Share

17. Ketahuan

"Ah, i-itu, a-aku hanya ingin melihat kursi pijat di kamar papa. Ya, kursi pijat papa, ini badanku pada sakit habis begadang diajak teman lihat proyek jalan, jadinya pengen dipijat. Lumayanlah lima menitan, Sayang. Badanku enak lagi. Nanti kalau aku punya uang, aku akan beli kursi pijat seperti yang di kamar papa. Enak banget, pijatannya pas. Ayo, temani aku makan!" Lusia tidak sempat mengomentari jawaban suaminya. Tangannya sudah terlanjur ditarik ke ruang makan.

Edmun nampak gelisah karena uang yang ia sembunyikan di dalam baju kemejanya, membuat kulit perutnya gatal. Pria itu makan dengan cepat karena ia harus segera pergi dari rumah mertuanya.

"Kalau kamu masih betah di sini, kamu di sini saja dulu, Sayang. Aku mau melakukan perjalanan bisnis ke Bali. Doakan semua lancar ya." Bola mata Luisa membesar. Ia senang dengan perkataan Edmun yang sepertinya sudah memulai kembali bisnisnya.

"Beneran, emang udah mulai lagi, Mas? Sama siapa?" tanya Luisa antusias.

"Ada temen kuliah dulu.
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP
Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
Dewi Murni
Luisa ktanya sarjana,TPI kok bdoh bngat sampai sgtu sama suami ngk curiga dikit pun,jgn bdoh lah jd orang
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status