Share

Bab 5

Author: Rani
last update Last Updated: 2024-01-31 12:23:28

"Aku dimana?" Aisyah melihat kesekeliling ruangan, ia mengernyit bingung ketika tidak mengenali ruangan tersebut.

"Non udah sadar?" Seorang perempuan paruh baya mendekati Aisyah dengan membawa nampan berisi bubur dan segelas air putih.

"Aku dimana, Bi?" tanya Aisyah kepada perempuan tersebut,

"Non lagi dirumah Tuan Alex," jawab Bi Asih--maid di rumah tersebut.

Aisyah bingung kenapa ia bisa berada di rumah ini dan siapa Tuan Alex? Sepertinya ia tidak mengenali lelaki itu.

"Non istirahat saja disini, bibi sudah membuatkan bubur untuk Non, sebentar lagi Tuan Alex akan pulang," ujar Bi Asih lembut.

"Makasih Bi." Aisyah tersenyum, ia sangat berterima kasih dengan lelaki itu karena telah menolong dirinya.

"Bibi keluar dulu, jangan lupa buburnya dihabiskan, kalau butuh sesuatu panggil aja Bibi," ujar perempuan tersebut sebelum meninggalkan Aisyah.

Aisyah memakan bubur dengan lahap kebetulan perutnya memang belum diisi dari pagi.

Selesai makan, Aisyah ingin berjalan keluar kamar, namun tiba-tiba kepalanya terasa pusing, badannya sangat lemas, beruntung ada seorang lelaki yang dengan sigap menangkap tubuhnya sebelum ia jatuh ke lantai.

Mereka terdiam untuk beberapa detik, mata keduanya tidak sengaja bertemu, tatapan itu seperti tidak asing bagi Aisyah, namun ia langsung menentang keras pikirannya karena tidak mungkin lelaki dihadapannya ini orang yang sama dengan dipikirannya saat ini.

"Ma-maaf dan makasih udah nolongin aku," ujar Aisyah gugup.

"Kamu ga papa? Kalau ada yang sakit bilang aja biar kita cek ke dokter." Lelaki itu sangat khawatir dengan keadaan Aisyah.

"Aku ga papa, makasih kamu udah dua kali nolongin aku," ujar Aisyah tidak enak hati, mereka tidak saling kenal, namun lelaki itu mau menolong dirinya.

"Maaf aku harus pergi dari sini, maaf juga udah ngerepotin kamu," ujar Aisyah.

"Kamu istirahat aja dulu, anggap aja rumah sendiri, kalau perlu sesuatu panggil aja aku atau Bi Asih," ujar lelaki itu tersenyum tulus.

"Engga usah, aku engga mau ngerepotin kamu apalagi kita kan baru kenal, emangnya kamu engga takut kalau aku orang jahat?" tanya Aisyah.

"Engga lah, aku tahu kamu orang baik," jawabnya tersenyum.

Lagi dan lagi Aisyah merasa tidak asing dengan senyuman tersebut, ia pernah melihatnya, namun ia tetap meyakinkan hatinya bahwa lelaki dihadapannya ini bukan lah orang yang sama dengan masa lalunya.

"Tetap aja aku engga mau merepotkan kamu," ujar Aisyah tetap kekeuh dengan pendiriannya.

"Keras kepalanya tidak pernah berubah," ujar lelaki itu dengan suara kecil, namun tetap terdengar oleh Aisyah.

"Eh maksudnya gimana?" tanya Aisyah bingung.

"Ah ga papa, oh iya kenalin aku Alex." Alex mengulurkan tangannya lalu dibalas oleh perempuan tersebut.

"Aisyah," balasnya.

"Sekali lagi makasih sudah mau nolongin aku padahal kita engga saling kenal loh." Aisyah sangat bersyukur sudah dipertemukan dengan orang yang sangat baik.

"Kan emang sudah kewajiban setiap manusia menolong orang yang kesusahan," ujar Alex.

Aisyah tersenyum, ternyata masih ada lelaki yang sebaik Alex, ia sangat beruntung bisa dipertemukan dengan Alex yang sangat baik.

"Aku tetap mau pergi dari sini, engga enak kalau selalu ngerepotin kamu," ujar Aisyah.

Lelaki itu menghembuskan napas kasar. "Biar aku yang antar kamu, alamat kamu dimana?" tanyanya.

Aisyah terdiam, ia bingung mau pergi kemana. "Aku engga punya tempat tinggal, aku baru saja cerai dan diusir dari rumah," ujar Aisyah jujur.

Alex tersenyum tipis, sebenarnya ia sudah tahu dan sudah mencarikan tempat tinggal untuk perempuan tersebut.

"Ya udah biar aku bantu cariin, kalau engga salah di kompleks ini ada kontrakan kosong," ujar Alex, namun Aisyah hanya diam, ia takut kejadian yang sebelumnya terjadi kembali.

"Kenapa?" tanya Alex melihat Aisyah melamun.

"Ga papa, sekali lagi makasih," jawab Aisyah.

"Engga usah makasih terus dan tenang aja kali ini kamu engga akan dimaki-maki lagi." Alex langsung menutup mulutnya menggunakan tangan.

Aisyah semakin curiga dengan Alex, siapa lelaki itu sebenarnya? Kenapa sepertinya lelaki itu sangat mengenali dirinya?

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Disia-siakan Suami, Diratukan CEO Tampan   S2-Bab 14

    "Kenapa pada natap aku seperti itu? Aku ada salah?" tanya Rani sedikit tidak nyaman dengan tatapan dari mereka."Kita cuma kaget aja tiba-tiba kamu langsung ngajakin Gus Zizan nikah," jawab Bagas mewakili yang lain."Emangnya ada yang salah? Bukannya setelah lamaran harus segera menikah?" tanya Rani lagi."Tidak ada yang salah tetapi perkataan kamu itu sangat sulit untuk dicerna," jawab Ivan, sedangkan Zizan dan kedua orang tuanya hanya bisa bungkam."Aku benar-benar ingin segera menikah dengan Gus Zizan, tenang saja aku akan tetap menyelesaikan sekolah aku," ujar Rani berusaha meyakinkan."Menurut kamu definisi menikah itu seperti apa?" tanya Zizan. Sekarang hanya ada mereka berdua di ruangan tersebut. Orang tua serta sahabatnya sengaja keluar agar memberikan waktu untuk mereka berbicara empat mata."Menyatukan laki-laki dan perempuan di ikatan janji suci sehingga mereka hidup bersama serta diberikan keturunan yang soleh dan soleha."Zizan tersenyum, lalu berkata, "Menikah bukan hany

  • Disia-siakan Suami, Diratukan CEO Tampan   S2-Bab 13

    "Kenapa kalian diam? Tadi Abi dengar kalian sedang adu mulut bahkan terdengar hingga luar," tanya Abi.Diperjalanan ingin ke UKS melihat keadaan calon menantu, Abi dan Umi tidak sengaja mendengar suara seseorang yang terdengar seperti sedang adu mulut dan suara itu sangatlah mereka kenali, beruntung disekitaran sedang sepi jadi tidak ada santri yang mendengar, mereka mempercepat langkahnya agar segera sampai ke UKS.Sesampinya di dekat pintu UKS, mereka berhenti sejenak memastikan bahwa suara tersebut benar berasal dari dalam ruangan tersebut, mereka menghela napas dan perlahan masuk."Gapapa Abi, cuma sedikit kesalahpahaman saja," jawab Zizan akhirnya."Nak, di dalam suatu hubungan pasti selalu ada ujiannya apalagi sekarang kalian sedang berada di masa pertunangan yang sangat rawan akan cobaan, tetapi Abi selalu berharap agar kalian bisa melewati semua ujiannya bersama-sama dan menyelesaikannya dengan kepala dingin, jangan sampai ego kalian menghancurkan hubungan yang telah kalian ja

  • Disia-siakan Suami, Diratukan CEO Tampan   S2-Bab 12

    Rani terbangun lalu melihat jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 04.50, ia bergegas ke kamar mandi untuk mencuci muka dan berwudhu, ia harus segera ke Masjid sebelum teman asramanya datang biar mereka tidak curiga karena tidak melihat Rani di tempat tidur."Abi, Umi," sapa Rani ketika tidak segaja berpapasan dengan calon mertuanya tersebut."Bagaimana tidurnya nyenyak?" tanya Umi mengusap rambut Rani yang tertutup ketudung mocca tersebut."Nyenyak banget Umi," jawab Rani tersenyum mengembang."Kamu mau ke Masjid ya? Ayo kita bareng saja," ajak Abi, ia bahagia karena perlahan perempuan tersebut sudah bisa membiasakan dirinya di Pesantren dan terlihat Rani juga sudah rajin solat lima waktu, ia juga tidak pernah mendengar calon menantunya itu berbuat keributan."Maaf Abi tapi kayanya ga usah deh, Umi sama Abi duluan saja, Rani sungkan jika nanti ada santri yang lihat, bisa berpikiran macam-macam mereka karena aku dekat dengan kalian padahal notabenya aku santri baru di sini," jelas R

  • Disia-siakan Suami, Diratukan CEO Tampan   S2-Bab 11

    Jam sudah menunjukkan pukul 22.15 WIB Rani bersiap-siap untuk pergi ke rumah orang tua Zizan, ia berjalan sepelan mungkin agar tidak mengganggu para temannya yang sudah memejamkan mata."Kamu mau kemana?" tanya Najwa yang terlihat sudah berdiri dari tempat tidur.Rani membalikkan badannya, ia tersenyum gugup. "Eh kamu mau ngapain?" tanya Rani balik bertanya."Seharusnya aku yang tanya kamu mau kemana? Kok kaya mencurigakan gitu?" tanya Najwa dengan mata memicing. "Ayo jujur kamu mau kemana? Apa mau kabur?""Ihh kamu ini suudzon mulu, aku mau ke dapur ambil minum," jawab Rani gugup."Kamu mau kemana?" tanya Rani masih penasaran kenapa perempuan itu terbangun."Aku mau ke toilet," jawab Najwa."Oh ya udah aku pergi dulu ya, kebetulan stok minum aku udah habis," ujar Rani beralasan, ia yakin kali ini alasannya sedikit meyakinkan."Jangan lama-lama biasanya nanti ustadzah datang untuk melihat para santri, bisa bahaya kalau kamu ga ada di asrama," ujar Najwa, benar saja terkadang ustadzah

  • Disia-siakan Suami, Diratukan CEO Tampan   S2-Bab 10

    "Tidak baik marahan terlalu lama," ujar Umi membuyarkan lamunan Rani."Eh Umi," ujarnya tidak lupa mencium tangan yang hampir keriput tersebut."Kenapa? Sini cerita sama Umi, apa Zizan menyakiti perasaanmu sehingga kalian marahan seperti ini?""Engga kok Umi, Gus Zizan ga pernah menyakiti aku tapi hanya saja aku butuh waktu untuk mencerna semua yang terjadi, jujur aku sedikit merasa tersindir dengan kajian Zizan tadi Subuh, aku tahu aku telah melakukan kesalahan besar tapi aku belum bisa untuk melupakannya begitu saja.""Umi paham bagaimana perasaanmu dan Umi percaya perlahan kamu akan bisa terbiasa dengan Zizan, kalian hanya kurang komunikasi saja makanya masih terlihat canggung dan untuk masalah pacar kamu yang di kota, sekarang kamu masih berkabar tidak dengannya?"Rani menggeleng, ia tidak tahu bagaimana kabar lelaki tersebut, bahkan Fero sepertinya tidak punya niatan untuk mencari keberadaan dirinya."Sebaiknya kamu solat istikharah minta petunjuk kepada Allah karena tempat yang

  • Disia-siakan Suami, Diratukan CEO Tampan   S2-Bab 9

    "Rani bangun, kita solat subuh dulu yuk," ujar Nada membangunkan perempuan yang baru saja menjadi sahabatnya itu."Bentar lagi Nad," ujar Rani dengan mata yang masih terpejam, ia baru saja bisa tidur tetapi malah dibangunkan oleh Nada."Ini udah masuk waktu subuh Ran, ayo kita ke musholla, nanti telat loh," ujarnya memaksa perempuan itu untuk bangun.Rani duduk, ia bersusah payah membuka matanya. "Emangnya harus banget ya kita solat Subuh berjamaah? Apa ga bisa nanti aja? Aku masih ngantuk," tanyanya dengan suara khas orang bangun tidur.Nada menghela napas, ia harus memperluas kesabarannya menghadapi perempuan dihadapannya ini."Kita sebagai umat muslim harus segera melaksanakan solat lima waktu terutama solat Subuh karena banyak keistimewaan dan manfaatnya.Dalam sebuah Hadis riwayat Ibnu Majah dan Thabrani mengatakan barang siapa salat subuh berjamaah, maka dia dalam perlindungan Allah. Selain itu kita juga akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda, pahala tersebut tidak hanya di

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status