Share

Bab 19 # Orang Kaya Baru

Aku melongo mendengar perkataan Ibu Mertua. Dia memang seperti itu, tetapi aku tak suka mendebatnya. Pertengkaran kami tidak akan menguntungkan siapa-siapa. Aku harus bersabar, demi janin yang ada di perutku.

"Kalau udah tau hamil tuh, dijaga badannya. Jangan sembrono! Ngerepotin orang aja!"

Ibu masih mengomel tanpa memandangku. Ia bahkan hanya melirik sekilas, kemudian kembali merapikan riasannya dengan bedak kecil yang selalu dibawa kemana-mana.

Saat ini, kami sudah berada di mobil untuk menuju ke rumah. Rumahku, mungkin? Atau rumah ibu mertua? Aku juga belum menanyakannya.

"Ma, kita mau ke rumah siapa?" tanyaku penasaran.

"Dasar kamu itu! Tadi diomelin, diem aja, sekarang malah nanya-nanya."

Aku terdiam. Sulit sekali berbicara kepadanya. Aku menjadi serba salah.

"Kita mau ke rumah utama. Memangnya di rumahmu ada yang mengurusmu? Pelayan aja ngga ada, suamimu kan juga dinas luar terus."

"Tapi, Ma—"

"Udah! Jangan ngeyel! Kalau bukan Nenek yang nyuruh, aku juga malas jemput kamu! M
De Lilah

Suka cerita ini? Kirimkan Gem 💎 untuk mendukung penulis. Terima kasih telah membaca!

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status