Beberapa sentimeter sebelum bagian depan motornya dan mobil itu bersentuhan, Ilona sempat mengerem kendaraannya. Ia menghela napas lega karena baru saja terselamatkan dari maut yang berada tepat di depan matanya. Namun, hal itu tidak berlangsung lama. Apalagi setelah Ilona menyadari mobil siapa yang nyaris bertabrakan dengannya.
Dalam keadaan yang masih syok berat, Ilona langsung memutar balik kendaraannya ke arah lain. Bersiap melarikan diri sebelum terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Namun, sang pemilik mobil malah lebih dulu turun dan langsung menghalangi jalannya.“Kamu ingin pergi ke mana?” tanya Reinhard sembari menahan stang motor yang Ilona kendarai.“Ingin menghindariku? Siapa yang mengizinkan kamu mengendarai motor sendirian, hah?! Dan apa kamu tidak sadar apa yang baru saja kamu lakukan? Kamu membahayakan dirimu sendiri dan anakku!”Ilona menggerutu dalam hati. Setelah berhasil keluar rumah tanpa kendala, sekarang dirinya malah beBeberapa sentimeter sebelum bagian depan motornya dan mobil itu bersentuhan, Ilona sempat mengerem kendaraannya. Ia menghela napas lega karena baru saja terselamatkan dari maut yang berada tepat di depan matanya. Namun, hal itu tidak berlangsung lama. Apalagi setelah Ilona menyadari mobil siapa yang nyaris bertabrakan dengannya. Dalam keadaan yang masih syok berat, Ilona langsung memutar balik kendaraannya ke arah lain. Bersiap melarikan diri sebelum terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Namun, sang pemilik mobil malah lebih dulu turun dan langsung menghalangi jalannya. “Kamu ingin pergi ke mana?” tanya Reinhard sembari menahan stang motor yang Ilona kendarai. “Ingin menghindariku? Siapa yang mengizinkan kamu mengendarai motor sendirian, hah?! Dan apa kamu tidak sadar apa yang baru saja kamu lakukan? Kamu membahayakan dirimu sendiri dan anakku!”Ilona menggerutu dalam hati. Setelah berhasil keluar rumah tanpa kendala, sekarang dirinya malah be
Ilona langsung dapat menyimpulkan siapa orang yang mengirimkan cek dan surat tersebut pada Romeo. Masalahnya, tidak ada satu pun orang yang mengetahui utangnya pada lelaki itu. Entah dari mana Reinhard mendapatkan informasi tersebut. Bahkan, detail nominal utangnya pun lelaki itu ketahui. Ilona tidak menyangka Reinhard mencari tahu sampai sedalam itu. Perasaannya mendadak tidak enak. Jangan-jangan Reinhard sedang merencanakan sesuatu untuknya. “Jadi, kamu masih berani berkomunikasi dengan mantan kekasihmu itu?” Reinhard yang sudah berdiri di belakang Ilona langsung merebut benda pipih yang ada di tangan wanita itu. “Oh, ternyata dia sudah mengadu padamu?”Ilona yang tidak menyadari sejak kapan Reinhard datang sampai sudah berdiri di belakangnya terlonjak hebat. Manik matanya melebar sempurna dengan tatapan syok. Padahal sedari tadi pintu kamarnya tertutup, tetapi ia sama sekali tidak mendengar suara pintu terbuka ataupun langkah kaki lelaki itu.
Setelah tak sengaja terkena tinjuan Adrian, Ilona kehilangan keseimbangannya. Ia tergelincir dan nyaris terjatuh jika Reinhard tidak berlari ke arahnya. Lelaki itu langsung merengkuh tubuh Ilona erat sebelum wanita itu terjatuh. Jantung Ilona nyaris lepas dari tempatnya. Kedua manik matanya berubah berkaca-kaca dan di detik berikutnya tangisnya pun pecah. Wanita itu terisak pelan. Bukan karena merasakan sakit di bagian tubuhnya. Melainkan karena takut terjadi sesuatu yang buruk pada janin dalam perutnya ini. Reinhard menggeram rendah seraya menggendong Ilona. Lelaki itu menoleh ke arah Adrian yang masih berdiri membatu di tempat sebelumnya dengan tatapan bengis. “Kalau sampai terjadi sesuatu yang buruk pada istri dan anakku, aku akan membunuhmu!”Reinhard bergerak cepat menuju kamar yang ia dan Ilona tempati. Setelah membaringkan wanita itu di atas ranjang, ia langsung mencari ponselnya dan menghubungi dokter pribadinya sekaligus dokter kandungan Ilona.
Ilona terbelalak mendengar informasi yang baru saja Reinhard beberkan itu. “Kenapa kamu melakukan itu?!”Ilona memang meminta Reinhard melunasi utang keluarganya. Namun, bukan berarti lelaki itu bisa membeli rumah ini dan mengganti nama. Pantas saja kakaknya masih sangat antipati pada Reinhard sampai sekarang. Ternyata inilah yang Reinhard lakukan di belakangnya. Baik kakak maupun ibunya tak pernah bercerita tentang pemindahan nama kepemilikan rumah ini. Atau mungkin, mereka menganggap dirinya sudah tahu. Pantas saja di awal-awal pernikahannya dengan Reinhard, kakaknya sulit dihubungi. Reinhard seakan sengaja ingin membuatnya dimusuhi oleh keluarganya sendiri. Padahal Ilona tak tahu apa-apa. Jika ia tahu sejak awal, dirinya pasti mencegahnya. Sebab, sekarang sama saja, rumah ini bukan milik keluarganya lagi. Dan Reinhard bisa mengusir mereka kapan saja. Reinhard yang sudah selesai dengan kegiatannya langsung meletakkan sepiring nasi goreng bera
Ilona terbelalak dengan mulut menganga lebar melihat sosok yang berdiri di hadapannya. Wanita itu mengerjapkan matanya berulang kali, khawatir ada yang salah dengan penglihatannya. Ekspresinya kontan berubah menegang dalam sekejap. Ilona merutuk dalam hati, seharusnya dirinya melihat siapa yang datang dari jendela, bukan langsung membukakan pintu. Sayangnya, ia sudah terlampau kesal pada tamu tak tahu diri yang terus menekan bel tanpa henti. Kalau tahu siapa yang datang, Ilona bersumpah tidak akan membuka pintu sampai pagi sekali pun. Ketika Ilona hendak menutup kembali pintu tersebut, lelaki yang berdiri di hadapannya langsung menahan dan melayangkan tatapan tajam. Jarak di antara mereka yang terlalu dekat menyebabkan Ilona kehilangan fokusnya selama beberapa saat. Ilona kembali mengerjapkan mata dan mengubah ekspresinya menjadi datar. Ia mundur selangkah namun masih mencengkeram daun pintu. “Apa yang kamu lakukan di sini?” Akhirnya wanita itu memberan
Decakan kesal lolos dari bibir Ilona ketika setetes cairan bening tanpa permisi menetes dari sudut matanya. Setelah berhasil mengelabui para penjaga bahkan sopir Reinhard, ia malah masih berada di sini alih-alih langsung pergi. Ilona memang harus menunggu 3 jam sampai suasana rumah itu sedikit lebih lengang. Sebenarnya awalnya ia ingin pergi pada malam hari. Namun, pergi di malam hari pasti jauh lebih sulit. Sebab, Ilona juga tidak akan menemukan alasan yang efektif agar diizinkan pergi keluar dengan mudah. Ilona sendiri tak mengerti mengapa ia masih ingin menatap kediaman mewah itu sekali lagi. Walaupun jaraknya cukup jauh dari rumah tersebut, tetap saja posisinya sangat berisiko. Bisa saja orang-orang di rumah itu mulai menyadari dirinya berbohong dan mengejarnya. Ilona menghela napas pelan sembari mengelus permukaan perutnya. “Ibu tidak bisa tinggal di rumah itu lagi, kamu mengerti, ‘kan?” Wanita itu pun tidak tahu sebenarnya apa yang membuat dirinya