Home / Romansa / Dipaksa Nikah / 5. Partner Kerja Solid?

Share

5. Partner Kerja Solid?

Author: Abarakwan
last update Last Updated: 2021-03-20 01:36:00

Aku berjalan menuju kantor agensi ternama di Seoul. Hari ini, rencananya aku akan rapat dengan pemilik utama agency ini dan membahas mengenai kelanjutan Project Lea. Jarak antara apartemenku dan tempat ini cukup dekat, aku memilih berjalan kaki, dan memang selama aku di Seoul aku belum membeli mobil, selain pajaknya yang cukup mahal, aku juga lebih suka berjalan.

Aku disapa beberapa karyawan internal dari agency ini, aku juga termasuk dalam tim manajemen... selain menjadi produser. Pengalamanku bekerja di beberapa perusahaan dan mengelola bisnis ayahku, membuat sang owner memintaku untuk membantunya mengelola di bagian promosi... khususnya urusan konser artis asuhannya.

Aku berjalan menuju lantai 3 gedung eksentrik ini. Di beberapa lantai di khususkan untuk studio dan tempat berlatih, baik vocal dan dance. Aku menghuni lantai empat, di sana aku memiliki satu ruangan tempatku membuat musik dan lagu untuk artis asuhan agensi ini.

"Hai selamat pagi!" Sapa salah seorang artis perempuan yang kutahu bernama Lea. Ialah yang akan menjadi artis garapanku. Ia menyapaku dengan bahasa Korea dengan nada yang di lembutkan, seperti sudah budaya di tempat ini... seorang perempuan menyapa lelaki dengan nada manja dan para lelaki di sini sangat menyukainya, tidak untukku.

"Selamat pagi!" Balasku dengan nada normal. Aku diberi cap pria yang dingin di tempat ini, karena mungkin memang pembawaanku yang seperti ini. Untuk pria normal di tempat ini, pada saat dia disapa dengan nada imut yang sering disebut 'Aegyo' mereka akan tersenyum lebar dan menanggapinya dengan sangat positif, tapi aku merasa itu adalah hal yang menjijikan, makanya aku hanya berkata datar.

"Aku Lea. Mohon bantuannya." Idol berpakaian serba ungu dengan rok pendek dan kaus berlengan miring, sehingga satu bahunya terekspose. Sebuah adat bagi seorang artis atau penyanyi memberi penghormatan dan berucap kalimat yang sama yang diucapkan Lea barusan, gadis itu membungkukkan dirinya 45 derajat.

"Ah.. ya." Jawabku lagi, aku langsung duduk di salah satu kursi yang kosong. Ternyata baru aku dan Lea yang hadir dalam ruangan ekslusif ini, ruangan yang digunakan untuk rapat urusan penting dan melibatkan sang big boss.

Aku membuka laptopku, dan mempersiapkan materi yang akan kupresentasikan. Aku sudah menyiapkan lagu beserta liriknya... yang sudah di ACC oleh si big boss. Aku sudah siap, dan akhirnya memandang sekeliling karena tak ada yang datang, akhirnya pandanganku tertuju pada sang artis, yang ternyata sejak tadi memperhatikanku.

"Ah... apa kau yang namanya Benjamin? Aku Lea.... perkenalkan... aku artis garapanmu Oppa!" Lea memperkenalkan diri dan memanggilku sebutan Oppa atau berarti Abang.

"Ah. Yaa.. panggil Ben saja." Jawabku mengangguk.

"Ben Oppa, kudengar baru bergabung di sini? Wah hebat sekali..baru masuk langsung memegang posisi penting."

"Aku masih baru... tapi memang aku sudah lama kontak dengan Boss Yang." Jawabku irit. Semoga saja peserta rapat lainnya segera datang, aku malas bercakap-cakap.

Tiga belas menit aku duduk dan mengutak-atik ponselku, ada sebuah email dari ibu yang membuatku tersenyum. Saat aku selesai membaca, sang pemilik agency datang dan peserta rapat lainnya. Aku berdiri dan berjabat tangan.

"Ben... safe flight?" Sapa Boss Yang, pria empat puluh lima tahun yang sebenarnya adalah kenalan lamaku. Ia juga membeli salah satu propertiku di Bangkok.

"Ya. Sir." Aku memanggilnya Sir, atau Mr. Yang. Aku duduk kembali. Rapat dimulai, ada seorang pembicara... yang sepertinya adalah seorang manajer dari beberapa idol, termasuk Lea. Lalu Mr. Yang berbicara, mengungkapkan harapan dan target pasar yang ingin dicapai dari projek ini, ia juga menyampaikan bahwa ia telah mempercayakan semua projek ini kepadaku. Lalu Mr. Yang memintaku untuk mempresentasikan hasil kerjaku.

Aku berdiri di depan, dan memperkenalkan diriku. Aku langsung memberitahu sample musik dan lirik yang kubuat. Beberapa orang terdengar sedikit ragu dengan musiknya... karena beberapa dari mereka kurang tertarik dengan musik bernuansa EDM. Aku menggabungkan elecronic music bertema EDM dengan kesan feminim, membuat musiknya terdengar seksi. Lirik yang sudah disetujui oleh Mr.Yang. Seharusnya lagu ini kalau dinyanyikan oleh perempuan... akan mempunyai kesan seksi innocent yang diinginkan oleh sang pemilik agency.

"Bukankah musiknya tak sesuai pasar?" Tanya seorang produser senior.

"Ah... ya. Memang tak biasa, tapi seharusnya... dengan musik ini, lirik yang sudah disetujui oleh Big boss... akan membuat kesan seksi yang innocent, which is... sesuai dengan target yang diinginkan projek ini." Jawabku memandang langsung ke mata sang produser senior yang sedikit meremehkan hasil pekerjaanku.

"Kau bisa buat beatnya lebih rendah beberapa level?" Pintanya.

Aku mengangguk, aku mengutak-atik aplikasi di laptopku dan menuruti permintaannya. Aku memutar hasilnya... ia terlihat sedikit puas.

"Better. Lebih baik kan? Bagaimana Tuan Yang?" Tanyanya.

Sang big boss menggelengkan kepalanya dengan wajah tak suka. "Aku suka dengan yang awal." Jawabnya lagi. Aku tertawa dalam hati.

"Kurasa musik awal dan liriknya sudah pas. Aku suka." Lanjut Tuan Yang. "Bagaimana Lea? Kau suka?"

Lea mengangguk antusias. "Aku sangat antusias... ini kali pertamaku menyanyikan lagu dengan genre seperti ini."

"Sekarang... bagian dance? Kau sudah buat materi yang kuminta?" Tanya Mr. Yang kepada bagian koreo.

Aku duduk, karena tugasku selesai. Aku kembali duduk di tempatku semula. Lea tersenyum lebar ke arahku, yang kujawab dengan sebuah anggukan.

Bagian dance, di presentasikan oleh seorang koreografer andalan yang telah menghasilkan banyak dance move yang epic dan digunakan beberapa artis top agensi ini. Ia menyetel sebuah video yang berisi tarian yang ia persiapkan. Mr. Yang mengangguk, matanya mengikuti gerakan itu. Ia sepertinya menyukai video itu. Aku juga memperhatikan video tarian yang diisi oleh musik yang sudah kubuat. Aku telah memberikannya kepada Rodd, pria yang bertanggung jawab atas koreo untuk lagu ini. Ia telah melakukan tugas yang sangat baik.

"Saat gerakan di Chorus... bagian berbalik ke depan dan wave.... aku ingin pose-nya lebih on-point. Coba Lea.... kau berdiri!" Pinta Mr. Yang, Lea langsung berdiri dan menuruti permintaan big bossnya. Ia menirukan gerakan yang dimaksud dan digabung dengan permintaan tambahan dari Mr. Yang. Ia melakukan wave dengan tubuh belakang yang lebih menonjol.. membuat gerakan itu terlihat lebih seksi.

"I like it! Rodd! Tolong kau catat! Cukup.. saya suka dengan koreo. Lalu promosi? Ben... kau juga?" Tanya Mr. Yang yang mengira aku mengurusi urusan promo pada debut lagu ini. Aku menggeleng.

"Saya bagian konser." Jawabku irit. Aku mencatat dalam laptopku beberapa point yang diberikan di rapat ini.

"Ah ya? Seharusnya aku memintamu juga di bagian ini .." Lanjut Mr. Yang bercanda kepadaku.

Aku tertawa kecil. "Kau tak sanggup membayarmu nanti... kalau semua bagian kau beri kepadaku."

"Ah.. ya. Ratemu sangat mahal." Jawab Mr. Yang tertawa. "Coba.. bagian debut? Bagaimana rencana kalian?"

Sesuai dengan permintaan sang boss, mereka mempresentasikan rencana promosi mereka. Projek ini akan debut di beberapa stasiun TV, akan disiarkan Live oleh Channel Lea pribadi yang memang akan dibuat oleh agensi ini... sebagai salah satu cara promosi idol yang baru akan berkarir solo. Channel ini akan berupa semua proses terjadinya dan latihan, persiapan atas debut Lea sebagai artis solo.

"Good. Well done. Kita selesai." Ucap Boss Yang dan berdiri meninggalkan ruangan. Hanya dengan kalimat itu rapat ini bubar dan semua anggota bubar. Aku masih membereskan laptopku saat Lea menghampiriku.

"Terima kasih Ben Oppa. Please take good care of me!" Ucapnya membungkuk lagi. 

Aku berdiri, "ya... kita akan bekerja sama... semoga projek ini lancar." Aku menawarkan tanganku sebagai jabatan tangan.

Ia dengan antusias menerima tawaranku dan menjabat tanganku.

"Kita akan jadi partner kerja yang solid."

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Sitiwaniza Siti
penasaran dengan siapa dia nikah paksa
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Dipaksa Nikah   39. Hamilin Aku! End

    "Ben! Kamu itu..." Aku memukul bahu Ben, saat ia baru saja datang ke kamar. Wajahnya kaget dengan seranganku yang tanpa pemanasan. "Eh...what? Apa? Kenapa?" Tanyanya bingung. "Nih!" Ucapku menyodorkan ponselnya. "Kau dapat video dari mantan pacarmu!" Ucapku setengah berteriak. Ia duduk di atas kasur dan membuka isi video itu. Ia mendengarkan denganw ajah datar, aku memperhatikan reaksi wajahnya yang sama sekali tak berubah dari awal sampai akhir. "So?" Tanyanya kepadaku, seperti menantang. "Itu mantanmu minta balikan... Secara gak langsung nyuruh kamu pisah sama aku kan? Dia mau nunggu sampai kamu single lagi..." Ucapku setengah berteriak. Saat marah seperti ini, aku menjadi bar-bar. "Kan dia yang bilang...bukan aku." Ucapnya lagi. He? Apa dia bilang, aku seperti sudah dibutakan oleh amarah. Serasa ada asap yang menguap di k

  • Dipaksa Nikah   38. So Cuitt

    Su Min : Aku tahu, kau dan Fay adalah sepasang kekasih.Aku hampir saja memekik saat ikut membacanya. Ben menoleh dan memberi kode dengan matanya, agar aku diam tak bersuara.Ia dengan tenang membalas isi pesan itu.Ben: Maaf kau salah menyimpulkan.Ucapnya lalu dengan tenang mematikan ponselnya. Aku dengan otomatis memgang tangan Ben. Kalau sampai orang tahu, karirnya bisa selesai, dan aku akan sangat menyesal kalau itu semua karena aku."Ben...gimana kalau ketahuan?" Bisikku."Tak usah risau... Aku takkan jatuh miskin kalau tak bekerja sebagai produser." Jawabnya tenang, kami sudah memasangkan seat belt karena pesawat akan mau take off. Ia menjawab tanpa menoleh ke arahku. Namun genggamannya meremas telapak tanganku.Aku diam, ada banyak yang ingin kutanyakan nanti. Saat tiba di Busan...semoga kami punya waktu berduaan untuk

  • Dipaksa Nikah   37. I Know The Truth!

    Kami berujung...berkendara bersama, kami akan pergi ke Busan dengan pesawat, karena akan memakan waktu sekitar empat sampai lima jam untuk tiba di sana dengan mobil, jalur paling cepat adalah pesawat…hanya akan memakan waktu kurang lebih satu jam di udara.“Kita akan langsung ke hotel, dan aku akan rapat dengan manajernya. Kalian bisa beristirahat dulu.” Ucap Ben, Lea dan Su Min akhirnya ikut mobil Ben ke bandara karena tim lainnya sudah berangkat dengan kereta cepat, yang hanya memakan waktu dua jam lebih perjalanan. Sebenarnya aku sangat penasaran dengan kereta itu, tapi Ben sepertinya sangat buru-buru.Aku duduk di kursi depan, hasil kelincahanku di parkiran, Lea sebenarnya sudah membuka kursi penumpang depan, dan aku dengan sangat jenius langsung menunduk dan duduk di depan. Ia sempat protes, tapi Ben sudah meneriaki agar cepat karena penerbangan kami sudah sangat mepet.Di bandara aku merengek ingin caramel macchiato, aku belum

  • Dipaksa Nikah   36. Sexually Active

    Aku duduk seperti biasa di kursi tamu milik Ben, sebuah sofa kecil di pinggir ruangan. Lea duduk di depan Ben, ia dengan pakaian formalnya…sebuah blazer dan celana skinny. Ia mengikat rambutnya agar berkesan pintar. Apakah ia pintar? Aku pun tak paham. Tuan Su Min terlihat santai duduk di sampingku.“Kau terlihat santai..” Sapaku kepada Su Min.“Kau terlihat bersinar..” Ucap Su Min yang membuatku duduk lebih tegak.“What do you mean?”“Kau dan Ben… terlihat berbeda…ada aura yang bersinar. Kalau kalian bukan sepupu… aku pasti akan curiga kalian seorang suami istri.” Ucapnya santai, ia masih memainkan sebuah game di ponselnya.Jeder! Kok bisa Su Min bicara seperti itu?Mencoba untuk tak terpengaruh, aku alihkan topic. “Kau ikut ke Busan?”Su Min mengangguk.“Padat acara di sana?”Ia menggeleng, “kebanyakan sudah diu

  • Dipaksa Nikah   35. Leanikus Bau Kakus

    Ben sudah lebih dahulu mandi dan bersiap, saat kemarin ia bilang hari itu hanya untuk aku dan ia, ia benar-benar melakukannya. Seharian aku dan Ben hanya berada di kamar… walau sekali kami melakukannya di ruang tamu. Ah… sepertinya aku tak bisa lagi berpikiran lurus kalau melihat sofa hitam tua yang empuk itu. Ben…dengan segala idenya yang meledakkan kepalaku.“Fay… aku ada rapat di Busan mungkin akan seharian, kau mau ikut?” Tawar Ben.“Hmm…?” Aku masih bermalas-malasan ria, aku sudah mandi…jangan slah! Sebelum subuh… aku sudah mandi dan beribadah, tapi tidur lagi. Hehe…“Aku mau ke Busan, rapat untuk road tour.” Ulang Ben yang sudah rapih dengan kemeja plus celana jeansnya.“Oo… ok.”“Kamu mau ikut? Aku sepertinya akan seharian di sana… mungkin tengah malam baru pulang.

  • Dipaksa Nikah   34. Yang Bisa Buat Kamu Hangat

    Kami tiba di apartemen Ben, hampir tengan hari di hari berikutnya. Ben sudah meemsan makanan yang akan diantar dalam beberala menit. Sebuah mie jjampong dengan logo halal. Yumm."Mau mandi?" Tanya Ben, ia melepaskan Jeansnya. Sekarang ia hanya mengenakan celana boxernya. Aish.."Gak deh. Kamu aja." Jawabku malu. Kenapa jadi canggung seperti ini sih? Tapi salah dia juga...ngapain pake buka-buka baju segala!"Bareng...yok!" Ucapnya lagi sudah berjalan menuju tempatku berdiri."Mmh.. dingin. Malas, mmmh..nanti aja!" Jawabku sekenanya."Ada aku ..yang bisa buat kamu hangat." Ucapnya dengan pandangan mata yang penuh maksud.Tapi aku cringe! Pake banget! Gimana dong!"Mmh..."Ben tak menjawab lagi, ia langsung menggandengku masuk ke dalam kamar mandi."Ben..." Rengekku dengan suara kecil. Aku benci diri

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status