Lengang.Meski ada dua orang yang saling berhadapan di meja makan, tidak ada suara apa pun yang keluar dari mulut mereka. Shen Qi makan dengan tenang sambil sesekali memperhatikan raut wajah Ningyan yang seperti kesulitan setiap kali menelan makanan di mulutnya..Namun meski begitu, Ningyan masih bisa menjulurkan sumpit dan meletakkan lauk baru di atas mangkuk nasi Shen Qi sambil berkata untuk makan dengan lahap. Shen Qi mendengus pelan, “Kalau kau tidak menyukai hidangannya, kenapa terus memaksakan diri untuk menelannya?”“Eh?” Ningyan menghentikan aktivitas makannya, menatap Shen Qi dengan raut terkejut. “Kau tidak suka udang, kan? Kenapa masih memaksakan diri memakannya?” “Bagaimana …, bagaimana Tuan Muda mengetahui itu?” “Wajahmu terlihat seperti mau memuntahkannya setiap kali berusaha menelan.” Shen Qi meletakkan sumpitnya di atas meja, menatapnya dengan lebih baik seolah menunggu jawabannya.Ningyan tersenyum tipis, “Ah …, itu karena suami saya menyukainya, jadi saya pun ha
Sejak kedua pangeran telah memasuki usia dewasa dan memenuhi tanggung jawab dalam banyak pekerjaan resmi, Baginda Kaisar masih belum menentukan siapa yang akan menjadi penerus tahta. Ketidakpastian itu membuat kedua pangeran bersaing ketat dalam pengadilan istana dan saling memamerkan kemampuan di hadapan rakyat. Karena itu, para pejabat resmi kekaisaran terbagi menjadi dua kelompok. Masing-masing dipimpin oleh menteri tingkat tinggi yang berpengaruh. Seiring berjalannya waktu, rakyat pun mulai menentukan pilihannya. Tak sedikit pengusaha dan bangsawan dari kota-kota lain menunjukkan dukungannya pada salah satu dari kedua pangeran itu. Namun, setelah dirangkum dari laporan yang selama ini dikirim kepada Baginda Kaisar, beliau menemukan bahwa sebagian besar pejabat dan rakyat di dalam Kota Kekaisaran cenderung mendukung Pangeran Kedua, Wang Ying. Berkat keterlibatan Menteri Perang dan Kanselir di faksi Pangeran Kedua, Wang Ying mendapat posisi yang kuat jika sewaktu-waktu takhta i
“Hari ini Nyonya Muda melakukan aktivitas yang sama seperti kemarin,” Zhong Li menceletuk. Kereta kuda terus bergerak menuju Istana Kekaisaran. Sore ini, Shen Qi memiliki jadwal berkunjung ke Istana Selatan untuk memenuhi janjinya dengan Pangeran Pertama. “Lalu?” sahut Shen Qi. “Saat bangun tidur, Li Li juga menyiapkan sarapan yang sebelumnya sudah dipesankan Tuan Muda, yaitu semua hidangannya tidak terbuat dari binatang laut. Hanya saja ….” Zhong Li menghela napas pelan. “Apakah ada sesuatu yang terjadi?” tanya Shen Qi, tampak penasaran. “Aku tidak mendengar dengan jelas, sih …, tapi tampaknya Nyonya Muda akurang nyaman dengan pergerakan Li Li. Meski tidak menunjukkannya dengan jelas, dia sepertinya merasa waspada karena Li Li hadiah yang diberikan Nyonya Muda Pertama,” jelas Zhong Li. “Apakah wanita itu memang sepintar itu?” Zhong Li mengangkat bahu, “Bagaimana menurut Tuan Muda?” “Aku tidak peduli.” “Apakah kita biarkan saja Li Li berada di sisinya sebagai pelayan?” “Atau
Alasan kenapa Liu Ling tidak mendapatkan gelar Junzhu sejak lahir adalah karena dia kerabat Ibu Suri yang tidak menetap di Ibukota Kekaisaran. Ayahnya, Adipati Agung Liu adalah adik kandung Ibu Suri yang diperintahkan untuk menjaga wilayah Qingzhou.Pada perayaan tertentu, keluarga ini akan diminta pulang ke Ibukota untuk menerima hadiah atas kontribusi mereka. Liu Ling sendiri sangat dekat dengan Pangeran Pertama. Namun Baginda Kaisar tidak menunjukkan kedekatan yang sama meski Liu Ling adalah keponakan yang sangat disayangi ibunya. Selama bertahun-tahun sejak Adipati Agung menjadi penguasa wilayah Qingzhou, ini adalah pertama kalinya Baginda Kaisar menghadiahkan sebuah gelar pada keluarga ini selain gelar Adipati Agung yang didapatkan dari Baginda Kaisar Terdahulu yang sangat menyayangi Ibu Suri sehingga mengakui semua keluarganya. Entah Baginda melakukannya atas kemauan sendiri, atau seseorang yang sengaja memohon padanya untuk gelar itu. Shen Qi memijat pelipisnya yang berdeny
Sekarang, keduanya berbaring di atas ranjang yang sama tanpa mengatakan sepatah kata pun lagi. Ningyan berusaha memejamkan mata meski pikirannya sudah melayang ke mana-mana. Dia bertanya-tanya kenapa Shen Qi tiba-tiba menanyakan kondisi tubuhnya. Dan jawaban yang dia berikan seolah sudah menjawab semua rasa penasaran pria itu. Kini, Ningyan tak punya keberanian untuk menatap matanya secara langsung. Hatinya tak tenang meski Shen Qi hanya diam berbaring di sampingnya. Seolah pertanyaan itu menciptakan ruang canggung dan sulit untuk mengeluarkan diri dari sana.Pada akhirnya, sepanjang malam Xue Ningyan terus terjaga karena tidak bisa tidur. Dia melihat saat Shen Qi baru selesai mandi dan mengenakan pakaian di dalam kamar. Pria itu memiliki postur tubuh yang bagus, di punggungnya terdapat banyak bekas luka sayatan pedang yang membuatnya mampu membayangkan situasi apa yang terjadi saat Shen Qi mendapatkan luka itu. “Kau tidak lelah terus pura-pura tidur seperti itu?” Shen Qi tiba-ti
“Tuan Muda, saya minta maaf, tidak ada perkembangan apa pun lagi tentang orang-orang aliansi gelap.” Zhong Li menunduk dengan rasa bersalah. Shen Qi menghela napas, membuka dokumen yang baru. Dia menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi. “Tidak bisa seperti ini terus.” Zhong Li menatapnya, “Tapi, Tuan Muda. Saya merasa mereka tidak membahayakan kita.” “Kenapa kau berpikir seperti itu?” tanya Shen Qi. “Sebenarnya, ini sudah terjadi cukup lama. Tapi saya tidak melaporkannya karena sepertinya tidak begitu penting. Pada hari saya pergi ke Gunung Shang untuk menghambat perjalanan Nona Liu, Saya mendapat laporan bahwa kereta kuda Nona Liu baru sampai di Liangzhou, dan orang-orang kita menunggu sekitar setengah hari sampai kereta kuda Nona Liu tiba di Gunung Shang.” “Dari laporan yang kami terima dari Qingzhou, mengatakan bahwa Nona Liu sudah berangkat sehari sebelum kami berangkat menuju Gunung Shang. Seharusnya waktunya tepat jika kami tiba di sana setengah hari setelah laporan itu d
“Bagaimana, Nyonya Muda? Apakah hasil riasan saya cukup memuaskan?” Li Li tersenyum bangga saat membiarkan Ningyan melihat pantulan wajahnya dalam cermin. Ningyan sampai tidak berkedip selama beberapa saat sambil terus memperhatikan detail wajahnya yang tampak baru itu. “Tak kusangka, kau pandai melakukan ini juga, Li Li.” Li Li menyeringai, “Sebenarnya, ini juga karena dulunya Nyonya Muda Pertama sering kali menyuruh saya merias wajahnya. Meski awalnya sedikit kaku, lama-kelamaan saya terbiasa dan menjadi pandai. Bagaimana pun, saya berterima kasih karena Nyonya Muda Keempat memuji hasil kerja keras saya.” BRAK!Pintu kamar terbuka lebar. Ningyan berdiri karena terkejut. Dia membulatkan mata melihat Shen Qi datang dengan begitu buru-buru hingga lupa cara mengatur napas. “Tuan Muda?” Ningyan bergumam pelan. Deg. Shen Qi terpaku selama beberapa detik setelah bertatap muka dengan Ningyan. Jantungnya tiba-tiba berdegup kencang seperti orang keracunan.Tanpa sadar, Shen Qi menyentuh
Selama dua hari terakhir setelah malam itu, Shen Qi tidak pernah memasuki kamarnya lagi. Dan selalu menghindar setiap kali tak sengaja bertatap muka dengan Xue Ningyan. Meski itu sangat membuat Ningyan merasa tak nyaman, tapi rasa tenang karena hidup tanpa harus merasa cemas atas segala sesuatu yang tidak pasti membuatnya tidak mengelak lagi. Dua hari terakhir, suasana hatinya sangat damai. Hingga sesuatu yang dia membuatnya cemas selain Shen Qi tiba-tiba mendatanginya seolah tidak akan membiarkannya hidup damai. “Nyonya Muda, ini adalah undangan perjamuan minum teh dari Kediaman Tuan Muda Ketiga. Acaranya dilaksanakan esok hari, apakah Anda mau datang?” Li Li memasuki kamar membawa sebuah amplop berwarna merah. Ningyan termenung cukup lama setelah membaca isinya. Ternyata itu undangan dari Nyonya Muda Ketiga, Yu Xinyi. Wanita pengusaha kaya dari Yangzhou yang menikah ke Kediaman Menteri Keuangan bukan karena alasan politik, melainkan cinta yang tulus. Yu Xinyi adalah satu-satuny
“Sebentar!” Yang Ye memukul meja dan meletakkan semua kartunya di sana.“Kenapa? Kau keberatan bermain satu kali lagi denganku?” Shen Qi menaikkan sebelah alisnya dengan santai. Yang Ye menggertakkan gigi, ‘Ini benar-benar pernah terjadi. Saat bermain lompat kuda dengannya, dalam tujuh ronde, dia sama sekali tidak pernah menang. Dan aku benar-benar meremehkannya sampai mempertaruhkan semua uangku. Tapi malah dia meraih kemenangan berlipat-lipat di akhir permainan. Ini benar-benar terulang.’ ‘Bagaimana ini? Jika benar-benar kalah, dia akan menanyakan informasi rahasia yang selama ini selalu disembunyikan oleh Ayah. Dan aku pasti akan dianggap tidak kompeten.’ Yang Ye memejamkan mata, menarik napas panjang dan mengembuskannya perlahan. “Kemarikan kartu Anda, Tuan Kepala Biro. Saya akan kembali mengacaknya dan melakukan pembagian ulang.” “Silakan.” Shen Qi menyerahkan tumpukan kartu yang didapatnya. Yang Ye terus menatap wajah Shen Qi yang masih saja datar dan terlalu santai. Dia t
“Apa yang kau inginkan?” “Mari saling bertaruh dengan informasi rahasia.” Yang Ye menautkan tangannya sambil berpangku tangan di atas meja. Shen Qi kehilangan kata-kata, menatap meja kartu di depannya. Sungguh informasi apa yang diinginkan Yang Ye darinya sampai membuat taruhan seperti itu? Atau justru sebaliknya. Yang Ye sudah tahu kalau Shen Qi mengincar informasi rahasia darinya, dan mencoba menjebaknya dengan permainan judi seperti ini?“Tuan Kepala Biro, Anda pasti mengerti situasi saya sekarang, kan? Saya membuat kesepakatan seperti ini karena saya juga harus melindungi informasi penting yang dipercayakan kepada saya. Tapi saya juga tidak mau uang saya dikuras oleh Anda.”“Kalau Anda menang dan meminta sebuah informasi dari saya sebagai ganti uang taruhan, tentu saja saya tidak punya pilihan selain memberitahukannya pada Anda.” “Tuan Kepala Biro, Anda tidak bisa menganggap permainan ini hanya sekadar permainan jebakan saja. Saya benar-benar mempertaruhkan informasi terpenti
Kediaman Tuan Muda Keempat. Shen Qi duduk di meja kerjanya tanpa melakukan apa pun padahal pekerjaannya banyak. Tumpukan dokumen berserakan di atas meja. Tinta terlihat kering dan kuas masih sangat bersih. Buku-buku catatan menumpuk di lantai. Zhong Li masuk ke dalam ruangan itu, raut wajahnya tidak terlihat baik. Terus tertunduk seolah berat untuk mengatakan sesuatu. Shen Qi menatap kosong ke arahnya, “Masih belum ditemukan juga?” Zhong Li menghela napas pelan, “Ya, Tuan Muda.”Sejak minggu lalu, Shen Qi disibukkan dengan pekerjaan seolah-olah tidak mengizinkannya ikut campur dalam percarian Xue Ningyan. Tang Yan semakin gencar menyelidiki masalah Aliansi Gelap setelah Lin Jingwei, Kepala Biro Informasi kembali mengirim surat tentang kasus yang berkaitan dengan mereka. Hari ini, pada jam ini, seharusnya Shen Qi pergi ke Gedung Quli untuk bertemu Yang Ye. Dan mencapai kesepakatan pekerjaan dengan Kanselir yang seharusnya tidak berkaitan dengan orang-orang pihak Pangeran Pertama
Setelah pembicaraan mereka selesai, Pangeran Pertama kembali ke Istana Selatan untuk menyelesaikan pekerjaannya. Xue Ningyan duduk di paviliun sendirian dengan suasana canggung yang dibuatnya sendiri. Matanya sesekali melirik Ying Shi yang hanya berdiri di dekatnya tanpa mengatakan apa pun. Sebelum pergi, Pangeran Pertama memberi tugas pada Ying Shi untuk menjaga Xue Ningyan dari dekat. Jadi Ying Shi tidak mengikutinya kembali ke Istana Selatan. Saat itu, dia mengatakan, “Gu Wan selalu lama kalau pergi ke pasar karena banyak hal yang harus dibeli. Apalagi sekarang ada kau, jadi pasti harus membeli beberapa barang yang sebelumnya tidak ada.” “Kau pasti bosan kalau menunggunya sendirian. Jadi aku meninggalkan Ying Shi di sini untuk menjagamu. Ah …, aku juga akan mempekerjakan beberapa pelayan wanita untukmu.” Xue Ningyan menghela napas panjang. Sepi dan sunyi sekali. Tidak ada bedanya antara sendirian atau ada Ying Shi. Sama-sama membosankan. Dia menatap peralatan menyulamnya.
Brak!Pintu kamar sudah kembali terbuka dengan kencang. Xue Ningyan berdiri mematung saat benar-benar melihat Pangeran Pertama di depannya. Pangeran Pertama tersenyum, “Kau merindukanku, ya? Ningyan.”Xue Ningyan buru-buru merendahkan tubuhnya dan memberi salam, “Selamat datang, Yang Mulia ….” Matanya melirik Ying Shi, orang yang selalu ada di sisi yang Mulia itu seperti bayangan, berpakaian hitam dan hanya diam. “Terima kasih …, kenapa kau menungguku? Apakah ada hal yang ingin kamu bicarakan denganku?” Pangeran Pertama mendekat dan membantu Xue Ningyan kembali berdiri tegak. “Apakah Anda sibuk belakangan ini?” tanya Xue Ningyan. “Ah …, aku memang selalu sibuk setiap hari. Tapi sepertinya satu minggu terakhir aku benar-benar sibuk sampai sulit mengosongkan jadwal.” “Aku punya waktu untuk kembali sebentar karena pejabat yang akan menemuiku di jam ini membatalkan janji karena sesuatu yang mendesak.”“Haha …, rasanya sedikit menyebalkan, tapi aku tidak marah karena jadi punya waktu
Sudah satu minggu sejak Xue Ningyan mulai tinggal di vila pribadi milik Pangeran Pertama. Kesehatannya sudah jauh membaik dari sebelumnya. Dia mulai makan dengan lahap dan menghabiskan waktu tanpa rasa bosan. Seperti membantu Gu Wan memasak, waktu minum teh spesial bersama Gu Wan, mengobrol tentang cara mengasuh anak, dan hal-hal menyenangkan yang sederhana lainnya. Tapi, sudah satu minggu juga dia tidak bertemu Pangeran Pertama. Tampaknya dia benar-benar menepati janjinya untuk tidak mengganggu Xue Ningyan selama tinggal di sini. Atau mungkin memang karena kesibukan saja. Sudah satu minggu juga dia tidak bisa mendapatkan informasi apa pun tentang Kediaman Shen. Terakhir kali dia mendengarnya karena tidak sengaja mendengar pembicaraan Pangeran Pertama dengan bawahannya. Tapi itu sudah lama sekali. Sementara pernikahan itu sudah dilangsungkan seminggu yang lalu dan sekarang Liu Ling adalah istri sah Shen Qi yang baru. Kalau saja waktu itu kondisinya tidak begitu buruk, dia bisa
“Ya-Yang Mulia!” Gu Wan berseru, segera menyingkir dari tempat duduk di depan Xue Ningyan. “Sejak kapan Anda berdiri di sana? Kenapa tidak bilang apa-apa ….”“Sejak tadi. Aku bahkan mendengar semuanya dengan jelas.” “Ha ……”Pangeran Pertama menatap Xue Ningyan dengan hangat, “Kalau kau memutuskan untuk mempertahankan kandunganmu, kau tidak boleh meninggalkan vila ini sampai kondisimu benar-benar pulih. Jadi mungkin kau harus tetap tinggal di sini sampai tujuh bulan, atau bahkan sampai melahirkan.” Xue Ningyan menahan napas, “Ta-tapi bagaimana mungkin ….” “Pikirkanlah apa yang terjadi padamu jika kau pulang sekarang, Xue Ningyan. Tubuhmu tidak sehat, tabib mereka tidak jujur, Shen Qi akan menikah lagi …, kau tidak bisa menghindar dari perasaan kacau dan depresi. Itu sangat tidak baik untukmu dan kandunganmu. Jadi dengarkan saja apa yang kukatakan.” “Tapi …, kalau saya ingin bertemu suami saya …, apakah boleh?” Pangeran Pertama menatap kosong ke arahnya, “Tidak boleh.”Xue Ningyan
Siang hari Vila Selatan. Xue Ningyan duduk termenung di kamarnya. Memandangi halaman yang hijau yang seolah tidak terinjak satu kaki pun selama berbulan-bulan di samping kamarnya. Sepanjang hari, dia sepenuhnya memikirkan apa yang diucapkan Pangeran Pertama terakhir kali. Dan mengenai pilihan yang harus ditentukan sebelum bertemu dengannya kembali itu ….Xue Ningyan merasa itu terlalu sulit untuknya. Bagaimana bisa memikirkan hal yang begitu berat hanya dalam satu hari saja? Dia sangat menantikan buah hati. Dan Shen Qi juga sangat menginginkan anak itu. Dan ini adalah satu-satunya hal yang bisa menyelamatkan pernikahan mereka. Sekali saja Shen Qi tahu kalau dia sedang mengandung anaknya, pernikahan kedua dengan Liu Ling itu bisa saja dibatalkan, dan Baginda tidak akan memperpanjang urusan karena sudah sesuai aturan. Tapi dalam keadaan sekarang ini, posisi di mana dirinya tidak ada di dalam hati Shen Qi, dan Shen Qi yang telah mengumumkan kepada dunia bahwa Liu Ling adalah calon i
“Xue Ningyan.” Pangeran Pertama memanggil namanya. Xue Ningyan mendongak, mendapati Pangeran Pertama sudah berdiri di hadapannya entah sejak kapan. “Sa-salam untuk Yang Mulia Pangeran Pertama …, semoga kesejahteraan dan panjang umur senantiasa mengikuti Anda ….”Pangeran Pertama tertawa kecil, “Aku sudah memanggilmu lebih dari lima kali, tapi kau terlihat lebih terkejut dari pada saat pertama kali bangun semalam. Bahkan salammu sampai lengkap begitu …, lucu sekali.” Xue Ningyan memalingkan wajah karena merasa malu, “Sejak kapan Yang Mulia ada di sini?” “Sudah sangat lama sekali.” Xue Ningyan membulatkan mata “K-kalau begitu, Anda harus segera duduk. Ah …, saya juga sudah menyeduhkan teh untuk Anda, Yang Mulia …. Silakan diminum.” Xue Ningyan segera menuangkannya ke dalam cangkir. Asap lembut mengepul samar-samar. Pangeran Pertama menatap teh yang sudah tidak terlalu panas itu, “Kenapa kau tidak langsung antarkan ke kamarku saja?” “Itu karena …, saat itu Anda sedang membicarak