Share

Bab 16. Pertengkaran Pertama

Di mana-mana dalam suatu pernikahan mustahil jika kita terus menghindari namanya kewajiban berhubungan antara suami-istri dan aku paham itu. Tapi, yang aku nggak paham cuma satu kenapa aku haid di saat kami tampaknya siap melakukan hal yang mulia tersebut?

Ini sih namanya seperti puasa di tengah gurun sahara. Nelangsa.

Masih terbayang di benakku tatkala sepanjang jalan Mas Haikal terus bersenandung sambil senyam-senyum kanan kiri, seakan dia tak sabar untuk melakukan 'aktivitas' itu denganku. Mungkin dia masih menyangka bahwa hari ini adalah hari di mana kami akan menyatukan raga kami karena sudah saling menerima takdir, oleh karena itu dia sangat bersemangat.

Saking semangatnya bahkan dia pun tak lupa bersih-bersih kamar dan menyiapkan makan malam kami. Katanya khawatir aku kelelahan jadi dia yang akan memasak. Segitunya dia menunggu saat ini. Namun, sikapnya yang berlebihan itulah yang membuatku tak enak dan bingung mau menyampaikan yang sebenarnya.

"Ana! An? Kamu udah kan ganti ba
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status