Share

Bab 15. Kondangan

Apa Mas Haikal serius ingin memiliki anak dariku? Bagaimana dia bisa berkata begitu? Mungkinkah Mas Haikal terbentur tembok?

Ah, ini membingungkan.

Lagi, aku menghela napas lelah. Pagi ini aku terbangun dengan kepala pening dikarenakan perkataan suamiku semalam berhasil membuat mataku terjaga hingga pagi.

Namun, anehnya kelembutan Mas Haikal yang ia tujukan kemarin malam seakan lenyap di telan bumi ketika kami bertemu untuk sarapan.

Seolah tak terjadi apa-apa, dia kembali ke bentuk aslinya yaitu menjadi kulkas berjalan.

Dingin dan menyebalkan.

Maunya dia apa, sih? Masa iya dia khilaf karena terbawa suasana? Atau dia kasian karena ibuku sendiri mengusir anak kandungnya? Sehingga dia ingin memiliki anak dariku?

"Hari ini kamu bisa temenin Mas?" tanya Mas Haikal memecah kebisuan di antara kami.

Akhirnya, dia berbicara juga.

"Temenin? Temenin ke mana, Mas?"

"Ke nikahan temen SMA Mas, dulu kami satu kelas."

"Kondangan temen SMA maksud, Mas?"

Mas Haikal mengangguk singkat sambil meneguk
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status