Share

Bab 1

Author: Hairunnisa Ys
last update Last Updated: 2021-04-30 10:42:47

Kanaya membuka matanya pukul lima pagi. Ia memegang kepalanya yang sedikit terasa pusing. Matanya menelusuri ruangan tempat ia berada dengan seksama. 

"Akh....," Ringisnya saat ia merasakan sakit di area pusatnya. 

Hingga matanya terpaku pada sosok tubuh tegap yang sedang tidur telungkup di sampingnya. Seakan menyadari sesuatu, Kanaya segera memeriksa tubuhnya di balik selimut. Hampa, mata itu terlihat hampa saat melihat tubuhnya sudah polos dan hanya dibalut selimut putih tipis. Air mata Kanaya mengalir deras mengetahui dirinya tidak suci lagi. Ia pun teringat kejadian semalam. Di mana ia yang meminta pria itu untuk menidurinya. Entah karena alasan apa, tapi dirinya sangat mendamba pria tersebut. Dia pasti sudah gila. Semua yang terjadi adalah kesalahannya, ia tidak boleh melibatkan pria itu dalam masalah yang ia ciptakan sendiri.

"Dia nggak salah, aku yang ceroboh. Harusnya aku tidak pergi ke klub itu," gumamnya pelan.

Kanaya turun dengan perlahan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah itu, Kanaya bergegas keluar dari hotel tersebut meninggalkan pria itu. Setelah kepergian Kanaya. Eiden bangun pukul tujuh. Ia kemudian meraba wanita yang tadi malam berada di sampingnya dengan mata masih terpejam, kosong. Matanya terbuka lebar dan terbelalak saat melihat ada sebercak darah terciprat di seprei putih tersebut. 

“Apa ini,” ucapnya masih dengan nyawa yang belum terkumpul sepenuhnya. Sedetik kemudian ia terbelalak sempurna.

"What! Dia masih perawan?" Tanyanya pada diri sendiri. 

Ia melilitkan kain tersebut untuk menutupi bagian tubuhnya yang lain. Ia berjalan ke kamar mandi, mana tahu gadis itu berada di sana sedang menangis atau meraung seperti di sinetron. Tapi kosong, tidak ada siapa pun di sana. Ia menghela napas mengetahui gadis itu sudah pergi dari sana. 

"Gila! Aku belum mau menikah. Astaga! Kenapa juga semalam malah ngikutin bisikan setan yang terkutuk, Hais!" Rutuknya kesal. 

Eiden menjambak rambut ikalnya dengan kesal. Ia belum mau menikah dan berkomitmen dengan wanita lain. Kalau begini caranya Eiden harus menikahi Kanaya. 

"Apa aku buat perjanjian aja ya? Tapi kalau Mama tau bisa-bisa aku dideportasi ke Vatikan." 

Bingung dengan hasil pemikirannya, Eiden segera membersihkan diri lalu pergi mencari Kanaya. Sebelum gadis itu datang dan mengadu kepada orang tuanya, dia hanya mengenal gadis itu semalam, bisa saja ini hanya jebakan untuk memerasnya. 

"Tunggu, ini bener-bener gila! Aku cuma tau nama dia doang. Gimana cara nyari dia. Eiden kampret. Dasar otak udang!" dengkusnya semakin kesal saat ia tidak mengetahui alamat wanita itu. Sekarang apa yang harus dia lakukan untuk semua masalah ini. Bisa mampus dia kalau Kanaya mendatangi rumah orang tuanya. 

****

Jika biasanya Eiden masuk kantor dengan wajah biasa saja. Tidak dengan hari ini, Eiden terlihat sangat kesal, terlihat dari wajah yang terlihat sangat masam. Siapa saja tidak berani menyapanya seperti hari biasa, meski sapaan karyawan kerap diacuhkan. 

"Kenapa si Bos, sepertinya sedang marah," ucap salah satu karyawannya yang terkenal paling kepo. 

"Mending kita jaga jarak aja biar aman." Usul temannya yang diangguki oleh mereka bertiga. 

Sesampai di ruangannya, Eiden segera mendaratkan pantat seksinya di kursi kebesaran yang sudah menganggapnya seperti keluarga sendiri. Ada-ada saja bukan.

"Kenapa lo?" Ardi masuk sambil membawa beberapa file. 

"Masuk main nyelonong aja!" 

"Biasanya juga gue masuk sambil dobrak pintu juga lo nggak masalah. Gue tau nih, pasti gara-gara pacar lo!" Tebak Ardi selaku sahabat Eiden.

Eiden menarik napas lalu menceritakan semuanya pada Ardi. Pria dengan rambut sedikit keriting indomie itu tampak sangat kaget. Untung napasnya tidak kaget seperti jiwanya. Bisa almarhum dia saat itu juga.

"Anjir! serius lo, Bro?" tanya Ardi dengan wajah melongo. 

Eiden memutar bola mata kesal. Untung sahabat, kalau bukan sudah ia tendang Ardi ke toilet. Tapi dia masih sangat membutuhkan saran dari Ardi, jadi dia harus menahan niatnya.

"Menurutmu, aku harus gimana?" 

Ardi menatap serius wajah Eiden. Menurutnya Eiden tidak perlu pusing memikirkan semua itu. Lagi pula wanita kalau sudah tidak suci lagi pasti akan mendatangi pria yang membuatnya ternoda. Ia juga ingat kata tetangganya mengenai hal ini.

"Berdasarkan cerita tetangga gue, cewek itu pasti bakal nyari lo buat menuntut tanggung jawab."

"Terus kalau dia nggak mendatangiku, gimana?" 

"Nggak mungkin, di mana-mana wanita itu kalau sudah direnggut kesuciannya. Dia bakal datang balik untuk meminta pertanggung jawaban, tenang aja lo." 

Eiden manggut-manggut mendengarnya. Mungkin dia memang harus menunggu Kanaya datang menghampirinya. Apapun konsekuensinya akan ia tanggung nantinya. Harusnya dia senang, tapi tidak dengannya. Seolah ribuan bebam sedang bersandar pada pundaknya.

"Mengenai Risma. Lo beneran udah putus." tanya Ardi serius. 

"Sekarang Dinda milik Kanda seutuhnya," ucap Eiden sarkastik saat Ardi kembali mengingatkannya tentang Risma. Gadis yang sudah membuatnya merana.

"Najis, lo."

Dua minggu kemudian... 

Eiden dibuat gelisah saat tidak ada ciri-ciri Kanaya meminta pertanggung jawabannya. Selama dua minggu setiap bel rumahnya berbunyi, ia selalu mengira Kanaya lah yang datang. Ia bahkan bersedia membuka pintu dengan jantung berdebar kencang. Tingkahnya smapai membuat sang ibu merasa khawatir. Karena tidak biasanya ia melakukan hal tersebut. 

"Kenapa dia tidak datang juga. Apa dia nggak hamil, syukur-syukur kalau nggak hamil." Bisiknya, tapi entah kenapa ia sedikit kecewa dengan argumennya. Entah apa yang sebenarnya ia harapkan sebenarnya saat ini.

"Siapa yang hamil?" 

Eiden sedikit kaget mendengar pertanyaan ibunya yang datang tanpa di undang, untung bukan jelangkung.

"Itu Ma, tokeknya Bongbong hamil lagi padahal anaknya udah sepuluh." 

"Astaga. Tokek itu benar-benar! Main sama siapa lagi dia." Anita tampak kesal mengetahui tokek putrinya hamil lagi. Padahal anak-anaknya juga masih bayi tapi sudah berani hamil. Belum lagi suami tokeknya malas mencari nafkah. Untung ada putrinya yang mencari nafkah dengan mengemis padanya. 

Setelah kepergian ibunya, Eiden menghela napas lega sekaligus gusar. Bagaimana kalau ibunya tau dia telah menghamili anak orang. Nasibnya sungguh di ujung tanduk. 

****

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Dipaksa Menjadi Istri CEO   Bab 15

    Perusahaan Eiden hampir saja mengalami masalah serius. Salah satu pegawai yang menjabat sebagai bendahara, berusaha membawa kabur uang perusahaan. Untungnya pegawai yang selama ini loyal terhadapnya segera melaporkan kejadian tersebut. Jika tidak maka perusahaannya di ambang kehancuran. Eiden keluar dari ruangannya, ia menatap Kanaya serius."Kanaya, ikut saya!" perintahnya.Kanaya mengernyit bingung. Namun, tetap mengikuti langkah suaminya. Mereka berdua sudah sampai di ruang rapat. Pelaku yang selama ini menangani keuangan, tertunduk lesu dengan wajah sembab. Wajahnya yang cantik terlihat memerah menahan tangisan agar tidak keluar. Ia sangat menyesal melakukannya. Tapi saat itu dirinya sangat membutuhkan uang untuk biaya operasi ibunya yang bernilai ratusan juta rupiah.Eiden segera duduk di kursi kebesarannya, Kanaya juga duduk di sampingnya."Jelaskan!" perintah Eiden dingin. Wajah tampannya terlihat mengetat menahan amarah. 

  • Dipaksa Menjadi Istri CEO   Bab 14

    Fajar menyingsing menampakkan sinar keemasan. Kanaya membuka mata perlahan. Saat hendak turun, sepasang tangan besar melingkar di perutnya yang sudah berbentuk meskipun belum terlalu menonjol besar. Ia tersenyum menatap wajah damai Eiden yang snagat dekat dengannya, bahkan embusan napas suaminya mengelus lembut permukaan pipinya."Morning, Istriku." Eiden membuka mata dengan mata sayu, bahkan tangannya belum ingin beranjak dari sana."Pagi juga, Ei," balas Kanaya sambil menguap."Bahkan napasmu tercium harum," gombal Eiden sambil memajukan bibirnya.Kanaya meniup napas ke telapak tangan lalu menciumnya. Ia sedikit mual."Bau naga begini dibilang harum, dasar suami bucin!” ejek Kanaya."Tapi bagi diriku napasmu sangat harum, apalagi kalau benda kenyal milikmu dan milikku saling silaturahmi."Kanaya menatap lembut wajah suaminya, perlahan ia membiarkan Eiden mendekatkan bibirnya. Mendekati satu in

  • Dipaksa Menjadi Istri CEO   Bab 13

    Wajah Eiden terlihat kusut setelah pertemuannya dengan Risma. Wanita itu meskipun sangat dibenci olehnya. Tetap saja mereka memiliki kisah manis sebelum ia ditinggalkan. Kanaya masuk sambil membawa minumannya."Kamu kenapa?" tanya Kanaya sambil duduk di pinggir ranjangnya. Eiden diam tanpa menjawab. Kanaya mengangkat bahu lalu memainkan ponselnya. Sesekali ia tertawa. Eiden yang sedang melamun seketika melirik ke samping."Ada apa?" tanyanya sambil mengintip ponsel istrinya.Kanaya pura-pura tidak mendengar, ia membalikkan tubuhnya meski sedikit kesusahan akibat perutnya. Ia kembali tertawa, sesekali menyeka air matanya. Eiden menghela napas lelah. Ia tahu sudah salah karena mengabaikan istrinya, semua ini karena kehadiran Risma yang menyebabkan dirinya menjadi seperti sekarang."Sayang, maaf aku nggak bermaksud mengabaikan kamu barusan."Kanaya masih diam tidak menanggapi. Ia malah semakin tertawa menatap ponselnya, Eiden s

  • Dipaksa Menjadi Istri CEO   Bab 12

    Kanaya termenung panjang di sudut kamar. Masa lalunya yang menyakitkan tak mampu ia lupakan sampai sekarang. Kilasan akan orang-orang yang sangat ia sayangi terus mendoktrin pikirannya. Tanpa terasa sebulir air mengalir dari sudut matanya yang terlihat murung. "Andai … mama dan papa masih hidup, aku tidak akan hidup seperti ini.” Tapi sosok mereka hadir dalam diri kedua mertuanya. Setidaknya bisa mengobati luka hati yang ia simpan sendirian tanpa sepengetahuan siapa pun."Kana ...!" panggil sebuah suara.Kanaya mengusap air matanya, kemudian tersenyum polos."Kana ...!"Wanita itu dengan segera membuka pintu kamarnya. Wajah pria tampan terpampang nyata di hadapannya, maka dusta mana lagi yang kau inginkan."Tara ...!" Kanaya dibuat kaget oleh ulah suaminya."Suamimu yang tampan bawa sesuatu untukmu. Eits, jangan terharu dulu," ucap Eiden dengan jahil. Wajah Kanaya terli

  • Dipaksa Menjadi Istri CEO   Bab 11

    "Kenapa lagi dengan sekretarismu?" Angga duduk sambil meletakkan cangkirnya di meja.Eiden menghela napas, mengingat insiden kehilangan tender miliaran rupiah. Raut marah masih terlihat jelas di matanya. Masih untung dia memecat bukan membunuh wanita itu. Kewarasan masih menyuruhnya untuk sekadar marah."Papa tau, proyek A&N Company hilang gitu aja. Padahal Eiden bekerja bagai kuda agar bisa memenangkan tender tersebut," terangnya dengan dramatis."Ini sudah kesepuluh kalinya, Ei." Anita datang dan meletakkan cemilan ke hadapan keduanya."Mereka tidak ada yang kompeten sama sekali, Pa. Semuanya hanya menang tampang, tapi otak nihil!"Kanaya datang membawa minuman kemudian ikut duduk di ruang tamu tersebut. Anita melihat ke arah Kanaya dengan seksama. Ia sedang menilai, mana tahu bisa dijadikan sekretaris di perusahaan keluarga mereka."Kanaya kamu lulusan apa?" tanya Anita penasaran.

  • Dipaksa Menjadi Istri CEO   Bab 10

    Pagi Eiden diawali dengan kegabutan yang hakiki. Bagaimana tidak, gagal malam pertama, Kanaya menggodanya tapi tidak memuaskannya, ia ibarat ikan yang dipanggang di atas api yang sedang tamasya ke laut, apes sekali hidupnya sebagai suami."Wajahmu kenapa?" Anita menghampiri meja makan sambil membawa sepiring lauk kesukaan putranya."Memangnya wajahku kenapa, Ma?"Anita melihat dengan serius wajah putranya. "Seperti orang lagi menahan derita. Kalau sakit perut pergilah ke kamar mandi. Nanti kamu malah anu di sini."Eiden makin menekuk wajahnya yang tampan dan rupawannya dinistakan. Kanaya datang sambil membawa nasi dan meletakkan di meja makan. Eiden melirik istrinya yang sedang tersenyum bodoh, bahkan tidak meliriknya sama sekali, padahal Eiden sedang ingin menatap wajah yang selalu membuatnya terbayang siang dan malam."Hai, Istriku," ucap Eiden dengan nada geram yang dibuat terdengar manis.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status