Home / Zaman Kuno / Dipaksa Menikahi Tuan Muda Kejam / Bab 65 : Tidak Ada Etika Seperti Itu

Share

Bab 65 : Tidak Ada Etika Seperti Itu

Author: Xiao Chuhe
last update Last Updated: 2025-03-22 05:41:51

Setelah mendengar pernyataan Liu Ling tentang dia yang mau bertemu Xue Ningyan, Shen Qi langsung menyerahkan semua pekerjaannya kepada Zhong Li.

Lalu menyusul kereta kuda Liu Ling dan berusaha untuk tiba lebih dulu dari kereta kuda itu.

Sudah sangat jelas bahwa tujuan Liu Ling yang mau menemui Xue Ningyan bukanlah hal yang baik. Selain karena Liu Ling menganggapnya sebagai saingan cinta, perintah Pangeran Pertama juga menjadi alasan yang harus diwaspadai.

Meski terpaksa melibatkan Xue Ningyan demi bisa terlepas sedikit dari belenggu Pangeran Pertama, Shen Qi tidak ingin membahayakan nyawa wanita itu dengan membiarkannya terlibat secara langsung.

Kaki-kaki kuda yang kokoh berderap memasuki gerbang besar Kediaman Shen. Terus bergerak maju hingga tiba di halaman depan Kediaman Tuan Muda Keempat.

Shen Qi melompat turun, dan berlari menuju tempat di mana Xue Ningyan biasanya berada.

Selama tinggal di Kediaman Tuan Muda Keempat, Xue Ningyan hanya pernah pergi ke tiga tempat, kamar, ru
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Dipaksa Menikahi Tuan Muda Kejam   Bab 66 : Kunci Perpustakaan

    Setelah percakapan menggelikan di kamar mandi itu, Shen Qi menyuruh Kepala Pelayan menyiapkan makan malam untuk mereka berdua. Xue Ningyan duduk di kursinya dengan rasa canggung yang tak kunjung hilang. Pikirnya, hari ini Tuan Muda sangat berbeda dibanding hari-hari sebelumnya. Tidak, bahkan semakin hari semakin berbeda. Mungkin sejak berkunjung ke Kediaman Qin hari itu?Xue Ningyan menghela napas pelan, bukan karena dia tidak nyaman diperlakukan hangat oleh suaminya sendiri, tapi itu hanya karena rasa takutnya. Takut dirinya semakin melewati batas dan berujung menyakiti diri sendiri, takut hatinya yang sudah berdiam di tempat aman tiba-tiba mencari harapan yang berlebihan. “Kenapa kau tidak makan?” tanya Shen Qi, memecah lamunan Xue Ningyan. “Saya sedang berpikir, kenapa Tuan Muda seperti sengaja bersikap baik kepada saya?” Xue Ningyan menundukkan kepala, takut salah kalimat. “Karena kau adalah istriku.” Shen Qi menjawab santai sambil menyantap makan malamnya. “Saya rasa Tuan

    Last Updated : 2025-03-22
  • Dipaksa Menikahi Tuan Muda Kejam   Bab 67 : Putri Tianqing Tidak Mengenal Orang Gila Sepertimu

    “Setelah matamu mulai mengantuk, tidurlah, sudah sangat larut.” Shen Qi berdiri dari kursinya. “Tuan Muda tidak akan tidur dengan saya?” Xue Ningyan menatapnya. “Mana mungkin begitu? Aku sangat ingin sampai-sampai rasanya sangat sulit untuk menahan diri. Tapi aku tidak bisa tidur denganmu sekarang, Xue Ningyan. Aku harus kembali ke Biro Informasi.” Shen Qi mendekat ke arahnya, membelai rambutnya dengan lembut sambil tersenyum. “Tuan Muda sedang sibuk, ya?” “Iya, aku menyerahkan pekerjaanku sementara kepada Zhong Li. Tapi kalau aku tak kunjung kembali, aku khawatir kepalanya akan meledak,” Shen Qi tertawa. “Kalau Tuan Muda sesibuk itu, kenapa masih menyempatkan diri untuk makan malam bersama dan menemani saya mengobrol? Anda tidak merasa bersalah pada Zhong Li?” Xue Ningyan berseru ketus, “Anda sungguh bukan atasan yang baik baginya.” “Memangnya kau tahu apa sampai-sampai berani memberikan penilaian semacam itu, Xue Ningyan?” Shen Qi menaikkan sebelah alisnya. “S-saya ….” “Aku

    Last Updated : 2025-03-23
  • Dipaksa Menikahi Tuan Muda Kejam   Bab 68 : Batang Bambu dan Cambuk

    Hari di mana Kunjungan Ke Kediaman Orang Tua akhirnya tiba. Shen Qi menggandengan tangan Xue Ningyan dengan lembut seolah sedang memegang porselen berharga. “Gaunmu hari ini sabgat cantik,” Shen Qi berbisik pelan. “Saya tidak ingin terlihat lemah di depan Ayah, Tuan Muda.” “Tapi tidak harus memilih warna merah, kan?”“Kalau itu, saya tidak ingin kalah cantik dari adik saya.” Shen Qi tertawa, belakangan ini, gaun musim panas yang dipakai Xue Ningyan biasanya berwarna merah muda pastel atau hijau pastel. Tapi pada hari seperti ini, dia sengaja memilih warna merah terang dengan motif bunga-bunga di tepiannya. Shen Qi merasa, bahwa istrinya sekarang sangat menggoda untuk dimonopoli sendirian di dalam kamar. “Kalau saja aku boleh mengatakannya, aku ingin kau mengganti bajumu dengan yang lebih sederhana.” Shen Qi memalingkan wajahnya yang menunjukkan semburat merah. “Apa? Diganti? Apakah pakaian saya jelek? Kenapa Tuan Muda tidak menyukainya?” Xue Ningyan berusaha agar menatap matany

    Last Updated : 2025-03-23
  • Dipaksa Menikahi Tuan Muda Kejam   Bab 69 : Manusia Setengah Binatang

    “HENTIKAN!” Seruan itu membuat beberapa orang pelayan yang sedang memukuli Xiao Ci berhenti dan menoleh ke arah datangnya suara. Wajah mereka tidak tampak terkejut apalagi menunjukkan sorot ketakutan. Justru memasang raut penuh merendahkan seolah Xue Ningyan bukan siapa-siapa bagi mereka. “Apa yang sedang kalian lakukan?” Xue Ningyan bertanya tegas. “Nyonya Muda Keempat tidak perlu ikut campur urusan di dalam kediaman ini. Anda kan, sudah bukan Nona Pertama lagi,” salah seorang pelayan menjawab angkuh. Xue Ningyan mengembuskan napas kasar, itu memang benar, tapi kenapa mereka menyakiti Xiao Ci seperti itu? “Kalau begitu, aku hanya ingin tahu apa kesalahan yang dilakukan Xiao Ci sampai-sampai kalian memukulinya begitu?” “Ah …, dia sejak Anda pergi berlagak seperti tidak mau menghormati majikan barunya, Nona Kedua. Bahkan tidak berniat mematuhi perintahnya. Jadi Nona Kedua menyuruh kami untuk menghukumnya dengan selayaknya.” “Tapi tentu saja ini bukan urusan Anda, jadi Anda tidak

    Last Updated : 2025-03-24
  • Dipaksa Menikahi Tuan Muda Kejam   Bab 70 : Tidak Boleh Bercerai

    Saat sore hari, mereka berjalan-jalan di belakang Kediaman Xue yang memiliki banyak taman bunga. Meski pun tidak ada danau buatan besar seperti di Kediaman Tuan Muda Keempat, tempat ini juga termasuk memiliki taman yang bagus. Xue Ningyan hanya diam saja sejak kejadian buruk yang menimpa Xiao Ci diketahui olehnya. Karena itulah dirinya berakhir berada di taman ini bersama Shen Qi untuk menikmati matahari terbenam. “Apakah hubunganmu dengan Xiao Ci memang sedekat itu?” tanya Shen Qi, mencoba mencairkan suasana hening ini. “Saya sudah bersama dengannya sejak usia saya lima tahun, Tuan Muda. Ibu saya yang membawanya ke kediaman sebagai pelayan sekaligus teman bermain. Dulu saya juga sangat dihormati seperti Xue Fengzhi.” “Tapi ibu saya meninggal tak lama kemudian, ibunya Xue Fengzhi segera menjadi selir yang akan diangkat menjadi istri sah yang baru. Sejak saat itu, ayah saya memindahkan kamar saya ke belakang hanya karena Xue Fengzhi meminta kamar saya.” “Saya tidak ingat lagi hal

    Last Updated : 2025-03-24
  • Dipaksa Menikahi Tuan Muda Kejam   Bab 71 : Momen Indah Yang Tertata

    Karena ada kejadian buruk di Kediaman Xue saat Xue Ningyan dan Shen Qi datang berkunjung, Shen Qi membatalkan rencananya untuk membiarkan Xue Ningyan menginap semalam di tempat ini. Setelah kembali dari taman sore itu, Shen Qi langsung memerintahkan para pelayan dan pengawal yang dia bawa untuk kembali ke kediaman. Xiao Ci pun dibawa olehnya beserta kontrak yang disebutkan. Bahkan langsung membayarnya dengan ratusan tahil. Xue Yuan tidak bisa berkutik karena masalah pelayan juga bisa mempertaruhkan reputasinya. Kalau saja tersebar rumor bahwa Kediaman Xue memperlakukan seorang pelayan dengan semena-mena, bukankah itu juga bisa menghambat prestasinya di rapat istana?“Saya akan menutup mulut orang-orang saya rapat-rapat supaya hal ini tidak mengotori reputasi Anda, Ayah Mertua. Sebagai gantinya, saya membeli kontrak kerja Xiao Ci seharga dua ratus tahil perak.” Shen Qi berkata seperti itu sebelum meninggalkan Kediaman Xue.Sekarang dia dan Xue Ningyan sudah berada di dalam kereta ku

    Last Updated : 2025-03-25
  • Dipaksa Menikahi Tuan Muda Kejam   Bab 72 : Pendisiplinan

    Pukul delapan pagi, Xue Ningyan membuka matanya, rasa lelah masih menjalar di sekujur tubuhnya. ‘Pria ini benar-benar binatang buas.’ Xue Ningyan bergumam dalam hati sambil meringis pelan, ‘Sakit ….’Xue Ningyan menatap ke samping tempat tidurnya. Rupanya Shen Qi masih tidur di sana. ”Dia tidak bekerja, ya ….” “Kau tidur nyenyak sekali, ya.” Shen Qi tiba-tiba membuka matanya dan tersenyum. “A-anda sudah bangun?!” Xue Ningyan membulatkan mata terkejut. “Aku sudah bangun sejak lima belas menit yang lalu,” jawab Shen Qi dengan santai. “Kenapa Anda tidak segera bangun?” Xue Ningyan bersungut-sungut, “Bukankah Anda masih harus bekerja?” “Memang, tapi aku ingin ada di tempat tidur sampai istriku bangun tidur.” “Sa-saya sudah bangun. Jadi Anda bisa segera pergi bersiap-siap untuk bekerja.” Xue Ningyan memalingkan wajahnya. Shen Qi terkekeh, “Kalau kau masih lelah, tidur lagi saja. Aku akan pulang pukul delapan malam seperti biasa, jadi tunggu aku, kita makan malam bersama.”Xue Ningy

    Last Updated : 2025-03-25
  • Dipaksa Menikahi Tuan Muda Kejam   Bab 73 : Orang Misterius

    Biro Informasi. Shen Qi berangkat bekerja pukul sepuluh pagi. Zhong Li sudah berada di ruangannya untuk mengurus dokumen-dokumen yang akan Shen Qi periksa hari ini. “Selamat pagi, Zhong Li.” Shen Qi menyapa dengan senyum lebar saat memasuki ruangannya. “Tuan Muda, ini sudah pukul sepuluh, seharusnya sudah tidak pagi lagi.” Zhong Li menatap Shen Qi dengan matanya yang terlihat lelah. “Benarkah? Kalau begitu selamat siang?”Zhong Li tersenyum paksa, “ …. Selamat siang.” “Ada apa dengan ekspresimu itu? Bukankah aku sudah memberimu libur satu hari?” Shen Qi duduk di kursinya dan mulai bekerja. Zhong Li meletakkan dokumen yang sudah diseleksi di atas meja Shen Qi. “Ini dokumen yang berkaitan dengan kasus bunuh diri tersangka Mu Sheng.” “Kau sudah mengumpulkan sebanyak ini?” “Inilah alasan kenapa kemarin saya tidak jadi libur, Tuan Muda.” Zhong Li tersenyum tipis. “Kenapa? Padahal aku tidak memerintahkan apa-apa padamu,” Shen Qi masih tampak tidak peduli. “Kemarin saat Tuan Muda m

    Last Updated : 2025-03-26

Latest chapter

  • Dipaksa Menikahi Tuan Muda Kejam   Bab 156 : Sikap Santai Pangeran Pertama Mengesankan

    “Ya-Yang Mulia!” Gu Wan berseru, segera menyingkir dari tempat duduk di depan Xue Ningyan. “Sejak kapan Anda berdiri di sana? Kenapa tidak bilang apa-apa ….”“Sejak tadi. Aku bahkan mendengar semuanya dengan jelas.” “Ha ……”Pangeran Pertama menatap Xue Ningyan dengan hangat, “Kalau kau memutuskan untuk mempertahankan kandunganmu, kau tidak boleh meninggalkan vila ini sampai kondisimu benar-benar pulih. Jadi mungkin kau harus tetap tinggal di sini sampai tujuh bulan, atau bahkan sampai melahirkan.” Xue Ningyan menahan napas, “Ta-tapi bagaimana mungkin ….” “Pikirkanlah apa yang terjadi padamu jika kau pulang sekarang, Xue Ningyan. Tubuhmu tidak sehat, tabib mereka tidak jujur, Shen Qi akan menikah lagi …, kau tidak bisa menghindar dari perasaan kacau dan depresi. Itu sangat tidak baik untukmu dan kandunganmu. Jadi dengarkan saja apa yang kukatakan.” “Tapi …, kalau saya ingin bertemu suami saya …, apakah boleh?” Pangeran Pertama menatap kosong ke arahnya, “Tidak boleh.”Xue Ningyan

  • Dipaksa Menikahi Tuan Muda Kejam   Bab 155 : Membuang Nyawa untuk Orang yang Akan Mati

    Siang hari Vila Selatan. Xue Ningyan duduk termenung di kamarnya. Memandangi halaman yang hijau yang seolah tidak terinjak satu kaki pun selama berbulan-bulan di samping kamarnya. Sepanjang hari, dia sepenuhnya memikirkan apa yang diucapkan Pangeran Pertama terakhir kali. Dan mengenai pilihan yang harus ditentukan sebelum bertemu dengannya kembali itu ….Xue Ningyan merasa itu terlalu sulit untuknya. Bagaimana bisa memikirkan hal yang begitu berat hanya dalam satu hari saja? Dia sangat menantikan buah hati. Dan Shen Qi juga sangat menginginkan anak itu. Dan ini adalah satu-satunya hal yang bisa menyelamatkan pernikahan mereka. Sekali saja Shen Qi tahu kalau dia sedang mengandung anaknya, pernikahan kedua dengan Liu Ling itu bisa saja dibatalkan, dan Baginda tidak akan memperpanjang urusan karena sudah sesuai aturan. Tapi dalam keadaan sekarang ini, posisi di mana dirinya tidak ada di dalam hati Shen Qi, dan Shen Qi yang telah mengumumkan kepada dunia bahwa Liu Ling adalah calon i

  • Dipaksa Menikahi Tuan Muda Kejam   Bab 154 : Menghadapi Dua Pilihan Sulit

    “Xue Ningyan.” Pangeran Pertama memanggil namanya. Xue Ningyan mendongak, mendapati Pangeran Pertama sudah berdiri di hadapannya entah sejak kapan. “Sa-salam untuk Yang Mulia Pangeran Pertama …, semoga kesejahteraan dan panjang umur senantiasa mengikuti Anda ….”Pangeran Pertama tertawa kecil, “Aku sudah memanggilmu lebih dari lima kali, tapi kau terlihat lebih terkejut dari pada saat pertama kali bangun semalam. Bahkan salammu sampai lengkap begitu …, lucu sekali.” Xue Ningyan memalingkan wajah karena merasa malu, “Sejak kapan Yang Mulia ada di sini?” “Sudah sangat lama sekali.” Xue Ningyan membulatkan mata “K-kalau begitu, Anda harus segera duduk. Ah …, saya juga sudah menyeduhkan teh untuk Anda, Yang Mulia …. Silakan diminum.” Xue Ningyan segera menuangkannya ke dalam cangkir. Asap lembut mengepul samar-samar. Pangeran Pertama menatap teh yang sudah tidak terlalu panas itu, “Kenapa kau tidak langsung antarkan ke kamarku saja?” “Itu karena …, saat itu Anda sedang membicarak

  • Dipaksa Menikahi Tuan Muda Kejam   Bab 153 : Putri Tianqing Tinggal Di Kediaman Shen

    Kediaman Shen Qi. Ying Shi menyusup ke dalam setelah mencuri setelan seragam pelayan pria dan membawa sebuah keranjang berisi pakaian yang baru saja dicuci. Biasanya saat malam, para pelayan wanita akan meninggalkan keranjang berisi cucian itu di samping sumur. Lalu pelayan pria memindahkannya ke halaman belakang untuk kemudian dijemur esok harinya oleh pelayan wanita. Ying Shi cukup familier dengan kediaman ini dan sudah tahu secara lengkap kegiatan setiap orang yang menghuninya. Lalu pada waktu yang tepat, dia pergi ke ruang kerja Shen Qi untuk mengganti wadah tinta yang sudah habis. Setelah itu mengambil pakaian kotor di dalam kamar Shen Qi untuk ditaruh di samping sumur. “Hei kamu, mau ke mana?” Ying Shi bahkan dengan santai menyapa pelayan pria yang lain.“Mau ke belakang.” “Kalau begitu, bisakah sekalian membantuku meletakkan keranjang cucian ini samping sumur?” ia mengulurkan keranjang berisi cucian kotor yang memenuhi tangannya. “Kau mau ke mana?” “Entahlah, ada yang

  • Dipaksa Menikahi Tuan Muda Kejam   Bab 152 : Tabib Bodoh

    Gu Wan terkekeh pelan, “Hehe …, Yang Mulia. Maaf, sepertinya saya sudah salah dengar, saya mengira Anda menyuruh saya untuk menyiapkan makanan Nona di ruang makan karena Anda ingin makan berdua dengannya …, saya minta maaf.” Pangeran Pertama memijat pelipisnya, merasa kesal dengan orang menyebalkan ini. “Pindahkan makanannya ke kamarnya sendiri. Aku sudah bilang kalau dia butuh istirahat total, kan?”Gu Wan tidak menyerah untuk membuat majikannya makan bersama kekasih yang baru dibawanya itu. “Ta-tapi beliau kan sudah berada di sini. Melelahkan sekali bagi tubuh lemahnya kalau harus kembali ke kamar sekarang, setidaknya kalau tidak mau makan bersama, Anda bisa menyuruhnya duduk sebentar untuk menemani Anda makan, kan?” Pangeran Pertama menghela napas kasar, “Kau yang harus bertanggung jawab memikirkan caranya. Jangan lupa ingatkan aku untuk menghukummu besok pagi.” “Yang Mulia ….” Gu Wan memasang wajah memelas. “Anu …, Yang Mulia,” Xue Ningyan bersuara untuk menghentikan perdebat

  • Dipaksa Menikahi Tuan Muda Kejam   Bab 151 : "Saya Telah Membuat Anda Kerepotan"

    Lengang. Xue Ningyan mengedipkan mata beberapa kali seolah tidak percaya tentang penglihatannya sendiri. Pangeran Pertama menyeringai lebar, “Selamat malam, Xue Ningyan. Apakah kau bisa melihatku?” Suara itu terdengar lagi. Membuat Xue Ningyan tersadar bahwa ini sama sekali bukan ilusi. Sebenarnya kalau itu adalah ilusi, Xue Ningyan pun tidak mengerti kenapa dirinya tiba-tiba memikirkan Pangeran Pertama sampai-sampai berhalusinasi bahwa orang itu ada di hadapannya. Tapi sekarang ini, yang terjadi benar-benar nyata. “Yang Mulia …, Pangeran Pertama?” Xue Ningyan bergumam, sekali lagi memastikan. Pangeran Pertama mengangguk, “Aku tak sengaja melihatmu pingsan di jalan, Xue Ningyan. Jadi aku membawamu ke vilaku untuk diobati. Kebetulan jaraknya tak terlalu jauh dari tempat aku menemukanmu,” jelas Pangeran. Akhirnya, Xue Ningyan mengingat apa yang sudah terjadi, ia buru-buru duduk dan menjatuhkan lututnya di lantai sambil berkata. “Sa-salam untuk Yang Mulia Pangeran Pertama. Mohon

  • Dipaksa Menikahi Tuan Muda Kejam   Bab 150 : Kekasih Pangeran Pertama

    “Dia …, dia sedang mengandung, Yang Mulia! Se-sedang hamil! Ada janin di dalam perutnya, ca-calon bayi!” Gu Wan menjatuhkan dahinya di lantai dan terus bersujud. “Saya mohon, Yang Mulia. Katakan pada saya kenapa Anda melakukan tindakan bodoh itu? Anda menghamili wanita dari keluarga mana? Bahkan tubuhnya sangat lemah untuk bisa melahirkan bayi, tapi Anda menghamilinya? Astaga, Dewa …, atau siapa pun yang ada di Langit …, berkatilah Yang Mulia kami, dan berikanlah—”“Cukup, Gu Wan. Hentikan celotehan tidak jelasmu. Bawa aku padanya.”“Ya-Yang Mulia?” “Sekarang.” Pangeran Pertama segera meninggalkan ruangan itu dan kembali ke kamar Xue Ningyan. Tatapannya sangat serius sampai dahinya terus berkerut. Xue Ningyan masih belum sadarkan diri, dan masih tidak tahu kalau dia dibawa pergi oleh Pangeran Pertama ke vilanya tanpa persetujuan. “Wajahnya pucat sekali, Yang Mulia. Wanita ini mungkin punya penyakit bawaan lahir yang tidak bisa disembuhkan. Dan kondisi itu membuatnya tidak memungki

  • Dipaksa Menikahi Tuan Muda Kejam   Bab 149 : Bagaimana Cara Memohon Dengan Benar

    Liu Ling tiba di Kediaman Tuan Muda Keempat pada siang hari. Dan langsung menemui Shen Qi yang sudah duduk di ruang kerja. Liu Ling mendengus pelan, “Kudengar kau baru bangun setelah dua hari tertidur.” “Itu tidak bisa dinamakan tidur.” Shen Qi mengelak. “Bagaimana keadaanmu? Sepertinya kau juga lupa tentang racun itu, ya.” Liu Ling mengambil posisi duduk di kursi panjang yang ada di sisi kiri ruang kerja. Itu biasanya digunakan untuk menerima tamu karena disediakan kompor kecil untuk menyeduh teh. “Kau juga memilikinya?” tanya Shen Qi. Dengan sengaja masih merahasiakan tentang ingatannya yang sudah sepenuhnya pulih.“Tidak. Aku sudah sembuh sejak pergi ke Qingzhou.” Liu Ling menyeduh teh untuk dirinya sendiri. Shen Qi mendengus pelan, lalu beralih duduk di hadapan Liu Ling untuk mengobrol lebih banyak dengannya. Liu Ling mulai memasang wajah serius, “Shen Qi. Aku tidak ingin menikah denganmu.” Shen Qi menghentikan gerakannya yang baru saja membalik cangkir. Ia menatap Liu Lin

  • Dipaksa Menikahi Tuan Muda Kejam   Bab 148 : Dia Sama Sekali Bukan Seorang Gadis

    Xiao Di terdiam saat melihat seorang pria yang tak dikenalnya menghampiri Xue Ningyan yang hampir terjatuh, dan memeganginya supaya tidak tidak terjatuh. Pria itu adalah Pangeran Pertama, sedang menatapnya yang berdiri mematung.“Apakah kau mengenalnya?” tanya Xiao Di. Pangeran Pertama tersenyum hingga gigi gingsul di sudut bibir kirinya terlihat dan matanya menyipit, “Ya, dia adalah Nyonya Muda Keempat Shen, Xue Ningyan.” Xiao Di membulatkan mata dan berlari menghampirinya. “Kalau begitu, kau pasti temannya Nona Xue, kan?” “Tentu saja, aku berteman dekat dengannya. Sekarang kondisi tubuhnya tidak baik, aku ingin membawanya ke rumahku untuk diobati, jadi kau tidak perlu khawatir.” Pangeran Pertama menenangkan Xiao Di yang memang sedang mencari orang untuk menyelamatkan Xue Ningyan. “Kalau begitu, kebetulan sekali, aku akan menyerahkan Nona Xue padamu. Sedangkan aku akan mencari Nona Xiao Ci untuk segera menjemput Nona Xue di kediamanmu. Ah, bisakah kau beritahu aku di mana rumahm

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status