Share

44. Permintaan

last update Last Updated: 2025-03-09 09:56:53
Arsen terperanjat dan terdiam di tempat duduk saat melihat Lily tiba-tiba berlari ke kamar mandi.

Ia kemudian bangkit dari duduknya menyusul Lily dan berhenti di depan pintu kamar mandi yang tertutup rapat.

Hening. Arsen tak mendengar suara apa pun dari dalam.

Apa anak itu baik-baik saja?

“Kamu kenapa?” tanya Arsen lalu mengetuk pintu kamar mandi.

Lama tak ada jawaban. Arsen mulai khawatir. Ia mengetuk lagi lebih keras.

"Aku kedatangan tamu!" Akhirnya, Lily berteriak dari dalam.

Dahi Arsen berkerut. Tamu? Ia melongok ke arah pintu kamar untuk memastikan bahwa tidak ada orang lain di sana. "Tamu? Siapa?" tanyanya, bingung.

Pintu kamar mandi terbuka sedikit. Kepala Lily menyembul dari balik pintu. "Tamu bulanan. Aku lupa mengantisipasinya," katanya dengan wajahnya yang memerah.

Arsen membeku. Situasi macam apa ini?

"Maksudku ... bisakah kamu membelikan ... pembalut?" Suara Lily terdengar sangat pelan, nyaris seperti bisikan. Tetapi, senyum malu-malu terukir di wajahny
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (13)
goodnovel comment avatar
Enisensi Klara
Ternyata Lily ga hamil tapi datang bulan
goodnovel comment avatar
Enisensi Klara
Hahaha ...Arsen Arsen lucu banget beli sayap ayam bukan pembalut
goodnovel comment avatar
Novita Sari
bikin penasaran dech
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Dinikahi Sang Penguasa : Suami Kontrakku Memberi Segalanya   188. Menyepi Bersama Part 1

    Lily berdiri dari kursinya. Dia tidak sanggup meneruskan pembicaraan itu karena tidak tega melihat Rani, sekaligus tidak ingin sampai melunak lalu mengambil keputusan memaafkan Sonia. "Maaf Bibi, aku harus pulang. Suamiku menunggu, Bibi pulanglah, hati-hati di jalan." Lily menundukkan sedikit kepalanya setelah bicara. Dia membuang napas seraya berjalan ke arah Arsen yang sudah menunggunya di dalam mobil. "Ayo pulang," ajak Lily. Dia menutup pintu mobil dan terus memandang Arsen yang menatapnya. "Kenapa?" tanya Lily heran. "Kamu tidak menangis atau mengambil keputusan memaafkan Sonia, 'kan?" Lily menggeleng membalas pertanyaan Arsen yang menatapnya curiga, setelah itu berkata, "Aku tidak akan memaafkan Sonia, hanya saja aku kasihan ke ibunya." Arsen hanya bisa membuang napas, kemudian menyalakan mesin mobil untuk pergi meninggalkan gedung perusahaan. Lily menatap kaca spion, dari pantulannya melihat Rani berjalan lemah keluar gedung. Arsen menyadari Lily sedang meme

  • Dinikahi Sang Penguasa : Suami Kontrakku Memberi Segalanya   187. Memohon Agar Dimaafkan

    Thomas memasukkan ponsel ke kantong setelah mengirim pesan ke Hendra. Dia kemudian pergi ke ruangan Arsen membawa dokumen yang Arsen butuhkan. “Hendra baru saja memberi kabar kalau dia belum mendapat informasi lagi soal Juna, Pak,” ucap Thomas. “Hm …,” balas Arsen sambil mengecek berkas, “bagaimana perkembangan kasus Sonia?” tanya Arsen kemudian. “Berkas perkaranya sudah naik, jadi dia tidak akan bisa lari dari jeratan hukum,” jawab Thomas menjelaskan. Arsen mengangguk-angguk pelan. “Apa kamu sudah menyiapkan apa yang aku minta?” tanya Arsen sambil menatap Thomas yang berdiri di depan mejanya. Dia menyodorkan berkas yang baru selesai ditanda tangani. “Anda tenang saja, saya sudah menyiapkan semuanya. Silakan menikmati weekend Anda berdua dengan Nona Lily,” jawab Thomas. "Jika butuh bantuan apapun selama bibi Jess pergi, jangan ragu menghubungi saya," imbuhnya. ** Sementara itu di hari yang sama Arya datang ke kantor polisi untuk memberikan keterangan soal keterlibata

  • Dinikahi Sang Penguasa : Suami Kontrakku Memberi Segalanya   186. Tugas Besar

    Arsen duduk di kursi kerjanya setelah Anthony pergi. Dia diam memikirkan perbincangan mereka tadi. Hingga, saat Thomas masuk. Arsen mulai menceritakan apa yang dia pikirkan. "Aku curiga dengan bukti yang diberikan Anthony." "Curiga? Maksud Anda?" Thomas mengerutkan alis bingung. "Sosok pria dalam video dan suara rekaman itu bukan Arya. Sama seperti dia yang menjebak papa Lily menggunakan teknologi AI, sepertinya pelaku sebenarnya juga melakukan hal yang sama." Thomas terkejut, dia seketika berspekulasi. "Apa Pak Anthony yang melakukannya?" Arsen menggeleng, menunjukkan sikap yang sangat tenang. "Bukan. Kamu tahu jelas Anthony juga rugi banyak. Bukankah kamu sendiri yang menghitung harga per liter bahan baku pembuat produk skincare premium itu?" balas Arsen. Thomas mengangguk. "Benar, mustahil pak Anthony melakukan itu, dia tidak punya masalah dengan Anda, kecuali ibunya yang menyukai Nona Lily." Thomas mengatupkan rapat bibirnya setelah bicara. Arsen hanya diam

  • Dinikahi Sang Penguasa : Suami Kontrakku Memberi Segalanya   185. Cara Yang Sama

    Bryan tertawa hambar seraya membuang muka. Dia geram, ingin meluapkan segala amarah yang bercokol di dada. “Apa bukan sebaliknya? Papa yang membuatku bodoh karena bisa terpengaruh ucapan Papa!” amuk Bryan sudah tak bisa lagi memercayai ayahnya itu. “Jaga ucapanmu!” hardik Arya. Bukannya takut dengan bentakan Arya, Bryan malah membusungkan dada dan mengangkat dagu, menantang. “Aku bicara fakta! Papa selama ini memang selalu menghalalkan segala cara agar mendapatkan apa yang Papa mau, termasuk merebut apa yang seharusnya aku miliki, anak Papa sendiri. Papa memang egois!” Arya menggertakkan gigi mendengar ucapan Bryan. Sementara itu, Monica tak bisa melakukan apa-apa, dia takut dan hanya diam memandang dari kasurnya. "Papa bukan contoh ayah yang baik," ucap Bryan. "Papa rakus melebihi babi." Sebuah tamparan langsung mendarat di pipi Bryan saat dia baru saja selesai mengatai papanya. Bryan diam dengan memalingkan wajah. Bukankah dia tak seharusnya terkejut jika ayahnya

  • Dinikahi Sang Penguasa : Suami Kontrakku Memberi Segalanya   184. Termakan Omongan?

    Arsen menggeleng. "Tidak, biar saja Bryan berusaha mengurus masalah sendiri." Lily mengangguk paham. Dia kembali menyentuh perut sixpack Arsen sebelum bertanya lagi. "Kamu belum menjawab pertanyaanku, kapan kamu mau jujur ke Bunda dan Papa?" Arsen diam sejenak, mencoba menyelam dalam ke pikiran Lily. Dia melihat ketakutan di sana. "Kamu cemas?" "Hah ... apa?" Lily kaget, lalu buru-buru menggeleng. "Tidak, untuk apa cemas? Hanya saja .... " Lily tidak bisa berbohong, dia menunduk sampai Arsen menyentuh pipinya. "Kamu takut papamu kembali berpikir buruk tentangku?" tanya Arsen. Lily tak menjawab, karena dia yakin Arsen sudah tahu jelas jawabannya. "Cepatlah mandi, aku juga mau mandi," kata Lily. Dia memalingkan badan, tapi Arsen lebih dulu menangkap pergelangan tangan lalu memeluknya. "Kenapa tidak mandi berdua?" Arsen menggoda. Dia membuat Lily malu sampai mencubit pinggangnya *** Di Arya Group Arya tidak bisa fokus, pikirannya sedang kacau. Saat Br

  • Dinikahi Sang Penguasa : Suami Kontrakku Memberi Segalanya   183. Jatuh Dari Tangga

    Bryan pulang ke rumah orang tuanya setelah menemui Arsen. Dia menaiki anak tangga menuju kamarnya tanpa gairah sambil terus memikirkan omongan sang paman. Bryan baru saja menapaki anak tangga terakhir saat suara Monica terdengar menyapa. “Sudah pulang,” kata Monica. Bryan menoleh pada sang mama, lalu berpikir untuk menanyakan apa yang Arsen katakan padanya. “Ada yang mau aku bicarakan dengan Mama,” kata Bryan. Monica mengangguk pelan lalu pergi ke kamar Bryan untuk bicara berdua. “Apa Mama tahu soal saham yang seharusnya menjadi milikku, tapi malah dijual oleh Papa? Saham itu diberikan Kakek untukku?” tanya Bryan. Monica terkejut, matanya membola sambil menggeleng pelan. “Mama tidak tahu soal itu,” balas Monica. Bryan tak terkejut sama sekali. “Sudah kuduga Mama pasti tidak tahu.” “Sepertinya Mama memang tidak tahu apa pun soal Papa selama ini.” Kening Monica berkerut halus.“Apa maksudmu berkata seperti itu?” tanyanya bingung. “Apa Mama tahu, apa saja yang sudah

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status