Kisah tentang dua insan yang dipertemukan saat sedang menguntit pasangan mereka yang tengah berselingkuh. Karena merasa senasib, hubungan keduanya pun berlanjut lebih intim. Namun mereka bimbang, apakah hubungan ini memang atas dasar cinta atau hanya ingin balas dendam kepada pasangan mereka yang telah berkhianat. Akhirnya mereka berdua memutuskan untuk berpisah agar bisa menata hati dan mencari keyakinan dengan perasaan tersebut. Beberapa tahun berlalu, tanpa sengaja mereka dipertemukan kembali di sebuah pernikahan sahabat. Apakah mereka masih menjalin hubungan dengan pasangan mereka masing-masing? Atau justru telah berpisah dan sedang mencari penggantinya?
Lihat lebih banyakPadahal Zaviya ingin bermanja-manja, dia ingin meminta pendapat Svarga mengenai restorannya.Dia lelah ke sana ke mari sendirian, bolak-balik proyek, memilih bahan, memikirkan konsep, denah sampai printilan untuk restorannya setelah jadi nanti.Zaviya menundukan kepala saat berdiri di depan pintu apartemen, dia tidak perlu memakai topeng lagi agar terlihat bahagia di depan keluarganya.Jemarinya menekan angka pada panel di dekat handle pintu membuat benda tersebut terbuka dan kedatangannya disambut cahaya lampu yang menandakan kalau Svarga sudah sampai di rumah.Zaviya melengos begitu saja melewati Svarga yang tengah duduk di meja kerjanya mematuti layar MacBook.Svarga melirik sekilas dan dia bisa menangkap raut sendu di wajah istrinya.Tapi Svarga gengsi bertanya apalagi memulai obrolan dengan Zaviya.Svarga melamun selama beberapa saat dan entah apa yang merasukinya, dia malah bangkit dari kursi lalu menarik langkah menuju ke kamarnya.Begitu membuka pintu, netranya bertemu dengan
Dari semenjak Zaviya menentukan tempat untuk restorannya, istri dari Svarga itu langsung sibuk jarang ada di rumah.Zaviya selalu meminta ijin setiap kali akan pergi keluar rumah melalui pesan singkat setelah beberapa langkah Svarga keluar dari apartemen.Istrinya memberitahu kalau dia hendak ke kantor sang kakak dan tentu saja Svarga memberi ijin meski Zaviya pulang malam melupakan tugasnya sebagai seorang istri.Setiap kali pulang ke rumah, sudah tidak ada lagi hidangan makan malam yang lezat apalagi senyum manis Zaviya saat menyambutnya di depan pintu.Baru Svarga sadari kalau entah sudah berapa lama dia dan Zaviya tidak bertegur sapa.Zaviya juga seperti menghindar bertatapan dengannya, tapi tidak pernah lupa membuatkan sarapan pagi.Semestinya Svarga senang, hidupnya yang tenang telah kembali tapi kenapa dia merasa gundah?Siang ini Svarga makan siang bersama para sepupunya.Terpaksa, karena kebetulan mereka baru selesai meeting di kantor pusat.“Masa Dinda harus minta pendapat a
“Aku akan buatkan kamu restoran tapi ada syaratnya.” “Kok pakai syarat? Enggak usah kamu yang buatin … aku juga bisa buat restoran sendiri, sebentar lagi Lambo sama perhiasan aku laku dijual, bisa buat resto keren dan mewah.”Di luar dugaan Svarga, ternyata tidak semudah itu berkomunikasi dengan Zaviya.Svarga memutar otak sambil berusaha untuk tetap tenang.“Syaratnya enggak sulit kok, aku hanya ingin kamu bersikap normal dan berhenti menggodaku … aku semakin ilfeel kalau kamu menggodaku terus ….” Zaviya tercenung menatap Svarga lekat, hatinya semakin sakit seakan ditusuk ribuan sembilu.“Tidak perlu memakai baju tidur semi lingery lagi, berhenti merengek dan bersikap manja … jangan membuat drama konyol lagi, bersikap biasa saja … aku lelah.” Svarga langsung menyesali ucapannya setelah melihat ekspresi wajah Zaviya yang pasi dengan kerjapan mata cepat.Dia tahu kalau istrinya sedang menahan tangis tapi Svarga harus tega agar dia bisa mendapatkan kembali hidupnya yang dulu.Svarga
Tok … Tok …Svarga mengangkat pandangan dari layar MacBooknya.Tidak lama sosok Willy-sang sekretaris muncul lalu masuk mendekat ke arah meja Svarga.“Maaf Pak … barusan ibu Zaviya mengirim pesan kepada saya.” Willy menjeda.“Bikin ulah apalagi dia?” Svarga menggeram di dalam hati.“Apa katanya?” Svarga mencoba menunjukkan tampang biasa saja meski perasaannya mulai tidak nyaman.Entah kenapa mendengar nama Zaviya disebut, Svarga selalu berpikiran buruk kalau masalah akan menyambanginya.“Bu Zaviya ingin menjual satu set perhiasan dan Lamborgini hadiah ulang tahun dari pak Svarga katanya untuk membangun restoran.” Willy menyampaikan isi pesan Zaviya secara lengkap.Svarga mengusap wajahnya kasar bersama hembusan napas gusar.Zaviya pasti sedang mencari perhatian atau hanya ingin mengetesnya saja, seperti beberapa malam lalu saat dia mengatakan sedang menstruasi tapi malah mengajaknya membuat anak dengan membuka satu persatu kancing bajunya.Gadis itu hanya ingin menggoda Svarga dan ap
Karena Zaviya adalah cucu dari pemilik restoran paling terkenal di Surabaya—dia sudah tahu akan mengambil jurusan apa saat kuliah.Zaviya sudah diberitahu akan diwarisi salah satu restoran oleh eyang Prita sehingga dia bersemangat kuliah mengambil jurusan Tata Boga dan dilanjutkan dengan mengambil program Profsional Chef Pastry Bakery di Bali membuat Zaviya mahir dalam memasak dan membuat kue.Dengan waktu singkat karena bahan penunjangnya sudah tersedia—Zaviya bisa membuat menu makan malam spesial untuk Svarga.Mood-nya sedang baik sore ini.Selesai membuat makan malam dan menu penutup, Zaviya buru-buru mandi agar terlihat sempurna ketika Svarga pulang nanti.Dan begitu Svarga masuk ke dalam apartemen, wangi kue menyerang indra penciumannya.Dia mengayun langkah ke ruang makan di mana wangi itu berasal dan mendapati menu makan malam beserta pastry yang menggugah selera.“Svarga!” Zaviya berseru mengejutkan Svarga.Pria itu menoleh dengan kedua alis bertaut, mungkin kesal karena Zaviy
“Loh … Svarga, ikut meeting? Bukannya kamu cuti sama kakek selama satu minggu?” Davanka-kakak sepupunya yang paling tua bertanya saat mereka bertemu di ruang meeting kantor pusat.“Aku sengaja pulang lebih cepat, enggak ada lagi yang perlu kami lakukan di Surabaya.” Svarga menjawab cukup panjang.Svarga menghargai Davanka karena pria itu tidak pernah membullynya seperti sepupu yang lain.Davanka juga tidak banyak bicara dan kelakuannya yang paling normal jadi bisa dibilang kalau Davanka sefrekuensi dengannya sehingga Svarga nyaman bicara dengan pria itu.“Memangnya enggak bulan madu? Kakek kasih cuti seminggu buat bulan madu, kan?” Davanka bertanya dengan nada santai tanpa menatap wajah Svarga seakan kalau pertanyaannya hanya basa-basi saja dan tidak memerlukan jawaban Svarga.Svarga mengembuskan napas panjang, dia bersandar punggung lebih dalam ke kursi meja rapat.“Kenapa?” Kali ini Davanka menoleh menatap Svarga saat bertanya.Svarga menggelengkan kepalanya.“Target tahun ini engga
Svarga terjaga karena merasakan sesak seperti diikat kemudian membuka mata dan nyaris melompat begitu menyadari kalau Zaviya sedang memeluknya seperti memeluk guling.Wajah Zaviya menempel di dadanya dengan tangan gadis itu juga melingkari perutnya sedangkan satu kaki Zaviya melesak di antara kaki Svarga.Beberapa bagian tubuh mereka yang bersentuhan secara langsung kulit ketemu kulit termasuk bagian dada Zaviya di tambah paha gadis itu yang menekan bagian paling sensitif di tubuh Svarga membuat bagian paling sensitif itu mengeras.“Zaviya!” Svarga berusaha menjauhkan tubuh Zaviya.“Eeemmhh ….” Zaviya mengerang sembari mengeratkan pelukan.“Zaviya bangun!” Svarga menepuk-nepuk pipi Zaviya dan berhasil, istrinya yang masih gadis setelah dua hari mereka menikah itu mengerjapkan mata“Svargaaaa ….” Zaviya mengerang lagi tapi bernada protes.Zaviya melepaskan pelukan lalu bergulir membelakangi Svarga dan karena gerakan serampangannya itu membuat bagian rok gaun tidurnya naik hingga ke pin
“Brutal, Kak!” Zaviya menjawab dengan memperlihatkan ekspresi wajah nelangsa.Tanpa Zaviya duga seluruh keluarga Svarga bersorak sampai bertepuk tangan.Papa Arjuna langsung mengangkat dua jempolnya untuk Svarga.Zaviya jadi tidak enak hati karena dia sedang berdusta hanya untuk membuat Svarga kesal lantaran meninggalkannya tidur tadi malam sengaja melewatkan ritual malam pertama.Svarga menatap Zaviya datar tapi dari tampangnya yang datar itu Zaviya bisa melihat mata Svarga yang berapi.Kepala Zaviya meneleng balas menatap Svarga dengan senyum paling manis di bibirnya.“Kamu enggak akan bisa jalan, Zaviya … kalau aku benar-benar melakukannya.” Svarga mengancam di dalam hati.*** Jam check out tadi seluruh keluarga Svarga kembali ke Jakarta sedangkan Svarga tidak boleh ikut karena harus membantu Zaviya pindahan.Tapi sesungguhnya tidak ada yang bisa Svarga lakukan untuk membantu Zaviya, dia malah bisa menyelesaikan pekerjaannya karena barang Zaviya yang dibawa ke Jakarta tidak banyak
Zaviya pura-pura asyik menggendong keponakannya yang baru saja lahir ke dunia.Bayi mungil tampan yang mirip bundanya itu diberi nama Kaysan Giano Byantara.Tapi sesungguhnya Zaviya juga diam-diam mencuri-curi pandang ke arah ranjang pasien.Reyshaka-sang kakak duduk di sisi ranjang sembari menggenggam tangan istrinya yang setengah berbaring di sana sembari memangku Janu.Entah apa yang diucapkan Reyshaka sambil tersenyum tipis disertai tatapan penuh cinta.Namira-istri dari Reyshaka juga terlihat tersenyum, dia mengangguk singkat kemudian Reyshaka mengecup keningnya.Kakak laki-lakinya Zaviya itu terkenal dingin dan cuek di depan perempuan lain yang tidak dia kenal.Tidak pernah terlihat bersama seorang gadis sampai akhirnya menemukan sendiri cinta sejatinya.Sikap Reyshaka kepada Namira tidak pernah dingin, istrinya itu selalu digenggam tangannya atau direngkuh bagian pinggangnya dan setiap kali Reyshaka bicara dengan istrinya selalu dengan tatapan memuja.Pandangan Zaviya kemudian
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.