Share

Permintaan Aneh Pt.1

Penulis: HalSya
last update Terakhir Diperbarui: 2023-05-03 18:00:07

Dunia itu luas.

Tidak, dunia itu sempit.

Dunia itu sempit!

Tidak, kataku dunia itu luas. Sangking luasnya, aku sampai sekarang belum bisa ketemu sama Jimin BTS walaupun diannya pecicilan ke mana-mana. Tapi, di dunia yang seluas ini, kenapa aku harus bertemu dengan masa lalu yang sangat-sangat ingin aku lupakan.

Reza!

Bagaimana bisa dia di sini, di depanku dan menjadi guru di sekolah baru anakku?

Seantero jagat raya, kenapa harus bertemu dia lagi?

"Reynata, kamu kan ini? Aku.. aku gak nyangka kita bertemu lagi." Dia berdiri tegak menghadap ke arahku dengan kata-kata yang sedikit terputus-putus.

Dan aku pun sama, mendadak beku ketika melihatnya. Eentah mau jawab apa aku benar-benar gak tau. Kaget iya, sungkan juga iya, gak enak sama Akang iya pakek banget. Aku jadi ngerasa bersalah masukin si kembar ke sini, harusnya aku cari tahu dulu guru-gurunya.

Aku benar-benar bimbang, apa yang harus aku katakan sama Akang, kalau ternyata guru anaknya adalah mantan kekasih aku sendiri.

"Reza, iya ini aku. Gak nyangka kalau kamu jadi guru TK di sini." Jujur, aku ngomong satu kalimat itu aja udah berhasil bikin panas dingin.

"Hehe ceritanya panjang. Ini anak kamu? Wah, coba kita sapa, siapa nama pangeran dan putri yang cantik ini?" Atensi Reza beralih pada dua bocah kecil setinggi lututnya, lalu dia menunduk dan justru kini berjongkok untuk mensejajarkan tinggi mereka. Tangannya dibuat bergerak mengusap rambut Zulfikar dengan lembut.

"Hai jagoan, siapa namamu?"

"Aku julpikay Om, ini kembayan aku, juyaikah.." Dengan nada cadelnya, zulfi menjawab pertanyaan Reza. Tapi ada yang harus aku perbaiki, dia bukan om, tapi di sini, di sekolahan ini, Reza adalah gurunya.

"Zulfi sayang, ini bukan Om, tapi Pak Reza. Ini gurunya Zulfi dan Zula, jadi hormati ya."

"Siaappp Uma..." Gigi susunya menyapa saat mereka tersenyum lebar padaku.

"Good boy, good girl. Kalian kebanggaan Uma."

Baik Retno maupun Reza sendiri tersenyum saat melihat interaksi antara aku dan kedua buah hatiku.

"Lucu banget anak kamu Rey, hehe.. yuk, siapa yang mau bermain sama Pak Reza?"

"AAKKUU!!"

Dengan gembira, Reza menuntun dua buah hatiku di tangan kanan dan kirinya. Mereka berloncatan dengan riang, sesekali ber-high five dengan loncatan tinggi untuk menjangkau tangan Reza yang tak seimbang dengan tinggi mereka.

Bagaimana ya melihatnya? Aneh.. gelenyar aneh terasa di dalam dadaku, ketika melihat keakraban mereka. Darahku berdesir hangat, jantungku terpompa kuat dan jujur aku tidak menyukai ini.

"Eumhh Ret, emhh...soal tadi.."

"Aku paham Mba, sebelum mba yang menceritakan duluan, Retno gak akan bilang apa-apa sama ustadz Husein, janji!"

Syukurlah, aku khawatir karena ini Husein akan memindahkan anak kembarnya, bukan karena aku tahu di sana ada Reza, tapi aku cuma tidak mau repot dan banyak pertanyaan dari keduanya. Belum lagi biaya sekolah yang tidak sedikit dan seragam yang sudah didapat akan sangat mubazir bila dikembalikan begitu saja.

Saat ini, aku tidak boleh banyak menghamburkan uang karena keperluan sekolah anak-anak lebih penting.

Saat aku fokus ke jalan raya, Retno dengan ponselnya aku mendengar nada dering ponselku berbunyi dan pastinya itu dari Akang. Karena aku menyetel lagu khusus sebagai tanda kalau itu dari Akang. Bila mana aku sedang mengajar dan bukan dari suamiku, aku tidak mau mengangkatnya.

"Assalamualaikum Ay, ini sudah di mana?" Suara di sana kudengar menggema, seperti lagi ada di ruangan kosong. Akang lagi di mana ya?

"Waalaikumsalam, Rey bentar lagi nyampe rumah, ada apa Akang?"

"Begini, kalau tidak repot, saya mau kamu belikan bakso cuanki yang dekat perempatan itu, tolong ya."

Akhirnya, setelah darahku dibuat hampir mendidih tadi ada juga hal yang membuat aku ingin tertawa lebar.

"Akang ngidam? Kan bisa beli sendiri pulang dakwah."

"Gak mau, maunya kamu yang beliin Ay. Pokoknya harus kamu yang racik, nanti minta videoin sama retno ya, harus kamu yang kasih kuah juga. Sama es krim cup rasa coklat satu. Saya pulang jam sepuluh, oke."

Ya ampun, ini kenapa permintaan dia jadi aneh begini? Melebihi ngidam yang dialami aku dulu. Apaan minta aku yang ngeracik cuanki nya, kan malu?

"Akang aku gemes deh, untung sayang."

"Bawaan baby Ay, aku juga gak tau kepengen banget. Sudah ya, saya keluar dari toilet dulu. Bye Istriku, assalamualaikum."

"Hehe.. waalaikumsalam big baby-ku.."

Aku gak bisa berword-word lagi deh, suamiku unik banget pengen aku yang racik sendiri. Semoga nanti gak diketawain abang-abang baksonya.

****

"Ya ampun neng, suaminya macem-macem banget dah..."

"Maapin ya Mamang, kalau gak diturutin nanti anaknya ileran, Amang mau tanggung jawab?"

"Dih ya gak mau sih, kan gak kenal. Tapi harus ya divideoin gini? Masuk tipi gak?"

"Pede banget duh, mamangnya gak masuk video tenang aja. Ini cuma sebagai bukti supaya suami saya percaya."

"Terserah deh, yang penting senang. Belinya cuma satu?"

"Iyalah, yang mau kan dia doang, Mamang."

"Ya udah cepetan neng, itu ngantri tuh pembelinya"

Sumpah, aku pengen kabur aja sama Retno. Ini malunya sampe lebaran tahun depan kayaknya, gak lagi beli cuanki ini. Akaaaangggg!!!!!

***

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Dinikahi Ustadz Tampan 2Ā Ā Ā Belum Siap Ketemu

    Dengan sangat perlahan Husein mendekati Rey yang tidur memunggunginya. dia memeluk tubuh kecil itu dari belakang sembari mencium kepala belakang Rey dengan sangat lama. Tak lupa sebelah tangannya juga mengelus perut bunci berusia lima bulan itu."Ana uhibbuka fillahi, Rey.. Demi Allah saya sangat mencintai kamu.. walaupun kamu milik Allah, tapi saya tidak mau Allah mengambilmu.."Tentu tak akan ada jawaban, karena Rey terlelap dalam tidurnya. Husein tahu mungkin saja istrinya itu kelelahan, sehingga sejak sore tadi menjadi lebih sensitif. Dan pikirnya, Masih banyak waktu untuk berbicara mengenai masalah mereka yang Husein tidak tahu karena apa, tetapi sepertinya Ini masalah serius. Dia akan menyelesaikannya besok pagi saat keduanya sudah merasakan tubuh yang segar.Tapi..Sayangnya ketika bangun tidur saat terdengar murrotal sebelum adzan subuh itu, Husein tidak menemukan Reynata. Pikir Husein, mungkin Rey ke dapur sedang memasak seperti hari-hari biasanya, jadi Husein hanya beranjak

  • Dinikahi Ustadz Tampan 2Ā Ā Ā Mengobrol Nanti Malam

    Terdengar seperti kata-kata penuh ketegasan, dan seolah enggan mengatakan hal lebih dari itu. Jelas memang terjadi sesuatu pada istrinya, dan sukses membuat Husein tidak tenang."Rey, tatap saya dulu!"Reynata menoleh sejenak, menuruti perintah Husein tanpa mengatakan apapun."Jika kamu tidak keberatan, setelah makan malam, saya ingin berbicara denganmu."Meski sempat terdiam sebentar, Reynata kemudian hanya mengangguk dan mengatakan. "Ya!" dengan singkat. Baiklah, Husein tak akan menunda apapun lagi, dia mengambil tas yang dia simpan di sofa tadi lalu meninggalkan ruangan tersebut, dengan lemah masuk ke kamar mereka sembari sesekali melihat Reynata yang fokus menscrol ponsel dari arah belakang. Tubuh yang begitu lelah tak dirasanya lagi, justru Husein merasa sangat khawatir dan tak mau ini semakin berlarut-larut. Reynata, tidak pernah bersikap dingin padanya, selama ini sosok Reynata selalu mampu membuat Husein berdebar sepanjang saat. ***Waktu berlalu begitu cepat. Setelah bicara

  • Dinikahi Ustadz Tampan 2Ā Ā Ā Berubah

    Ketika Husein pulang ke rumah pada pukul setengah enam sore, ia mendapati istriinya sedang duduk menonton televisi. Wanita cantik itu terlihat segar karena sepertinya baru mandi, terlihat dari sisi kiri kanan bajunya yang masih kelihatan basah. Padahal tadi baru beberapa menit yang lalu Husein berkali-kali menghubungi Reynata untuk sekedar menanyakan mau pesan apa, atau mau makanan apa. Namun karena tak kunjung mendapatkan balasan Husein mengira Rey sedang sibuk.Dan apa yang dia lihat saat ini berbalik dengan pikirannya tadi. Justru ponsel yang tadi dihubungi Husein itu terlihat bertengger santai di atas meja tak jauh dari posisi duduk istrinya. Jelas Husein merasa heran karena Reynata tidak menyambut kehadiran dia seperti biasanya. "Assalamualaikum, Ay.." sapa Husein saat mencoba duduk di samping Istrinya."Waalaikumsalam." Hanya ucapan itu, tanpa menoleh tanpa embel-embel senyum dan teriakan kangen seperti biasanya. Duduknya pun tidak berpindah posisi bahkan televisi yang Rey to

  • Dinikahi Ustadz Tampan 2Ā Ā Ā Di Hotel

    "Loh itu kan mobil Akang?" Reynata jelas melihat siluet yang dia kenal, sedang duduk di dalam mobilnya, saat ia harus berhenti di lampu merah. Memang bagaimana bisa Reynata, tidak tahu?Dialah lelaki yang tidur bersamanya selama lima tahun. Tapi ke mana arah perginya? Bukankah seharusnya dia ada di lokasi pembangunan? Itu bukan arah pondok pesantren As-Salam yang baru dan ketika lampu sudah hijau mobil Husein lurus melewati Reynata. Tanpa pikir panjang lagi, Rey menggunakan lajur kanan untuk putar balik dan Ya! Dia mengikuti ke mana arah perginya mobil sang suami."Baiklah, ini sudah saatnya aku tahu ke mana perginya Akang yang bersembunyi di balik kata sibuk beberapa hari ini. Ada apa dengan kertas UGD dan segalanya, aku menjadi lebih penasaran." decit perempuan itu saat matanya tak henti untuk mengikuti ke mana arah laju mobilnya Husein.Dengan berat hati, Rey mengakui bahwa saat ini, dia sedang mencurigai suaminya. Lalu dia paksa terus mengikutinya hingga tak lama, dia masuk ke se

  • Dinikahi Ustadz Tampan 2Ā Ā Ā Ready For Konflik?

    "Hoaammm.."Hah? Dengan sangat terkejut Reynata mencoba untuk mendudukkan dirinya dan mulai menelaah keadaan sekitar. Berapa lama ia tertidur?Sepertinya tiga jam, karena saat ini pukul satu siang dan selama itu tidak ada yang membangunkannya?Padahal Rey tau anak-anaknya sudah pulang dan kenapa bundanya juga tak membangunkan dirinya? Rey benar-benar tidak sadar sudah tidur selama itu, seperti pingsan atau mati suri saja. Padahal sebelumnya-sebelumnya Rey dapat julukan pemilik telinga tajam, tapi ini seperti baru saja tidur 30 menit, namun kenyataannya justru tiga jam.Kepalanya terasa sedikit berdenyut namun Rey paksakan jalan keluar kamar dan di sana ia melihat sang bunda sedang memberi makan dua anaknya."Bunda... kenapa gak bangunin Rey? Anak Uma udah pulang? Belajar apa tadi?" Wanita cantik itu mencium kening dua buah hatinya dan menarik kursi lalu duduk di samping ibunya. Ia mengambil garpu lalu menojos buah apel yang sudah dikupas bundanya itu."Uhmm apelnya enak.. siapa yang

  • Dinikahi Ustadz Tampan 2Ā Ā Ā Tolong Kuatkan Saya

    "Apa yang ustadz Husein sembunyikan? Apa jangan-jangan ustadz pemilik dari sebuah kawasan apartemen? Hahaha wajah ustadz memerah tadi."Reza tak berhentinya tertawa saat menyaksikan wajah Husein yang sempat menegang tadi. Pikirnya, kenapa Husein harus takut kalau dia kepergok ada di sebuah kawasan apartemen, sedang seorang manusia itu punya sejuta kegiatan di satu tempat dan gak musti sedang mengerjakan hal-hal yang negatif kan?Lagian kalau tidak ada apa-apa kenapa harus takut menjelaskan?"Apa kamu sedang mengajak saya bercanda?""Hah, aduh maaf ustadz, saya tidak bermaksud begitu. Saya bukan mengajak bercanda, hanya saja saya seperti melihat ustadz dan tak jauh di sana ada seorang perempuan. Tapi yah itu sudah pasti bukan anda kan? Karena yang saya lihat perempuan itu bukan Reynata."Tanpa dipungkiri, Husein dua kali lebih tegang dari sebelumnya.TEETTTTTTTEEETTTTTT"Ahh sudah bunyi bel..Kalau begitu, saya pergi dulu ya ustadz. Selamat pagi, dan assalamualaikum.""Wa-waalaikumsala

  • Dinikahi Ustadz Tampan 2Ā Ā Ā Percakapan dengan Reza

    "Yeaayy sampai.." sorak dua anak kembar itu di kursi belakang. Walau sudah pakai sabuk pengaman tapi tetap saja karena postur tubuhnya yang mungil, mereka masih dapat bergerak bebas dan itu membuat Husein tersenyum sambil geleng-geleng kepala."Abi ayoklah.. anter zula sampe depan kelas.." rengek Zulaikha sambil menarik-narik lengan abinya."Memangnya kenapa gitu harus diantar sampai di depan kelas?""Supaya temen-temen Zula tau kalau abi zula adalah ustadz yang sangaaaat tampan.."Duh, turunan siapa sih genit banget? Mungkin seperti itulah batin Husein melihat tingkah random putrinya."Iya, biar temen-temen Zulfi juga tau kalau zulfi itu ganteng sepelti abinya.." sahut Zulfikar tak kalah heboh dan itu membuat Husein tak berdaya, mau tak mau Husein mengiyakan keinginan dua anaknya."Oke oke Abi anter sampai ke kelas ya.."Sebetulnya baik Reynata maupun Husein memang akan selalu mengantar anak-anaknya sampai ke kelas, tapi entah kenapa hari ini Husein ingin sekali menggoda anaknya deng

  • Dinikahi Ustadz Tampan 2Ā Ā Ā Kertas Ugd

    "Nah anak uma yang soleh solehah, hari ini diantar sama Abi ya, soalnya Uma mau ngajar kakak-kakak. Mau??""Mau uma.. kalau Abi yang antar pulangnya kita makan esklim.. hoye.."Reynata melirik suaminya yang sedang sarapan kemudian sedikit mendengus. Pasalnya kemarin anak-anak baru saja sembuh dari batuk dan apa kata mereka? Husein membelikan eskrim lagi? Bentar suaminya itu ya.. gak kasian apa liat Reynata tidak tidur gara-gara hidung dua anaknya yang mampet dan berakhir rewel. Harusnya Husein sadar dan ya itu.. suaminya malah mengeyel."Ohh kalian ingat tiga hari yang lalu kenapa? Batuk pilek.. Akang, anak-anak jangan dulu dikasih eskrim ya.. kalau mau beli salad buah aja. Rey kasian liat mereka kemarin gak bisa nafas pilek, ngerti enggak?"Mendengar suara sang istri yang menggema di ruang keluarga, buru-buru Husein menyelesaikan agenda sarapannya setelah itu berjalan menemui sang istri."Ini apa toh? pagi-pagi kok sudah teriak-teriak? Saya dengar, cukup sekali saja." kata Husein sam

  • Dinikahi Ustadz Tampan 2Ā Ā Ā 78

    Ini entah Husein sedang diselamatkan, atau Allah yang memang ingin menghukum Husein, tapi kali ini Husein memiliki sebuah alasan lain hingga tidak jadi jujur lagi dan lagi."Halo, selamat malam.."Husein juga tidak tau jika orang ini, akan meneleponnya larut malam. Oh ayoklah, ini pukul setengah dua belas malam."Assalamualaikum, selamat malam juga.""Ah waalaikumsalam. maaf ya Pak, saya hubungi larut malam seperti ini. Saya cuma mau mengabari jika pesanan anda sudah selesai. Tapi saya harus ke bandara dan terbang ke NTT, karena ibu saya meninggal dunia jadi saya tidak yakin masih ada di Bandung atau tidak. Tadinya saya mau lari begitu saja, tapi saya ingat pesanan anda yang minta buru-buru. Jadi, bisakah kita bertemu sekarang?"Saat itulah Husein keceplosan untuk bilang alhamdulilah, dia punya cara dan alasan untuk menjawab keberadaan dia malam ini."Baiklah kalau begitu, saya bisa. Saya ada di dekat Bandung center medikal, anda di mana, biar saya jemput ke sana.""Oh tidak jauh, ada

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status