“Pelan-pelan saja Be, aku takut kamu tersedak.” Embun memindai wajah Bening, senyum kecil menghiasi wajah cantiknya. Gadis itu merasa bahwa semuanya akan baik-baik saja mulai sekarang, dia juga bisa melihat bagaimana Bening sangat ingin memperbaiki hubungan.“Apa kamu punya lagi? kenapa ini rasanya
Embun bangun di pagi hari dengan seulas senyuman manis mendapati sebuah pesan dari Rain beserta satu file suara. Tanpa berpikir macam-macam, dia langsung menekan file suara itu. Wajahnya masih berseri, Embun bahkan sengaja membesarkan volume suara agar semakin jelas terdengar. tapi seketika mukanya
Gama tersenyum dan menoleh bayi yang ada digendongannya. “Dia baru lima belas bulan. Namanya Maha.”“Apa aku boleh menggendongnya, apa dia gampang dekat dengan orang?” Embun menoleh dan coba menggoda bayi Gama, tapi Maha memalingkan muka. Tak patah arang, Embun membungkuk dan menggoda bayi itu bahka
Seperti apa yang dia ucapkan di parkiran pusat perbelanjaan saat Rain dengan begitu kejam meninggalkannya. Pagi itu Embun sengaja datang ke PG Factory terlambat. Namun, tanpa mengenakan setelan kerja. Embun dengan santainya menggunakan celana jeans robek-robek dan kaus polos. Semenjak kakinya mengin
“Kami ada urusan pekerjaan dan jelas dia pasti akan menindasku selama di sana.”“Lalu kenapa kamu masih mau melakukannya? bukankah kamu bisa mengundurkan diri, lagi pula apa kamu tidak lelah bekerja sepanjang hari, pagi sampai sore menjadi sekretaris Rain dan malamnya kamu masih mengurus masalah hot
Rain dan Embun hanya saling memandang wajah satu sama lain tanpa bicara, hingga bunyi panggilan dari maskapai penerbangan yang akan mereka tumpangi membuat Rain berdiri.“Ayo, sudah saatnya berangkat,” ucapnya sambil berlalu. Embun hanya bisa menggigit bibir bawah, memutar otak agar pria itu setidak
Tak tinggal diam, Rain pun membuntuti. Ia perintah Embun untuk mencarikan makan malam."Pesan saja makanan hotel, ribet amat!" tolak Embun, ini sudah lewat jam kerja dan dia merasa Rain tidak seharusnya memerintah seperti itu."Aku ingin gudeg, carikan aku! Gunakan aplikasi pesan makanan atau belika
“Wanitaku? Apa Rain baru menyebutku wanitanya?” Embun menatap bingung Rain yang berdiri tak jauh darinya. Pria itu jelas murka, bahkan wajahnya benar-benar marah.“Brengsek sepertimu ternyata masih hidup,” hina Rain ke Tara yang diam saja diperlakukan seperti itu. Tanpa berkata lagi, Rain tarik Emb