Pukul 11 malam, Raga terbangun dari tidur lelapnya karena merasakan pusing. Seharian ini pria itu memang sudah merasa tidak enak badan, kepalanya pusing dan badannya sedikit demam. Sebelum tidur pun ia sudah minum obat dan juga vitamin tapi tampaknya obat yang ia minum sama sekali tidak bisa bekerja dengan baik. Terbukti karena saat ini ia justru merasa semakin pusing dan badannya pun terasa semakin panas.Sambil menyentuh kepalanya yang sangat pusing, Raga menuruni ranjang. Pria itu berjalan pelan keluar kamar guna menghampiri Yasmin yang tidur di kamar tamu. Tidak mudah untuk pria itu berjalan menuruni tangga ditengah rasa sakit yang ia rasakan. Hingga setelah berusaha sekuat tenaga nya, pria itu akhirnya sampai didepan pintu kamar Yasmin.Dengan pelan tangannya mengetuk pintu kamar itu. Namun sayangnya sudah beberapa kali ia mengetuk pintu kamar itu tapi tidak ada tanggapan sama sekali. Mungkin Yasmin sudah terlelap, pikirnya. Karena tidak ingin mengganggu waktu Istirahat Yasmin, R
Dengan telaten Yasmin menyuapi Raga dengan bubur buatan ibunya. Ini adalah pertama kalinya gadis itu menyuapi suaminya. Selama 2 hari ini Yasmin terlihat memanjakan Raga, mulai dari menyuapinya bahkan sampai menggantikan bajunya. Agak aneh memang, tapi ya begitulah adanya. Yasmin bersikap seperti itu karena ingin berbalas budi atas semua kebaikan Raga padanya. Gadis itu juga sangat berterima kasih karena berkat Raga juga dia bisa menghilangkan traumanya.Jika waktu itu Raga tidak datang tepat waktu saat dirinya hampir saja diperkosa oleh pria tua, mungkin saat ini Yasmin sudah tidak ada. Gadis itu pasti akan mengakhiri hidupnya karena kesuciannya sudah direnggut oleh pria tua yang sama sekali tidak dia kenal. Raga adalah pahlawan yang selalu menolongnya kapanpun dia dalam bahaya. Pria itu selalu ada disaat dirinya membutuhkan bantuan, maka dari itu Yasmin ingin berbalas budi padanya.Ditengah aktifitasnya menyuapi Raga, Yasmin melihat jika sejak tadi pria itu terus tersenyum padanya.
Di sebuah ruang tamu yang berada dirumahnya, Raga tampak tertidur pulas dengan posisi duduk di atas sofa. Sepertinya pria itu ketiduran karena terlalu lelah bekerja meneliti beberapa tugas muridnya. Tepat disamping pria itu, Yasmin duduk menopang dagunya sambil menatap lekat wajah tampannya. Awalnya Yasmin ingin mengantarkan obat yang harus diminum Raga, tapi ternyata pria itu sudah lebih dulu ketiduran. Yasmin terlihat betah memandangi wajah Raga, bahkan rasanya terlalu enggan untuk mengalihkan pandangannya walau hanya sedetik saja. Beberapa bulan tinggal bersama, gadis itu baru sadar jika ternyata pria yang berstatus sebagai suaminya itu sangat tampan. Garis wajahnya terlihat begitu sempurna dengan hidung yang mancung dan rahang yang tegas. Oh bahkan jika disentuh wajahnya terasa sangat lembut. "Kenapa gue baru sadar kalau ternyata Raga setampan ini. Pantas saja semua orang menyukainya."Dengan sangat pelan Yasmin mengulurkan tangannya guna menyentuh pipi pria itu. Darahnya seket
Semakin hari Raga dan Yasmin terlihat semakin dekat bahkan keduanya jadi sering menghabiskan waktu bersama. Walaupun belum sepenuhnya bisa menerima Raga, tapi setidaknya sikap Yasmin pada Raga sudah mulai berubah. Sudah tidak ada lagi Yasmin yang keras kepala dan pembangkang. Walaupun masih sesekali keras kepala tapi itu tidak menjadi masalah bagi Raga."Yas, gue perhatiin akhir-akhir ini kok lo kayaknya deket sama Pak Raga? Bukannya lo benci banget ya sama dia?" Tanya Naomi. saat ini gadis itu sedang berada di kelas bersama Yasmin, mereka baru saja selesai mengikuti kelas pak Hartanto.Akhir-akhir ini Yasmin memang terlihat dekat dengan Raga. Mereka sering terlihat datang ke kampus bersama bahkan tidak jarang keduanya kepergok mengobrol bersama di kampus. Naomi yang awalnya mengira jika mungkin mereka hanya tidak sengaja bertemu lama-kelamaan mulai curiga."Dekat gimana maksud lo? biasa aja deh. Dari dulu sampai sekarang juga gue masih benci sama dia, walaupun udah nggak sebenci dulu
"Selamat siang, pak Raga."Raga menghentikan langkahnya kemudian menoleh begitu mendengar suara seseorang menyapanya. Pria itu melihat Naomi dan Yasmin yang kini berdiri didepannya. "Siang," sapanya singkat.Melihat Raga melirik kearahnya, Yasmin pun langsung mengalihkan pandangannya. Sebenarnya tujuan Yasmin menemui Raga adalah untuk menemani Naomi menanyakan kapan mereka akan berkencan. Tadinya Yasmin enggan menemani sahabatnya itu, tapi Naomi terus memaksanya alhasil mau tidak mau dia pun pasrah."Jadi begini, pak. Kemarin saya sempat meminta bantuan pada teman saya Yasmin. Saya ingin dekat dengan pak Raga. Kata Yasmin pak Raga mau mengajak saya berkencan, apa itu benar?" tanya Naomi dengan wajah malu-malunya. Ini adalah pertama kalinya gadis itu mengajak pria berkencan. Lagi, untuk kedua kalinya Raga melirik kearah Yasmin. Yang dilirik terlihat memasang wajah memohonnya. Sambil menghela nafas Raga pun mengangguk "Iya benar. Jadi mau kapan dan dimana?" tanya pria itu berhasil memb
"Tempat pilihanmu cukup bagus juga. Sepertinya makanannya juga enak," ucap Raga memulai obrolannya. Saat ini pria itu sudah berada disebuah restaurant yang Naomi pilih. Keduanya sudah memesan beberapa menu hanya tinggal menunggu semua pesanan itu datang.Sejak tadi Naomi tidak bosan memandangi wajah tampan dosennya itu. Bahkan tadi saat baru saja sampai di restauran, gadis itu hampir saja terjatuh karena tersandung anak tangga karena terlalu fokus memandangi wajah tampan Raga. Beruntung Raga sigap menangkap tubuhnya. Kalau tidak, mungkin Naomi sudah malu karena terjatuh didepan umum.Raga sendiri sudah sadar jika sejak tadi Naomi terus memandanginya. Risih? Tentu saja. Tapi pria itu memilih untuk diam membiarkannya. Dia juga tidak enak menegur apalagi melarang Naomi menatapnya. Hingga beberapa saat kemudian makanan yang mereka pesan pun datang."Terima kasih," ucap Raga pada pelayan yang baru saja mengantar pesanannya. Bisa dilihat bagaimana pelayan itu menatap sambil tersenyum kearah
Sambil menggerutu kesal, Yasmin berdiri dipinggir jalan guna menunggu taxi yang lewat. Tadi saat ingin pulang dari restauran, mendadak mobilnya mogok tidak bisa dijalankan. Ketika hendak menghubungi bengkel ternyata ponselnya tertinggal dirumah. Ditengah aktifitasnya menunggu taxi, tiba-tiba ada sebuah mobil yang berhenti tepat didepannya. Kaca mobil itu terbuka dan menampilkan seorang pria tampan "Hai, sendirian aja neng? Butuh tumpangan nggak?" tanya pria itu sambil tersenyum kearah Yasmin.Melihat sosok pria yang berada didalam mobil itu, Yasmin berdecih sebal "Maaf om, saya masih kecil. Nggak suka om-om pedofil," jawabnya dengan nada ketus.Raga yang ternyata adalah pemilik mobil itupun terkekeh mendengar jawaban Yasmin barusan. Tadi setelah mengantar Naomi pulang, pria itu sengaja kembali ke restauran karena dia tahu jika mobil Yasmin mogok. "Yakin nggak mau bareng? Nanti nyesel loh. Udah malam juga nanti digangguin om-om lainnya. Mending sama saya saja.""Cih lebih baik diganggu
"Selamat siang, bu. Maaf saya disuruh pak Hartanto mengambil buku absensi," ucap Keenan pada salah satu dosen yang entah siapa namanya pria itu tidak tahu.Tadi saat ingin ke perpustakaan Keenan tidak sengaja bertemu dengan pak Hartanto, dosen yang terkenal killer. Pak Hartanto meminta bantuan pada Keenan untuk mengambilkan buku absensi mahasiswa miliknya yang berada diruang dosen. Karena tidak ingin mendapat marahan, akhirnya Keenan pun mengiyakannya."Oh Keenan, kamu cari dimeja pak Hartanto saja itu disana. Ibu sedang sibuk.""Baik bu, permisi," balas Keenan. Setelah meminta izin, pria itu langsung berjalan menuju meja pak Hartanto. Diatas meja itu terdapat cukup banyak buku dan map. Keenan harus membuka dan membaca satu persatu buku dan map itu guna melihat mana buku absensi yang pak Hartanto cari.Saat membuka salah satu map, ternyata itu adalah map berisi data diri dosen yang mengajar dikampus ini. Awalnya Keenan hanya sekedar mengeceknya dan langsung menutupnya. Tapi saat melih