Share

Dipertemukan Oleh Pengkhianatan, Berakhir di Pelaminan
Dipertemukan Oleh Pengkhianatan, Berakhir di Pelaminan
Author: Erna Azura

Pengkhianatan

Author: Erna Azura
last update Last Updated: 2024-02-21 23:10:03

Tangan Venus mencengkram stir erat saat melihat mobil sang tunangan-Altezza Rizky Putra memasuki sebuah hotel.

Jantungnya seketika berdetak kencang membayangkan apa yang mungkin Altezza lakukan di sana.

Pasalnya hotel tersebut adalah murni hotel yang tidak memiliki fasilitas lain yang bisa dikunjungi tamu yang tidak menginap.

Tidak ada resto, Caffe, bar bahkan tidak memiliki fasilitas gym, kolam renang atau meeting room apalagi ballroom.

Gedung dengan sebelas lantai itu hanya berisikan kamar-kamar saja.

Venus tahu percis karena dia adalah General Affair di sebuah perusahaan BUMN dan sering bekerjasama dengan Managemen hotel itu untuk menyiapkan akomodasi bagi karyawan dari Cabang lain yang datang dari berbagai daerah untuk menghadiri training di Jakarta.

Hati kecil Venus sebenarnya tidak ingin kecurigaannya beberapa bulan terakhir terhadap sikap Altezza yang berubah itu terbukti.

Padahal sekarang ini dia menguntit Altezza dari kantornya adalah untuk mencari pembuktian namun mendadak dia yang bimbang dan cemas.

Venus memarkirkan mobil Diana-sahabatnya di sisi jalan berseberangan dengan hotel.

Venus menunggu beberapa lama di dalam mobil memberi waktu Altezza untuk melakukan urusannya di resepsionis.

Tanpa persiapan matang menggunakan properti yang bisa membuat Altezza tidak mengenalinya—Venus berani masuk juga ke dalam hotel.

Dia berusaha tenang melewati sekuriti, tersenyum sembari memberikan anggukan.

Matanya mengedar ke sepenjuru loby mencari kemungkinan keberadaan tunangannya namun beruntungnya loby itu kosong, mungkin Altezza sudah naik ke kamarnya.

Hanya musik jazz mengalun merdu dari speaker yang dipasang di setiap penjuru loby.

“Selamat malam … ada yang bisa saya bantu?” Pria di belakang meja resepsionis bertanya.

“Mau minta akses ke kamar Pak Altezza.” Dengan ekspresi wajah di buat sepolos mungkin, Venus berujar.

“Baik … sebentar ya, Bu.” Dan tanpa curiga, bertanya nama atau apa keperluannya, petugas resepsionis itu membuat keycard untuk Venus.

Mungkin karena baru saja Altezza dari sini, untuk keperluan check in atau sama sepertinya mengambil kunci akses ke kamar.

Bisa jadi siapapun yang akan Altezza temui sudah berada di dalam kamar.

“Silahkan, pak Altezza ada di kamar tiga kosong lima.” Pria resepsionis menggeser keycard ke depan Venus.

“Terimakasih,” ucap Venus lalu tersenyum lebar.

Venus kemudian berlari mengejar lift yang pintunya hampir tertutup.

Dia menekan tombol angka tiga dan tidak lama pintu lift terbuka.

Jantung Venus tiba-tiba berdetak kencang, tangannya yang memegang keycard gemetar dan napasnya mulai tersendat.

Kaki Venus juga terasa lemas tapi dia paksakan menyeretnya untuk menemukan pintu bernomor tiga kosong lima.

Dada Venus semakin sesak saat menyusuri lorong yang hanya diterangi cahaya temaram dari lampu yang menempel di dinding.

Dari ujung lorong sana, ada seorang pria berjalan berlawanan arah dengannya.

Venus tidak terlalu memperhatikan jadi dia tidak tahu pria itu adalah tamu hotel atau karyawan hotel ini, dia terlalu sibuk membaca setiap angka pada pintu yang dilalui.

Angka-angka di setiap pintu dimulai dengan angka besar jadi Venus harus terus berjalan hingga ke kamar tiga kosong lima.

Akhirnya langkah Venus berhenti, dia menemukan nomor tiga kosong lima di sebuah pintu.

Dan dia baru menyadari kalau pria yang berjalan dari ujung lorong sana berhenti tepat di depannya.

Selama beberapa detik Venus dan pria itu terlibat saling pandang dengan ekspresi bingung.

Tidak ada kata yang terucap tapi setelah sama-sama menoleh ke arah pintu bernomor tiga kosong lima, netra mereka akan kembali bertemu.

Tiba-tiba terdengar suara berisik di pintu bernomor tiga kosong lima.

Ada tawa renyah seorang wanita disusul suara kunci dari pintu tersebut dibuka.

Karna panik, Venus mendorong dada pria itu yang terasa liat dan bidang dengan maksud menyingkirkannya agar memberi jalan.

Namun yang dilakukan pria itu adalah mencengkram kedua lengan Venus sambil berjalan mundur membawa mereka berdua masuk ke pintu tangga darurat yang hanya berjarak beberapa meter saja dari sana untuk bersembunyi.

“Ssttt ….,” kata pria itu membekap mulut Venus sementara tubuhnya menghimpit tubuh Venus di dinding.

Mata Venus membulat, dia mengangguk pelan barulah sang pria menjauhkan tangan dari mulut Venus.

Keduanya lantas mengintip dari celah pintu yang sengaja dibuka sedikit agar bisa menjangkau penglihatan ke pintu kamar tiga kosong lima.

“Aku laper banget, aku nungguin kamu dari jam tiga loooh,” kata seorang wanita yang bergelayut manja di lengan Altezza ketika keluar dari kamar.

Altezza terkekeh dengan suara beratnya yang khas, dia mengecup sekilas bibir wanita itu sembari menutup pintu membuat bola mata Venus nyaris keluar dari rongganya.

Venus juga membungkam mulutnya menggunakan tangan untuk meredam suara histeris yang nyaris tidak bisa ia tahan.

Pria itu sempat melirik Venus dan kemudian benaknya menerka siapa dan apa tujuan Venus berada di sini.

“Kita makan di Caffe depan ya.” Samar masih terdengar suara Altezza yang tengah merangkul wanitanya sedang berjalan menjauh menuju lift.

Venus dan Pria itu tidak menyadari kalau posisi mereka belum berubah, masih saling berhadapan tanpa jarak setelah tadi mengintip Altezza dan wanita selingkuhannya melalui celah pintu.

Venus menengadah dengan mata terpejam dan sekarang sudah tidak bisa menahan perasaan lemas di kakinya lagi, tubuhnya melorot bersama derai air mata membanjiri wajah.

“Hey … Hey ….” Pria itu menahan tubuh Venus dengan memegangi kedua lengannya.

“Saya Archio Mars Byantara … kamu bisa panggil saya Archi, perempuan yang keluar bersama pria dari kamar tiga kosong lima adalah istri saya … apa kamu istri dari pria yang bersama istri saya?” Archio bertanya mencoba menghentikan tangis Venus.

Venus menggelengkan kepala, dia mengusap berkali-kali air mata mencoba setegar karang tapi buliran kristal itu enggan berhenti mengalir dampak dari sakit di hatinya.

“Aku … tunangan Altezza, dua bulan lagi kami … akan menikah … hiks … hiks ….”

Archio mengusap-ngusap pundak Venus, dia belum berani menanyakan siapa namanya terlalu fokus menenangkan perempuan asing di depannya.

Sesungguhnya Archio juga terluka, jika dirinya seorang perempuan mungkin akan menangis seperti Venus.

Tapi kedatangannya jauh-jauh dari Surabaya bukan untuk meratapi nasib melainkan untuk mencari bukti perselingkuhan sang istri.

“Kamu denger ‘kan tadi, mereka akan pergi ke Caffe di depan hotel ini, saya akan ke sana … kalau kamu mau ikut, ayo … tapi tenangkan diri kamu dulu ….”

Beberapa saat kemudian Venus mendongak menatap mata pria itu yang baru dia sadari ternyata Archio memiliki mata teduh yang indah.

Dia juga ingin melabrak Altezza, tunangannya itu harus menjelaskan semua ini.

“Ayo,” kata Venus dengan sorot mata penuh luka.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (6)
goodnovel comment avatar
Risma Aprilia
gaaskeun venus labark
goodnovel comment avatar
Intan
sangat terharuuu cerita nya bagus
goodnovel comment avatar
Devasya Al Amrie
seru banget
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Dipertemukan Oleh Pengkhianatan, Berakhir di Pelaminan   S2-65 THE END

    “Svarga mana? Kok enggak keliatan?” Tante Zara yang baru saja datang bersama Om Arkana bertanya.“Itu Tante … lagi di kamar sama Sazhy.” Zaviya menjawab dengan senyum kecut, di dalam hati merasa kesal kepada suaminya yang malah bersembunyi disaat acara syukuran kelahiran putri ke tiga mereka akan dimulai.“Oooh … sekali lagi selamat ya, Sayang.” Tante Zara memeluk dan mencium pipi Zaviya kemudian bergantian dengan Om Arkana.“Ghaza katanya dateng telat, dia anter anaknya ke dokter gigi dulu.” Om Arkana memberitahu.“Iya ….” Zaviya menanggapi disertai senyum ironi dan tatapan penuh arti pasalnya om jailnya Svarga itu selalu menggoda Zaviya dengan konflik di masa lalu di mana Ghazanvar pernah meminta ijin kepada Svarga untuk menikahinya.Memang di luar nalar, tapi tidak ada yang masuk akal bila berhubungan dengan keluarga dari suaminya itu termasuk kekayaan yang mereka miliki.Tante Zara dan om Arkana pergi ke area belakang rumah di mana taman yang luas disulap menjadi sebuah venue deng

  • Dipertemukan Oleh Pengkhianatan, Berakhir di Pelaminan   S2-Menjadi Asing

    Dengan alasan agar restoran Zaviya tetap buka untuk pelanggan setia di hari Sabtu ini maka Ballroom sebuah hotel mewah dipilih menjadi venue Baby shower Reygan.Banyak tamu dari kalangan kaum jet set hadir dalam pesta tersebut termasuk keluarga besar Gunadhya-keluarga dari pihak mamanya Svarga dan tentunya keluarga besar Byantara-keluarga dari ayahnya Zaviya.Keluarga besar bunda yang kebetulan berdomisili di Jakarta dan Bandung menyempatkan untuk datang.Selain yang disebutkan tadi, Baby shower Reygan juga kedatangan tamu istimewa dari Jerman yaitu aunty Kalila dan uncle King yang jarang sekali datang ke Indonesia.Aunty Kalila adalah kakak keduanya mama Kejora yang menikah dengan cucu dari orang terkaya nomor empat di dunia.Luar biasa, bukan?Sang billioner terpikat salah satu gadis dari klan Gunadhya.Zaviya pernah bertemu mereka saat pesta pernikahannya di Jerman.Usut punya usut, kedatangan aunty Kalila dan uncle King ke Indonesia bukan hanya menghadiri Baby shower Reygan tapi j

  • Dipertemukan Oleh Pengkhianatan, Berakhir di Pelaminan   S2-64 Pesta Reygan

    Biasanya bila ada pesta, seorang ibu atau seorang istri lah yang paling report dalam mempersiapkannya.Semuanya harus sempurna, semuanya harus sesuai keinginan, semuanya harus yang terbaik.Tapi bukan Zaviya namanya kalau mau direpotkan dengan hal semacam itu.Merasa memiliki suami Konglomerat maka Zaviya menggunakan uang suaminya untuk mendapatkan semaksimal mungkin apa yang dia mau dengan seminimal mungkin keterlibatannya dalam mewujudkan keinginan tersebut.Buktinya, hanya untuk membuat Baby shower Reygan saja—Zaviya mempercayakannya kepada Event Organizer ternama, terkenal dan termahal di Negaranya tercinta ini.Awalnya meeting untuk membentuk konsep pesta itu dilakukan di rumah Zaviya di mana Zaviya mengungkapkan semua keinginannya yang dirangkum oleh tim Event Organizer kemudian dibuatkan list-list apa-apa saja yang akan ada di pesta nanti.Dan setelah meeting tersebut Zaviya hanya mendapat kiriman pesan singkat mengenai pilihan seperti undangan, warna tema dekor, jenis souvenir

  • Dipertemukan Oleh Pengkhianatan, Berakhir di Pelaminan   S2-63 Seorang Ayah

    Alih-alih kecewa kepada kedua orang tua dan mertuanya yang lupa memberitahu Svarga mengenai persalinannya, Zaviya malah tertawa sewaktu mereka berempat menceritakan.Memiliki suami seperti Svarga yang terkadang tidak bisa diandalkan membuat Zaviya mandiri dan tidak mempermasalahkan hal-hal kecil seperti dulu bahkan hal besar seperti ini pun Zaviya santai menghadapinya.Siapa suruh Svarga pulang larut dari kantor sehingga tidak bisa mengikuti momen kelahiran putranya.Hari telah berganti sewaktu Svarga datang ke rumah sakit.Justru pria itu yang tampak kesal karena kedua orang tua dan kedua mertuanya tidak ada yang ingat satupun padanya.Baik kedua orang tua Svarga maupun kedua orang tua Zaviya yang diwakili bunda Venus sudah meminta maaf kepada Svarga namun tetap saja Svarga masih dongkol.Svarga tidak habis pikir, momen besar seperti ini sampai tidak ada yang mengingatnya.Setelah selesai bersalaman dengan kedua orang tua dan kedua mertuanya, Svarga mendekat ke ranjang Zaviya.“Hey …

  • Dipertemukan Oleh Pengkhianatan, Berakhir di Pelaminan   S2-62 Melewatkan Momen

    Kehamilan Zaviya yang semakin membesar membuatnya kesulitan bergerak.Untuk bangun dari tempat tidur saja, Zaviya harus menggulingkan badannya.Cara jalannya semakin mengangkang dan lambat.Moodnya juga naik turun tidak menentu sampai sering Zaviya meminta Svarga tidak perlu pulang ke rumah karena selalu membuatnya emosi.Svarga diam saja bisa menimbulkan kekesalan di hati Zaviya apalagi kalau pria itu bergerak atau bersuara.Malangnya Zaviya, bila dia melakukan silent treatment tanpa sebab kepada Svarga maka pria itu akan membalasnya dengan hal yang sama sampai Zaviya menyapanya duluan.Padahal terkadang Zaviya juga ingin dibujuk oleh Svarga atau dipeluk saja tanpa bicara apapun, tapi perlu digaris bawahi kalau keinginan Zaviya itu ‘kadang-kadang’ sedangkan Svarga bukan cenayang yang bisa mengetahui kapan Zaviya menginginkan dibujuk dan kapan istrinya itu tidak ingin dibujuk. Serba salah memang menjadi Svarga tapi mau bagaimana lagi, dia kadung cinta kepada perempuan ajaib bernama R

  • Dipertemukan Oleh Pengkhianatan, Berakhir di Pelaminan   S2-Merajuk

    Di antara kecemasan yang mendera serta khawatir yang sangat besar, Svarga masih saja segan menghubungi kedua mertuanya untuk menanyakan keberadaan Zaviya.Tidak lucu kalau dia bertanya keberadaan Zaviya kepada kedua mertuanya di Surabaya sementara Zaviya tinggal bersamanya di Jakarta.Tidak patah arang, Svarga pun turun ke loby bertanya kepada sekuriti apakah melihat Zaviya keluar dari gedung dan dua sekuriti bersaksi melihat Zaviya menaiki taksi.Dari sana Svarga tahu kalau Zaviya memang sengaja pergi tanpa meminta ijinnya.Tapi karena sekuriti mengatakan kalau Zaviya tidak membawa tas atau koper jadi mungkin Zaviya pergi sebentar.Benak Svarga berpikir kalau Zaviya mungkin pergi ke restoran, bisa jadi ada kabar mendesak dari restoran yang mewajibkan kehadiran Zaviya dan Zaviya buru-buru pergi sehingga tidak membangunkannya atau mungkin juga tidak tega membangunkannya yang tengah pulas terlelap.Positif sekali pikiran Svarga.Svarga kembali ke unit apartemennya, mengganti pakaian kem

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status