Share

Alam Kandungan

Penulis: HalSya
last update Terakhir Diperbarui: 2023-05-03 19:00:19

Nyam...nyamm.. eumhh.. nyamm..

Tampaknya lelaki kelebihan hormon itu menikmati sekali kuah bakso yang dicampur dengan eskrim coklat sesuai keinginannya sambil cekikikan melihat video aku meracik bakso tadi. Matanya fokus dan sesekali hilang ketika tawanya semakin lebar. Dia seperti lagi makan makanan terenak di dunia padahal aku yang lihatnya aja sungguh eneg, tapi dia sepertinya ketagihan banget.

Aku bahkan gak tertarik nanya gimana rasanya, yang pasti rasanya aneh.

"Enak ih beneran, pedes manis dingin gitu.."

"Benar enak? Ini aneh loh Akang, mana ada kuah bakso dikasih eskrim coklat."

"Siapa bilang gak ada? Ini buktinya saya makan. Kamu cobain deh, rasanya langka."

Dia menaikkan sendok dan menyodorkan bakso dengan kuah aneh itu ke mulutku, tapi secepat kilat aku menutupnya dan menolak mentah-mentah suapan itu.

"Akang ah, Rey gak mau. Akang makan aja sendiri ya, silakan dihabiskan sampai kenyang."

"Ih sesuap aja Ay, please."

"Gak mau.. Ayaaaahhh Akang jahat."

"Kok malah panggil mertua sih, jauh gak bakal denger."

Kalau bukan karena keinginannya, aku dari tadi sudah selesai bersih-bersih dan masuk kelas komputer buat ngajar. Tapi Akang menahanku dan katanya ingin ditemani sampai selesai makan. Jadinya aku tertahan di ruang televisi sampai hampir menjelang sholat Dzuhur.

Soal pulang sekolah anak-anak? Tenang saja, ada bus sekolah pengantar pulang sampai ke rumah masing-masing. Tak heran uang SPP sekolah si kembar menyentuh angka 1,5 juta perbulannya.

Makin lieur...

"Besok kita chek kandungan ya Ay, kita lihat keadaan baby untuk memastikan segalanya baik-baik saja. Saya harap dia tumbuh dengan baik dan mengizinkan aku untuk memanjakan Umanya.."

"Siap.. oh iya, apa kita akan ke dokter Syakira lagi?"

"Iya lah, dokternya wanita yang saya percayai."

"Sehat-sehat ya anak Abi di dalam sana, jangan minta yang aneh-aneh lagi, kasian Abi sama Uma ya nak.."

Cuphh~ Lagi-lagi hatiku menghangat saat Akang mencium perut rataku. Kasih sayangnya terasa sampai perutku sedikit tergelitik.

"Ingysallah Abi, doakan saja.." Aku menjawabnya dengan tiruan nada anak kecil.

Btw anak-anak aku belum tahu kalau mereka akan punya adik, aku masih merahasiakannya sampai punya waktu yang pas untuk kasih taunya. Bagaimana pun mereka masih kecil, butuh diberi pengertian ektra supaya mereka menerima adik bayi dengan lapang dada. Oh iya, Reza!!

"Hmm Akang..."

Allahuakbar, Allahuakbar...

"Udah adzan Ay, saya ke masjid dulu ya. Kalau mau ngobrol, setelah sholat saja."

Padahal baru saja aku punya keberanian buat bilang kalau Reza mengajar di sekolah si kembar, eh malah keburu ditinggal. Hufft, harus bagaimana aku ini, kapan aku bisa ngomong dengan sejujurnya?

****

"Lihat, itu kantong embrionya ya. Dia di dalam kandungan dan kini.. perkiraan usianya 7 Minggu, sesuai hari pertama haid terakhir. Vitamin dan kapsul penambah darahnya di minum ya, supaya janin sehat dan terhindar dari permasalahan."

Aku dan Akang fokus memperhatikan layar hitam putih di atas sana yang memperlihatkan kehidupan alam kandungan. MasyaAllah, dzat maha kuasa yang tidak bisa dijelaskan melalui kata-kata, menciptakan suatu alam di mana ruh ditiupkan. Air mata Akang menetes, tak hentinya mengucap syukur karena benihnya telah tumbuh menjadi calon bakal manusia yang akan beribadah pada Allah.

"Jangan nangis ustadz, malu sama Rey," goda dokter Syakira menahan tawanya.

"MasyaAllah, saya hanya bahagia Dokter, alhamdulilah masih diberi kepercayaan sama Allah untuk menjaga amanahnya."

"Rey, kamu ada mual-mual?"

Selesai perutku di periksa, kini aku berpindah ke tempat duduk di samping Akang untuk ditanya-tanya.

"Mual sih gak ada, bahkan awalnya yang muntah-muntah itu Akang Husein Dok, yang banyak ngidam aneh-aneh ya dia juga." Aku gak bohong kan? Bodo amat dia malu juga, yang penting itu kenyatannya.

"Haha, memang ada pasangan yang sebagian begitu, yang mual dan ngidam itu suaminya. Adil ya ustadz, biar gak semua Rey yang merasakan. Nanti pas trimester ke tiga, yang pegal-pegal pasti Reynata."

Aku ketawa, sedangkan Akang meringis membayangkan bagaimana ia akan mual dan muntah di pagi setiap harinya. Apalagi dengan segala keinginan anehnya yang memusingkan banyak orang, untung saja dia sabar. Untung kita juga sabar.

"Kalau gitu, tebus obat di depan ya. Susu hamil harus diminum dan ingat, jangan stress jangan kecapekan. Dan untuk hubungan badan, sebaiknya dilakukan setelah trimester kedua. Masih banyak media selain itu kan, ustadz?"

Paham, kite paham arah pembicaraan dokter Syakira dan untungnya kami diberi penjelasan sedetail mungkin tentang dampak terlalu sering dan terlalu jarang berhubungan badan saat hamil.

Ilmu bermanfaat itu akan kita simpan baik-baik.

"Baik dokter, terima kasih atas bantuannya. Semoga tidak lelah menjadi dokternya Rey ke depan."

"Sama-sama ustadz, semoga sehat selalu ibu dan bayinya."

Aku juga akang pamit keluar ruangan lalu duduk di depan apotek menunggu resep obat selesai.

"Habis ini mau ke mana? Makan atau jalan-jalan? Saya mumpung free." Ucapan Akang memecahkan lamunanku di dalam mobil.

"Hmm, pengen itu ke saung nikmat, pengen terapi ikan di kaki, boleh kan?"

"Boleh dong, yuk kita ke sana. Tapi sebelumnya kita mampir dulu ke tukang nangka ya.."

"Buat apa?" Jelas aku syok karena Akang tau kalau aku sangat benci sama buah satu itu. Jangankan baunya, pohonnya aja aku gak suka. Tapi ini? Buat apa dia mampir ke sana coba?

"Saya pengen bolu nangka, nanti buatin ya."

"Tapi Rey kan gak suka nangka, baunya aja gak enak."

"Tapi saya pengen bolu nangka Ay, ayoklah.."

"Ibu aja yang buatin."

"Enggak mau, pokoknya harus kamu. Please ya Ay, demi baby."

Oh Tuhan, kenapa ini? Curiga jangan-jangan dia juga lagi hamil.. kenapa lebih manja dari gua... huuwaaa.. bundaa...

****

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Dinikahi Ustadz Tampan 2   Belum Siap Ketemu

    Dengan sangat perlahan Husein mendekati Rey yang tidur memunggunginya. dia memeluk tubuh kecil itu dari belakang sembari mencium kepala belakang Rey dengan sangat lama. Tak lupa sebelah tangannya juga mengelus perut bunci berusia lima bulan itu."Ana uhibbuka fillahi, Rey.. Demi Allah saya sangat mencintai kamu.. walaupun kamu milik Allah, tapi saya tidak mau Allah mengambilmu.."Tentu tak akan ada jawaban, karena Rey terlelap dalam tidurnya. Husein tahu mungkin saja istrinya itu kelelahan, sehingga sejak sore tadi menjadi lebih sensitif. Dan pikirnya, Masih banyak waktu untuk berbicara mengenai masalah mereka yang Husein tidak tahu karena apa, tetapi sepertinya Ini masalah serius. Dia akan menyelesaikannya besok pagi saat keduanya sudah merasakan tubuh yang segar.Tapi..Sayangnya ketika bangun tidur saat terdengar murrotal sebelum adzan subuh itu, Husein tidak menemukan Reynata. Pikir Husein, mungkin Rey ke dapur sedang memasak seperti hari-hari biasanya, jadi Husein hanya beranjak

  • Dinikahi Ustadz Tampan 2   Mengobrol Nanti Malam

    Terdengar seperti kata-kata penuh ketegasan, dan seolah enggan mengatakan hal lebih dari itu. Jelas memang terjadi sesuatu pada istrinya, dan sukses membuat Husein tidak tenang."Rey, tatap saya dulu!"Reynata menoleh sejenak, menuruti perintah Husein tanpa mengatakan apapun."Jika kamu tidak keberatan, setelah makan malam, saya ingin berbicara denganmu."Meski sempat terdiam sebentar, Reynata kemudian hanya mengangguk dan mengatakan. "Ya!" dengan singkat. Baiklah, Husein tak akan menunda apapun lagi, dia mengambil tas yang dia simpan di sofa tadi lalu meninggalkan ruangan tersebut, dengan lemah masuk ke kamar mereka sembari sesekali melihat Reynata yang fokus menscrol ponsel dari arah belakang. Tubuh yang begitu lelah tak dirasanya lagi, justru Husein merasa sangat khawatir dan tak mau ini semakin berlarut-larut. Reynata, tidak pernah bersikap dingin padanya, selama ini sosok Reynata selalu mampu membuat Husein berdebar sepanjang saat. ***Waktu berlalu begitu cepat. Setelah bicara

  • Dinikahi Ustadz Tampan 2   Berubah

    Ketika Husein pulang ke rumah pada pukul setengah enam sore, ia mendapati istriinya sedang duduk menonton televisi. Wanita cantik itu terlihat segar karena sepertinya baru mandi, terlihat dari sisi kiri kanan bajunya yang masih kelihatan basah. Padahal tadi baru beberapa menit yang lalu Husein berkali-kali menghubungi Reynata untuk sekedar menanyakan mau pesan apa, atau mau makanan apa. Namun karena tak kunjung mendapatkan balasan Husein mengira Rey sedang sibuk.Dan apa yang dia lihat saat ini berbalik dengan pikirannya tadi. Justru ponsel yang tadi dihubungi Husein itu terlihat bertengger santai di atas meja tak jauh dari posisi duduk istrinya. Jelas Husein merasa heran karena Reynata tidak menyambut kehadiran dia seperti biasanya. "Assalamualaikum, Ay.." sapa Husein saat mencoba duduk di samping Istrinya."Waalaikumsalam." Hanya ucapan itu, tanpa menoleh tanpa embel-embel senyum dan teriakan kangen seperti biasanya. Duduknya pun tidak berpindah posisi bahkan televisi yang Rey to

  • Dinikahi Ustadz Tampan 2   Di Hotel

    "Loh itu kan mobil Akang?" Reynata jelas melihat siluet yang dia kenal, sedang duduk di dalam mobilnya, saat ia harus berhenti di lampu merah. Memang bagaimana bisa Reynata, tidak tahu?Dialah lelaki yang tidur bersamanya selama lima tahun. Tapi ke mana arah perginya? Bukankah seharusnya dia ada di lokasi pembangunan? Itu bukan arah pondok pesantren As-Salam yang baru dan ketika lampu sudah hijau mobil Husein lurus melewati Reynata. Tanpa pikir panjang lagi, Rey menggunakan lajur kanan untuk putar balik dan Ya! Dia mengikuti ke mana arah perginya mobil sang suami."Baiklah, ini sudah saatnya aku tahu ke mana perginya Akang yang bersembunyi di balik kata sibuk beberapa hari ini. Ada apa dengan kertas UGD dan segalanya, aku menjadi lebih penasaran." decit perempuan itu saat matanya tak henti untuk mengikuti ke mana arah laju mobilnya Husein.Dengan berat hati, Rey mengakui bahwa saat ini, dia sedang mencurigai suaminya. Lalu dia paksa terus mengikutinya hingga tak lama, dia masuk ke se

  • Dinikahi Ustadz Tampan 2   Ready For Konflik?

    "Hoaammm.."Hah? Dengan sangat terkejut Reynata mencoba untuk mendudukkan dirinya dan mulai menelaah keadaan sekitar. Berapa lama ia tertidur?Sepertinya tiga jam, karena saat ini pukul satu siang dan selama itu tidak ada yang membangunkannya?Padahal Rey tau anak-anaknya sudah pulang dan kenapa bundanya juga tak membangunkan dirinya? Rey benar-benar tidak sadar sudah tidur selama itu, seperti pingsan atau mati suri saja. Padahal sebelumnya-sebelumnya Rey dapat julukan pemilik telinga tajam, tapi ini seperti baru saja tidur 30 menit, namun kenyataannya justru tiga jam.Kepalanya terasa sedikit berdenyut namun Rey paksakan jalan keluar kamar dan di sana ia melihat sang bunda sedang memberi makan dua anaknya."Bunda... kenapa gak bangunin Rey? Anak Uma udah pulang? Belajar apa tadi?" Wanita cantik itu mencium kening dua buah hatinya dan menarik kursi lalu duduk di samping ibunya. Ia mengambil garpu lalu menojos buah apel yang sudah dikupas bundanya itu."Uhmm apelnya enak.. siapa yang

  • Dinikahi Ustadz Tampan 2   Tolong Kuatkan Saya

    "Apa yang ustadz Husein sembunyikan? Apa jangan-jangan ustadz pemilik dari sebuah kawasan apartemen? Hahaha wajah ustadz memerah tadi."Reza tak berhentinya tertawa saat menyaksikan wajah Husein yang sempat menegang tadi. Pikirnya, kenapa Husein harus takut kalau dia kepergok ada di sebuah kawasan apartemen, sedang seorang manusia itu punya sejuta kegiatan di satu tempat dan gak musti sedang mengerjakan hal-hal yang negatif kan?Lagian kalau tidak ada apa-apa kenapa harus takut menjelaskan?"Apa kamu sedang mengajak saya bercanda?""Hah, aduh maaf ustadz, saya tidak bermaksud begitu. Saya bukan mengajak bercanda, hanya saja saya seperti melihat ustadz dan tak jauh di sana ada seorang perempuan. Tapi yah itu sudah pasti bukan anda kan? Karena yang saya lihat perempuan itu bukan Reynata."Tanpa dipungkiri, Husein dua kali lebih tegang dari sebelumnya.TEETTTTTTTEEETTTTTT"Ahh sudah bunyi bel..Kalau begitu, saya pergi dulu ya ustadz. Selamat pagi, dan assalamualaikum.""Wa-waalaikumsala

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status