kegiatan anaknya sehari-hari, namun dia tak tahu siapa saja yang menjadi teman dekat anaknya. Yang jelas, Abian tahu kalau anaknya menjalani hidup yang kurang baik sejak tinggal bersama Wanda.

Abian terus termenung seraya memikirkan perkataan Ana barusan. Mungkin benar dia harus mencari pengganti saja untuk Xavier. Yang jadi pertanyaan adalah, siapa yang bisa Abian percaya untuk menggantikan posisi Xavier di hari pernikahan nanti?

***

Savira duduk di pinggir ranjang yang berada di kamarnya sendiri. Matanya merah dan sembab karena terus menangis. Mengetahui Xavier kabur menjelang hari pernikahan mereka jelas membuat Savira sedih dan terpukul.

Savira terus kepikiran, akan seperti apa hari pernikahannya nanti. Akan semalu apa keluarganya jika orang-orang tahu kalau dia ditinggal kabur oleh calon suaminya sendiri. Selain memikirkan dirinya sendiri, Savira juga memikirkan nasib keluarganya. Dia sudah mendengar respon Wanda dari kakaknya. Dan hal tersebut membuat Savira semakin sedih.

"Ra, ayahnya Xavier datang."

Savira langsung mengangkat kepalanya saat kakak iparnya berbicara barusan. Jejak air mata terlihat jelas di kedua pipinya, dan kondisinya sekarang jauh dari kata baik.

"Apakah Xavier juga datang?" Savira bertanya dengan penuh harapan. Namun, gelengan kepala kakak iparnya membuat Savira lagi-lagi harus menelan kekecewaan. Dia kemudian berdiri dan keluar dari kamarnya. Savira tak tahu kabar apa yang akan disampaikan oleh calon ayah mertuanya tersebut. Dan dia ingin tahu keputusan apa yang akan diambil.

"Saya meminta maaf yang sebesar-besarnya karena belum bisa menemukan Xavier. Saya butuh waktu beberapa hari untuk menemukan keberadaannya dan membujuknya untuk pulang," ujar Abian. Suasana yang sudah tegang semakin tegang setelah Abian berbicara barusan.

"Berhari-hari? Pak Abian tahu sendiri kalau hari pernikahan akan dilaksanakan lusa!" Chandra membentak karena merasa kesal dan marah. Abian memaklumi dan terus saja mengatakan maaf.

"Kami sudah mempersiapkan semuanya sejak jauh-jauh hari. Selain keluarga besar, banyak orang-orang penting juga yang sudah kami undang. Kami tak mungkin membatalkan pernikahan ini begitu saja." Nina, ibu kandung Savira berkata dengan nada kesal luar biasa.

"Saya paham bagaimana perasaan kalian. Namun sungguh, saya tak mengetahui keberadaan Xavier. Mantan istri saya tidak memberi tahu saya di mana Xavier berada sekarang." Abian berusaha memberikan penjelasan. Semua yang ada di sana saling bertatapan dengan perasaan bingung dan khawatir. Sementara Savira yang mendengarkan dari balik tembok, hanya bisa diam dengan tangan menyentuh dadanya sendiri. Hatinya terasa semakin sakit sekarang. Xavier ternyata memang sengaja kabur untuk menjauh darinya.

Tapi kenapa? Kenapa baru sekarang? Kenapa tidak sejak lama saja? Kenapa setelah semua persiapan selesai?

"Selain keluarga kalian, keluarga saya juga akan turut menanggung malu jika pernikahan batal. Karena itu, saya menyarankan untuk mengganti pengantin prianya saja untuk hari pernikahan nanti. Setelahnya, kita bisa berunding lagi bagaimana yang terbaik." Abian mengungkapkan saran yang sudah dia pikirkan dengan matang. Chandra dan Nina saling berpandangan saat mendengar itu. Memaksa Abian menemukan Xavier pun belum tentu memberikan hasil yang mereka inginkan. Mereka sudah sangat kecewa pada Xavier sekarang.

"Jadi siapa yang akan menggantikan Xavier nanti?" Chandra bertanya pada Abian. Tak ada hal lain yang bisa dilakukan selain mengikuti saran Abian, yaitu mengganti calon mempelai pria.

"Saya sudah memikirkan ini dengan matang. Saya minta maaf jika keputusan saya akan membuat kalian merasa kecewa. Tapi, saya memutuskan bahwa saya sendiri yang akan menggantikan posisi Xavier."

Semua orang yang mendengar itu terbelalak kaget, begitu juga dengan Savira yang mendengarnya dari balik tembok.

"Jangan bercanda, Pak Abian!" sentak Chandra marah. Kedua tangannya terkepal dengan kuat setelah mendengarkan perkataan Abian.

"Saya tidak bercanda, Pak Chandra. Saya mohon maaf sekali lagi. Tapi saya tidak bisa mengorbankan orang lain untuk bertanggung jawab atas kesalahan yang sudah anak saya lakukan. Karena itu, izinkan saya yang bertanggung jawab." Abian berkata dengan sungguh-sungguh. Semua yang ada di sana merasa sangat tak percaya dengan apa yang Abian katakan.

"Vir, kamu baik-baik saja?" Trisha, istri Nathan bertanya dengan nada pelan pada Savira. Savira tak menjawab, dan hanya diam saja dengan ekspresi wajah syok.

Calon ayah mertuanya, yang akan menggantikan Xavier nanti?

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Dinikahi Calon Mertua   8

    Savira menatap sekeliling kamar di rumah Abian yang mulai hari ini akan dia tempati. Kamar tersebut sangat luas menurut Savira, dan didominasi warna putih. Ada ranjang berukuran king size di tengah-tengah ruangan, lalu sebuah sofa panjang berwarna cream di dekat jendela, dan ada juga sebuah televisi berukuran besar yang dipasang berhadapan langsung dengan ranjang. Kamar tersebut, cocok untuk melakukan segala aktivitas, bukan hanya untuk sekedar tidur saja. Savira tersenyum, merasa suka dengan warna cat dan juga segala interiornya. Sepertinya, dia akan mudah beradaptasi. Savira membawa dua koper pakaian, dan dia sudah menyimpan semua pakaiannya ke dalam lemari. Dia juga sudah membereskan tas, buku, sepatu, dan barang-barangnya yang lain di tempat yang sudah disediakan. Sebelum meninggalkan Savira tadi, Abian sempat menawarkan untuk cat ulang dinding kamar jika Savira merasa kurang suka dengan warnanya sekarang. Namun, Savira menyukai suasana yang cerah dan tenang di kamar tersebut.

  • Dinikahi Calon Mertua   7

    Setelah mengatakan kalimat tak terduga dan mengejutkan, jelas Savira langsung disidang oleh keluarganya sendiri, sementara Abian hanya bisa menunggu dengan perasaan bingung di ruang tamu. "Apa maksud perkataanmu tadi, Savira?" Chandra bertanya dengan serius. Savira diam dengan kepala sedikit menunduk. Entahlah, dia sendiri tak begitu paham kenapa kata-kata tadi bisa keluar dengan mudah dari mulutnya. "Kamu ingin mencoba menjalani hubungan dengan Abian? Kerasukan apa kamu Savira?" Nina bertanya dengan nada tak percaya. Jelas mereka heran, karena mereka ingat kemarin Savira masih menangisi Xavier. "Ini keputusanku," jawab Savira singkat. Chandra dan Nina saling bertatapan saat mendengar itu. Sementara Nathan dan Trisha, hanya bisa menyaksikan saat Savira ditanyai. "Savira, pikirkan lagi. Jangan mengambil keputusan yang gegabah. Ini untuk kelanjutan hidupmu." Chandra berucap. Savira menghela nafas pelan mendengarnya. Dia sudah bisa menebak kalau keluarganya pasti akan memberikan resp

  • Dinikahi Calon Mertua   6

    Savira duduk termenung di pinggir ranjang. Matanya melihat sekeliling, pada kamarnya yang sudah didekorasi dengan indah. Seulas senyum miris terukir di bibirnya, tak menyangka kalau nasibnya akan semenyedihkan ini. Savira sudah selesai membersihkan tubuh dan kini memakai piyama polos berwarna biru muda. Dia tak tahu apa yang harus dilakukan sekarang, yang jelas Savira memikirkan nasibnya ke depan. Abian memakai namanya sendiri saat akad tadi, bukan memakai nama Xavier. Dan itu berarti, pernikahan dia dan Abian sah di mata agama. Yang berarti juga, sekarang Savira sudah sah menjadi istri Abian. Savira memejamkan mata dengan erat. Kepalanya tiba-tiba terasa pusing lagi sekarang. Mungkin, dia butuh istirahat malam ini. Masalah status dia dan Abian, bisalah dipikirkan lagi besok. Savira menaikkan kedua kakinya ke atas ranjang lalu menarik selimut tebal miliknya yang hangat. Saat hendak membaringkan tubuh, ponselnya yang berada di atas laci bergetar pelan. Karena penasaran, Savira menga

  • Dinikahi Calon Mertua   5

    Dua hari berturut-turut, Savira terus menangis dan merenung. Hal tersebut membuat keadaannya jadi kurang baik ketika hari pernikahan tiba. Selama dirias, Savira merasakan sakit di kepala. Mungkin hal tersebut karena dia terus saja menangis, masih belum sepenuhnya menerima kenyataan tentang Xavier yang meninggalkannya. Keadaannya yang kurang sehat bisa dilihat oleh MUA yang meriasnya. "Sepertinya keadaan calon pengantin kurang baik." Asisten MUA menginfokan hal tersebut pada keluarga. Chandra dan Nina bergegas melihat keadaan Savira yang masih di rias oleh MUA. Savira terlihat memaksakan senyuman walau kepalanya terasa sangat berat sekarang. "Aku baik-baik saja. Hanya sedikit pusing," ucap Savira, berusaha untuk tidak membuat keluarganya khawatir. Akhirnya Nina pun memberikan obat pada Savira. "Mas, mungkin seharusnya kita tidak memaksakan keadaan. Kondisi Savira jauh dari kata baik." Nina berkata pada suaminya. Semua orang sudah berdandan rapi untuk ikut merayakan pernikahan Savir

  • Dinikahi Calon Mertua   4

    Savira duduk merenung di kamarnya. Dia tak sendirian, karena sekarang ada sang nenek yang sedang menemaninya. Savira masih memikirkan perkataan Abian tadi tentang pria itu yang memilih untuk menjadi pengganti Xavier di hari pernikahan nanti. "Kamu masih kepikiran?" Nenek Savira yang bernama Mia bertanya seraya menyentuh lembut baju Savira. "Bagaimana mungkin aku gak kepikiran, Nek?" tanya Savira dengan suara pelan dan serak. Mia tersenyum kecil mendengar itu. "Jelas kamu kepikiran. Tapi, tak ada untungnya juga kamu memikirkan semua ini terus-menerus. Kamu harus percaya saja kalau semua yang terjadi adalah takdir dari Tuhan." Mia berucap. Tangan keriputnya bergerak meraih telapak tangan Savira dan menggenggamnya dengan lembut. "Sematang apapun rencana yang sudah kita buat, tetap tak akan terjadi jika Tuhan tak memberikan izin. Mungkin, memang sudah takdir dari Tuhan juga kalau kamu dan Xavier tidak berjodoh." Mia berkata dengan nada suara yang lembut. Savira semakin menundukkan kep

  • Dinikahi Calon Mertua   3

    Perkataan Wanda sebenarnya cukup mengganggu bagi Abian. Karena itu, Abian berusaha keras menemukan keberadaan Xavier. Keluarganya yang sudah tahu tentang kaburnya Xavier ikut panik dan khawatir. Mereka jelas akan menanggung malu jika sampai pernikahan Xavier dan Savira batal. Rani, ibu kandung Abian pun terus mendesak anaknya tersebut untuk segera menemukan Xavier sebelum hari pernikahan tiba. Namun, yang dikatakan Wanda ternyata benar. Abian akan kesulitan menemukan di mana Xavier berada. Karena kepergian Xavier di bantu oleh Wanda sendiri. Mengetahui fakta tentang Wanda yang tak menyukai Savira pasti membuat Wanda mengerahkan segala yang dia bisa untuk menyembunyikan keberadaan Xavier sekarang. Abian tak paham kebebasan apa yang ingin Wanda berikan pada Xavier. Membiarkan Xavier pergi dengan wanita lain menjelang hari pernikahannya bersama Savira? Hal tersebut bukanlah tindakan yang bijak. Jika memang tak mau, harusnya Wanda bukan membantu Xavier kabur. Tapi memberikan pengertian

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status