Share

Direktur Dingin Itu Mantanku
Direktur Dingin Itu Mantanku
Auteur: Evie Everly

Ayo Kita Bercerai

"Nona, jangan percaya pada informasi di media sosial. Itu hanya ulah segelintir orang yang iri pada Tuan Lin. Media kadang terlalu melebih-lebihkan berita untuk menjatuhkan Tuan."

Wanita muda yang duduk di sofa tinggi sambil membaca artikel di ponselnya hanya tersenyum.

Dia tak ingin menanggapi ucapan wanita yang berdiri di sampingnya. Bukan berarti dia tidak menghormati wanita paruh baya itu hanya karena seorang pembantu, tetapi dia sudah cukup yakin tentang kebenaran berita panas yang tengah dia baca dari media sosial.

Ketika majikannya tak kunjung menanggapi, sang pembantu kembali menambahkan dengan cemas, "Kalian sudah menikah selama hampir satu tahun. Aku yakin Tuan Muda Lin tak mungkin melakukan kencan romantis di kapal pesiar dengan model seperti yang ditulis berita. Ini pasti hanya fitnah."

Lagi-lagi wanita muda itu tak menanggapi. Namun, dia segera menutup situs internet, lalu mencari kontak dan menghubungi suaminya.

Begitu panggilan terhubung, wanita itu langsung berkata, "Alexander Linardy, ini aku, Belicia, aku—"

"Untuk apa kau menghubungiku?" Suara dingin dan tegas dari seberang panggilan membuat Belicia mencengkeram ponselnya dengan kesal.

"Aku perlu bicara," sahut Belicia, mencoba tak terintimidasi oleh nada bicara Alex. "Apa kau akan pulang?"

"Katakan saja di telepon jika memang kau butuh bicara!" bentak Alex dari seberang panggilan. "Asal kau tahu saja, mendengar kata pulang hanya membuat telingaku sakit. Selama kau ada di sana, aku tak akan pernah menginjakkan kaki—"

"Tapi kita sudah menikah selama hampir satu tahun—"

"Omong kosong sialan macam apa yang kau bicarakan?!" Suara Alex meraung murka. "Pernikahan itu tak pernah ada. Aku tak pernah menikahi wanita tua dan menjijikan sepertimu. Jika saja aku tahu wanita yang aku nikahi dalam perjanjian itu adalah wanita tua dan busuk, seribu kali aku lebih baik mati dari pada harus memiliki istri sepertimu. Kau membuatku muak! Lebih baik akhiri saja sandiwara pernikahan terkutuk ini. Ayo kita bercerai!"

Rasa dingin mulai merayapi hati Belicia. Namun, alih-alih bersedih atas hinaan Alex, wanita itu justru menghela napas dalam-dalam.

Selama hampir satu tahun pernikahan ini, Belicia hanya pernah bertemu satu kali dengan Alex— di malam pernikahan. Saat itu, dia tak terlalu menerima dirinya dijodohkan atas dasar perjanjian bisnis.

Terlebih lagi, tahun itu Belicia baru saja lulus cumlaude sebagai sarjana desain di salah satu fakultas terkemuka di kota itu.

Sewaktu mendengar dia dijodohkan dengan Alexander Linardy— sang Taipan tampan yang terkenal playboy dan gemar mengencani para model ternama, rasanya Belicia tak bisa membayangkan akan menjadi istri seorang Alex.

Yang lebih buruk, pernikahan mereka hanya dilakukan oleh pertemuan keluarga Belicia dan Alex— tanpa menghadirkan kedua belah pihak mempelai. Sungguh ironis rasanya saat mengingat dia menikah dengan cara seperti itu, seolah-olah dirinya hanya sebuah barang yang bisa diperjualbelikan dengan selembar nota.

Jadi, sewaktu Belicia diharuskan tinggal bersama suaminya setelah malam pernikahan, sejak saat itu Belicia memutuskan untuk berpenampilan kumuh. Bahkan, dengan ide konyolnya, Belicia mewarnai sebagaian rambut dengan warna abu agar mengesankan dirinya sudah beruban.

Tak hanya sampai di sana, Belicia juga sengaja mengenakan pakaian kuno yang tertutup, sekaligus melumuri wajahnya dengan make up berwarna gelap— dan tak lupa membuat beberapa guratan keriput di bawah kelopak mata.

Hasilnya, Belicia nyaris meloncat saat melihat penampilannya yang seperti nenek sihir. Dan dia ingat betul sewaktu Alex masuk, pria itu lari membawa amarah saat mengetahui wanita yang dia nikahi adalah seorang nenek-nenek.

Sejak saat itu Alex tak pernah kembali ke rumahnya, dan Belicia bukan satu atau dua kali mendengar rumor tentang Alexander yang kerap bergonta-ganti teman kencan.

Sekarang mendengar Alex melayangkan kata perceraian, Belicia tentu saja tidak banyak berpikir lagi untuk menyetujuinya, meski sebenarnya dalam hati ada sedikit kekecewaan.

"Cerai, ya?" Belicia mempertahankan suaranya agar tetap wajar. "Baik, aku setuju. Ayo kita bercerai."

"Kau serius?" Suara Alexander kini terdengar semangat dan antusias.

"Ya. Aku akan menandatangani surat perceraian yang pernah Anda titipkan pada asistenmu," balas Belicia. "Perlu Anda ingat, Direktur Lin yang terhormat. Selama hampir satu tahun ini, aku sudah menjalani peran istri yang baik. Aku setia dan tak pernah berbuat macam-macam. Aku tetap di rumah meski Anda tak pernah pulang. Aku menjalankan kewajibanku sebagai istri yang baik meski Anda—"

"Apa kau masih perlu diingatkan bahwa penampilanmu membuat mataku sakit? Kau wanita tua yang buruk dan menjijikkan. Sudahlah, tandatangani saja perjanjian perceraian itu!"

"Baik, aku akan pergi dari rumah ini setelah menandatangani surat perceraian dan memberikan pada asistenmu."

"Itu bagus! Aku sudah muak mendengarmu masih ada di rumahku!"

Belicia meremas ponsel ketika panggilan berakhir sebelah pihak. Namun, sebelum dia sempat bereaksi, pembantu rumah tangga yang sejak tadi berdiri di dekat sofa akhirnya membuka mulut.

"Nona Belicia, kalian sungguh akan bercerai?" tanya wanita paruh baya itu dengan cemas.

Related chapter

Latest chapter

DMCA.com Protection Status