Share

Bab 22 Hari-hari yang berat

“Umi, Syafia mau makan  mie goreng,” pinta Syafia membuyarkan konsentrasi ku saat sedang bekerja di depan laptop.

“Syafia makan yang ada di meja makan aja ya, kan Umi sudah masak,” pintaku kepada anakku Syafia sambil melanjutkan pekerjaanku.

“Tapi Syafia ga suka lauknya,” rengek Syafia dengan manja sambil menggoyang goyangkan tanganku.

“Ya ampun Fia, diem dulu dong ini umi lagi kerja!!!” bentak ku kepada Syafia

Syafia cemberut dan meninggalkan ku, tak lama ku dengar suara tangisan Yusuf. Aku tinggalkan pekerjaanku dan menghampiri Yusuf, ku lihat Syafia duduk di hadapan Yusuf dan memegang mainan Yusuf sementara Yusuf menangis sambil duduk di lantai.

“Syafia, kamu bikin adek nangis ya?!” kataku sambil menggendong Yusuf.

“Enggak!!! Yusuf jatoh karna mainan ini bukan sama aku,” ujar Syafia sambil ikut menangis.

Seketika dunia terasa sempit dan pengap, pekerjaan r

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status