Share

Bab 18. Terbentur kenyataan

Rani tidak percaya dengan apa yang dia lihat, di depannya sudah terpampang layar besar yang memperlihatkan detik-detik peluit panjang tanda permainan akan segera di mulai.

“Mas, ini_”

“Supaya seru, mereka akan menjadi saksi taruhan kita. Mas, harap kamu tidak mengingkari janji.”

Panggilan Doni sudah berubah, dia menyebut dirinya dengan kata Mas. Membuat Rani malu, dan tersipu.

“Kenapa, apa Saya harus_” Rani menutup mulut Doni.

“Aku senang, Mas sudah mulai baik.”

“Itu harus, karena sebentar lagi kita akan menikah, sesuai taruhan kita.”

Rani menelan ludah, dia gugup, dengan apa yang akan terjadi nanti.

“Jangan gugup, nikmati saja semua. Tapi Mas yakin, Mas yang akan menang.” Bisikan itu membuat Rani semakin tegang.

Namun, setelah peluit panjang terdengar, Rani melupakan semua dan masuk jauh dengan situasi riuh para penonton.

Pertandingan selesai membuat Rani menurunkan pundak. Dia menatap Doni yang melipat tangan dan memperlihatkan kesombongannya.

“Ayo kita pulang, besok kita siapkan_”

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status