Share

Bab. 17. Taruhan

Setelah merasa tenang, Rani mengurai pelukan.

“Terima kasih.” Tangannya mengusap jejak air mata dan ingus.

“Sudah tenang?” Doni menatap.

Anggukan Rani terlihat lemah, dia melirik baju yang Doni pakai, “baju Mas, jadi basah, dan ... dan ada ingusnya. Nanti Rani cucikan.” Rani memalingkan wajah dan menutup mata malu, dengan apa yang dilakukan.

“Sekalian saja dengan baju kotor yang ada di rumah Saya!”

“Yeeey! Dikasih hati malah minta jantung! Yang aku kotorin kan Cuma baju yang Mas pake, masa jadi semua.”

“Lagian, kamu itu ada-ada saja! Membuat Saya malu.” Doni kembali menatap ke jalanan.

Rani mengerutkan kening, menoleh, “maksud Mas?”

“Seperti orang miskin! Baju kotor, di cuci sendiri, kan ada ART dan Loudry. Ngapain Saya perkerjakan mereka kalau masih pake tangan sendiri!”

Rani mendengus, kembali kesal dengan sifat Don

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status