Share

Diselingkuhi Suami, Dinikahi Dokter Tampan
Diselingkuhi Suami, Dinikahi Dokter Tampan
Penulis: De Lilah

Bab 1 # Perselingkuhan Suamiku

- POV LARA-

Brak!

"Teganya kamu, Seno!"

Aku tidak pernah menyangka bahwa pernikahan hanya akan membawa luka di hatiku.

Setelah aku dan sopirku mendobrak masuk pintu ruang direkturā€”yang katanya sedang rapat pentingā€”kami seketika disuguhi pemandangan menjijikkan berupa perselingkuhan suamiku dengan sekretarisnya, Olivia.

Awalnya, kami dilarang masuk ke sana. Namun aku bersikeras dan menyuruh sopirku untuk mengikutiku.

Benar saja, ruangan suamiku terkunci. Aku menyuruh pria besar itu untuk mendobraknya dan ā€¦ dugaanku terbukti. Aku telah lama memiliki perasaan tidak enak ketika suamiku baru saja membuka bisnis baru yang melesatkan keadaan ekonomi kami.

Seno, yang dulunya hanya karyawan, kini menjadi bos besar. Segalanya berubah menjadi lebih baik tetapi tidak dengan tabiatnya.

Seno semakin jarang pulang dan suka marah-marah ketika aku menanyakan kemana saja ia pergi dan tidak pulang ke rumah. Katanya, ada banyak pekerjaan. Bukan kah, ini yang kuinginkan? Katanya. Tidak. Aku tidak pernah menginginkan untuk menjadi kaya raya namun tidak disayang oleh suamiku.

Aku sangat mengetahui perasaan itu. Sejak kecil, aku begitu. Kekayaan hanya akan merusak rumah tanggaku.  Melihat mereka berdua sedang bermesraan di sana, aku jadi mengerti, apa yang sebenarnya dilakukan oleh suamiku selama ini.

"Hiks ā€¦"

Aku menangis tanpa sadar, setelah melihat Seno dan Olivia yang tanpa busana sedang menyeringai di hadapanku.

Padahal, kami sedang menantikan kehadiran buah hati kami. Ya, aku sedang mengandung.

"Laā€”lara, aku bisa jelaskan," kudengar Seno tergagap untuk menenangkanku sedangkan Olivia, yang berada di sebelahnya, hanya menatapku dengan rona bahagia.

Senyuman sinis terlukis di wajahnya, aku sangat mengenal senyum itu. Olivia memang seperti itu. Ia sangat bahagia ketika melihatku kesal dan merasa menang jika telah mengambil apa yang seharusnya aku miliki, sejak kami berkuliah, dulu.

Pernikahanku dengan suami memang tidak dapat dikatakan sebagai pernikahan impian muda-mudi kebanyakan. Kami menikah karena terpaksa. Aku hamil sebelum mahligai suci itu mengikat kami berdua. Senoā€”pacar yang menanam benih cinta ituā€”terpaksa menikahiku setelah aku meminta pertanggungjawabannya.

Meski sempat ditentang orang tua, pernikahan kami terus berlanjut hingga saat ini. Seno adalah pria romantis yang membuat seorang gadis berego tinggi sepertiku mulai luluh kepadanya.

Awal mula pertemuan kami pun, bisa dianggap istimewa. Hanya beberapa bulan sebelum pernikahan, Seno pernah membelaku, ketika terjadi perkelahian di sebuah kantin mahasiswa.

Kala itu, aku diterpa rumor tidak sedap..

"Lara Selene itu gadis gak bener!"

Cap tidak mengenakkan itu mulai kusandang ketika terpilih menjadi 'Ratu Kampus' dan menjadi incaran banyak pria. Akuā€”yang lebih banyak menolak pernyataan cinta merekaā€”menjadi bahan fitnah dan gunjingan, sehingga tidak ada lagi yang ingin menjalin hubungan denganku.

Para pria seolah jijik dan menghindariku sebisa mereka. Tentu saja, aku sakit hati. Aku merasa dikucilkan dari pergaulan kampus secara tidak adil. Nahas bagiku, kecantikan seperti sebuah kutukan.

Aku dihindari oleh kaum hawa. Kebanyakan dari mereka merasa iri dengan segala kesempurnaan rupa yang dimiliki olehku. Konon, aku sangat cantik sehingga memang layak mendapatkan predikat Ratu Kampus.

Mereka bilang aku seperti bule. Mereka tidak salah. Ayahku memang seorang pria ras kaukasian berasal dari Kanada. Ibuku orang Indonesia. Bisa dibilang, aku adalah gadis blasteran.

Kata mereka aku serupa dewi yunani dengan paras mempesona yang memikat banyak mata. Sayangnya, kepribadianku yang tertutup dan juga terkesan dingin, membuatku menjadi sasaran fitnah para pria yang kutolak cintanya.

Sampai suatu ketika, Seno datang membelaku, dan benih-benih asmara mulai tumbuh di antara kami. Meski sempat diingatkan, aku bergeming. Aku tetap memilih Seno sebagai pasanganku. Sahabatku pernah menyangsikan perilaku Seno yang terkesan janggal. Namun, aku menepis praduga itu dengan penerimaan.

Seno Adhijaya. Mahasiswa teknik berambut klimis dan sangat manis itu berhasil merebut hatiku. Hingga, aku bersedia menyerahkan semuanya, termasuk mahkota kesucianku. Malam panas itu berlangsung beberapa jam saja, namun penderitaanku setelah insiden itu, sangatlah lama.

Saat ini, aku harus menelan pil pahit akibat dikhianati suami sendiri ketika sudah berbadan dua. Perasaan sakit bercampur sedih mendera hatiku. Aku bahkan hampir pingsan ketika melihat adegan perselingkuhan mereka berdua. Jantungku berdegup kencang tak karuan.

Benar dugaanku. Olivia. Wanita itu. Rivalku sejak dulu, adalah selingkuhan suamiku, yang tidak pernah kutahu. Dua orang itu begitu tega melukaiku dengan melakukan tindakan yang memalukan seperti itu.

Seno, ketika sudah di puncak pimpinan perusahaan, menjadi gelap mata, dan mulai bermain gila. Padahal, ia berjanji kepadaku untuk menemaninya mewujudkan mimpi-mimpi yang belum sempat digapai karena faktor biaya.

Ketika susah ditemani dengan setia, ketika sukses, aku dibuang begitu saja. Seno, sungguh suami laknat!

***

"Lara. Aā€”aku bisa jelaskan." Seno tetap bersikeras merasa tidak bersalah.

Padahal, situasinya sudah semenjijikan itu. Ia bahkan tidak memakai baju dan di sebelahnya, ada wanita setengah telanjang yang sedang tersenyum penuh ejekan.

Sorot mata Oliviaā€”wanita ituā€”memancarkan kepuasan tatkala melihatku yang sedang menderita dan kesakitan.

"Teā€”ganya, kalianā€¦"

Aku benar-benar tidak mengira, buah kesetiaanku hanya dibalas oleh pengkhianatan saja. Sia-sia aku selama ini percaya dan menepis firasat buruk yang senantiasa datang. Ternyata, suamiku memang benar-benar memiliki hubungan gelap dengan sang sekretaris yang sempat aku tolak kehadirannya dalam bisnis kami.

Jika saja waktu itu, aku tegas menolak permohonan suamiku, akankah situasinya menjadi berbeda?

***

"Apa kau akan meminta cerai darinya? Biarlah suamimu itu untukku saja," ucap Olivia dengan angkuhnya, ketika ia menginjakkan kaki di rumah mewahku dengan dalih sedang mengantarkan surat penting untuk bosnya.

"Lancang!"

Aku hampir saja menamparnya, namun aku harus menahan diri agar janinku tidak lagi terkejut dan mengalami bahaya tinggi.

"Aku tidak akan pernah menceraikannya. Tidak akan! Meski kalian bergumul hingga ke neraka. Aku tetap akan mempertahankan pernikahan ini!"

Aku membanting keras pintu rumah dengan derai air mata dan juga keterkejutan yang tak terkira.

Bi Yaniā€”pelayan pribadikuā€”berpura-pura tidak mendengar apa pun. Aku sangat menyukai kesantunannya. Ia hanya bereaksi ala kadar, kemudian menawarkan minum untuk menenangkanku yang sedang terguncang. 

Dengan kekuatan yang tersisa, meski masih merasakan debaran jantung dan juga amarah yang belum juga sirna, aku mengutuk mereka berdua.

"Seno. Olivia. Tunggu saja. Aku akan membalas kalian!"

De Lilah

Ayo kirimkan gem untuk cerita ini agar naik ke beranda! Terima kasih!

| Sukai

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status