Ilona langsung dapat menyimpulkan siapa orang yang mengirimkan cek dan surat tersebut pada Romeo. Masalahnya, tidak ada satu pun orang yang mengetahui utangnya pada lelaki itu. Entah dari mana Reinhard mendapatkan informasi tersebut. Bahkan, detail nominal utangnya pun lelaki itu ketahui.
Ilona tidak menyangka Reinhard mencari tahu sampai sedalam itu. Perasaannya mendadak tidak enak. Jangan-jangan Reinhard sedang merencanakan sesuatu untuknya.“Jadi, kamu masih berani berkomunikasi dengan mantan kekasihmu itu?” Reinhard yang sudah berdiri di belakang Ilona langsung merebut benda pipih yang ada di tangan wanita itu. “Oh, ternyata dia sudah mengadu padamu?”Ilona yang tidak menyadari sejak kapan Reinhard datang sampai sudah berdiri di belakangnya terlonjak hebat. Manik matanya melebar sempurna dengan tatapan syok. Padahal sedari tadi pintu kamarnya tertutup, tetapi ia sama sekali tidak mendengar suara pintu terbuka ataupun langkah kaki lelaki itu.“Sudah sejauh mana proses perceraian kalian?” tanya Haura sembari menyuapi Ruby. “Aku tidak tahu. Aku memutuskan semua kontak dengannya. Mungkin surat resminya akan dikirim ke sini sebentar lagi. Kita tunggu saja,” jawab Ilona santai seraya kembali mencomot pisang goreng buatan ibunya. Ilona tidak pernah mengupdate kabar tentang perceraiannya. Banyak persoalan lain yang harus ia urus belakangan ini. Lagi pula, sudah pasti Reinhard yang akan membereskannya. Ia tinggal menunggu putusan resmi dari pengadilan. Dan semuanya akan selesai. Toh, sudah tidak ada lagi alasan untuk mempertahankan pernikahan mereka. Reinhard dan Anindya pasti sangat membenci dirinya dan keluarganya. Jadi, daripada terus mendapat penghinaan, lebih baik mereka tak perlu bersama lagi. “Kalau kamu tidak pernah datang, bagaimana dengan hak asuh Ruby? Mereka bisa saja memanipulasi apa pun dan mengambil Ruby darimu,” balas Haura seraya bergabung dengan Ilona di meja makan dan du
Ilona yang sedang bermain dengan Ruby di ruang tamu berjingkat kaget saat pintu rumah kontrakannya diketuk. Siluet seorang lelaki tinggi dengan perawakan mirip Reinhard membuatnya was-was. Wajah sang pengetuk tak tampak jelas. Namun, ia sudah bersiap untuk membawa Ruby pergi melalui pintu belakang. Tok! Tok! Tok! “Ilona, ini aku.”Suara yang familiar itu membuat kepanikan Ilona berangsur menghilang. Perlahan-lahan ia bergerak mendekati pintu dengan Ruby yang masih berada dalam gendongannya. Tak langsung membuka pintu, wanita itu memilih mengintip dari jendela. Memastikan Gerald hanya datang sendiri. Biar bagaimanapun, Gerald dan Reinhard bersaudara. Ia khawatir pada akhirnya Gerald membongkar keberadaannya pada lelaki itu. Tetapi, sepertinya kekhawatirannya memang berlebihan. Tak ingin membuat Gerald menunggu lama dan akhirnya pergi. Senyum Gerald langsung menyambut Ilona ketika wanita membuka pintu. Sedangkan Ilona hanya bisa membala
“Kenapa dia ada di sini?” gumam Ilona tanpa sadar. Sosok lelaki yang sedang sangat ia hindari itu malah baru keluar dari minimarket di ujung gang. Bersama asisten pribadi lelaki itu yang begitu setia menemani ke mana pun sang tuan melangkah. Dan mereka tak boleh melihat keberadaannya dengan Ruby di sini. Sebelum kedua lelaki itu menyadari keberadaannya, Ilona bergegas berjalan mundur. Jika salah satu mereka mereka melihatnya, maka habislah dirinya. Reinhard pasti sudah mengetahui rencana Anindya dan lelaki itu pasti mengambil Ruby darinya. Sepertinya orang-orang Anindya telah menyadari jika dirinya membawa kabur Ruby. Oleh karena itu, Anindya pasti menghubungi Reinhard dan mendesak lelaki itu agar segera kembali. Dan entah bagaimana caranya, dari banyak tempat yang ada, Reinhard malah berada di dekat sini. “Ya-yah!” gumam Ruby cukup nyaring. Ia sudah terlanjur melihat Reinhard. Ilona spontan membungkam mulut putrinya seraya berbisik,
“Dia membawa kabur Ruby? Ck! Dia benar-benar tidak bisa dipercaya!” umpat Anindya dengan ekspresi murka. Mengabaikan tuduhan Reinhard padanya, Anindya malah lebih fokus dengan kenyataan jika Ilona telah pergi, namun bersama Ruby. Padahal ia telah memberi ultimatum pada menantu yang tak pernah diakuinya itu untuk meninggalkan cucunya. Anindya memang tidak menyukai Ilona. Apalagi setelah mengetahui jika kakak wanita itu adalah mantan kekasih putrinya. Semakin pekat lah kebenciannya pada sang menantu. Namun, biar bagaimanapun Ruby adalah cucunya. Dan, ia tidak akan membiarkan cucunya terlantar. Anindya dan Reinhard sudah tidak berada di pintu utama lagi. Anindya sengaja menarik putranya masuk. Di luar terlalu ramai dan pembicaraan mereka tak perlu menjadi konsumsi para karyawannya. Sudah lama Reinhard tidak datang kemari. Sayangnya, putranya mampir tanpa pemberitahuan hingga Anindya tak bisa menyiapkan apa pun. Dan kenyataan jika Reinhard datang
Malam ini, Reinhard melewatkan waktu tidurnya. Bahkan, selama dalam perjalanan di pesawat pun lelaki itu tetap terjaga. Cuaca buruk membuat beberapa pesawat delay entah sampai kapan. Dan Reinhard bukanlah orang yang sabar menunggu. Apalagi dalam keadaan genting seperti ini. Oleh karena itu, Reinhard lebih memilih menggunakan pesawat pribadinya. Tak peduli dengan cuaca buruk yang tak kunjung membaik, ia tetap mengambil risiko untuk pulang. Dan tentunya, tidak ada yang bisa menghalangi keinginannya. Raut tak bersahabat terus terpampang di wajahnya di sepanjang perjalanan. Belum ada kabar lagi dari orang-orang rumah yang tengah berupaya mencari istri dan anaknya. Reinhard kembali mengumpat. Perjalanan yang ia tempuh terasa sangat lama. Reinhard sengaja membatalkan seluruh agenda dinas luarnya. Sedangkan untuk beberapa hal yang bisa diwakilkan oleh sekretarisnya, ia limpahkan pada sang sektretaris. Ia tidak akan bisa fokus dengan pekerjaannya jika Ilona dan
“Kamu yakin mau tinggal di sini saja? Aku bisa menyewakan apartemen atau rumah yang lebih layak untuk kalian,” ucap Gerald yang lebih dulu melangkah ke rumah kontrakan pilihan Ilona. Rumah ini sangat kecil. Bahkan, jika dibandingkan dengan kamar Reinhard maupun kamar Ilona di kediaman lelaki itu, tentu saja sangat jauh. Namun, sekarang Ilona hanya tunggal berdua dengan putrinya saja dan kontrakan ini sudah lebih dari cukup. Jalan di sekitar rumah ini cukup sempit. Sehingga Ilona dan Gerald harus turun di ujung persimpangan jalan dan berjalan kaki. Jalanan yang mereka lalui becek dan agak licin. Hujan mengguyur cukup deras sejak matahari tenggelam. Namun, untungnya saat aksi yang Ilona lakukan, hujan telah reda. Ilona tak meminta Gerald ikut turun dari taksi. Sebab, sekarang sudah terlalu malam. Lelaki itu juga perlu istirahat mengingat keesokan harinya memiliki segudang aktivitas seperti suaminya. Namun, Gerald memaksa ingin ikut turun dan membantu memb