共有

BAB 233 : ARFAN KETAHUAN

作者: Langit Parama
last update 最終更新日: 2025-09-12 08:05:31
Malam sudah larut saat Daryan berguling ke sisi tempat tidur, napasnya masih belum sepenuhnya stabil. Kamar hotel mereka hanya diterangi lampu tidur redup yang menyebar lembut ke dinding-dinding bernuansa hangat.

Savana menoleh ke arahnya, pipinya merona, rambut panjangnya basah karena keringat dan berantakan menyapu bantal. Ia mengulum senyum kecil, malu-malu namun jelas terlihat sangat lelah.

Daryan menyentuh pipinya perlahan dengan jemari besarnya, lalu menarik istrinya dalam pelukannya.

“Capek?” gumamnya pelan, membenamkan hidung di rambut Savana yang meski basah karena keringat tetap wangi.

Savana mengangguk kecil di dadanya. “Tapi seneng.” Suaranya terendam oleh dada bidang sang suami.

Daryan tersenyum kecil. Tangannya membelai lembut punggung telanjang istrinya. Mereka terdiam sejenak dalam kehangatan yang tak membutuhkan kata.

Lalu, dalam remangnya kamar, Daryan membuka suara—pelan, seolah hanya sekadar berpikir keras.

“Kamu makin manja dan makin doyan makan akhir
この本を無料で読み続ける
コードをスキャンしてアプリをダウンロード
ロックされたチャプター
コメント (2)
goodnovel comment avatar
Mutaharotin Rotin
udah ketahuan kamu Arfan yg nyebar gosip daryan
goodnovel comment avatar
Diana Susanti
yaaa biar sekalian dimasukkan dalam penjara si arfan nya
すべてのコメントを表示

最新チャプター

  • Dipaksa Nikah, Malah Kecanduan   BAB 252 : DARYAN MURKA

    “Sayang, kamu gak apa-apa, kan?” suara Daryan terdengar tergesa, napasnya sedikit memburu. Savana menggeleng pelan, meski tangannya refleks memegang perutnya. “Aku … aku gak apa-apa, Mas. Cuma kaget.” Mata Daryan langsung menajam. Tanpa berpikir panjang, ia menepuk bahu sopir. “Jaga istri saya. Jangan biarkan dia turun.” “Ba-baik, Tuan.” Pintu mobil terbuka keras. Daryan melangkah cepat ke belakang, matanya langsung menyapu mobil yang menabrak mereka. Bagian depan mobil itu sedikit penyok, sama seperti body mobil bagian belakang miliknya. Tanpa pikir panjang, Daryan langsung menuju pintu kemudi. “BUKA,” serunya dengan nada tinggi, tajam dan menghujam. Beberapa pasang mata pengunjung rumah sakit dan juga pekerja lainnya langsung mengerumuni dari jarak jauh. Ada yang mulai membuka ponsel mereka untuk merekam dan juga mengambil gambar.

  • Dipaksa Nikah, Malah Kecanduan   BAB 251 : HAMPIR KECELAKAAN

    Beberapa bulan pun berlalu. Waktu seolah melaju cepat, dan kini usia kehamilan Savana sudah memasuki tujuh bulan. Perutnya membuncit sempurna, membuat setiap gerakannya harus lebih hati-hati. Daryan semakin protektif, tak membiarkan Savana mengangkat barang terlalu berat atau berjalan terlalu lama. Hari itu, mereka mulai mempersiapkan kamar baru untuk anak kembar mereka. Daryan membeli banyak furniture baru untuk kedua bayi mereka. Mulai dari meja, ranjang, lemari, kursi goyang untuk sang istri menyusui. “Aku maunya ranjangnya yang ini di dekat jendela, biar kalau pagi-pagi kena sinar matahari,” kata Savana sambil memegang katalog perabot bayi dan duduk di sofa yang terletak di sudut kamar. Daryan menoleh, tersenyum kecil. “Siap, Sayang. Tapi jangan terlalu deket jendela ya, nanti anginnya kenceng.” “Gak nyangka ya, sebentar lagi kita punya dua bayi di rumah ini,” ucapnya pelan,

  • Dipaksa Nikah, Malah Kecanduan   BAB 250 : HADIAH DARI AJENG

    “Aku gak ngundang, Mas,” balas Savana dengan suara pelan, agar Rinka atau pun Radja yang baru saja keluar dari toilet tidak mendengar percakapannya. “Jangan bohong, Sayang. Aku tahu dari salah satu penjaga,” suara Daryan di seberang sana terdengar tegas. “Dengerin aku dulu,” balas Savana, matanya melirik ke arah Radja yang menatap ke arahnya—sementara Rinka terus mengajak Radja mengobrol tapi tak dihiraukan. “Aku emang ngundang Rinka ke sini, aku kangen sama dia udah lama gak ketemu karena cuti kuliah. Kalau Radja? Dia ikut Rinka, dan aku juga gak tahu kalau dia bakal ikut. Gak mungkin kan, Mas … aku usir dia?” Ada jeda beberapa saat, Savana bisa mendengar sang suami menghela napas berat di sana. “Di sini malem, aku lagi istirahat. Nanti kalau temen-temen kamu udah pulang, langsung telepon aku, ya.” Savana mengangguk meski Daryan tak dapat melihatnya. “Kamu gak marah, kan?”

  • Dipaksa Nikah, Malah Kecanduan   BAB 249 : KETAHUAN DARYAN

    “Oh iya, Sa. Suami kamu gak ada? Ke mana? Oh …,” Radja menyipitkan matanya dan menajamkan indera pendengarannya kala melihat temannya—Rinka tampak tengah menelepon dengan seseorang yang dia yakini Savana. Ia mendekat, dan berdiri di belakang punggung Rinka. “Suami kamu udah seminggu ke luar negeri karena perjalanan bisnis? Hm …,” Rinka mengangguk kecil dan terus mengobrol dengan Savana di seberang sana tanpa menyadari ada sosok yang berdiri di belakangnya. “Apa, kamu mau ngundang aku dateng nih ke rumah kamu? Sekarang? Boleh sih, aku kan belum pernah ke rumah kamu yang baru ini. Terakhir kali aku dateng ke penthouse itu.” Obrolan terus berlanjut, sampai ketika panggilan berakhir dan Rinka berbalik badan—ia terkejut dengan keberadaan Radja di belakang punggungnya, berdiri tegap dengan kedua tangan dimasukkan ke dalam saku celana. “Radja, kamu ngagetin banget. Sejak kapan kamu berd

  • Dipaksa Nikah, Malah Kecanduan   BAB 248 : MERAJUT WOL

    Ajeng duduk bersila di sudut ranjang sempitnya, benang wol biru dan pink yang dibawakan Minah tergeletak di pangkuannya. Jemarinya yang cekatan mulai memutar-mutar jarum rajut, membentuk pola sederhana yang akan ia kembangkan nanti menjadi topi mungil. “Aduh, Bu Ajeng, lagi bikin apa tuh?” tanya seorang perempuan setengah baya di sel sebelah, suaranya penasaran. Ajeng melirik sebentar, senyumnya mengembang tipis. “Bikin topi sama pakaian buat calon cucu saya,” jawabnya dengan nada penuh kebanggaan, meski matanya sempat berkaca-kaca. “Wah, anaknya udah nikah, Bu?” tanya wanita itu penasaran. Ajeng terkekeh pelan, menunduk kembali menatap rajutannya. “Iya, dan sekarang menantu saya lagi hamil. Nanti kalau ini jadi, mau saya kasih buat bayinya. Biar dia tahu kalau neneknya … meskipun di sini, tetap sayang.” Jarum rajut di tangannya terus bergerak, menyatukan

  • Dipaksa Nikah, Malah Kecanduan   BAB 247 : LOTRE AMERIKA

    “Mau ngabarin Mama sama Papa kamu, kalau hamil kembar?” tanya Daryan saat mereka berdua tengah makan malam bersama di meja makan. Savana yang tengah menikmati sup ayamnya menoleh pada sang suami. “Iya, aku pengen kasih tahu tapi gak pengen.” Dahi Daryan mengernyit bingung. “Jadi intinya apa, Sayang? Pengen, apa gak pengen.” “Pengen sih, Mas. Penasaran mereka bakal sebahagia apa, sedangkan aku sama kamu udah kayak menang lotre Amerika,” Daryan langsung menyemburkan tawa bahaknya seumur-umur tinggal bersama sang istri, dan Savana terkejut suaminya juga bisa tertawa keras seperti itu—padahal dia tidak sedang melucu. “Kan emang bener? Kamu happy banget, kan?” “Hm, bener,” angguk Daryan masih dengan sisa tawa bahaknya. “Bahkan daripada menang proyek besar di dunia bisnis, ternyata itu belum ada apa-apanya dengan aku tahu kamu hamil du

続きを読む
無料で面白い小説を探して読んでみましょう
GoodNovel アプリで人気小説に無料で!お好きな本をダウンロードして、いつでもどこでも読みましょう!
アプリで無料で本を読む
コードをスキャンしてアプリで読む
DMCA.com Protection Status