Share

Tugas Istri

Author: Yenita Wati
last update Last Updated: 2022-02-11 09:42:15

Arjun baru saja sampai di rumah. Saat itu, hari sudah malam. Saat membuka pintu, ia melihat Fallen sedang berdiri menunggu kedatangannya sambil tersenyum meski dengan terpaksa.

"Se-selamat datang, Tuan." Fallen membungkuk memberi hormat.

"Kenapa kau ada di sini? Siapa yang menyuruhmu?" tanya Arjun dengan tatapan tajamnya.

"Tadi saya bertanya pada kepala pelayan tentang apa yang tidak Tuan sukai, dan salah satunya melihat saya tidak menyambut Tuan datang," jelas Fallen.

"Apa sekarang kau sudah lebih baik? Kau sudah tidak takut jika jarimu hilang? Karena yang kau lakukan ini bukanlah perintahku. Artinya, kau melakukan sesuatu sesukamu." Arjun mempertegas ucapannya dengan penekanan pada setiap kata-katanya.

Mendengar ucapan Arjun, Fallen langsung tertunduk. "Maafkan saya, Tuan. Saya tidak tahu kalau Tuan tidak menyukai hal ini."

Arjun mengusap wajahnya. "Ah, maaf? Aku bosan mendengarnya. Katakan hal lain yang mungkin saja bisa aku terima. Misalnya begini, 'Tuan, penggal saja kepala saya jika Tuan tidak suka' bagaimana?" Tersenyum menyeringai.

"Tidak, Tuan, bukan itu. Saya punya alasan lain mengapa melakukan hal itu." Wajah Fallen semakin terlihat tegang. Tubuhnya semakin bergetar ketakutan.

"Apa alasanmu, ha? Jika aku tidak puas dengan jawabanmu, maka ucapkan selamat tinggal pada jarimu."

Fallen langsung memegangi tangannya. "Tidak, Tuan, saya mohon ampun."

"Aku masih menunggu jawaban."

"Saya,,,,,saya,,," Fallen tampak ragu.

"Kau ingin mengucapkan selamat tinggal pada jarimu yang mana?" Arjun melangkahkan kaki hendak menghampiri Fallen.

"Saya,,,,saya melakukan hal yang seharusnya dilakukan istri, Tuan."

Ucapan Fallen pun langsung membuat Arjun menghentikan langkahnya. Ia menatap Fallen dengan lekat. "Apa yang kau katakan tadi? Jadi menurutmu ini adalah tugas istri?"

"Ya, Tuan." Fallen mengangguk dengan cepat.

'Aku yakin aku benar-benar sudah gila karena mengatakan hal ini,' batin Fallen.

"Baiklah, jika kau merasa itu adalah tugas istri, sekarang lakukan tugas istri yang lain."

Fallen mengernyitkan dahinya. Ia lantas berpikir tugas istri yang mana yang harus ia kerjakan sekarang.

"Oh saya tahu, Tuan duduklah, saya akan membukakan sepatu Tuan."

"Apa kau baru saja memerintah ku?"

"Bukan, Tuan, maksud saya melepas sepatu Anda juga merupakan tugas istri."

"Benarkah? Lalu, apa kau tidak tahu tugas utama istri?"

Tatapan Arjun kian tajam saja. Membuat Fallen seakan ingin pingsan agar dapat menghindari tatapannya.

Arjun mencengkram lengan Fallen lalu menariknya menaiki lift menuju kamar.

Fallen tak kuasa memberontak, ia hanya pasrah tubuhnya ditarik paksa seperti seorang pencuri yang baru saja ketahuan mencuri.

Sesampainya di kamar tempat Fallen menebak tadi, Arjun langsung mengunci pintu, lalu mendorong tubuh Fallen hingga jatuh ke ranjang. Fallen terkejut dengan apa yang dilakukan Arjun. Ia tidak berpikir sampai kesini. Bahkan tak pernah terlintas di benaknya bahwa Arjun akan melakukan ini padanya.

Arjun merangkak ke atas tubuh Fallen hingga kini wajahnya hanya berjarak beberapa centi saja dari wajah gadis itu.

Fallen menelan salivanya saat Arjun benar-benar sudah berada satu inci dengannya. Bahkan, kini ia dapat mendengar hembusan nafas Arjun.

"Jika kau ingin melakukan tugas istri, maka kau harus melayani aku." Arjun tersenyum menyeringai. Sorot mata devilnya semakin membuat Fallen bergetar ketakutan.

Fallen memang di kurung dalam rumah oleh ayahnya selama dua puluh satu tahun, tetapi, edukasi tentang seks ia pelajari dari guru homeschooling yang mengajarinya. Bahkan, tanpa sengaja, ia pernah mencarinya di internet, melihat video yang dulu pernah membuatnya penasaran. Namun setelahnya, ia tak berniat melihatnya lagi karena baginya itu hanya akan membuatnya takut, karena sang wanita selalu berteriak dan sang pria yang kasar. Ah, sekarang pikiran Fallen sudah kemana-mana. Gadis polos itu telah menodai otaknya dengan bayangan video yang pernah ia lihat.

Arjun pun mulai beraksi. Ia membuka kemejanya dan melemparkannya ke sembarang arah. Hingga kini tubuh bagian atasnya memperlihatkan otot-otot yang kekar.

Fallen terkejut melihatnya. Ia sama sekali tidak menyangka akan melihat pemandangan seindah ini.

Arjun kembali mendekati wajah Fallen. Dengan perlahan, ia mulai menyatukan bibir mereka. Sial, ini adalah ciuman pertama Fallen. Rasanya sangat aneh, tetapi itu mulai menimbulkan sensasi lain di tubuhnya hingga mereka pun melakukan hubungan layaknya suami istri sampai selesai.

"Hei, apa yang kau pikirkan!" Arjun meneriaki Fallen yang sejak tadi menatapnya tanpa henti. Ia yang masih berdiri, merasa sedang digoda oleh gadis itu. Tatapan seperti seorang wanita yang menginginkan untuk dijamah.

Fallen menggelengkan kepalanya saat lamunannya terhenti karena bentakan dari Arjun. Ia benar-benar gila sudah berpikiran kotor seperti itu bahkan saat Arjun belum melakukan apapun.

"Maafkan saya, Tuan." Fallen segera bangkit dari posisinya yang masih di atas ranjang setelah Arjun mendorongnya tadi.

"Apa yang kau pikirkan? Apa kau mengira aku akan menyentuh mu? Bermimpi lah gadis bodoh, kau bukan selera ku. Sekarang aku mau kau,,,,," Arjun menarik Fallen ke ruang ganti. Ia membuka lemari pakaiannya yang sangat besar itu.

"Lihat pakaian ini baik-baik." Arjun memberi waktu satu menit untuk Fallen melihat semua pakaian yang tersusun rapi di dalam lemari itu.

Setelah itu, ia segera mengeluarkan semua isinya dengan sembarangan sehingga semua pakaiannya jatuh ke lantai dalam keadaan berantakan.

Lemari sudah kosong dengan tumpukan pakaian di depannya.

"Sekarang aku mau kau susun kembali pakaian dalam lemari ini dengan posisi seperti tadi. Jika aku melihat ada satu pakaian yang tak sesuai posisi, maka aku akan mencabut lima puluh helai rambut di kepalamu secara bersamaan!"

Fallen langsung memegangi kepalanya. "Ba-baik, Tuan."

"Selesaikan malam ini juga, atau kau akan botak besok!" Arjun melangkah meninggalkan Fallen yang masih bergetar ketakutan.

Lima puluh helai rambut bukanlah jumlah yang sedikit. Jika dicabut bersamaan, bukan hanya kepalanya saja yang botak, tetapi, bisa-bisa kulit kepalanya juga ikut tercabut. Fallen tidak sanggup membayangkannya.

Ia pun segera memunguti pakaian, lalu melipatnya satu persatu. Beruntung, Pakaian yang dilipat hanya sedikit, karena kebanyakan pakaian Arjun digantung dengan hanger. Hanya saja, Fallen kesulitan mengingat dimana posisi pakaian tersebut. Ia hanya mengingat warna, bukan motif dan modelnya. Ia terus mencoba beberapa kali untuk memastikan posisi yang bagus.

Hingga saat tengah malam, ia tak kunjung menemukan tempat yang tepat. Berkali-kali ia menukar posisi, namun hatinya belum yakin.

"Astaga, andai saja aku punya kemampuan fotografis seperti cerita di komik, pasti aku tidak akan kesulitan melakukan tugas ini."

"Ya ampun, dalam kondisi seperti ini sempat-sempatnya aku memikirkan komik, hoaaam."

Berkali-kali ia menguap karena kantuk sudah menerpa, hingga akhirnya, ia pun tertidur di lantai tanpa bantal ataupun selimut.

Hawa dingin dan lantai mulai membuat tubuhnya bereaksi. Berkali-kali ia terlihat gelisah karena memang tidak pernah tidur di lantai. Tapi rasa kantuknya mengalahkan segalanya. Ia pun tertidur dengan suhu tubuh yang kian berubah.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Aldi Ikhs
ceritanya terlalu halu, delusional
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Dipaksa Menikahi CEO Kejam   Akhir kisah yang bahagia

    Sore harinya, terdengar suara tawa dari taman belakang.Kate yang merasa heran langsung mendatangi adanya sumber suara itu."Bagaimana? Terasa, kan?" tanya Fallen sambil menempelkan kepala Arjun di perutnya."Hahaha, dia baru saja menendangku." Arjun tergelak saat merasakan tendangan di bagian pipinya."Sepertinya dia ingin menjadi pemain sepak bola." Fallen menanggapi."Ya, kalau begitu, aku harus mempersiapkan lapangan sepak bola untuknya nanti," sahut Arjun dengan antusias."Jadi benar, anaknya laki-laki?" tanya Kate yang baru saja datang menghampiri mereka."Siapa yang bilang?" tanya Arjun."Kau ingin membelikannya lapangan sepak bola. Dia pasti laki-laki, iya, kan? Kalian tidak mau memberitahu kami hasil USG. Memangnya apa salahnya kalau kami tahu.""Kakak, bukan begitu, kami hanya tida

  • Dipaksa Menikahi CEO Kejam   Sensitif

    "Arjun!" teriak Airin yang sedang berdiri di ambang pintu kamar Arjun dan Fallen. "Hmmm, ada apa, Bu? Kenapa teriak-teriak?" tanya Arjun yang masih berbaring di atas ranjangnya dengan pakaian kerjanya. "Sedang apa kau di sini, Nak. Apa kau tahu, Kate kerepotan karena mengurus klien yang kau tinggalkan di restoran barusan." Arjun bangkit dari posisi berbaring nya. "Aku terpaksa meninggalkan mereka karena Fallen tiba-tiba saja memintaku pulang dengan sebuah tangisan dari seberang telepon." "Hah? Ada apa dengannya?" tanya Airin dengan khawatir. "Mau melahirkan? Tapi kan masih beberapa minggu lagi." "Tidak, Bu. Ternyata dia hanya merindukan aku. Dia bahkan tidak mau berpisah jauh-jauh dariku. Dan sekarang aku disuruh menunggunya yang sedang mandi." Arjun menjelaskan. "Astaga, ibu kira apa. Lalu, kenapa kau terlihat mengantuk sekali?" Airin berja

  • Dipaksa Menikahi CEO Kejam   Identitas Asli Jim

    Beberapa bulan telah berlalu. Kini, hidup Arjun maupun Fallen sudah bahagia. Mereka tengah menantikan kehadiran buah hati yang sebentar lagi akan lahir ke dunia ini, hanya tinggal menghitung minggu.Rania dan Airin tinggal di sebelah rumah Arjun. Ya, Arjun membeli rumah untuk nenek dan ibunya tepat di samping rumahnya agar ia mudah jika ingin bertemu dengan mereka. Terlebih lagi, Fallen yang tengah hamil trimester ke-tiga itu tidak bisa terlalu lama melakukan perjalanan.Pagi ini, bertepatan dengan hari libur, mereka tengah bersantai di taman belakang rumah. Ditemani Kate dan Airin. Sedangkan Rania sedang ada acara arisan di rumah temannya."Indah sekali pagi ini, ya, Bu." Arjun menatap langit yang sama sekali tidak ada matahari karena tertutup awan mendung."Indah apanya? Ini sedang mendung," gerutu Kate."Aku berkata pada ibu ku, bukan pada mu." Arjun menatap Kate dengan kesal.

  • Dipaksa Menikahi CEO Kejam   Maafkan Aku

    Seminggu telah berlalu, hari ini adalah hari yang ditunggu oleh seluruh stasiun televisi. Pasalnya, hari ini, jam ini, detik ini tengah diadakan konferensi pers oleh Arjun dan Fallen di sebuah gedung yang merupakan milik Arjun.Para reporter mengajukan beberapa pertanyaan pada mereka. Dengan jelas, Arjun menceritakan setiap detail kejadian yang mereka alami. Begitu juga dengan Fallen, ia menceritakan bagaimana kejahatan ayahnya terbongkar."Jadi, karena kecelakaan yang disengaja oleh Gunanda, makanya Nona Fallen berhasil mengingat kenangan masa kecil yang menyimpan rahasia besar tersebut?" tanya seorang reporter."Benar, bisa dikatakan, bahwa Gunanda sendirilah yang telah membuat kejahatannya selama ini terbongkar." Arjun menjawab."Tuan, kami dengar, Anda membantu anak dari orang yang dijadikan kambing hitam, setelah ditelusuri, ternyata suami dari wanita itu adalah Tuan Danu, yang mempunyai hutang

  • Dipaksa Menikahi CEO Kejam   Heboh

    Arjun merangkul pundak Fallen, menemaninya berjalan keluar dari lapas tersebut setelah polisi memastikan semua bukti yang ada di kartu memori yang ia bawa adalah asli. Dengan begitu, Gunanda akan segera diproses hukum sebagaimana mestinya.Sepanjang perjalanan Fallen masih saja menangis. Bukan karena kenyataan pahit yang kini ia terima, melainkan karena ia adalah seorang yatim piatu. Tiada ayah dan ibu, hanya sebatang kara di dunia ini."Bahkan dulu aku sangat menyayanginya meski dia sangat membenciku." Fallen menangis tersedu-sedu."Tenangkan dirimu, Sayang." Arjun memeluk Fallen, lalu mengusap rambutnya dengan lembut."Aku bahkan menyesali kenapa ingatanku malah pulih. Lebih baik aku hilang ingatan seumur hidup, daripada mengetahui bahwa kenyataan sepahit ini.""Sayang, dengarkan aku, ini semua adalah takdir. Kau tidak boleh menyesalinya. Bayangkan jika saat ini ingatanmu belum

  • Dipaksa Menikahi CEO Kejam   Memori yang hilang

    Flashback On Setelah kecelakaan yang menimpa Arjun, Fallen, serta Kate, satu persatu ingatan Fallen mulai muncul. Semula, ia berpikir bahwa itu adalah mimpi. Namun, lama-kelamaan bayangan itu semakin jelas. Beberapa kali ia mengingat peristiwa kecelakaan yang menimpa dirinya serta ibunya yang ternyata disebabkan mobil yang kehilangan kendali karena dikejar seseorang. Hingga saat ia sudah pulang dari rumah sakit, ia akhirnya mengingat seluruh memori yang selama ini hilang. Dan salah satunya adalah penyebab kecelakaan dan ucapan sang ibu yang selama ini selalu mengisi mimpinya namun hanya sepenggal. Sedangkan kali ini, ucapan ibunya terngiang sangat jelas. Saat Arjun menanyakan perihal sikapnya yang aneh, Fallen belum berani mengatakan perihal ingatannya. Namun, setelah ia mendengar bahwa Gunanda berusaha mencelakai mereka, barulah ia bertekad membuka kedok Gunanda. Pagi ini, setelah Arjun perg

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status