Share

48. Kangen

Sore yang cerah telah berganti menjadi gelap. Bian belum pulang dari mini market. Hal itu membuat Dea kebingungan.

"Ma, kenapa Kak Bian lama sekali, ya? Tadi katanya cuma sebentar."

Dea semakin merasa risau. Perasaannya sudah tidak enak. Ia takut terjadi apa-apa dengan suaminya.

"Kamu yang sabar ya, Dea. Coba hubungi nomornya dan cepat suruh pulang."

"Baik, Ma."

Dea segera mencari ponselnya. Ia mencoba menghubungi Bian dan ternyata ponsel suaminya tertinggal di meja nakas.

"Yah, Ma. Ponsel Kak Bian ketinggalan. Bagaimana ini?" Dea semakin risau. Harusnya ia bahagia karena hubungan semakin dekat.

"Sudah. Kita tunggu saja. Sebaiknya kita berdo'a agar Bian baik-baik saja."

Dea mengangguk cepat. Ia sampai belum mau minum obat yang harusnya sudah ia konsumsi.

"Apakah sebaiknya kita menyusul Kak Bian, Ma? Seharusnya Kak Bian berada di tempat yang tidak terlalu jauh dari sini," ungkap Dea kepada sang mama.

"Suasana sudah gelap, Sayang. Mama tidak mau nanti kamu kenapa-napa. Mama yakin Bian a
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status