Home / Romansa / Dinikahi Calon Suami Mama / Sosok papa dan suami

Share

Sosok papa dan suami

Author: Riwriter
last update Last Updated: 2025-05-26 17:35:55

“Aaah ... nggak bisa tidur,” keluh Renjana mengubah posisi berbaringnya yang semula tengkurap menjadi telentang. Ia tatap plafon kamar dengan kesal. “Timbang mau tidur aja, kenapa susah banget sih?”

Kemudian bola matanya bergerak menatap resah jam menggantung di dinding yang sekarang sedang menunjukkan pukul sebelas lewat tiga. Renjana menghela napas berat. Semakin cemberut saja wajahnya. Sebab, sudah masuk waktu siang dan ia masih tak kunjung bisa tidur sejak beberapa jam lalu Bumi menyuruhnya istirahat agar demam bisa benar-benar mereda.

“Minta Om Bumi temenin aja kali ya?” gumamnya berpikir sejenak saat menatap sisi sebelah yang biasa ditempati Bumi hanya kosong.

Tanpa berpikir lama-lama lagi, Renjana segera bangkit dan turun dari ranjang. Memakai sendal bulunya. Tak peduli dengan rambut yang sedang acak-acakan, ia melangkah cepat menuju pintu keluar. Tiba di ruang tamu, ia mengintip di balik tiang besar untuk memastikan keberadaan Bumi.

Senyumnya merekah saat menemukan Bumi yang d
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Dinikahi Calon Suami Mama   Taktik penggoda

    “Nggak ada orang mabuk yang sadar kalau dia lagi mabuk.” Renjana menampik pernyataan Bumi dengan sorot penuh keseriusan.Ucapan istrinya justru terang-terangan dibantah. Bumi mengangkat kedua alis dengan kerutan di wajahnya pertanda tak setuju, kemudian tak lama ia mengulas senyum tipis saat dengan leluasa bisa memandangi wajah cantik di bawahnya itu dari jarak dekat. “Saya pengecualian.”“Terserah. Ngadepin orang setengah sadar emang bakal buang-buang waktu. Tau nggak om hari ini udah ngomong lebih dari satu miliar kata dan itu aneh,” paparnya memberi tahu.Lalu tak lama Renjana dibuat terkesiap saat tiba-tiba kedua pipinya dikecup singkat secara bergantian. Pupilnya langsung melebar sementara sang pelaku hanya memasang tampang biasa saja.“Kamu serajin itu menghitungnya?” Bumi menanggapi dengan tawa pelan.“Nggak, aku nebak aja.”“Kita sudah seimbang, bukan?”“Apa?”“Kamu banyak bicara dan saya juga sama.”“Jadi menurut om aku cerewet?”“Sangat.”Tak marah, tapi keterus terangan itu

  • Dinikahi Calon Suami Mama   Janji

    Setelah meninggalkan Amaris seorang diri di tempat tadi, kini Bumi berdiri tanpa ekspresi dengan tatapan lurus ke depan pintu kamar istrinya.Sudah beberapa menit berlalu, ia diam saja tanpa melakukan apa pun.Hanya matanya yang berulang kali melirik gagang pintu kamar itu dengan perasaan bimbang. Mengingat bagaimana suasana hati Renjana terakhir kali seolah dengan mudahnya ia bisa menebak jika wanita itu pasti lagi tak baik-baik saja.Bisa saja sedang menangis? Atau justru marah besar? Mereka ujung-ujungnya akan bertengkar lagi, dan pasti Renjana memaksa meminta pisah seperti yang sudah-sudah dengan alasan merasa bersalah terhadap mamanya.Hal itulah yang membuat Bumi belum berani mendorong pintu untuk menemui langsung istrinya.Sebenarnya ia lebih takut kepalan tangan Renjana entah akan mendarat dengan keras lagi di bagian mana. Istrinya itu jika sedang marah pasti tak tanggung-tanggung akan melakukan kekerasan fisik.Tak hanya suka main tangan, bahkan terkadang Renjana juga bisa da

  • Dinikahi Calon Suami Mama   Pengakuan

    “Pelankan suaramu, Mas ... sesalah-salahnya aku, tidak bisakah kamu memperlakukan aku dengan sedikit lembut?” Amaris berkata lirih dengan air mata yang terus berdesakan luruh dari sudut mata.Permintaan itu terdengar memuakkan bagi Bumi. Ia sedikit tergelitik sejujurnya. Malah tak menyangka mantan calon istri yang sudah berubah status menjadi mertua itu dengan entengnya berkata seperti barusan. Kedua alisnya langsung menukik bersamaan dengan mata yang ikut memicing tajam. “Kamu masih berani haus perlakuan setelah dengan tidak tau dirinya meninggalkan saya? Waras?”Amaris spontan menggeleng pelan. “Aku tidak haus perlakuan, Mas, tapi ... jujur, aku sakit diperlukan seperti ini. Kamu kasar, sudah keterlaluan dan kamu juga benar-benar sudah berubah, bukan Mas Bumi yang aku kenal.” Kepala itu langsung tertunduk bersamaan dengan bahunya ikut gemetar. Hatinya perih, seperti baru saja disayat oleh belati. Selama mereka bersama, baru pertama kali Bumi membentaknya seperti hari ini.“Apa mas s

  • Dinikahi Calon Suami Mama   Berkunjung

    Tak butuh waktu lama, kendaraan berbandrol tinggi itu tiba di depan pagar sebuah perumahan bergaya klasik.Bumi baru melepas tangan Renjana yang sudah berkeringat sejak tadi di genggamannya, kemudian pria itu dengan terburu-buru melepas seat belt.Tak mendengar pergerakan dari jok sebelah, matanya pun cepat bergerak menoleh, menatap Renjana untuk memastikan apa yang terjadi.Rupanya istrinya itu diam karena sedang serius melamun.“Ini masih alamat rumah kamu kan?”Renjana tersadar. Ia lirik Bumi sejenak dengan ekor mata.“Rumah mama,” sahutnya dengan suara pelan mengoreksi.“Ah iya, rumah mama mertua. Bisa-bisanya saya lupa.” Bumi tersenyum tipis.Pengakuan itu membuat Renjana langsung menoleh sepenuhnya. Ingin mengoreksi ucapan suaminya, tapi mendadak kalimat yang akan ia utarakan tertahan.“Kenapa menatap saya seperti itu? Memang benar kan dia mertua saya?” Dengan santainya Bumi memperjelas lagi.“Mertua sih mertua, tapi jangan pura-pura amnesia juga kalau dulu mama tuh pernah om pa

  • Dinikahi Calon Suami Mama   Perkara kecil

    Menunggu tak ada balasan dari Bumi atas pertanyaannya, Renjana menoleh. Ditataplah lekat sejenak wajah suaminya dari samping yang sedang menaruh fokus ke depan.Bibir semerah cerry itu langsung mengerucut. Disusul helaan napas kurang senang yang terdengar jelas. Sementara Bumi sendiri tampak masih acuh tak acuh, yang sebenarnya ia sibuk sekali bergelut dengan isi kepalanya yang riuh berisi tentang Amaris.“Kadang aku tuh suka penasaran, dulu waktu mamanya Om Bumi ngidam, dia makan apa aja sampai sefatal ini berpengaruh ke tumbuh kembang anaknya,” papar Renjana dengan gerutuan ciri khasnya saat menyandarkan kepala di jok. Ia sedang kesal setengah emosi sekarang karena mendadak didiami oleh Bumi. Belum lagi pertanyaannya tentang bayi malah tak mendapat balasan. “Apa mungkin pernah salah makan kali ya? Makanya, anaknya jadi minim ekspresi dan irit bicara kayak gini. Nyebelin banget!”Rupanya keluhan yang sengaja diperdengarkan itu tak berpengaruh sama sekali karena buktinya tak mampu mem

  • Dinikahi Calon Suami Mama   Guyonan

    Melihat raut wajah menggemaskan Renjana dan mendengar tawa senangnya, Bumi mendadak melepas jemari mereka yang saling merekat dengan perlahan. Kemudian pria rupawan minim ekspresi itu berubah posisi sepenuhnya berdiri menghadap sang istri. Jika sebelumnya di antara mereka ada jarak pemisah. Kini sudah tak ada lagi. Sengaja Bumi melakukan itu.Posisi dadanya dengan ujung hidung kecil Renjana sudah sejajar saling bersentuhan.Baru sadar dengan perlakuan tiba-tiba itu, Renjana segera saja menghentikan tawa. Berubah kaku raut wajahnya. Mengedip beberapa kali mata hazel itu. Ia diserang rasa gugup seketika. Khawatir jika Bumi sedang tersinggung sekarang karena tadi sempat ia sebut ‘tolol’, ‘es balok’ dan ‘lempeng’.Apalagi Bumi tengah mabuk. Walaupun mengaku tak meneguk alkohol banyak, tapi bisa saja kan kepribadiannya berubah? Bagaimana jika pria itu malah jadi jahat dan berani menyakitinya?Renjana mendadak resah sendiri karena diprovokasi oleh pikiran buruknya.Saat Bumi mencengkram ke

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status