Share

Bab 9. Bokongnya montok, gunungnya besar.

Setelah menaruh tas ke dalam kamar, Amira segera menuju kamar mandi yang terletak di lantai satu. Matanya seketika membulat melihat pakaian yang bertumpu di atas ember, sungguh Amira tak menduga pakai yang akan ia cuci sebanyak itu.

"Kenapa? Apa kamu keberatan?" Tiba-tiba terdengar suara Caterina.

Amira memutar tubuh, "Tidak Nyonya," seiring bersama anggukan kepala.

"Kalau tidak keberatan! Ayo kerjakan," desak Caterina dengan wajah malas, "Satu lagi, jangan menggunakan mesin cuci," lanjutnya.

"Tapi Nyonya...."

"Tidak ada tapi-tapian," sela Caterina yang membuat Amira terdiam, "Enak saja tinggal di rumah ini secara gratis. Kamu sadar gak, kalau kamu tidak pantas menjadi menantu keluarga Louis?" lanjutnya menghina Amira.

"Iya Nyonya, aku sadar," jawab Amira.

"Kalau begitu akhiri hubunganmu dengan Marc, kalau tidak! Kamu akan menjadi babu di rumah ini, selamanya akan dianggap sebagai babu," tegas Caterina dan langsung pergi.

Amira hanya terdiam mematung, dipandangnya punggung Caterina ya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Suryani Sitinjak
Udah rilis nih kak novel barunya. Mantap kali bah kk ini...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status